Jeslin pada akhirnya patuh kepada kakak iparnya tersebut, memilih mengikuti langkah kaki laki-laki itu bergerak keluar dari pintu elevator menuju ke arah ruangan di bagian sisi sebelah kanan secara perlahan."ini mungkin sedikit berat aku akan minta seseorang untuk mengajarkan jika kamu tidak bisa mengerjakan pekerjaan untuk seorang sekretaris pada hari pertama masuk " Dominic bicara pada adik iparnya dengan cepat tanpa menoleh ke arah jeslin, dia terus melangkah menuju ke arah depan bergerak mendekati ruangan kerja miliknya yang ada di ujung bagian sisi kanan di mana mereka berjalan.perempuan itu memutuskan untuk tidak lagi membantah ucapan laki-laki yang ada di sampingnya tersebut yang bergerak menggenggam orang telapak tangannya begitu mendominasi seolah-olah menguasai dirinya dan berkata kepada dunia tidak akan pernah melepaskannya.Jeslin membiarkan laki-laki tersebut berbuat sesuka hatinya di mana saat ini dia sedang berusaha untuk merencanakan sesuatu agar bisa lepas dari ceng
Dalam pemikiran Jeslin tentang ruangan tersebut, pada akhirnya perempuan tersebut berkata."Aku pikir itu toilet" dia menjawab asal kemudian mencoba untuk membuang pandangannya."Toilet ada di bagian tempat yang berbeda di sisi bagian kanan di ujung sana" gandum milik menjawab dengan cepat apa yang diucapkan oleh Jeslin.Mendengar apa yang diucapkan oleh laki-laki itu bola mata Jason langsung mencari arah yang dimaksud oleh kakak ipar nya tersebut, bola matanya benar-benar menangkap satu tempat yang terdapat sebuah pintu kaca yang cukup cantik, terlihat jika itu adalah pintu kamar mandi.Pada akhirnya dia percaya toilet ada di tempat yang berbeda kemudian dia kembali melirik ke arah bagian kirinya di mana pintu pertama yang dia lihat tadi cukup membuatnya ingin tahu."Mungkin itu ruangan kerja lainmu yang tidak ingin para karyawan tahu" lagi perempuan tersebut menjawab asal kemudian dia berusaha untuk mencari arah mejanya.Dominic hanya menaikkan ujung bibirnya kemudian dia membiarkan
Disisi lain.Setelah memastikan Dominic dan adiknya pergi bekerja, Nayla terlihat bergerak dengan cepat menuju ke arah sisi Utara untuk menemui seseorang di ujung sana. Dia terburu-buru membawa mobil nya menjauh, bergerak menuju ke sebuah tempat yang sulit untuk di jangkau orang-orang.Begitu tiba di sebuah tempat yang jauh dari pusat kota, perempuan itu langsung masuk ke sebuah bangunan yang disekelilingnya ditutupi tembok tinggi. Nayla menepikan mobilnya dan bergegas turun dari sana dimana di depan bangunan tersebut sesosok laki-laki terlihat mengembangkan senyuman terbaiknya."Kamu cukup terlambat, sayang." Laki-laki tersebut menyambut Nayla, melebarkan kedua tangan nya dan menunggu perempuan itu masuk ke dalam dekapannya."Aku merindukan mu, Antonio." Dan Nayla memeluk laki-laki bernama Antonio tersebut, menenggelamkan dirinya dalam kerinduan yang menggebu.Dia Antonio, yah dia adalah laki-laki yang mengisi hari-hari Nayla yang sesungguhnya selama ini sejak dulu, dia adalah cinta
"Ohhh Antonio...ini Akhhhh"Kalimat demi kalimat yang meluncur di Balik bibir Nayla semakin menambah hasrat dan nafsu didalam diri Bram, laki-laki tersebut semakin mengencangkan pompahan nya."Oh sayang, kau masih sempit dan begitu nikmat, ohhhh." dia memuji Nayla berkali-kali selama sesi percintaan mereka dimana laki-laki tersebut berkali-kali membiarkan milik nya menghujam inti Nayla tanpa jeda.Entah berapa lama waktu berlalu hingga akhirnya Nayla merasakan dibawah sana seolah-olah akan ada yang tumpah, perempuan itu semakin menggila dengan teriakan-teriakan kecilnya, membuat Nayla semakin bersemangat memompanya dengan sempurna.Hingga akhirnya bisa Nayla pastikan sesuatu terasa akan kembali tumpah dibawah sana."Antonio...aku ingin keluar lagi." Desah Nayla sembari mengencangkan pegangan nya di lengan Antonio."Aku juga akkhhhh." Antonio menjawab sembari mengencangkan pompahan nya, sengaja menghujam inti Nayla dengan keras dan dalam.Hingga akhirnya Nayla benar-benar merasa dia ti
