Home / Fantasi / Daniel Si Pengembara / Bab 1 : Negeri Sihir

Share

Bab 1 : Negeri Sihir

last update Last Updated: 2021-09-07 12:11:12

Beberapa saat telah berlalu sejak keadaan ceria tadi sekarang telah sampai kita semua di gerbang dari kota yang kita tuju.

Semua orang yang ada di dalam rombongan termasuk aku terpaku kepada sesuatu yang sangat mencolok dan terlihat dari kejauhan sesaat sebelum mendekati gerbang Rean. Dan yaa benar kami melihat hal yang sungguh aneh tuk dilihat yaitu sesuatu yang tampak seperti burung berterbangan di atas kota namun sesuatu itu terlalu besar untuk menganggap itu burung dan siluet mereka terlihat seperti manusia.

"...." Situasi sangat hening hingga yang terdengar hanyalah suara kaki naga darat dan suara roda kereta yang ditarik oleh nya.

Dan begitulah perjalanan kita ceria dan hening menurutku tak ada yang spesial meskipun aku ikut bingung dengan siluet itu dan masih memikirkan apa itu.

Sesampainya di gerbang kami dicek dengan ketat dan secara rinci menggunakan suatu tongkat yang mengeluarkan cahaya misterius berbentuk bulat yang tiba tiba muncul. Cahaya awalnya kukira itu hanya imajinasi ku namun setelah kutanya pada Matty ternyata dia juga melihatnya begitu juga ibuku.

'yaah inilah negeri penyihir' pikirku.

Setelah pengecekan yang ketat akhirnya gerbang Rean dibuka untuk kami dan begitu pintu itu terbuka kami benar benar terkejut sekaligus terpana akan keindahan dan keanehan Rean.

Terlihat binatang binatang yang belum pernah kami lihat di tempat asal kami, lalu kami melihat ke atas untuk mendapatkan kejelasan atas siluet manusia yang tadi kita lihat dan ternyata benar mereka adalah manusia yang terbang menaiki benda semacam sapu? 'Mungkin mereka mempunyai alat sihir yang bisa kita pakai juga' pikirku

Raut muka para penduduk seperti mengatakan selamat datang pada kami semua. Dan kami membalasnya dengan senyuman terbaik kami saat itu

Aku dan Matty kegirangan lalu meminta izin dari ibu kita untuk pergi berkeliling, kita berencana untuk menginap disini selama 3 hari dan masing masing orang memiliki 3 koin emas untuk digunakan disini selama 3 hari.

Ibuku dan orang orang dewasa lainnya menyewa penginapan untuk 3 hari di penginapan dekat gerbang kota. Mereka membiarkan anak anak untuk berkeliaran dengan aturan harus membuat kelompok yang terdiri dari minimal 2 orang, lalu orang dewasa memperingati kita untuk tidak terpisah dan bila terpisah untuk langsung menghubungi pihak berwajib.

Kelompok dipilih sesuai keinginan mereka sendiri dan tentunya aku pasti memilih bersama dengan Matty karena kami adalah teman baik.

Kami berdua pun berpisah dari rombongan utama dan menuju ke tengah kota langsung.

"hey Sie menurutmu nanti ada apa saja disana? apakah akan ada sesuatu yang menarik?" tanya Matty

"ayolah Matty ini adalah kota penyihir, tak ada yang tak menarik selain sihir ayo pergi ke pusat kota dan melihat apakah ada makanan manis yang kau sudah dambakan di perjalanan" ucapku menjawab pertanyaan dari Matty.

"padahal kau sendiri sebelumnya tak percaya sihir itu ada" gumam Matty

"apa katamu?" tanya ku yang mendengar sedikit perkataan Matty

"tak ada apa apa! Ayo pergi sekarang" jawab Matty yang sedikit panik.

Kami pun menuju ke pusat kota bersama. Di tengah jalan kita benar benar melihat banyak sekali hal yang belum pernah kita lihat dari mulai penyewa sapu terbang, karpet terbang, bahkan juga lampu jin disini tersedia untuk di sewa. aku dan Matty pun menyewa satu sapu terbang yang bisa dinaiki oleh 2 orang dan ternyata harganya benar benar terjangkau yaitu 25 koin tembaga untuk 1 hari.

Kami benar benar senang karena semua yang ada disini begitu terjangkau dari makanan hingga souvernir semuanya bisa kami beli tanpa mengeluarkan banyak uang. Sebelum menuju pusat kota benar saja kami menemukan semacam pusat penjualan makanan manis dan pastinya kami mengunjunginya dan membeli banyak makanan manis untuk perjalanan ini.

Untungnya saja sapu yang kami sewa ini bisa dinaiki tanpa perlu mempelajari cara menaikinya terlebih dahulu karena sapu ini akan berjalan sesuai keinginan orang yang menaikinya. Dan itu sangat membantu kami dan para pengunjung yang datang.

