Share

17

Fani dan Dira memilih bungkam daripada menjawab pertanyaan Falri. Mulut dua wanita itu seperti terkunci rapat-rapat.

"Ma, Kak, kenapa kalian tega?" Falri meneteskan air matanya usai mengucapkan pertanyaan ini.

Tetesan air mata disusul dengan tetesan air mata lagi. Wajah Falri sudah memerah dan basah karena menangis. 

"Kenapa kalian tega? Kenapa semua orang tega?"

Tubuh Falri merosot jatuh ke lantai. Dia menangis tersedu-sedu di bawah lutut Fani dan Dira.

Berbeda dengan Falri, Dira  dibuat menegang ketika Falri bersujud lutut di hadapannya sembari terus menyerukan kalimat lirih. Fani tak kuasa menahan tangis, dia mendekati Falri lalu memeluk adik semata wayangnya itu.

"Maaf." Hanya kata 'maaf' yang diucapkan Fani secara berulang-ulang. Fani merasa gagal sebagai seorang Kakak.

Dira masih diam. Tetapi air matanya tidak turut mengikuti egonya. Sebagai seorang Ibu, hati Dira merasa tercabik-cabik melihat keadaan anak putranya.

"Ka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status