Daniel lalu berjalan perlahan menuju dapur. Di dapur, terlihat seorang wanita sedang duduk di kursi, sambil menangis terisak- isak.
Menyadari tidak ada bahaya, Daniel menyelipkan kembali Deagle-nya, lalu menaruh daging ke di atas meja.“Ibu ada apa?” Tanya Daniel, sambil berjalan ke arah Ellen.Mendengar suara Daniel, Ellena berusaha menghapus air matanya.Daniel mendekat dan langsung meraih tangan Ellena.Ellena tersentak kaget. Namun, sebelum dia menanggapi, Daniel menarik dirinya ke pelukan.“Tidak apa-apa, Bu, sudahku bilang sekarang aku yang akan menjagamu.” Kata Daniel, sambil memeluk ibunya.Menurut ingatan “Daniel.” Ibunya sering menangis di siang, bahkan malam hari, alasannya, karena tidak cukup makanan untuk mereka makan. Namun, “Daniel” yang idiot itu tidak pernah berusaha menenangkan ibunya, dan hanya berlagak seolah tidak tahu.Mendengar perkataan Daniel. Ellena malah semakin menangis, dia merasa tidak berguna sebagai seorang ibu.Ellena menangis di pundak Daniel.Daniel hanya mengelus rambut hitam Ellena, supaya dia tenang dan berhenti menangis.Setelah beberapa saat, Ellena melepaskan pelukan Daniel, sambil mengusap air matanya.“Maafkan aku Daniel. Seharusnya, kamu memiliki hidup yang lebih baik. Namun, aku tidak bisa memberi yang terbaik untukmu.” Ellena berbicara dengan sedih.“Kau merawatku sendirian, bu. Hingga aku tumbuh dengan sehat” jawab Daniel, sambil mengusap air mata Ellena.“Aku yang akan bekerja mulai sekarang , jadi jangan khawatir lagi.” Sambungnya.“Terima kasih Daniel.”“Ibu, aku harus mandi dulu. ” Kata Daniel, sambil melepaskan pelukan ibunya.“Aku membeli daging untuk kita makan. Namun, jangan tanya dari mana aku mendapatkan uangnya. ” Sambungnya.Ellena hanya mengangguk. Dia mungkin tahu dari mana uang itu, sebab Daniel memiliki bau darahNamun Ellena tidak ingin menanyakan apapun tentang hal itu. Karena dia tidak mau menjadi penghalang bagi Daniel. Ellena berjanji akan mendukung apapun yang Daniel lakukan.Ellena menyingkirkan pikiran yang mengganggunya. Dan pergi ke dapur untuk memasak daging yang dibawa Daniel.Setelah 30 menit, Daniel keluar dari kamar mandi. Lalu berjalan menuju kamarnya.Hari sudah sore. Matahari sebentar lagi akan tenggelam.Daniel keluar dari kamar, lalu berjalan mrnuju dapur.Di dapur. Ibu Daniel sudah selesai memasak.Melihat Daniel berjalan ke arahnya. Ellena berkata sambil tersenyum “Ayo makan Daniel. Sebelum makanannya menjadi dingin. ”Daniel duduk di kursi. Di atas meja sudah ada steak daging, dengan beberapa sayuran di sekitarnya.Beberapa saat kemudian, mereka telah selesai makan. Seperti biasa, setelah makan Daniel membantu membereskan meja.“Ahh, aku hampir lupa. Ini uang untuk berbelanja. ” Kata Daniel, sambil memberikan 3 koin perak.Ellena kaget melihat 3 koin perak itu.Matanya berkaca-kaca, melihat hal itu Daniel mengusap rambut Ellena.“Jangan menangis, aku akan memberi lebih banyak dari ini nanti” Kata Daniel.Mendengar hal itu Ellena memeluk Daniel dan berkata “Ibu akan mendukung mu apapun yang kamu lakukan, tapi kamu harus berhati-hati dan jangan sampai terluka”Daniel mengelus rambut Ellena dan berkata “Ibu, pekerjaan ku pasti membuatku terluka tapi setidaknya aku berjanji tidak akan mati”Ellena hanya terdiam. Matanya berkaca-kaca. Dia mendekat lalu memeluk Daniel. Ellena hanya terdiam di pelukan Daniel. Setelah beberapa saat Daniel melepaskan pelukan Ellena.