Share

Bab 1 : Negeri Sihir

Beberapa saat telah berlalu sejak keadaan ceria tadi sekarang telah sampai kita semua di gerbang dari kota yang kita tuju.

Semua orang yang ada di dalam rombongan termasuk aku terpaku kepada sesuatu yang sangat mencolok dan terlihat dari kejauhan sesaat sebelum mendekati gerbang Rean. Dan yaa benar kami melihat hal yang sungguh aneh tuk dilihat yaitu sesuatu yang tampak seperti burung berterbangan di atas kota namun sesuatu itu terlalu besar untuk menganggap itu burung dan siluet mereka terlihat seperti manusia.

"...." Situasi sangat hening hingga yang terdengar hanyalah suara kaki naga darat dan suara roda kereta yang ditarik oleh nya.

Dan begitulah perjalanan kita ceria dan hening menurutku tak ada yang spesial meskipun aku ikut bingung dengan siluet itu dan masih memikirkan apa itu.

Sesampainya di gerbang kami dicek dengan ketat dan secara rinci menggunakan suatu tongkat yang mengeluarkan cahaya misterius berbentuk bulat yang tiba tiba muncul. Cahaya awalnya kukira itu hanya imajinasi ku namun setelah kutanya pada Matty ternyata dia juga melihatnya begitu juga ibuku.

'yaah inilah negeri penyihir' pikirku.

Setelah pengecekan yang ketat akhirnya gerbang Rean dibuka untuk kami dan begitu pintu itu terbuka kami benar benar terkejut sekaligus terpana akan keindahan dan keanehan Rean.

Terlihat binatang binatang yang belum pernah kami lihat di tempat asal kami, lalu kami melihat ke atas untuk mendapatkan kejelasan atas siluet manusia yang tadi kita lihat dan ternyata benar mereka adalah manusia yang terbang menaiki benda semacam sapu? 'Mungkin mereka mempunyai alat sihir yang bisa kita pakai juga' pikirku

Raut muka para penduduk seperti mengatakan selamat datang pada kami semua. Dan kami membalasnya dengan senyuman terbaik kami saat itu

Aku dan Matty kegirangan lalu meminta izin dari ibu kita untuk pergi berkeliling, kita berencana untuk menginap disini selama 3 hari dan masing masing orang memiliki 3 koin emas untuk digunakan disini selama 3 hari.

Ibuku dan orang orang dewasa lainnya menyewa penginapan untuk 3 hari di penginapan dekat gerbang kota. Mereka membiarkan anak anak untuk berkeliaran dengan aturan harus membuat kelompok yang terdiri dari minimal 2 orang, lalu orang dewasa memperingati kita untuk tidak terpisah dan bila terpisah untuk langsung menghubungi pihak berwajib.

Kelompok dipilih sesuai keinginan mereka sendiri dan tentunya aku pasti memilih bersama dengan Matty karena kami adalah teman baik.

Kami berdua pun berpisah dari rombongan utama dan menuju ke tengah kota langsung.

"hey Sie menurutmu nanti ada apa saja disana? apakah akan ada sesuatu yang menarik?" tanya Matty

"ayolah Matty ini adalah kota penyihir, tak ada yang tak menarik selain sihir ayo pergi ke pusat kota dan melihat apakah ada makanan manis yang kau sudah dambakan di perjalanan" ucapku menjawab pertanyaan dari Matty.

"padahal kau sendiri sebelumnya tak percaya sihir itu ada" gumam Matty

"apa katamu?" tanya ku yang mendengar sedikit perkataan Matty

"tak ada apa apa! Ayo pergi sekarang" jawab Matty yang sedikit panik.

Kami pun menuju ke pusat kota bersama. Di tengah jalan kita benar benar melihat banyak sekali hal yang belum pernah kita lihat dari mulai penyewa sapu terbang, karpet terbang, bahkan juga lampu jin disini tersedia untuk di sewa. aku dan Matty pun menyewa satu sapu terbang yang bisa dinaiki oleh 2 orang dan ternyata harganya benar benar terjangkau yaitu 25 koin tembaga untuk 1 hari.

