"S-sungguh, aku tidak tahu." Air mata Maria jatuh berderai, bukan ini yang ia inginkan. Kenapa hubungannya dengan Jonathan semakin rumit. Dulu gadis itu berpikir jika Jonathan akan menjadi miliknya setelah ia menyelamatkan nyawanya. Namun sekarang kebalikan dari harapannya.***Sepuluh tahun yang lalu.Sejak peristiwa insiden penembakan di taman yang berakhir Jonathan dan Maria harus dioperasi karena luka tembak yang diderita keduanya. Hubungan mereka semakin dekat. Walaupun awalnya Jonathan lah yang berjasa menyelamatkan nyawa Maria. Namun di akhir, Maria juga menyelamatkannya dengan membawanya ke rumah sakit secara tepat waktu sehingga nyawa Jonathan tidak melayang karena kehabisan darah. Jonathan membiarkan Maria di sampingnya walaupun ia tidak pernah membalas pernyataan cintanya."Jonathan, nanti malam datanglah ke rumahku. Papaku mengadakan sebuah pesta besar untuk merayakan keberhasilan bisnisnya yang baru." ajak Maria."Hem … pesta?" jawab Jonathan dengan nada dingin seperti bia
Anna berteriak setelah melihat suaminya ditendang dan sekarang tubuhnya tersungkur di tanah. Merintih menahan sakit di perutnya."Jangan sakiti suamiku!" Anna memasang badan, menghalangi laki-laki itu yang akan melayangkan kakinya kembali ke perut Jonas. Ia tidak rela jika suaminya menjadi korban kebengisan orang-orang tamak seperti mereka."Ayah, Ibu!" Jonathan menangis ketakutan melihat keadaan kedua orang tuanya."Sekarang enyahlah dari rumah ini. Sesuai perjanjian yang sudah kau tandatangani, jika sudah jatuh tempo selama dua bulan berturut-turut. Maka rumah dan perusahaanmu yang sudah jadi jaminan menjadi milik kami" Anak buah rentenir itu meatap tajam Jonas yang terkapar di tanah."Jika kalian mencoba lapor atau berbuat hal yang merugikan kami. Kami tidak akan segan-segan untuk membunuh putra kalian di hadapan kalian. Cam kan itu!" Laki-laki bertubuh tambun itu meludahi Jonas sebelum pergi dan membawa serta bulldozer dari halaman rumahnya Jonathan."Ayah, Ibu." Jonathan menghampi
Delapan tahun lalu, saat pulang sekolah. Jonathan, bermaksud membantu ibunya bekerja. Anna bekerja menjadi cleaning service di instansi pemerintah. Ia bertugas menyapu dan mengumpulkan sampah di taman-taman kota dan pinggiran jalan raya.Jonathan menggantikan ibunya untuk menyapu bagian lorong sungai yang kering disaat musim panas. Namun kegiatannya terhenti ketika Jonathan menemukan tubuh orang dewasa yang sedang terlelap di pinggir sungai dan sekujur tubuhnya bersimbah darah. Ketika Jonathan ingin pergi meninggalkan tempat itu. Sosok yang sedang terlelap itu membuka mata."T-tolong …."Jonathan menghentikan langkahnya. Ia berbalik lalu mengamati wajah yang penuh dengan bercak darah itu. Ada rasa kasihan melihat laki-laki itu, ia teringat dengan ayahnya yang dihajar oleh kaki tangan rentenir dan mengakibatkan luka dalam yang berujung dengan kematian. Namun mengingat pesan ibunya yang melarangnya berurusan dengan segala hal yang berbau kekerasan dan darah. Jonathan bergerak mundur ke b
"Kenapa kau menggangguku?" tanya Jonathan yang menahan perih di lututnya."Karena kau gembel, merusak pemandangan saja. Sekolah ini sekolahan mahal. Bagaimana bisa seorang gembel sepertimu sekolah di sini?""Singkirkan tanganmu!" Jonathan menepis tangan salah satu temannya yang terkenal paling jahil di kelas. Ia adalah salah satu anak dari pengurus sekolah tempatnya belajar. Selama ini Jonathan menghindarinya agar tidak terjadi perkelahian. Sifat semena-mena dan sering membully teman-temannya membuat Jonathan muak. Namun mengingat pesan ibunya dan keadaan ekonomi mereka, membuat Jonathan menahan egonya agar tidak ribut dengan Mario, si tukang bully."Kenapa?" Mario mencengkram kerah bajunya Jonathan. "Kau ingin melawan, hah?" ejek Mario.Jonathan mengepalkan tangannya, rasanya ingin sekali memukul wajah menyebalkan Mario."Aku bilang, singkirkam tanganmu!" Jonathan menggeram marah."Kalau tidak?" pancing Mario."Rasakan ini!" Jonathan membenturkan kepalanya ke kepala Mario. Cukup sudah