Sampai lah kami di pusat kota, dari palang yang kulihat nama kota ini kota 'tengah' dan banyak hal yang ada di sini diantaranya ada sebuah museum yang katanya terdapat peninggalan asli Daniel di dalamnya lalu ada sekolah penyihir, perpustakaan, pandai besi 'aku terheran dengan ini karena mengapa penyihir membutuhkan senjata bila mereka bisa melakukan sihir' itulah pikirku saat melihat pandai besi di tengah kota namun saat mengunjungi nya ternyata mereka sama sekali tak membuat senjata tapi mereka membuat fasilitas fasilitas kota dan peralatan rumah tangga. Bahkan sepertinya sapu yang kami sewa berasal dari sini juga.

Setelah mengunjungi pandai besi kami pun memutuskan untuk melihat sekolah penyihir dan terpana setelah melihat betapa luasnya bangunan sekolah itu. Dan kami pun menuju perpustakaan dan membaca beberapa buku dan berpura-pura memperagakan sihir dengan pose yang aneh

Matty memasang kuda kuda dengan tangan kiri diatas dan tangan kanan kedepan dan membacakan mantra yang ada di dalam buku "es keluarlah" sambil tertawa kecil aku pun ikut tertawa sambil menyalakan souvernir yang kami beli sebagai 'cahaya' dari sihir buatan kami, kami benar benar tak kuasa menahan tawa hingga petugas perpustakaan pun datang dan menegur kami tapi kami tak bisa menahan tawa dan dia mengeluarkan kita bedua dengan tongkat sihirnya, menerbangkan kami menuju pintu depan dan jatuh dengan cukup kencang "ouch" ucap kami berdua namun hal itu tak menghentikan tawa kami yang semakin menjadi.

Sapu terbang yang kami sewa menaikkan kami yang sedang tertawa terbahak ke atas dirinya dan melanjutkan perjalanan menuju ke museum.

Sampailah kita di depan museum sambil masih tertawa kecil. Kami pergi ke loket dan membeli tiket masuk "antriannya cukup panjang ya Sie" ucap Matty yang mengajakku masuk ke dalam percakapan "hmm yaah itu tak heran sih menurutku, soalnya di dalam sini terdapat peninggalan Daniel yang katanya membuat peradaban di kota Rean ini menjadi lebih maju " jawabku.

Perlahan lahan antrian semakin pendek dan di dalam semakin penuh. Namun tak sedikit juga orang orang yang setelah masuk langsung menuju keluar 'mungkin di dalam sana tak ada yang bagus dan mereka kecewa' pikirku.

Akhirnya giliran kita untuk masuk pun datang juga setelah menanti beberapa saat kita membeli 2 buah tiket dan 2 buku petunjuk.

Kami masuk menuju ke dalam dan disana berisi banyak sekali barang yang kuno dan juga memukau.

Dari yang kulihat orang orang yang berada di sini kebanyakan adalah orang lokal aku bahkan beratanya tanya dalam hatiku 'mengapa mereka berada di kerumunan ini, apakah mereka tak cukup puas melihat barang barang ini selama 1 abad'

Aku menoleh ke belakangku dan bertanya pada Matty"hei Matty apa yang mau kau li-" aku menghentikan percakapanku karena kehilangan sosok Matty dari pandanganku dan....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Daniel Si Pengembara   Bab 25 : Suara aneh berasal dari kota

    Aku memakai jubah yang kubuat dari sihir pembuatan di kepalaku dan melanjutkan perjalanan, fajar mulai muncul dan sinyal yang kudapat dari sapu milikku semakin kuat.Sapu terbang otomatis setelah kuberikan Mana untuk melaju lebih cepat mengeluarkan suara yang cukup bising.Semakin dekat dengan sapuku, sekarang terasa aura yang gelap berada di sekitar sapu milikku.Aku mengalirkan Mana lebih banyak dan melakukan lebih kencang.Itu Dia!Sapu milikku ada di dekat 3 orang yang tepat berada di bawahku.2 orang Pria dan 1 wanita.Aura gelap terpancar sangat besar dari salah seorang pria yang sepertinya sedang mengarahkan pisau pada si wanita dengan posisi seolah olah si wanita sedang melakukan percobaan bunuh diri.Pria yang satunya hanya berdiam dan sepertinya sedang mengalami trauma berat.Aku merasakan ada yang janggal dari sini, dan aku mengira ngira kalau si pria yang sedang trauma tak bisa melihat Pria lain dan kuputuska

