Share

Bab 66 Sah

“Astaghfirullahaladzim …,” lirih Li seraya mengusap wajah.

Sorot matanya pun berubah redup. Ia mengalihkan setelah beberapa detik menatapku.

“Eh, ada calon penganten. Silakan duduk,” sambut Hans mencairkan suasana.

“Iya, Li silakan duduk dulu.”

“Maaf, apa saya mengganggu?” tanyanya formal.

“Ah, Bos ini kayak sama siapa saja. Tadi aku hanya bantu Salma pilihkan kebaya.”

“Oh. Iya silahkan bisa dilanjutkan kembali.”

“Sudah kok. Eh Sal, aku mau balik ya! Soalnya harus mangkal lagi.”

“I-iya.”

“Panggilkan Qia, dong!”

Aku gegas mengambil Qia yang baru selesai dibersihkan dari pup oleh Lidia. Segera kukenakan lagi diapersnya.

“Siapa yang datang?” tanya Lidia.

“Li,” jawabku pelan.

Kami pun kembali ke ruang depan.

“Qia anak Papa yang paling cantik, Papa pulang dulu, ya! Nih, sekarang mainnya dengan papa baru.”

“Pa, pa, pa,” celoteh Qia.

Hans menciuminya dan kemudian pamit pulang.

“Eh, ada Teh Lidia juga?”

“Hmm … kamu pikir tadi aku hanya berdua gitu dengan Hans?”

“He … bukan apa-apa, kalau berd
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status