“Jangan terus bersedih seperti ini. Ibu tidak perlu bekerja lagi, karena, aku yang akan bekerja mulai sekarang.” Kata Daniel, sambil mengusap pipi Ellena.Setelah, mereka berbincang sebentar. Daniel pergi menuju ke kamarnya, ia harus mempelajari senjata jiwa. Agar bisa mendapatkan kekuatan untuk berkuasa di dunia ini.Di kamar, Daniel membuka buku panduan senjata jiwa sambil duduk bersila.Dunia Aesir adalah dunia magis, karena di dunia ini memiliki apa yang disebut mana. Mana adalah kekuatan alami yang dihasilkan oleh dunia Aesir yang akan diserap oleh tubuh manusia bahkan hewan.Mana yang terserap oleh tubuh akan mengembun dan membentuk sebuah bola kecil yang disebut inti mana.Inti mana inilah yang membuat seseorang bisa mengendalikan mana. Dengan mana orang tersebut dapat menciptakan api di tangannya.Namun tidak semua orang memiliki inti mana, hanya orang-orang yang berbakat saja yang dapat memiliki inti mana di dalam tubuhnya.Berbeda dengan kekuatan jiwa. Semua manusia memiliki jiwa, dan jiwa inilah yang menghasilkan kekuatan jiwa.Kekuatan jiwa seseorang dapat memanifestasikan sebuah senjata atau alat yang berasal dari cerminan jiwa tersebut.Akan tetapi, kekuatan jiwa harus cukup kuat untuk membangkitkan senjata jiwa. Jika kekuatan jiwanya lemah, maka dipastikan orang tersebut tidak akan pernah membangkitkan senjata jiwa.-Daniel terus membaca buku itu. Beberapa saat kemudian, Daniel menutup bukunya lalu memejamkan mata dan mulai bermeditasi.Dengan mata yang terpejam, Daniel berusaha untuk merasakan mana disekitarnya. Karena senjata jiwa membutuhkan mana untuk mengeluarkan serangan magis yang membuat mana menjadi penting dalam menggunakan senjata jiwa.-Beberapa saat kemudian, tubuh Daniel diselimuti dengan aura berwarna biru muda. Aura itu sedikit demi sedikit diserap oleh tubuh Daniel.Merasa ada yang berubah pada tubuhnya, Daniel membuka matanya."Apa ini yang disebut mana?" Gumam Daniel dengan heran ketika melihat mana yang menyelimuti tubuhnya."Hahaha... Kekuatan seperti ini yang aku butuhkan" Kata Daniel sambil menyeringai.-Dia memejamkan matanya lagi dan melanjutkan meditasinya. Karena menyerap dan merasakan mana hanyalah awal dari membangkitkan senjata jiwa. Masih ada dua tahap lagi yang harus Daniel lakukan.Bisnis Daniel di mulai. Beberapa toko di renovasi dan beberapa diubah sesuai keinginan Daniel. Walaupun dia sekarang hanya akan fokus pada bar dan toko kebutuhan sehari-hari, Daniel tetap akan terus memperluas bisnisnya. Kedua jenis ini tidak memberi banyak keuntungan. Namun, Daniel memiliki prinsip, kalau sesuatu yang besar berawal dari yang kecil. Sekarang dia tidak bisa melompati anak tangga, yang hanya bisa dia lakukan adalah menikmati prosesnya. - Dia juga dibantu oleh Sebastian yang memiliki pengalaman dalam berbisnis. Daniel memerintahkan Sebastian untuk menjalin kembali koneksi kepada orang-orang penting di kota. Seperti kapten penjaga kota atau pengusaha yang ada di kota Aretha. Memasuki lingkaran bangsawan tidak semudah seperti kelihatannya, karena itulah Daniel mencoba untuk menyambungkan koneksinya dari bawah. -"Bagaimana perkembangannya Sebas?" Tanya Daniel sambil membalikkan dokumen di meja. "Semua berjalan dengan baik master. Charles telah mengatasi semua hal ya
Dua bulan kemudian. Di malam hari yang dingin, ditemani dengan suara rintikan hujan. Daniel sedang duduk bersila, bermeditasi di kamarnya. Dia tidak pernah melewatkan meditasinya, ia selalu menyempatkan waktu untuk meditasi. Selain itu, Daniel selalu berlatih menggunakan kekuatannya. - Clang!.. Daniel mendengar suara pecahan kaca di benaknya. Tiba-tiba dia merasakan kekuatannya bertambah puluhan kali lipat. Mana mengamuk di sekitar tubuhnya. Namun, itu tidak berlangsung lama, sebelum menjadi tenang kembali. Dia perlahan membuka matanya. Tatapan Daniel menjadi lebih tajam, dengan pupil berwarna hitam, membuatnya tampak indah sekaligus menakutkan. "Apakah ini kekuatan tier 20? Rasanya sangat luar biasa" Gumam Daniel dengan takjub. Shwoosh.. Daniel tiba-tiba berubah menjadi kabut hitam lalu menghilang dari kamar. Dia tiba-tiba berpindah ke halaman belakang. "Hahaha.. Ini skill kedua yang kudapatkan dari heart of monarch.""Yah, dengan skill ini cakarku mungkin menjadi lebih berg
