Home / Fantasi / Daniel Si Pengembara / Bab 3 : Petualangan itu Menyenangkan!

Share

Bab 3 : Petualangan itu Menyenangkan!

last update Last Updated: 2021-09-07 12:12:15

Kembali menuju saat ini. Setelah aku dan Matty pamit kepada ibu kita menaiki sapu terbang otomatis yang diberikan oleh boss kita saat memutuskan keluar dari pekerjaan kita 1 tahun lalu "ini tak seberapa tapi aku tahu kalian akan membutuhkannya, dan juga aku memodifikasi yang ini khusus untuk kalian" itulah katanya. Mungkin dia mengetahui alasan kita keluar dari pekerjaan itu namun itu tak mengherankan ketika mengetahui Bos kita dekat dengan Charles ayah dari Cindy.

Kami terbang menuju Rean untuk menjemput Cindy. Saat ini dia adalah penyihir tulen dia belajar sihir hanya saat bersama kami jadi orangtuanya memanfaatkan hal ini dan membiarkan kami bermain bersamanya dan mengembangkan karakter anaknya.

Semua orang di Rean memiliki status penyihir walaupun pekerjaan yang mereka dalami berbeda. Mereka yang dilihat sudah cukup meyakinkan akan direkomendasikan oleh orang tua mereka kepada penyihir yang mendalami pekerjaan nya menjadi penyihir lalu diajari lebih intensif hingga menjadi seorang yang ahli dalam bakatnya.

Untuk Cindy dia belajar pada penyihir selama 1 tahun dan itu terbilang cepat, Cindy telah menguasai semua elemen dasar dan beberapa cabangnya hanya dalam 1 tahun. Meskipun setiap orang di Rean memiliki 'elemen' sihir yang terikat padanya namun tidak aneh jika ada orang yang menguasai semua elemen karena penyihir Rean bisa mempelajari elemen sihir lain namun bila ingin menjadi penyihir senior mereka hanya perlu mendalami sihir yang terikat padanya ketika dia terlahir. Jadi seseorang yang menguasai semua elemen sihir tak dianggap spesial dan orang yang mendalami sihir nya yang biasa disebut penyihir spesial.

Aku dan Matty telah sampai di Rean kami mengunjungi toko rental sapu terbang otomatis dulu untuk berterima kasih pada Boss karena telah memperlakukan kami dengan baik selama ini. Setelah itu kami pergi menuju rumah Cindy dan menggunakan kode seperti biasanya pada paman Charles "hei lama tak jumpa" ucapnya "iya paman hehehe, berikan kami yang spesial" ucapku menjawab salam paman Charles dengan senyuman "telur?" tanya nya "yang sangaaaaaaaat besar" jawabku. Seperti biasa dia menujukkan jalan dengan mengarahkan kepalanya pada pintu lalu kami bergegas menuju kesana demi melepas rindu setelah 1 tahun tak bertemu dengan Cindy.

Pada saat kami membuka pintu Cindy menoleh dan menyadari kedatangan kami lalu dengan spontan menuju ke arah kami dan memeluk kami dengan erat "aku rindu sekali pada kalian" ucapnya sambil menangis "ayolah itu hanya 1 tahun lagipula kita juga sering bertukar surat jadi itu bukan masalah besar" ujarku menenangkan Cindy "hmm kau benar" ucapnya sambil meredakan air matanya "kelihatannya kau sedang menyiapkan barang barangmu untuk perjalanan, mau ku bantu juga?" kata kata yang keluar dari Matty yang menawarkan bantuan "boleh!" jawab Cindy dengan semangat.

Setelah beberapa saat bersiap di kamar Cindy kita keluar untuk menemui paman Charles dan berpamitan. Dia terlihat sangat khawatir namun dia juga terlihat senang melihat putrinya ingin menggapai sesuatu yang diinginkannya dan membiarkannya pergi bersama kami. Kami bertiga pun keluar dari restoran dan menuju ke tempat lepas landas keluar kota dan pergi meninggalkan Rean. Kita semua pergi sambil berpikiran bahwa perjalanan ini akan menyenangkan tanpa hambatan.

------- menuju ke perjalanan ------

Kami sudah melewati kota Trepo *kota tempatku tinggal dan saat itu Matty bertanya kepada Cindy "hei kemana tujuan pertama kita?", "hmm jika mengikuti catatan harian Daniel setelah dia pergi dari Rean untuk pertama kali dia pergi menuju ke kota yang ada di selatan sana" ucap Cindy lalu aku berteriak disela percakapan mereka "yosh! Chimera ayo pergi ke barat dengan kecepatan penuh" sapu otomatis berjalan dengan kecepatan penuhnya membuat Cindy tertinggal cukup jauh di belakang namun dia bisa menyusul kita dengan menggunakan sedikit lebih banyak lagi Mana yang ada di dalam tubuhnya yang membuatnya terlihat kelelahan "ooh maafkan aku Cindy" ucapku meminta maaf pada Cindy karena merasa bersalah "tak apa ini hanya efek pengeluaran Mana lebih banyak dari biasanya dan aku belum terlalu terbiasa dengan ini jadi jangan hiraukan aku dan ayo kita pergi lebih jauh" jawabnya.

