Daniel Sang Kaisar Suci

Daniel Sang Kaisar Suci

By:  eeeelmaoO  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating
25Chapters
568views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Seorang pria yang merasakan pahitnya kehidupan harus mati dalam penyesalan. Mati karena pengkhianatan membuatnya mengerti betapa pentingnya kekuatan dan kekuasaan. Pada saat-saat terakhirnya ia berharap waktu bisa diputar kembali. Namun sayangnya waktu tidak bisa diputar kembali. Takdir berkata lain. Dia hidup kembali di dunia berbeda, di dalam tubuh seorang pemuda miskin. Pada saat itulah dia berjanji akan menjadi orang yang berkuasa.

View More
Daniel Sang Kaisar Suci Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Kebo Rawis
Ah, akhirnya. Selamat ya, Kak. Semoga ceritanya disambut baik oleh pembaca, juga menjadi awalan yang baik untuk karya-karya berikutnya di GoodNovel.
2023-03-15 21:42:50
1
25 Chapters
Akhir Dan Awal
New York, Amerika Serikat."Clack.. " Suara terdengar dari chamber pistol yang dipegang oleh seorang pria dengan setelan jas hitam. "Apa kamu punya kata-kata terakhir Daniel?" Kata pria itu, sambil menodongkan pistolnya ke kepala pria yang sedang berlutut di hadapannya. "Charles, setelah sekian lama kita saling mengenal DAN INI BALASANMU KEPADAKU?" Bentak Daniel. "Hahahaha… Daniel, kita tahu bahwa hubungan kami hanya sebatas uang, selama ini aku hanya menjadi pesuruhmu. Lihat dirimu, kau kaya, punya segalanya, sedangkan aku? " Jawab Charles dengan nada menghina. "KENAPA CHARLES…. KENAPA? Aku tahu kau tidak akan melakukan ini hanya karena uang." Dengan mulut yang berdarah, Daniel bertanya kepada teman dekatnya itu. "Sebagai seseorang yang akan segera mati, kau cukup banyak omong Daniel" Suara wanita terdengar dari belakang Charles. Wanita itu berjalan mendekat dan berhenti di depan Daniel. "Jangan seolah-olah menjadi korban Daniel. Kau juga mengkhianati kami dengan menjual senja
Read more
Seorang Ibu
Pintu terbuka dan terlihat seorang wanita paruh baya yang membuka pintu. Walaupun ia terlihat seperti berumur 40 tahun, tetapi wajahnya masih terlihat cantik. “Kenapa kau pulang sangat terlambat?” Wanita itu berbicara dengan nada cemas. Dia adalah Ellena, ibu Daniel dari dunia ini. Ellena adalah seorang wanita dengan rambut hitam sebahu. Iris matanya yang berwarna biru langit membuatnya sangat indah. Bibir merah muda, hidung yang tidak terlalu mancung menambah pesonanya. Walaupun ada beberapa kerutan di wajahnya, tetap tidak mengurangi kecantikannya. Ellena menggunakan bliaut longgar tapi tidak mengurangi sosok indahnya. “Kenapa kau diam saja ketika ditanya oleh ibumu, Daniel?” Ellena kembali berbicara dengan nada memarahi.Daniel masih diam. Bukan diam karena terpesona, tetapi dia merasakan ikatan emosional dari jiwa Daniel yang lain. “Daniel!! Ada apa dengan wajahmu? Apa kau berkelahi dengan berandalan itu lagi?” Ellena kaget melihat pipi Daniel yang membiru dan sedikit lecet.