Di Malam hari yang dingin. Kesunyian menyelimuti Kota Aretha, karena jam malam diberlakukan untuk menghindari kejadian seperti kemarin. Suara langkah kaki memecah keheningan. Samar-samar terlihat tiga siluet yang berjalan di du kesunyian malam. Mereka berjalan masuk ke sebuah villa mewah. Di sana sudah ada Charles yang sedang menunggu di teras. "Kenapa kau sangat lama?" Tanya Charles. "Penjagaan kota sangat ketat, kami harus menunggu sampai para penjaga berhenti berpatroli" Jawab Daniel sambil membuka jubahnya. "Bagaimana? Apa mereka semua di sana?" Tambahnya. "Ya, mereka semua di sana, menunggu" Sahut Charles. "Kalau begitu, ayo. Aku ingin melihat seperti apa mereka" Ujar Daniel sambil tersenyum. -Sedangkan di ruang bawah tanah villa, terdapat sebelas orang yang sedang saling mengobrol. Meskipun ruangan ini berada di bawah tanah, interiornya sangat mewah, dengan hidangan enak disajikan di atas meja."Kemana dia pergi? Tidak, yang lebih penting, apa yang kita lakukan di sini?"
Tak lama pagi pun datang. Matahari menyinari dunia dengan hangat. Namun, pagi itu tidak seperti biasanya, orang-orang membicarakan tentang ledakan yang mereka dengan tadi malam. Seluruh kota menjadi gempar, ketika mereka tahu bahwa dentuman itu berasal dari mansion Viper yang sekarang hampir rata dengan tanah. Sedangkan geng Viper sekarang di ambang kehancuran. Karena, setelah semua anggota inti geng tahu tahu tentang kematian Viper, mereka menyerang geng beruang dengan membabi buta. Serangan ini membuat kedua belah geng hancur, pemerintah kota langsung memerintahkan penjaga kota untuk menstabilkan keadaan. -"Apa yang terjadi paman Luis?" Tanya Brian pada Luis yang baru masuk ruangan. "Tuan, Viper telah mati. Mayatnya sudah dikonfirmasi oleh penjaga kota" Sahut Luis. Brian terdiam sesaat, "Bagaimana dengan geng viper?" "Geng Viper hancur, tuan. Sedangkan kekuatan kita menurun drastis. Selain itu kekacauan menyebabkan Baron Hendrick tidak puas, saat ini ia meminta penjelasan d
Di tengah kegelapan malam. Tiga orang dengan jubah hitam, menyusup ke dalam sebuah mansion. "Lakukan dengan cepat" Bisik salah penyusup itu. Dhass.. Dhass.. Dhass.. Terdengar suara tembakkan dengan suppressor. Seketika tiga penjaga mansion mati dengan lubang peluru di kepalanya. "Richard pergi ke pintu belakang, Julius ikut denganku!" Mendengar hal itu, Richard langsung berlari ke pintu belakang. Dengan latihan yang intens, ketangkasan Richard berkembang secara signifikan. Setelah Richard pergi, Daniel dan Julius menyerbu pintu depan. Brakkk… "Penyusup!" Teriak penjaga di dalam mansion. Shrakk.. Pedagang Julius langsung menebas tenggorokan penjaga itu. Tak.. Tak.. Tak.. Suara langkah kaki berdatangan ke arah pintu depan. Daniel bergerak cepat ke depan, lalu meninju perut seorang penjaga dengan keras. Sebelum penjaga itu akan terpental, Daniel menarik lehernya dan membanting kepalanya ke lantai. Sedangkan Richard, bertarung dengan tiga orang penjaga di halaman belakang. Dia mem
Setelah saat itu pertarungan jalanan menjadi lebih sering terjadi. Mayat bergelimpangan, potongan tubuh berserakan di jalanan. Jika ada yang bertanya 'Di mana pemerintah kota?', tentu saja mereka ada. Mereka ada untuk menonton siapa yang akan menjadi pemenang. -"Bubar, tinggalkan tempat ini!" Seorang pria dengan tato ular kobra di lehernya, berteriak untuk membubarkan orang yang sedang berkerumun. Seketika orang-orang itu bubar, tidak ada yang mau berurusan dengan para penjahat ini. Di sana terlihat sebuah gerobak yang berisi potongan tubuh manusia. Di atasnya ada kertas bertuliskan 'Viper bersiaplah, aku akan datang untuk kepalamu'. "Sial!" Umpat pria itu. "Bereskan ini, jangan sampai menimbulkan masalah!" Lalu dia berjalan pergi. Beberapa anak buahnya membereskan semua potongan tubuh yang ada di gerobak. Ini salah satu kewajiban yang harus mereka lakukan, kedua belah pihak sepakat untuk membereskan mayat dari anggotanya. Agar tidak menimbulkan masalah seperti wabah penyakit.