"Pak, saya tidak melakukannya. Mario lah yang telah mengganggu dan melukai saya." protes Jonathan yang tidak terima dirinya telah difitnah oleh mereka."Jonathan Smith, Mario terluka dan banyak saksi menyebutkan kau lah pelaku kekerasan kepadanya. Sedangkan dirimu sehat-sehat saja."Jonathan terdiam, ia kalah telak. Rasanya sia-sia menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada mereka. Jika mereka telah meyakini pernyataan Mario adalah suatu kebenaran."Segera bereskan barang-barangmu dan keluar dari sekolah ini dengan segera. Maaf, kami tidak bisa merekomendasikan sekolah baru untukmu. Karena kasusmu adalah pembullyan terhadap siswa lain." ucap kepala sekolah dingin."Jonathan tidak ada pilihan lain selain menuruti permintaan dari kepala sekolah."Tunggu dulu, kau juga harus minta maaf kepada Mario. Kau tidak boleh pergi begitu saja. Kau sudah melukainya.""Minta maaf?" wajah Jonathan menggelap. Ini sudah di luar batas. Dirinya sudah menerima jika dikeluarkan. Tapi kalau harus meminta ma
"Sudah?" tanya petugas polisi.Jonathan mengangguk, "terima kasih, Pak.""Kembali ke sel sampai pengacaramu datang untuk membebaskanmu.""Baik, Pak." Jonathan kembali melewati Mario yang menatapnya lekat.Tidak lama kemudian, Dante tiba di kantor polisi bersama satu orang pengawal pribadinya dan seorang pengacara. Ia langsung berbincang kepada petugas kepolisian."Mario, ayo pulang. Urusan kita sudah selesai di sini." ajak Vernando yang baru datang dari ruang sebelah."Baik, Pa."Baru saja kedua ayah dan anak itu melangkahkan kaki keluar dari kantor polisi. Seorang petugas polisi memanggil nama mereka."Tunggu dulu, Tuan Garcia." Vernando dan Mario menoleh.Anak Anda, Mario. Harus menjalani tes visum sekarang juga bersama tertuduh, Jonathan Smith." tubuh Vernando menegang mendengar kata visum. Jika hal ini dilakukan, maka …"Tuan Garcia, silakan bawa Putra Anda masuk ke dalam." titah polisi."Ayo," Vernando menyeret Mario kedalam dengan kuat."Aduh, Pa. Pelan-pelan," protes Mario yang
Jonathan terdiam lalu ia menoleh, senyum terbit di bibirnya. "Kenapa tidak? Saya rasa menjadi anak angkat Paman Dante, tidak terlalu buruk." "Hahaha … anak cerdas. Bagaimana kalau sekarang aku antarkan pulang."" Ayo, Paman. Tapi seperti biasa, aku akan turun di perempatan." "Terserah kau saja."***Keesokan harinya.Kasus persidangan pun dimulai. Jonathan yang dibantu oleh Dante tidak menemui kesulitan apapun dalam menuntut Mario dan kawan-kawannya. Dengan bukti dan saksi serta rekaman dari CCTV, Jonathan dengan mudah membuktikan bahwa Mario adalah pelaku pembullyan yang sebenarnya. Dan untuk nasib dari Vernando, kepala sekolah memecatnya secara tidak terhormat. Kepala sekolah juga mengembalikan status Jonathan menjadi siswa di sekolah itu. Sedangkan teman-teman Mario dikeluarkan dari sekolah karena terlibat dalam kasus pembullyan.kejadian tersebut tidak diketahui oleh ibunya Jonathan, dan ia juga tidak menceritakan kejadian tersebut kepada wanita itu. Takut jika ibunya melarang da
Jonathan terperangah melihat pemandangan di depannya. Tampak, Dante berusaha keluar dari mobil dengan Luka berdarah di sekujur tubuhnya. Salah satu anak buahnya juga keluar dari mobil sedangkan yang lainnya sudah tidak bernyawa. Beberapa unit mobil di depan mereka, langsung berhenti. Segerombolan orang keluar dari dalam mobil dengan membawa senjata api berjalan ke arah Dante. Dengan sigap, Rocky menghampiri Dante setelah melancarkan serangan kepada orang-orang yang akan mencelakai Dante.Baku hantam pun terjadi, beberapa orang gerombolan itu jatuh terkapar di jalan setelah terkena tembakan. Begitu pula dengan beberapa teman seperjuangannya Rocky. Laki-laki itu memerintahkan Jonathan untuk tetap bersembunyi karena dia masih kecil dan belum berpengalaman di medan pertarungan. Rocky berusaha menyelamatkan Dante tapi berakhir sia-sia karena jumlah yang terlalu banyak di pihak musuh. Rocky kewalahan dan kini pistolnya telah kehabisan peluru.Keringat bercucuran membasahi tubuhnya Rocky, ia