Read more
Kill
Waktu berlalu, matahari mulai menampakkan dirinya. Burung berkicau dengan riang di luar jendela. Seorang pemuda sedang berbaring di kasur dengan nyaman. Perlahan pemuda itu membuka mata. Tampak ada kebingungan di wajahnya. “Ah, aku sekarang di dunia yang berbeda dan aku harus memulai semuanya dari awal,” kata Daniel, sambil menghela nafas. Ia bangun merapikan tempat tidurnya. Setelah tempat tidur rapi, ia mengambil Deagle-nya di bawah bantal dan kembali menyelipkannya di celana. Sebenarnya ini kebiasaan lama dia. Daniel yang dulu selalu menaruh Deagle di bawah bantalnya. Ia berjalan keluar kamar menuju dapur. Di sana ada seorang wanita yang sedang menyiapkan makanan. Wanita itu merasakan ada orang yang menuju ke arahnya dan berbalik. “Selamat pagi, Daniel,” ujar wanita itu. “Selamat pagi, Ibu” jawab Daniel dengan sedikit tersenyum. Daniel sudah menerima ibu barunya ini. Walaupun ia tidak dilahirkan olehnya, tetapi tetap saja Daniel akan menjaga wanita ini. “Lebih baik kamu ma
Read more
Pasar
Si Kurus yang telah tersadar dari pingsannya berteriak. Ia bangkit berdiri dan menatap Daniel dengan tajam. Di tangannya ada kampak kecil berwarna hitam dengan gagang berwarna biru.“Kau bisa saja membunuh mereka, tapi tidak denganku, karena aku telah membangkitkan senjata jiwa!” Si Kurus berkata dengan percaya diri. “Senjata jiwa?” Daniel berkata dengan penasaran. “Ya berkat buku yang kau berikan aku telah membangkitkan senjata jiwa,” jawab Si Kurus, sambil memamerkan kampaknya.“Jadi, bersiaplah untuk mati!” sambung Si Kurus, sambil berjalan ke arah Daniel. DOR!Setelah berjalan dua langkah, Si Kurus malah terjatuh setelah pahanya tertembak oleh Deagle Daniel. Daniel yang sudah memegang pistolnya di tangan kiri berkata, “Diamlah atau aku akan menembak kepalamu!”“Ahhh ... sejak kapan kapan kau memiliki senjata jiwa?” kata Si Kurus, sambil menjerit kesakitan.“Senjata jiwa?” Daniel bergumam sambil menatap pistolnya.Daniel berjalan mendekati Si Kurus, lalu bertanya, “Di mana buk
Read more
Tiga Faktor
Daniel lalu berjalan perlahan menuju dapur. Di dapur, terlihat seorang wanita sedang duduk di kursi, sambil menangis terisak- isak. Menyadari tidak ada bahaya, Daniel menyelipkan kembali Deagle-nya, lalu menaruh daging ke di atas meja. “Ibu ada apa?” Tanya Daniel, sambil berjalan ke arah Ellen. Mendengar suara Daniel, Ellena berusaha menghapus air matanya. Daniel mendekat dan langsung meraih tangan Ellena. Ellena tersentak kaget. Namun, sebelum dia menanggapi, Daniel menarik dirinya ke pelukan. “Tidak apa-apa, Bu, sudahku bilang sekarang aku yang akan menjagamu.” Kata Daniel, sambil memeluk ibunya. Menurut ingatan “Daniel.” Ibunya sering menangis di siang, bahkan malam hari, alasannya, karena tidak cukup makanan untuk mereka makan. Namun, “Daniel” yang idiot itu tidak pernah berusaha menenangkan ibunya, dan hanya berlagak seolah tidak tahu. Mendengar perkataan Daniel. Ellena malah semakin menangis, dia merasa tidak berguna sebagai seorang ibu. Ellena menangis di pundak Daniel
Read more
Harapan
Di malam yang dingin. Dengan ditemani cahaya redup dari sebuah lilin kecil, Daniel duduk bersila sambil memejamkan matanya. Dengan tubuhnya yang diselimuti aura biru, Daniel berusaha untuk menyalurkan mana ke seluruh tubuhnya. Menyalurkan mana ke seluruh tubuh adalah tahap kedua untuk membangkitkan senjata jiwa. Tahap ini bertujuan agar tubuh beradaptasi dengan mana. Mana akan dialirkan melalui pembuluh darah, sehingga antara mana dan darah akan mengalir secara berdampingan. - Wajah Daniel tampak kesakitan, tangannya mengepal dengan kuat. Dengan darah yang menetes dari hidungnya, Daniel masih tetap fokus bermeditasi. Waktu berlalu. Dua jam kemudian Daniel membuka matanya. Rasa sakit dari tahap sebelumnya tidak membuat Daniel menyerah, sekarang setelah menyelesaikan tahap yang paling menyakitkan dia tampak lebih segar dan bugar. "Haaah… Kupikir tidak akan sesakit itu" Daniel menghela nafas sambil mengepalkan tangannya. "Jadi ini yang disebut mana? Sangat aneh rasanya, seperti a
Read more
Pub
