Share

Tiga Faktor

Daniel lalu berjalan perlahan menuju dapur. Di dapur, terlihat seorang wanita sedang duduk di kursi, sambil menangis terisak- isak.

Menyadari tidak ada bahaya, Daniel menyelipkan kembali Deagle-nya, lalu menaruh daging ke di atas meja.

“Ibu ada apa?” Tanya Daniel, sambil berjalan ke arah Ellen.

Mendengar suara Daniel, Ellena berusaha menghapus air matanya.

Daniel mendekat dan langsung meraih tangan Ellena.

Ellena tersentak kaget. Namun, sebelum dia menanggapi, Daniel menarik dirinya ke pelukan.

“Tidak apa-apa, Bu, sudahku bilang sekarang aku yang akan menjagamu.” Kata Daniel, sambil memeluk ibunya.

Menurut ingatan “Daniel.” Ibunya sering menangis di siang, bahkan malam hari, alasannya, karena tidak cukup makanan untuk mereka makan. Namun, “Daniel” yang idiot itu tidak pernah berusaha menenangkan ibunya, dan hanya berlagak seolah tidak tahu.

Mendengar perkataan Daniel. Ellena malah semakin menangis, dia merasa tidak berguna sebagai seorang ibu.

Ellena menangis di pundak Daniel.

Daniel hanya mengelus rambut hitam Ellena, supaya dia tenang dan berhenti menangis.

Setelah beberapa saat, Ellena melepaskan pelukan Daniel, sambil mengusap air matanya.

“Maafkan aku Daniel. Seharusnya, kamu memiliki hidup yang lebih baik. Namun, aku tidak bisa memberi yang terbaik untukmu.” Ellena berbicara dengan sedih.

“Kau merawatku sendirian, bu. Hingga aku tumbuh dengan sehat” jawab Daniel, sambil mengusap air mata Ellena.

“Aku yang akan bekerja mulai sekarang , jadi jangan khawatir lagi.” Sambungnya.

“Terima kasih Daniel.”

“Ibu, aku harus mandi dulu. ” Kata Daniel, sambil melepaskan pelukan ibunya.

“Aku membeli daging untuk kita makan. Namun, jangan tanya dari mana aku mendapatkan uangnya. ” Sambungnya.

Ellena hanya mengangguk. Dia mungkin tahu dari mana uang itu, sebab Daniel memiliki bau darah

Namun Ellena tidak ingin menanyakan apapun tentang hal itu. Karena dia tidak mau menjadi penghalang bagi Daniel. Ellena berjanji akan mendukung apapun yang Daniel lakukan.

Ellena menyingkirkan pikiran yang mengganggunya. Dan pergi ke dapur untuk memasak daging yang dibawa Daniel.

Setelah 30 menit, Daniel keluar dari kamar mandi. Lalu berjalan menuju kamarnya.

Hari sudah sore. Matahari sebentar lagi akan tenggelam.

Daniel keluar dari kamar, lalu berjalan mrnuju dapur.

Di dapur. Ibu Daniel sudah selesai memasak.

Melihat Daniel berjalan ke arahnya. Ellena berkata sambil tersenyum “Ayo makan Daniel. Sebelum makanannya menjadi dingin. ”

Daniel duduk di kursi. Di atas meja sudah ada steak daging, dengan beberapa sayuran di sekitarnya.

Beberapa saat kemudian, mereka telah selesai makan. Seperti biasa, setelah makan Daniel membantu membereskan meja.

“Ahh, aku hampir lupa. Ini uang untuk berbelanja. ” Kata Daniel, sambil memberikan 3 koin perak.

Ellena kaget melihat 3 koin perak itu.

Matanya berkaca-kaca, melihat hal itu Daniel mengusap rambut Ellena.

“Jangan menangis, aku akan memberi lebih banyak dari ini nanti” Kata Daniel.

Mendengar hal itu Ellena memeluk Daniel dan berkata “Ibu akan mendukung mu apapun yang kamu lakukan, tapi kamu harus berhati-hati dan jangan sampai terluka”

Daniel mengelus rambut Ellena dan berkata “Ibu, pekerjaan ku pasti membuatku terluka tapi setidaknya aku berjanji tidak akan mati”

Ellena hanya terdiam. Matanya berkaca-kaca. Dia mendekat lalu memeluk Daniel. Ellena hanya terdiam di pelukan Daniel. Setelah beberapa saat Daniel melepaskan pelukan Ellena.

“Jangan terus bersedih seperti ini. Ibu tidak perlu bekerja lagi, karena, aku yang akan bekerja mulai sekarang.” Kata Daniel, sambil mengusap pipi Ellena.

Setelah, mereka berbincang sebentar. Daniel pergi menuju ke kamarnya, ia harus mempelajari senjata jiwa. Agar bisa mendapatkan kekuatan untuk berkuasa di dunia ini.

Di kamar, Daniel membuka buku panduan senjata jiwa sambil duduk bersila.

Dunia Aesir adalah dunia magis, karena di dunia ini memiliki apa yang disebut mana. Mana adalah kekuatan alami yang dihasilkan oleh dunia Aesir yang akan diserap oleh tubuh manusia bahkan hewan.

Mana yang terserap oleh tubuh akan mengembun dan membentuk sebuah bola kecil yang disebut inti mana.

Inti mana inilah yang membuat seseorang bisa mengendalikan mana. Dengan mana orang tersebut dapat menciptakan api di tangannya.

Namun tidak semua orang memiliki inti mana, hanya orang-orang yang berbakat saja yang dapat memiliki inti mana di dalam tubuhnya.

Berbeda dengan kekuatan jiwa. Semua manusia memiliki jiwa, dan jiwa inilah yang menghasilkan kekuatan jiwa.

Kekuatan jiwa seseorang dapat memanifestasikan sebuah senjata atau alat yang berasal dari cerminan jiwa tersebut.

Akan tetapi, kekuatan jiwa harus cukup kuat untuk membangkitkan senjata jiwa. Jika kekuatan jiwanya lemah, maka dipastikan orang tersebut tidak akan pernah membangkitkan senjata jiwa.

-

Daniel terus membaca buku itu. Beberapa saat kemudian, Daniel menutup bukunya lalu memejamkan mata dan mulai bermeditasi.

Dengan mata yang terpejam, Daniel berusaha untuk merasakan mana disekitarnya. Karena senjata jiwa membutuhkan mana untuk mengeluarkan serangan magis yang membuat mana menjadi penting dalam menggunakan senjata jiwa.

-

Beberapa saat kemudian, tubuh Daniel diselimuti dengan aura berwarna biru muda. Aura itu sedikit demi sedikit diserap oleh tubuh Daniel.

Merasa ada yang berubah pada tubuhnya, Daniel membuka matanya.

"Apa ini yang disebut mana?" Gumam Daniel dengan heran ketika melihat mana yang menyelimuti tubuhnya.

"Hahaha... Kekuatan seperti ini yang aku butuhkan" Kata Daniel sambil menyeringai.

-

Dia memejamkan matanya lagi dan melanjutkan meditasinya. Karena menyerap dan merasakan mana hanyalah awal dari membangkitkan senjata jiwa. Masih ada dua tahap lagi yang harus Daniel lakukan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status