Share

Daniel Si Pengembara
Daniel Si Pengembara
Author: Pengelana Pikiran

Daniel Si Pengembara

Terdengar suara seseorang yang berteriak seperti seorang pedagang yang meneriakkan dagangannya "Daniel si Legenda, Daniel si Penyendiri, Daniel yang Terkuat, Si hebat Daniel." Suara itu menggelegar ke seluruh kota dan membuat orang orang tertarik akan apa yang diteriakkan pedagang itu.

Lantas pedagang itu pun memulai promosinya setelah para penduduk kota berkumpul dari anak muda hingga orang tua bahkan yang usianya telah renta. "Dialah seorang yang tentunya diketahui oleh semua orang Daniel si kebenaran!." Teriaknya

"Sesosok yang sudah mengelilingi Dunia tanpa terlewat sedikitpun dan akhirnya mengetahui kebenaran sejati dari Dunia yang kita tinggali sekarang!."

"Seorang pengembara muda yang memulai debutnya dari umur 20 tahun dan mengelilingi dunia selama 25 tahun itu telah membuat dunia gempar dengan keberadaannya!."

"DIALAH DANIEL SANG PENGEMBARA!!!"

Teriak lalu teriak dan teriaknya lagi membuat suasana menjadi meriah yang membuat kerumunan menjadi semakin membesar dan membesar

Sambil menunjukkan sebuah buku lantas pedagang itu melanjutkan promosinya "seperti yang telah kita ketahui Daniel mempunyai buku catatan dan keluarganya memberikan buku catatan tersebut kepada publik agar bisa dicetak lebih banyak dan menjadikan Daniel lebih terkenal lagi"

Dia membuka buku sehelai demi sehelai dan mulai lagi berbicara "dari mulai petualangan di negeri langit, hutan rimba, dunia bawah laut, pulau es, hingga padang lumpur dia telah mengunjunginya tak terkecuali."

"Karena itu kami disini ingin menjual salinan buku catatan perjalanan Daniel selama 25 tahun dengan 1 set buku yang bejumlah 10 buah buku tebal catatan Daniel hanya dengan 25 keping koin emas kalian bisa mendapatkan 25 tahun perjalanannya." tawar penjual pada kerumunan.

"Kami menjualnya murah untuk kota ini. Buku catatan ini langka dan hanya terdapat beberapa ribu salinan di dunia ini dan menyebar di seluruh dunia."

Kerumunan orang orang pun mulai terbagi 2 yang mana 1 kubu meninggalkan tempat berjualan itu dengan kecewa karena tak bisa membeli buku itu dan orang orang kaya yang membeli buku itu. 

"Ahh padahal aku ingin sekali membeli buku itu dan mengetahui kebenaran dari perjalanan Daniel." Ucap orang orang yang kecewa karena tak bisa membeli buku salinan itu.

Padahal kekecewaan mereka tak sepenuhnya dapat disayangkan karena siapa yang mengetahui kebenaran dari perjalanan Daniel yang sesungguhnya.

------------- memasuki sebuah kota yang di dalamnya terdapat banyak sekali keanehan-----------

"Keanehan sudah biasa terjadi di Kota Rean ini, dalam perjalanan mengembara nya, Daniel pasti mengunjungi tempat ini setidaknya 2 sampai 3 kali dalam 1 tahun dalam 25 tahun perjalanannya." Ucapku bergumam sambil membaca buku

"Hal itu tak terasa aneh karena orang orang disini mempunyai kekuatan spesial yang biasanya disebut sihir, setiap orang mempunyai bakat terhadap sihir mereka masing masing diantaranya ada orang yang bisa terbang dan juga membuat benda benda melayang, lalu ada yang bisa menyemburkan api dan air juga yang mempunyai bakat penyembuhan, seseorang yang lahir di kota itu pasti memiliki bakat mereka masing masing tanpa terkecuali. Hingga saat Daniel tiba segala kepercayaan penduduk kota Rean berubah. Dengan Daniel orang luar yang sebelumnya tak pernah ada hubungan dengan kota ini bisa mengeluarkan sesuatu seperti cahaya yang kita percayai bahwa itu adalah sihir dan sihir itu berbentuk hingga sekarang yang terletak di Museum Tengah Kota." Bacaku melanjutkan halaman selanjutnya dari buku yang kubaca yang kudapat dari depan museum