Perusahaan DominicRuang kerja Dominic.Jeslin boleh sedikit bernafas dengan lega karena kakak ipar nya cukup sibuk dengan pekerjaan nya sejak pagi tadi, dia pikir itu artinya tidak ada pemikiran mesum yang terjadi pada otak laki-laki tersebut saat ini dan itu mampu membuat Jeslin menarik nafasnya dengan lega dan baik.Dia bahkan terlihat fokus mencoba untuk memahami beberapa berkas yang diberikan oleh laki-laki tersebut kepada dirinya sejak pagi tadi gimana Dominik memintanya untuk mempelajari beberapa berkas sebelum dia benar-benar terjun menjadi sekretarisnya.Gadis itu berusaha untuk mempelajari dengan baik mayatnya sebagai seorang pekerja yang berusaha untuk menjadi profesional di dalam bidangnya. anggap saja dia sedang latihan dengan keadaan, dimana Jeslin berpikir satu hari setelah dia pergi dari sana ke depan nya dan berhasil menghindar dari Dominic dia pasti mampu melakukan banyak hal karena telah mempelajari apa yang harus dia pelajari sejak dini."Aku akan menandatangani be
Jeslin langsung membuang pandangannya, dia pikir apa yang dia pikirkan, Jeslin menggelengkan kepalanya dengan cepat."Apa yang aku pikirkan?." Batin Jeslin."Mungkin aku akan pergi sendiri untuk mengurusi persoalan ini jika semua tidak selesai tepat pada waktunya, 2 * 24 jam aku akan menunggu kabar dari kalian" suara Dominic kembali terdengar."Baik tuan" laki-laki yang ada di hadapan Dominic langsung menjawab dengan cepat sembari menundukkan kepalanya."Aku pikir ini adalah jam makan siang, anda dan istri anda sepertinya belum mendapatkan makan siang, tuan" dan sebelum laki-laki itu beranjak pergi di berusaha untuk mengingatkan Dominic. seolah-olah laki-laki tersebut tahu betul dengan kebiasaan buruk dari atasannya itu.Dan ketika Dominik mendengar laki-laki itu bicara soal makan siang seketika dia cukup terkejut dan langsung menoleh ke arah jam yang ada di pergelangan tangannya."Oh shit" seketika laki-laki tersebut mengumpat di dalam hatinya.Dominic pikir pekerjaan yang menumpuk
Mansion utama keluarga Jeslin,Makan malam."Jadi benar-benar akan pergi ke Swiss dan menyelesaikan proyek kerjasama disana?."Suara ayah Jeslin terdengar membaca keadaan di tengah makan malam semua orang."iya, jadi pa." Dominic menjawab seadanya."Itu...aku pikir ini memasuki cuaca musim dingin di sana, aku agak kesulitan jika menghadapi cuaca dingin, aku butuh tempat yang hangat dan bisa terserang demam atau bersin-bersin setiap kali ya berhadapan dengan cuaca ini terlalu dingin." Jeslin mencoba untuk mengambil kesempatan bicara sebenarnya dia ingin menolak ajakan dari kakak iparnya tersebut, mencoba menggunakan alasan atas kelemahannya agar dia tidak berangkat pergi bersama kakak iparnya tersebut.Mendengar apa yang diucapkan oleh jeslin, membuat Dominic agak menaikkan ujung alisnya."Ini bukan persoalan rumit, jangan khawatir soal apapun, kita akan mencari tempat tinggal yang cukup nyaman di mana tempat tersebut terdapat penghangat ruangan yang cukup ekstra dan juga perapian di d
mendengar apa yang diucapkan oleh kakak ipar nya soal kamar yang kursi sahaya tinggal satu jelas aja membuat perempuan itu mendengus dengan kesal dan menatap kearah laki-laki tersebut dengan tatapan tidak percaya, Jeslin langsung mendengus kemudian dia berusaha untuk menghela nafas nya kasar." mana mungkin hotel sebesar ini tidak menyisakan kamar," dia jelas aja tidak mempercayai ucapan kakak ipar nya, dia pikir laki-laki itu pasti membohongi diri nya." aku akan pergi untuk memastikan ya kembali dan aku yakin apakah mendapatkan kamar kosong untuk aku tempati nanti " dia jelas aja bersikeras menatap kearah dominic dengan tatapan tidak suka.Jeslin percaya jika dia pasti bisa mendapatkan kamar kosong di hotel berbintang lima tersebut, perempuan itu yakin itu hanya akal akal-akalan dari kakak ipar nya, dominic sengaja ingin membelenggu dirinya, sengaja mendapatkan satu kamar untuk mereka dan ingin membuat dia cukup kesulitan dengan keadaan.Dia yakin laki-laki tersebut pasti membuat da