Kami benar benar senang karena semua yang ada disini begitu terjangkau dari makanan hingga souvernir semuanya bisa kami beli tanpa mengeluarkan banyak uang. Sebelum menuju pusat kota benar saja kami menemukan semacam pusat penjualan makanan manis dan pastinya kami mengunjunginya dan membeli banyak makanan manis untuk perjalanan ini.

Untungnya saja sapu yang kami sewa ini bisa dinaiki tanpa perlu mempelajari cara menaikinya terlebih dahulu karena sapu ini akan berjalan sesuai keinginan orang yang menaikinya. Dan itu sangat membantu kami dan para pengunjung yang datang.

Sampai lah kami di pusat kota, dari palang yang kulihat nama kota ini kota 'tengah' dan banyak hal yang ada di sini diantaranya ada sebuah museum yang katanya terdapat peninggalan asli Daniel di dalamnya lalu ada sekolah penyihir, perpustakaan, pandai besi 'aku terheran dengan ini karena mengapa penyihir membutuhkan senjata bila mereka bisa melakukan sihir' itulah pikirku saat melihat pandai besi di tengah kota namun saat mengunjungi nya ternyata mereka sama sekali tak membuat senjata tapi mereka membuat fasilitas fasilitas kota dan peralatan rumah tangga. Bahkan sepertinya sapu yang kami sewa berasal dari sini juga.

Setelah mengunjungi pandai besi kami pun memutuskan untuk melihat sekolah penyihir dan terpana setelah melihat betapa luasnya bangunan sekolah itu. Dan kami pun menuju perpustakaan dan membaca beberapa buku dan berpura-pura memperagakan sihir dengan pose yang aneh

Matty memasang kuda kuda dengan tangan kiri diatas dan tangan kanan kedepan dan membacakan mantra yang ada di dalam buku "es keluarlah" sambil tertawa kecil aku pun ikut tertawa sambil menyalakan souvernir yang kami beli sebagai 'cahaya' dari sihir buatan kami, kami benar benar tak kuasa menahan tawa hingga petugas perpustakaan pun datang dan menegur kami tapi kami tak bisa menahan tawa dan dia mengeluarkan kita bedua dengan tongkat sihirnya, menerbangkan kami menuju pintu depan dan jatuh dengan cukup kencang "ouch" ucap kami berdua namun hal itu tak menghentikan tawa kami yang semakin menjadi.

Sapu terbang yang kami sewa menaikkan kami yang sedang tertawa terbahak ke atas dirinya dan melanjutkan perjalanan menuju ke museum.

Sampailah kita di depan museum sambil masih tertawa kecil. Kami pergi ke loket dan membeli tiket masuk "antriannya cukup panjang ya Sie" ucap Matty yang mengajakku masuk ke dalam percakapan "hmm yaah itu tak heran sih menurutku, soalnya di dalam sini terdapat peninggalan Daniel yang katanya membuat peradaban di kota Rean ini menjadi lebih maju " jawabku.

Perlahan lahan antrian semakin pendek dan di dalam semakin penuh. Namun tak sedikit juga orang orang yang setelah masuk langsung menuju keluar 'mungkin di dalam sana tak ada yang bagus dan mereka kecewa' pikirku.

Akhirnya giliran kita untuk masuk pun datang juga setelah menanti beberapa saat kita membeli 2 buah tiket dan 2 buku petunjuk.

Kami masuk menuju ke dalam dan disana berisi banyak sekali barang yang kuno dan juga memukau.

Dari yang kulihat orang orang yang berada di sini kebanyakan adalah orang lokal aku bahkan beratanya tanya dalam hatiku 'mengapa mereka berada di kerumunan ini, apakah mereka tak cukup puas melihat barang barang ini selama 1 abad'

Aku menoleh ke belakangku dan bertanya pada Matty"hei Matty apa yang mau kau li-" aku menghentikan percakapanku karena kehilangan sosok Matty dari pandanganku dan....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status