Share

2. Nona Muda Morris

Jonathan memperlakukan Adam dengan sangat baik. Tidak hanya melunasi hutang peninggalan ayahnya, biaya pengobatan ibu dan pendidikan kedua adik perempuannya, ditanggung oleh Jonathan.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Maaf, Tuan."

"Saya menggajimu untuk bekerja, bukan untuk melamun, ingat itu!"

"Baik, Tuan."

Jonathan telah duduk di kursi kebesarannya. Kantor Smith Corporation berada di puncak gedung tertinggi di kota Rivera. Siapapun pasti tahu jika perusahaan milik Jonathan adalah perusahaan nomor satu di negara ini. Tidak heran jika banyak orang seperti Alfonso ingin menjatuhkan pebisnis nomor satu itu.

"Tuan," panggil Adam.

"Ada, Apa?"

"Nona Moris …."

"Ada apa dengan, gadis itu?" Magdalena Morris putri tunggal dari Perdana mentri yang sejak lama jatuh cinta kepada Jonathan. Gadis muda berumur 23 tahun itu mengagumi Jonathan yang berakhir jatuh hati kepadanya. Pertemuannya dengan Jonathan lima tahun yang lalu, saat ia hendak mengajukan surat izin usaha untuk anak cabang perusahaannya di kota lain. 

Saat itu, Magdalena yang sedang dikejar oleh segerombolan pemabuk ditolong oleh Jonathan ketika dalam perjalanan ke rumah Perdana mentri Abraham Morris.

Magdalena yang menangis ketakutan langsung menghambur memeluk, Jonathan. Setelah anak buahnya menghajar para pemabuk itu hingga babak belur. Saat ditanya rumahnya, gadis itu mengatakan alamat yang sama dengan tujuannya malam itu.

"Nona?"

"Magdalena Morris."

"Putri dari Tuan Abraham Morris?" tebak Jonathan.

Magdalena mengangguk.

Jonathan memandangnya tanpa ekspresi. Gadis itu sangat cantik, berambut pirang, bermata biru terang, berkulit putih dan mempunyai postur tubuh yang ideal. Model impian dari semua laki-laki. Namun Jonathan tidak pernah tertarik dengan wanita. Dalam hatinya hanya ada bisnis dan kekuasaan. Kehidupan suram di masa lalu karena hidup susah, membuat hatinya mengeras tanpa perasaan.

Jonathan akhirnya mengantar Magdalena pulang ke rumahnya, sejurus dengan tempat yang akan ia kunjungi malam itu. Mereka duduk berdampingan di jok mobil belakang. Jonathan duduk tegak menghadap ke depan dengan ekspresi wajah yang dingin. Sedangkan Magdalena, mencuri pandang, melirik dengan ekor matanya kepada dewa penolongnya. Rasa takjub dan kagum sudah ia rasakan sejak dari awal melihatnya. Cara Jonathan memerintahkan anak buahnya untuk melumpuhkan gerombolan pemabuk tadi, membuat gadis itu ingin mengenal lebih jauh laki-laki berwajah tampan namun sangat dingin itu.

"Nona Morris, sudah sampai."

"I-iya," Magdalena tersentak kaget karena sedang melamunkan orang yang berada di sebelahnya.

Mobil Rolls-Royce berwarna hitam milik Jonathan itu sudah berhenti tepat di depan pintu mansion Perdana mentri Abraham Morris. Penjaga gerbang yang sudah diberitahu oleh asisten pribadinya, Abraham, langsung membuka pintu setelah membaca plat nomor mobil Jonathan yang sangat identik, RR 100. Nomor spesial yang sudah terkenal karena pemiliknya.

"Selamat datang, Tuan Smith. Tuan Besar sudah menunggu Anda di dalam." asisten pribadinya Abraham, menundukkan kepala sebagai tanda hormat dan mempersilahkan laki-laki terkaya di negara Georgia. Namun matanya menyipit setelah melihat gadis cantik yang berdiri di belakangnya Jonathan.

"Nona Muda, apa yang telah terjadi dengan Anda? Kenapa Anda bersama dengan Tuan Smith?"

Tbc

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status