Share

Kak Dinda Gila

"Alhamdulillah," kata dokter yang menangani Ibu. Suasana yang tadi tegang kini sudah mulai berubah tenang. Ya, meskipun hatiku masih diliputi kegundahan. Namun, setidaknya hal itu bisa merilekskan otot-otot kepala yang sempat kaku.

"Mbak, alhamdulilah, ibunya Mbak sudah melewati masa kritis setelah sempat mengalami henti denyut nadi." Dokter ber-name-tage dr. Liana itu bicara padaku yang kini menatap wajah Ibu dengan tatapan penuh kekhawatiran.

"Alhamdulillah," kataku sembari menyeka air mata yang sejak tadi berlinangan. "Kira-kira apa penyebab hal itu terjadi, Dok? Apa mungkin karena beliau tahu dan bisa merasakan situasi di sekitarnya?"

"Mbak, tenang, ya. Beliau hanya drop. Semoga setelah ini tidak terjadi apa-apa, ya."

"Baik, Dok," jawabku lemas. Aku merasa jawaban dokter itu belum mewakili pertanyaanku sama sekali. Namun, sudahlah, sepertinya dokter itu memang tak mau berbicara panjang lebar karena kondisi Ibu harus benar-benar steril dari keriuhan.

Setelah dokter dan suster kelua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status