Melihat Cindy yang begitu kelelahan aku bertatap mata dengan Matty dan kami memutuskan untuk mendarat dan mencukupkan perjalanan hari ini "hei Cindy sepertinya kita memang sudah terlalu lama jadi sebaiknya kita mendarat dan berkemah disini" ajak ku pada Cindy "oh baiklah aku akan mencari kayu bakar kalian tentukan saja tempatnya di sekitar sini nanti aku akan kembali kesini" jawab Cindy.

Kami mendarat di tempat yang luas diantara hutan yang lebat ini dan menancapkan sebuah tiang dan bendera diatasnya untuk menunjukkan bahwa kami berada di sini pada Cindy. Setelah menancapkan tiang kami mengeluarkan tenda dari tas yang kami bawa "memang benar tenda ini kecil! Namun aku yakin perjalanan ini takkan sekecil tenda ini!" ucapku untuk melepas lelah perjalanan dengan candaan "itu karena kita tak menghemat uang kita selama setahun jadi hanya tenda kecil yang kita dapatkan" sindir Matty menanggapi candaan ku sambil tertawa kecil "ugh!" ucapan Matty membuatku tak bisa bergerak dan terdiam selama beberapa saat, lalu entah kenapa hal ini membuat kita menjadi tertawa terbahak dan tak bisa berhenti hingga Cindy datang.

"halo teman teman, aku kelewatan apa?" tanya Cindy yang datang dengan membawa kayu bakar "oh tidak kita hanya berbincang sedikiy" jawabku pada pertanyaan Cindy "oh baiklah, aku sudah membawa kayu bakarnya sekarang bantu aku menyusunnya dan aku akan segera melapalkan mantra" ucap Cindy. Matty menyusun kayu bakar di depan tenda, aku pergi melihat sekitar dengan niat kabur dari pekerjaan dan Cindy mulai merapalkan mantra nya, karena melihat semua bekerja dengan giat hatiku tersentuh dan kembali ke tempat kemah.

Matahari sudah mulai tenggelam, api sudah mulai menyala seiring rapalan mantra Cindy diucapkan. Melihat itu semua aku terdiam karena rasanya sangat nyaman dan tenang seperti dunia sedang terfokus pada Cindy yang merapalkan mantra. Aku tergerak kembali dan mulai memasangkan panci di atas api yang telah Cindy nyalakan, aku masih melihat Matty masih terdiam dan aku mulai menghangat suasana dengan berkata pada Cindy "wow! Cindy itu benar benar hebat!" "ehh?! kau pikir begitu? aku jadi malu" jawab Cindy sambil memasang raut wajah yang terlihat malu malu"ayolah tak apa kau tak perlu merendah, kau telah membuat kami terpesona dengan keihdahan sihirmu dan itu sangat hebat!" ucapku.

Malam itu berlangsung sangat menyenangkan! hari pertama dalam perjalanan kita adalah yang terbaik! aku jadi tak sabar akan petualangan di hari hari berikutnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Daniel Si Pengembara   Bab 25 : Suara aneh berasal dari kota

    Aku memakai jubah yang kubuat dari sihir pembuatan di kepalaku dan melanjutkan perjalanan, fajar mulai muncul dan sinyal yang kudapat dari sapu milikku semakin kuat.Sapu terbang otomatis setelah kuberikan Mana untuk melaju lebih cepat mengeluarkan suara yang cukup bising.Semakin dekat dengan sapuku, sekarang terasa aura yang gelap berada di sekitar sapu milikku.Aku mengalirkan Mana lebih banyak dan melakukan lebih kencang.Itu Dia!Sapu milikku ada di dekat 3 orang yang tepat berada di bawahku.2 orang Pria dan 1 wanita.Aura gelap terpancar sangat besar dari salah seorang pria yang sepertinya sedang mengarahkan pisau pada si wanita dengan posisi seolah olah si wanita sedang melakukan percobaan bunuh diri.Pria yang satunya hanya berdiam dan sepertinya sedang mengalami trauma berat.Aku merasakan ada yang janggal dari sini, dan aku mengira ngira kalau si pria yang sedang trauma tak bisa melihat Pria lain dan kuputuska

  • Daniel Si Pengembara   Bab 24 : ingatan yang tak dimiliki

    "ehmm jadi Cindy, apa yang kau lakukan sebelum errgh bertemu kami" aku bertanya saat Cindy memakan makanan yang kubuat."hmm yaa kau tau, perjalanan biasa seperti menjadi raja iblis, mengalahkan vampire, dan juga aku telah menaklukkan dunia sekali, lalu meredupkan matahari dan juga membuat dunia kacau" ucap Cindy dengan polos.Aku ternganga dan Trev yang duduk di sampingku berbisik "temanmu sama gilanya dengan dirimu, tak heran kau juga gila" aku memukul Trev dan berbisik balik "diamlah bodoh! dia memang Cindy secara fisik tapi Cindy yang kukenal dia itu seorang yang lebih anggun dari ini"Cindy melihat pada kami berdua yang tengah berbisik dan dia seketika memegang kepalanya seperti merasakan sakit dan merintih."hei Cindy kau tak apa" ucapku sambil memegang kepalanya juga.Kepalanya sedikit basah dan wajah Cindy memerah karena air penyebab basah itu."ya ampun kau berdarah Cindy, kau harus merawat luka itu apalagi lukanya berada tepat di k