Di sebuah ruangan mewah, seorang pria kekar sedang menatap keluar jendela. "Tok.. Tok.. Tok.." Suara pintu diketuk dari luar. Tanpa jawaban dari pria itu, pintu tiba-tiba terbuka. Seorang pria tua dengan janggut lebat dan berpakaian seperti pelayan, masuk ke dalam. "Tuan, Baron Hendrick memiliki pesan untukmu." Pria tua itu langsung mengambil surat di sakunya lalu membacakannya, "Brian, perkembangan kita terlalu lambat. Keadaan politik kota semakin memburuk. Jika kau tidak segera mengambil tindakan, sudah dipastikan kita akan kalah."Pria bernama Brian itu berbalik. Terlihat tato ular dengan tiga kepala di lehernya, "Bagaimana menurutmu paman Luis?""Meskipun Baron Hendrick sekarang menjabat sebagai jendral tentara, tidak membuat kekuasaannya di militer lebih tinggi dari Baron Gerwyn. Membuat posisi Baron Hendrick tidak stabil, itu juga akan mempengaruhi keadaan organisasi kita" Jawab Luis. Brian tidak takut untuk perang. Hanya saja dia takut perang ini tidak membawa keuntungan un
Hari sudah menjelang sore. Daniel berjalan masuk ke sebuah rumah sederhana.Daniel masuk dan duduk di ruang tamu. Tak lama seorang pria tua menghampiri Daniel. Pria tua ini berumur sekitar lima puluh tahunan jika dilihat secara seksama. "Salam master" Pria tua itu menundukkan kepalanya. "Bagaimana kabarmu Sebastian?" Tanya Daniel. "Aku baik tuan, luka dalam di tubuhku perlahan membaik" Jawab Sebastian dengan hormat. "Itu bagus. Terus perbaiki kultivasimu, agar darahku bisa menyembuhkan lukamu" Ujar Daniel. "Baik master, aku akan berusaha sebaik mungkin" Sahut Sebastian. Dua bulan lalu, Daniel membeli Sebastian di pasar budak. Saat itu ia hanya seorang pria tua kurus yang tampak akan mati kapan saja. "Charles menerima tawarannya, mungkin rencana kita akan segera dimulai" Mendengar perkataan Daniel, mata Sebastian langsung dipenuhi amarah dan dendam. Dengan tatap tajam Daniel berkata, "Jangan khawatir, tak akan lama lagi kita akan bermain dengan para penguasa itu." Sebastian ad
Beberapa hari kemudian. Daniel berjalan masuk ke dalam sebuah hotel mewah. Dengan menggunakan jas mewah dan tubuh yang atletis membuatnya tampak seperti bangsawan muda. Dengan suasana yang mewah, membuat hotel ini sangat eksklusif bagi para pengusaha untuk sekedar bersantai. "Selamat datang tuan!" Sambut pelayan yang cantik. "Apa ada yang bisa saya bantu" Lanjutnya. "Antarkan aku ke loungenya" Jawab Daniel. Pelayan itu mengangguk, "Mari lewat sini tuan".Lalu Daniel berjalan mengikuti pelayan itu. Lounge hotel ini tidak terlalu besar. Dengan hanya beberapa orang yang sedang mengobrol dengan pasangan mereka, membuat tempat ini sangat nyaman untuk menikmati sebuah makanan. Daniel lantas duduk dan memesan makanan. Tak lama pesanan Daniel datang. Sebuah steak medium rare yang sangat menggugah selera. -Daniel menikmati makannya sambil memperhatikan pria paruh baya yang sedang duduk sendiri. Ia tampak kebingungan, terlihat ketika dia menenggak wine seperti orang yang sedang kehausan.