  • Daniel Si Pengembara   Bab 24 : ingatan yang tak dimiliki

    "ehmm jadi Cindy, apa yang kau lakukan sebelum errgh bertemu kami" aku bertanya saat Cindy memakan makanan yang kubuat."hmm yaa kau tau, perjalanan biasa seperti menjadi raja iblis, mengalahkan vampire, dan juga aku telah menaklukkan dunia sekali, lalu meredupkan matahari dan juga membuat dunia kacau" ucap Cindy dengan polos.Aku ternganga dan Trev yang duduk di sampingku berbisik "temanmu sama gilanya dengan dirimu, tak heran kau juga gila" aku memukul Trev dan berbisik balik "diamlah bodoh! dia memang Cindy secara fisik tapi Cindy yang kukenal dia itu seorang yang lebih anggun dari ini"Cindy melihat pada kami berdua yang tengah berbisik dan dia seketika memegang kepalanya seperti merasakan sakit dan merintih."hei Cindy kau tak apa" ucapku sambil memegang kepalanya juga.Kepalanya sedikit basah dan wajah Cindy memerah karena air penyebab basah itu."ya ampun kau berdarah Cindy, kau harus merawat luka itu apalagi lukanya berada tepat di k

  • Daniel Si Pengembara   Bab 23 : Cindy

    "Pemurnian!"Sebuah suara merapalkan mantra, asal suara itu dari atas sana."sekarang suara apa lagi" aku yang sudah pasrah dan menutup mata mengeluhkan soal suara yang berasal dari atas.Aku melihat ke atas dan terlihat seseorang menggunakan sapu terbang, itu aneh suaranya bisa terdengar dari jarak sejauh itu."pasti dia berteriak sangat kencang dari sana" ucapku yang sudah bisa menggerakkan tanganku yang nyaris saja membuatku bunuh diri.Orang yang menggunakan sapu itu turun ke bawah, seseorang dengan tubuh mungil yang menggunakan jubah untuk menutupi wajahnya itu turun ke bawah.grunk grunk grunkTerdengar suara mesin yang cukup familiar pada telinga ku keluar dari sapu yang dia kenakan.Seseorang itu sudah mencapai tanah dan meletakkan sapu terbang yang ternyata suara itu adalah mesin yang ada dalam sapu itu yang ternyata adalah sapu terbang otomatis."hei Sie" sapa orang itu yang perlahan mendekat dan membuatku mund

  • Daniel Si Pengembara   Bab 22 : Percobaan Bunuh Diri

    Yaa aku hanya berdiri di tempat dan mendengarkan ocehan ocehan yang dihasilkan oleh suara yang terdengar."Aku bosan hanya mendengarkanmu, muncullah di depanku dan bincangkan ini bersama."Suara terhenti dan aku tersadar sekarang, hujan juga seketika berhenti, Trev berdiri tepat di depanku sambil menggoyangkan tubuhku."ada apa denganmu? kenapa kau berdiri disini sendirian" Trev bertanya padaku."aku, ahh duduklah sebentar Trev, ada yang ingin kubicarakan denganmu" ucapku menyuruhnya duduk dan mendengarkan ku."apa yang kau maksud? kau tak seperti biasanya" ucap Trev."turutilah perkataan ku dan dengarkanlah, kukira aku tak bisa mengatasi ini sendirian" tegasku pada Trev."baiklah" ucap TrevDia duduk dengan posisi duduk santai dan bersiap mendengarkan apa yang kukatakan."ini semua terjadi saat kejadian pada kota gurun itu""saat itu...""mungkin saja aku telah mati untuk pertama kalinya"Aku

  • Daniel Si Pengembara   Bab 21 : Pesta Kecil

    Saat ini hari sudah sore dan aku masih mengumpulkan bahan bahan, aku melihat keranjang yang kubawa dan menyadari bahwa aku terlalu banyak membawa jamur."ah sudahlah" ucapkuSelama bersamaku Trev tak pernah mengeluhkan apa yang kumasak dan terlihat menikmati semuanya jadi jamur juga tak apa."HEI SIE!" terdengar teriakkan dari tempat yang tak tahu dimana namun masih di dalam hutan."YAA!" aku berteriak untuk menjawab teriakkan Trev."AKU AKAN PULANG TERLAMBAT JADI KAU PERGILAH KE TEMPAT KEMAH DULUAN DAN MASAK SUP JAMUR ITU!" Teriak TrevAku sedikit tersentak karena Trev bisa mengetahui bahwa aku banyak membawa jamur."Ya!" aku menjawab teriakkannya lagi setelah sedikit tersentak dan Trev tak terdengar lagi berteriak.Aku segera bergegas membawa semua bahan yang kupetik dan berjalan menuju ke tempat kemah.Aku menyalakan api dan menempatkan panci andalan milikku lalu meracik bumbu dan mulai memasak sup."...."