  • Daniel Si Pengembara   Bab 23 : Cindy

    "Pemurnian!"Sebuah suara merapalkan mantra, asal suara itu dari atas sana."sekarang suara apa lagi" aku yang sudah pasrah dan menutup mata mengeluhkan soal suara yang berasal dari atas.Aku melihat ke atas dan terlihat seseorang menggunakan sapu terbang, itu aneh suaranya bisa terdengar dari jarak sejauh itu."pasti dia berteriak sangat kencang dari sana" ucapku yang sudah bisa menggerakkan tanganku yang nyaris saja membuatku bunuh diri.Orang yang menggunakan sapu itu turun ke bawah, seseorang dengan tubuh mungil yang menggunakan jubah untuk menutupi wajahnya itu turun ke bawah.grunk grunk grunkTerdengar suara mesin yang cukup familiar pada telinga ku keluar dari sapu yang dia kenakan.Seseorang itu sudah mencapai tanah dan meletakkan sapu terbang yang ternyata suara itu adalah mesin yang ada dalam sapu itu yang ternyata adalah sapu terbang otomatis."hei Sie" sapa orang itu yang perlahan mendekat dan membuatku mund

  • Daniel Si Pengembara   Bab 22 : Percobaan Bunuh Diri

    Yaa aku hanya berdiri di tempat dan mendengarkan ocehan ocehan yang dihasilkan oleh suara yang terdengar."Aku bosan hanya mendengarkanmu, muncullah di depanku dan bincangkan ini bersama."Suara terhenti dan aku tersadar sekarang, hujan juga seketika berhenti, Trev berdiri tepat di depanku sambil menggoyangkan tubuhku."ada apa denganmu? kenapa kau berdiri disini sendirian" Trev bertanya padaku."aku, ahh duduklah sebentar Trev, ada yang ingin kubicarakan denganmu" ucapku menyuruhnya duduk dan mendengarkan ku."apa yang kau maksud? kau tak seperti biasanya" ucap Trev."turutilah perkataan ku dan dengarkanlah, kukira aku tak bisa mengatasi ini sendirian" tegasku pada Trev."baiklah" ucap TrevDia duduk dengan posisi duduk santai dan bersiap mendengarkan apa yang kukatakan."ini semua terjadi saat kejadian pada kota gurun itu""saat itu...""mungkin saja aku telah mati untuk pertama kalinya"Aku

  • Daniel Si Pengembara   Bab 21 : Pesta Kecil

    Saat ini hari sudah sore dan aku masih mengumpulkan bahan bahan, aku melihat keranjang yang kubawa dan menyadari bahwa aku terlalu banyak membawa jamur."ah sudahlah" ucapkuSelama bersamaku Trev tak pernah mengeluhkan apa yang kumasak dan terlihat menikmati semuanya jadi jamur juga tak apa."HEI SIE!" terdengar teriakkan dari tempat yang tak tahu dimana namun masih di dalam hutan."YAA!" aku berteriak untuk menjawab teriakkan Trev."AKU AKAN PULANG TERLAMBAT JADI KAU PERGILAH KE TEMPAT KEMAH DULUAN DAN MASAK SUP JAMUR ITU!" Teriak TrevAku sedikit tersentak karena Trev bisa mengetahui bahwa aku banyak membawa jamur."Ya!" aku menjawab teriakkannya lagi setelah sedikit tersentak dan Trev tak terdengar lagi berteriak.Aku segera bergegas membawa semua bahan yang kupetik dan berjalan menuju ke tempat kemah.Aku menyalakan api dan menempatkan panci andalan milikku lalu meracik bumbu dan mulai memasak sup."...."

  • Daniel Si Pengembara   Bab 20 : Teriakkan

    Aku membuka mataku dan masih terasa pusing, sepertinya kemarin malam aku tak bisa tidur.Kalau diingat ingat aku memikirkan perkataan Trev yang kemarin dan itu membuatku tak bisa tidur."hmm pagi Trev" aku membuka tenda dan langsung matahari menyerbu kulitku yang masih tertidur lelapAku menginjakkan langkah pertamaku pada tanah yang lembab dan menguap dengan kencang.Hoaaam!Setelah menguap Trev lekas menyapaku dengan sapaan hangat di pagi hari yang indah ini "pagi, bagaimana tidurmu semalam?""kurang baik hoam, aku tak tidur terlalu lelap semalam karena memikirkan sesuatu""...."Trev terlihat membuang nafas seperti lega akan sesuatu, sesaat setelah itu aku mengingat apa yang terjadi kemarin."ahh.. anu.. itu.. aku akan mencari jamur lagi kau kumpulkanlah kayu bakar" ucapku, keadaan terlalu canggung dan aku pergi mencari jamur dengan maksud menjauh dari Trev beberapa saat."...."------Setelah beber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status