Share

Bab 74 Masalah Daffa

Aku dan Irsyad tentu panik saat Qia mengatakan kalau Daffa hilang. Orang dalam rumah semua berlarian mencari ke setiap sudut. Termasuk kami sebagai orang tua baru. Daffa benar-benar tak ditemukan.

Lemas. Tungkaiku mendadak tak ada daya dan melorot ke lantai.

“Dek!” Irsyad memburu dan memapahku untuk duduk di sofa.

Sedangkan salah seorang asisten rumah bergegas membawakan segelas air minum.

“Bang, kenapa Daffa pergi? Kemana dia? Bukankah ini baru pertama kali di Bandung? Kalau dia diculik atau dalam bahaya gimana?” Aku mencecar suami dengan segala pikiran burukku.

Sungguh tak pernah terpikirkan jika Daffa akan pergi dari rumah. Dia tampak baik-baik saja dan tidak keberatan. Lalu hal apa yang membuat ia akhirnya memutuskan pergi? Kepala ini sakit sekali saat berusaha mencari jawabannya.

“Tuan, apa kita nggak lapor polisi saja?” saran satpam rumah kami.

“Belum 24 jam. Tidak bisa,” tangkas Irsyad.

“Lagian, kenapa juga sampai tidak ada yang melhat Daffa pergi?” Nadaku ngegas kal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status