  • Daniel Si Pengembara   Bab 20 : Teriakkan

    Aku membuka mataku dan masih terasa pusing, sepertinya kemarin malam aku tak bisa tidur.Kalau diingat ingat aku memikirkan perkataan Trev yang kemarin dan itu membuatku tak bisa tidur."hmm pagi Trev" aku membuka tenda dan langsung matahari menyerbu kulitku yang masih tertidur lelapAku menginjakkan langkah pertamaku pada tanah yang lembab dan menguap dengan kencang.Hoaaam!Setelah menguap Trev lekas menyapaku dengan sapaan hangat di pagi hari yang indah ini "pagi, bagaimana tidurmu semalam?""kurang baik hoam, aku tak tidur terlalu lelap semalam karena memikirkan sesuatu""...."Trev terlihat membuang nafas seperti lega akan sesuatu, sesaat setelah itu aku mengingat apa yang terjadi kemarin."ahh.. anu.. itu.. aku akan mencari jamur lagi kau kumpulkanlah kayu bakar" ucapku, keadaan terlalu canggung dan aku pergi mencari jamur dengan maksud menjauh dari Trev beberapa saat."...."------Setelah beber

  • Daniel Si Pengembara   Bab 19 : Lamaran tak Langsung

    "wanita pel..." ucap Trev"Ha?! tunggu sebentar kau berbicara terlalu pelan, aku mulai meragukan dirimu sebagai seorang lelaki" aku memancing Trev agar segera mengatakan apa efek yang dia terima dari pohon itu."aku tak perlu mengatakan ini, lagian ini tak penting juga bagimu, artinya aku tak perlu memberitahukannya padamu gahahaha" Dia benar benar mengelak."ah sudahlah, omong omong sekarang dimana kita? dan kenapa kita masih berada di hutan?" aku yang kebingungan bertanya begitu pada Trev"uhm, sebenarnya aku mengetahui suatu kebenaran mengenai tempat ini" Trev mulai menerangkan"apa itu?" aku bertanya lagi"gurun pasir itu sebenarnya tak perlu dilewati karena kita hanya perlu memutari hutan dan sampailah pada ujung dari gurun pasir yang panas itu" jelas Trev"Aku mengerti dan atas dasar apa kau dapat berbicara seperti itu?" aku mempertanyakan teori yang Trev bicarakan."mudah saja, saat kau menyuruhku untuk menunggu di perba

  • Daniel Si Pengembara   Bab 18 : Pohon Penghipnotis

    "hei Sie, bangunlah" ucapan lembut itu membangunkan ku dari mimpi panjang ini."kau pasti kelelahan, tapi Shele sudah tak mau bermain lagi denganku" ucap Trev"hmm baiklah berikan dia padaku" ucapku yang baru saja terbangun dari tidur"siapa anak baik, siapa anak baik, siapa anak baik" aku mulai bermain dengan Shele.Di sela sela bermain aku bertanya pada Trev."omong omong sayang, apa kau ingat saat perjalanan awal kita sesaat setelah makan sup jamur kita pergi untuk melewati gurun dan saat mencapai perbatasan aku menyuruhmu diam di tempat dan aku kembali untuk memetik beberapa rumput herbal, setelah itu apa yang terjadi?" aku bertanya terus terang pada Trev"eh kau memanggilku apa barusan?" Trev malah terfokus pada aku yang memanggilnya dengan panggilan mesra."sudahlah itu tak penting, jawab saja pertanyaanku" aku menegaskan pertanyaanku yang tadi."bukan waktunya bercanda ya" ucap TrevAku menganggukkan kepalaku dan

  • Daniel Si Pengembara   Bab 17 : Sup Jamur

    Trang! Trang! Trenk!Aku mendengar suara pertarungan antara jarum lebah dan kulit besi semut besi tapi aku tak melihat bagaimana pertarungan itu terjadi karena "pertarungan alam lebih baik tak perlu dilihat karena kau takkan menyukainya" itulah yang buku tentang bertahan hidup katakan.Setelah sekiranya kupikir semuanya selesai aku lantas membalikkan badanku sambil menutup mata dan mengucapkan "terimakasih" sambil membungkukkan badan.Aku kembali menuju sungai berwarna lagi karena air yang kubawa kurasa kurang sedikit lagi untuk perjalanan melalui gurun bahkan belum setengahnya kami jelajahi kemarin.Aku mengambil air dan sedikit meminumnya lalu pergi, airnya tak berbeda dengan air minum lainnya tapi yang ini lebih segar dari air minum yang biasanya.Di jalan aku memetik beberapa jamur yang ada di sekitar jalan, "hampir semua jenis jamur bisa dimakan dan hanya terdapat beberapa yang tidak bisa dimakan" itulah kata yang ada pada sampul belakang buku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status