Daniel menyipitkan matanya karena cahaya itu sangat terang, sedangkan mana Daniel masih tetap terserap ke dalam pistol dengan cukup deras. Beberapa saat kemudian, cahaya biru perlahan meredup. Pistol itu kini berwarna biru langit dengan sedikit warna putih di bagian pinggirnya. "Apakah pistol ini senjata jiwa?… Bukankah ini berarti aku sudah membangkitkan senjata jiwaku sejak awal?" Daniel bingung dan bertanya-tanya. " Jika aku sudah membangkitkan senjata jiwa sejak awal, bagaimana bisa senjata ini sama seperti pistol yang menembak kepala ku?" Tadinya dia tidak ingin repot-repot untuk memikirkan hal ini. Namun, dengan semua kejadian ini dia menjadi semakin ingin tahu apa yang menyebabkan dia bertransmigrasi. Daniel membuka kembali buku tentang senjata jiwa. Walaupun dia sudah membacanya berkali-kali, masih ada beberapa bagian yang ia lewati. "Nah ini dia… 'Masih belum diketahui bagaimana senjata jiwa bisa terbentuk. Namun menurut tebakkan beberapa orang yang meneliti senjata jiwa
Read more
Pemburu Bodoh
Keesokan harinya. Di pagi hari ini, Daniel ingin berburu ke dalam hutan. Walaupun dulu dia tinggal di kota new York, Daniel memiliki hobi berburu sehingga ia sering pergi ke hutan atau padang rumput untuk berburu hewan. Tentu saja sekarang Daniel berburu bukan untuk bersenang-senang, tetapi dia ingin mencari uang untuk modal usahanya. - Setelah Tiga puluh menit perjalanan menggunakan kereta kuda, Daniel akhirnya sampai di tujuan. "Hutan ini seharusnya beriklim tropis, ada beberapa tanaman sangat mirip dengan di bumi" Gumam Daniel sambil menatap hutan di depannya. Daniel masuk ke dalam hutan dengan hati-hati. Setelah beberapa saat dia berjalan di dalam hutan, Daniel tidak menemukan binatang apapun. Hanya beberapa serangga kecil dan burung-burung yang terbang di antara dahan pohon yang tinggi. Dia beberapa kali menemukan jejak kaki hewan, menurut pengalamannya itu adalah jejak kaki babi hutan. Namun, yang dia tahu babi hutan akan meninggalkan banyak jejak karena mereka hidup be
Read more
Monarch
Daniel masih duduk di tempatnya, ia terus memperhatikan pemuda sombong itu. Setelah tiga puluh menit, pemuda itu berjalan keluar dari bar. Daniel langsung berdiri dan berjalan mengikutinya. Pemuda itu tampak sangat bahagia, dengan senyum lebar di wajahnya. Setelah beberapa menit, tiba-tiba pemuda itu berbelok ke arah gang sempit. Daniel tetap mengikutinya masuk ke gang. Setelah sampai di ujung gang, pemuda itu berbalik dan berkata "Apa kau akan terus mengikutiku? ".Daniel tidak menjawab dia hanya tersenyum. "Jawab aku bangsattt, apa kau ingin mati" Kata si pemuda dengan nada tinggi. "Apa kau pernah membunuh sebelumnya?" Tanya Daniel dengan santai. "Hah?... Tidak sulit untuk membunuh tikus sepertimu" Jawab si pemuda. Sebuah pedang pendek tiba-tiba sudah ada di genggamannya. "Apa kau tau ini?" Tanya si pemuda sambil mengacungkan pedang pendeknya. "Bukankah itu hanya Mainan anak-anak " Jawab Daniel sedikit sarkasme. "Hahaha… Apa kau bodoh? Ini adalah senjata jiwaku, dan senj
Read more
Monster
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, dan matahari sebentar lagi akan tenggelam. "Arghhhh… " Daniel bangun dari tidurnya. Dengan wajah bingung, Daniel bangun dari tempat ia bersandar. Melihat langit yang sudah gelap, dia bergegas pergi setelah mengambil dua koin emas dari saku pemuda yang ia bunuh. Dia berjalan dengan penuh pertanyaan di benaknya, namun, sekarang dia hanya bisa menyimpan pertanyaan itu di dalam pikirannya. -Pagi hari di dalam hutan, dengan suara burung yang berkicau indah, dan suara serangga yang saling bersahut-sahutan. Daniel sedang menyusuri hutan lagi. Dia tidak ingin ingin menyia-nyiakan waktunya untuk memikirkan hal yang tidak perlu, menurut dia setiap detik sangat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah selalu menghargai waktu. "Jika aku tidak salah ini bekas cakaran harimau, jika ya maka daerah ini berbahaya" Gumam Daniel saat melihat guratan cakar di salah satu pohon. Daniel lalu pergi ke arah sebaliknya. Karena, guratan itu bisa jadi penand
Read more
DMCA.com Protection Status