“Maksudnya apa nih, kamu masih cinta sama dia,” tampak Dita sangat kesal melihat reaksi Mario saat melihat calon mantan istrinya.
“Aku gak ada maksud apa – apa, aku juga sudah tidak cinta sama dia , Dita” sangkal Mario saat kedapatan menatap terus ke arah Airin yang baru hendak menyeberang jalan sementara di sampingnya ada laki – laki kaya nan tampan menuntun Airin.
“Bohong, kamu pikir aku percaya begitu saja ! jelas sekali pandangan mata kamu itu fokus ke wanita udik itu, sampai harus mengerem secara mendadak, aku bukan wanita udik itu yang gampang dibodohi.”
Mario kembali menjalankan mobilnya untuk kembali ke kantor , tidak di hiraukannya ocehan dari Dita yang sepertinya begitu cemburu.
“Mas, dengar gak sih aku ngomong.”
“Iya, iya aku dengar, sudah dong jangan merajuk begitu, kenapa juga sih cemburu sama Airin kan aku lebih memilih kamu dibanding dia, sudah ya, ingat ! nanti
“Apa maksud kamu bicara seperti itu,Mario ?” tegur Rianti“Kamu membelanya mas ?” timpal Dita tidak terima jika Mario masih saja membela wanita yang dimatanya sangat kampungan itu.“Bu..bukan begitu maksudku, aku hanya mau kita tidak perlu berbicara berlebihan membahas Airin gak enak kan sama calon istriku bu,bagaimanapun juga aku bertanggungjawab menjaga perasaan calon istriku ini,” Mario berkelit dan memegang tangan Dita agar kebohongannya terlihat sempurna, jujur saja entahlah kenapa di hati Mario ada perasaan tidak terima jika keluarganya memutarbalikkan fakta soal Airin dan sepertinya Mario juga lupa, bahwa dia juga melakukan hal yang sama saat bersama Dita, dasar !.“ Airin itu masa lalu kita lupakan saja , lagipula tujuanku mengajak Dita kesini juga mau mengenalkan Dita pada ibu dan Lisa agar kalian jadi lebih akrab jadi buat apa kita membahas hal yang seharusnya kita lupakan.”“Iya kamu b
“Jadi laki – laki itu sama sekali belum mengajukan berkas perceraiannya ? apa sih maunya dia, dia sendiri sudah menggandeng wanita lain tapi enggan mengurus perceraiannya dengan Airin” Rafael ngomel – ngomel sendiri di ruangannya.Diam – diam tanpa setahu Airin, Rafael sudah meminta pengacara perusahaan untuk mengecek di pengadilan tentang berkas perceraian Airin dengan suaminya yang menurut informasi dari Airin sedang di urus oleh suaminya, namun nyatanya apa ? .Sedangkan Satya juga sudah memberitahukan gerak – gerik Mario di belakang istri sahnya meski sekarang mereka pisah rumah.Andai tidak ada meeting dengan kliennya dari Jepang yang sebentar lagi datang,ingin rasanya saat ini Rafael pergi menemui Airin dan menceritakan semuanya, namun bagaimanapun juga Rafael harus tetap berpikir dengan baik dan professional, benar kata Bima saat menyebutnya seperti orang gila saat bucin.Tanggungjawab yang besar di perusahaan se
Rafael yang tanpa rencana ke kantor cabangnya sekalian mengantar Airin tampak tidak suka mendengar karyawannya malah bergosip tentang wanita yang dicintainya itu.“Aku sudah mendengar perdebatan kalian, dan kamu ,” tunjuk Rafael pada Hani “Jika kamu masih mengulangi perbuatanmu maka aku pastikan kamu akan aku keluarkan dan aku akan black list nama kamu hingga tidak ada satupun perusahaan yang mau menerima orang sepertimu !”Suara tegas dan dingin dari bibir Rafael membuat Hani tampak shock sedang Desi dan yang lain malah senang jika si ulat bulu di kantor ini akan dipecat jika mengulangi perbuatannya.‘Ah pak Rafael terlalu baik, harusnya langsung pecat saja pak gak usah pakai dikasih peringatan begini’ umpat Desi yang tentunya hanya dia ucapkan dalam hati.“Kalian kembalilah bekerja di meja masing – masing,jam istirahat sudah selesai bukan.”“Baik pak” hampir bersamaa
“Kok kita berhenti disini mas ?” Airin merasa ragu untuk turun mengingat saat ini mereka ada didepan butik yang terkenal dengan pakaian mahalnya.Semalam saat Airin sedang bertelepon ria dengan Desi , sahabatnya itu mengingatkan agar Airin lebih berdandan sedikit, bajunya juga harus diperbaiki apalagi Airin sekarang kerja lebih banyak diluar bertemu dengan klien dan mendampingi pak bosnya, jadi Airin harus menyesuaikan diri.Jika semalam Airin sempat di ajak Desi ke salon untuk merubah model rambutnya hingga membuat Airin tampak lebih segar, begitupun dengan Kamila yang tadi pagi mengajari Airin untuk menggunakan make up , hingga penampilan Airin semakin membuatnya tampak memukau dan segar.“Iya, kita akan ke butik itu,” Rafael segera menggandeng tangan wanita cantik itu untuk masuk ke dalam butik langganan mamanya, benar saja kedatangan Rafael disambut hangat oleh karyawan di butik.“Koleksi terbaru pakaian formal dan non fo