"Hmm jadi Daniel juga pernah menuju ke sini juga dan lagi dia menyempatkan untuk kembali ke sini dalam perjalanannya bahkan sampai 2 kali benar benar tak masuk akal" ucapku di depan cahaya Daniel yang ditinggalkan di Museum Tengah Kota

"Jadi mereka menjaga cahaya ini tetap menyala dengan menyuplai sihir listrik ke sesuatu yang Daniel tinggalkan bersama sihirnya huh?" analisaku di depan benda sihir itu

"Tapi bukankah ini termasuk berlebihan hanya karena sebuah cahaya orang orang sampai berdempetan dan tak membuat RUANG!?" Teriakku mengeluhkan kerumunan yang benar benar membuat tubuhku tak bisa bergerak.

-------------- menuju ke awal dari semua ini --------------

Aku adalah seorang remaja berusia 16 tahun yang berasal dari kota yang bersebelahan dengan kota Rean dan yaah aku kurang beruntung untuk mempunyai hal yang disebut keajaiban.

"Yaa mau bagaimana lagi?" Terkadang pemikiran seperti itu muncul setelah aku memikirkan soal sihir.

Hari ini adalah pertama kalinya aku menuju ke kota Rean meskipun kota yang ku tinggali bersebelahan dengan kota itu namun Rean sejak dulu menutup peradabannya dan hanya orang orang tertentu yang dapat akses keluar masuk.

"Sekarang sudah 1 abad setelah kepergian Daniel dari dunia ini dan Rean baru melaksanakan amanat Daniel pada mereka sekarang? Sebenarnya apa yang mereka lakukan pada 1 abad ini?" Gumamku saat berada dalam perjalanan menuju Rean.

Aku pergi ke Rean tak sendirian karena semua orang termasuk aku juga ingin memasuki kota sihir itu sejak lama jujur saja aku merasa sangat beruntung karena tak perlu waktu lama untukku agar bisa memasuki Rean. Kami pergi kesana menaiki kereta bertenaga naga darat dengan 3 rombongan yang masing masing membawa 25 orang. Aku merasa lebih bersyukur karena dapat pergi pada hari pertama dibukanya kota itu.

"Hei menurut mu nanti ada makanan apa saja disana Sie?" Tanya teman dekatku Matty yang juga telah menantikan kepergian kita ini.

"Hmm ntahlah Matty mungkin disana orang orang tak memakan makanan seperti kita para manusia biasa" jawabku sambil merayu Matty.

"Atau mungkin! Bisa saja mereka membuka akses itu karena stock daging manusia untuk dimakan mereka sudah habis dan sengaja membiarkan kita masuk untuk menjadikan kita makanan" lanjutku menakuti Matty.

"Hiiiks" teriak kecil Matty dengan perubahan raut wajah menjadi ketakutan.

"Hei jangan menakuti Matty seperti itu Sie!" Marah ibuku.

"Hehe maafkan aku yang barusan itu hanya bercanda Matty, dari buku yang kubaca soal Rean orang orang disana menjual banyak makanan manis" ucapku

"Benarkah? Kukira hal - hal yang berhubungan dengan sihir tak menyukai makanan manis" jawab polos Matty

"Ntahlah itu hanya dari buku yang kubaca, tapi siapa yang tahu soalnya yang memiliki akses keluar masuk sebelum akhirnya dibuka hanyalah orang orang penting bisa saja..." Ucapku berniat mengerjai Matty lagi

"Sie!?" Sela ibuku menghentikan ucapanku

Aku mulai terbawa terbahak melihat keadaan Matty yang mulai benar - benar ketakukan menanggapi ucapanku dengan serius dan ibuku terus menegurku setiap aku membuat keadaan Matty menjadi lebih ketakutan, orang orang disekitar kami pun ikut tertawa melihat keadaan kami. Kita semua benar benar menikmati perjalanan ini sampai tak memikirkan apa yang akan terjadi setelah perjalanan ini sampai menuju tujuan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status