“Papa…” ucap Rafael saat melihat pria paruh baya di depannya sedang di belakang Bramantyo ada Bima“Tumben papa kemari,” tanya Rafael tanpa menjawab pertanyaan dari papanya , jelas sekali Rafael sengaja melakukan itu agar terhindar dari pertanyaan papanya.“Papa hanya mampir tadi habis bertemu teman papa, emang tidak boleh?”“Ya boleh lah pa, oh ya Rin kamu bisa kembali ke tempatmu,” titah Rafael , Bima yang tahu akal – akalan dari sepupunya itu hanya memberikan senyum serta menjulurkan lidahnya pada sepupunya , beruntung posisi Bima ada di belakang omnya hingga sang om tidak bisa melihatnya, namun saat Rafael melototkan matanya kepada Bima jelas terlihat oleh papanya sendiri hingga membuat Bramantyo menoleh ke belakang dan melihat Bima hanya tersenyum.Bramantyo hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan keduanya.“Gak di rumah gak di kantor kalian ini sa
“Ma, apa Rafa tidak salah dengar ?” tanya Rafael tak percaya jika kedua orang tuanya memberikan restu.“Tentu saja kamu tidak salah dengar, hanya ada beberapa syarat yang kami minta dari kamu.”“Mama kamu benar, tapi kami minta agar kamu bisa menahan diri dulu biarkan dia menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu, jika kamu benar – benar mencintainya maka kamu harus bisa menjaga dirinya termasuk dengan menjaga jarak saat dia sedang dalam proses perceraian agar orang lain tidak berpikir salah dengan sekretarismu itu, ya misalnya dia dianggap punya pria idaman lain bisa jadi kan itu jadi hal yang dibahas oleh suaminya saat di persidangan.”Ucapan Bramantyo membuat Rafael mengeryitkan dahinya saja, jelas Rafael heran dia belum bercerita semuanya tetapi kenapa kedua orang tuanya malah sudah tahu.“Papa dan mama tahu darimana tentang sekretarisku ?” tanya Rafael tidak bisa menahan rasa penasarannya.&
“Mama tidak salah dengar kan , Dit ? kenapa harus cari suami orang sih Dita, kamu mau jadi pelakor hah,” hardik Wati kesal. “Ada apa ini ,” muncul Zain papa Dita yang tampaknya cukup terganggu dengan perdebatan dua wanita di rumahnya . “Suara kalian cukup menganggu papa.” “Anak kita pa ,pacarnya ternyata suaminya orang ,” keluh Wati pada suaminya. “Tuh papa lihat ! anak kita begitu antusiasnya mempersiapkan diri untuk menghadiri sidang perceraian pacarnya,” tunjuk Wati pada pakaian yang berserakan di atas kasur anaknya. “Benar begitu Dit, Mario itu suami orang ?” Dita hanya bisa mengangguk. “Papa gak nyangka ,Dita kalian ini ya ” kata Zain yang tak kalah kesalnya dengan istrinya. “Mama malu pa,punya menantu dari hasil merebut suaminya orang , mama gak mau Dita jadi pelakor pa,” “Aku bukan pelakor , rumah tangga mas Mario memang sudah bermasalah sebelumnya bukan salah Dita, tapi istrinya memang tidak bisa melakukan
“Kamu bicara apa sih mas,” tegur Airin tidak terima dengan ucapan suaminya, meski suara Airin pelan namun cukup terdengar dengan jelas di telinga Mario.Begitupun dengan keluarga Airin , mereka sama sekali kaget dengan ucapan pria yang masih berstatus menantunya itu.Namun sebaliknya justru wajah sumringah tergambar jelas di wajah keluarga Mario tak terkecuali Dita, sedangkan Wati serta Zain cukup lega mendengar keterangan Mario yang sama dengan penjelasan anak mereka, namun meski begitu keduanya tidak menunjukkan respon berlebihan.Tok Tok Hakim mengetuk palu seraya meminta semuanya tenang.“Saya mohon semuanya menjaga ketenangan di ruang sidang ini,” titah Hakim hingga tak lama kemudian suasana kembali hening, disudut lain tampak Haris memberikan senyum kepada kliennya sebagai isyarat agar kliennya tenang dan tidak terpancing.“Saudara Mario, apa saudara bisa mempertanggungjawabkan apa yang saudara omongkan ?”