Dari Mantan Jadi Ipar

Dari Mantan Jadi Ipar

Oleh:  Nania Orchid  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
37 Peringkat
100Bab
9.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ayesha Bestari dibuat kaget lantaran yang menikahi Dinda, kakaknya adalah Azka, mantan kekasihnya. Ayesha terpaksa ikhlas, meskipun belum sepenuhnya melupakan Azka. Gadis itu juga memutuskan tak memberi tahu Dinda jika dulu dia pernah menjalin hubungan dengan Azka. Azka yang sebenarnya masih mencintai Ayesha, seringkali mengganggu Ayesha. Bahkan, terang-terangan mengutarakan perasaannya pada Ayesha. Di sisi lain, ibunya Ayesha mencemaskan Ayesha yang belum juga menikah di usia yang sudah dua puluh enam tahun. Ibunya pun berniat menjodohkan Ayesha dengan Athaar Al-Ghifari, pria yang sudah membuat Ayesha kesal saat pertama jumpa. Akankah Ayesha setuju dengan perjodohannya? Atau justru kembali pada Azka dan menjadi duri dalam pernikahan kakaknya sendiri?

Lihat lebih banyak
Dari Mantan Jadi Ipar Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Rosemala
wah, jadi iparan sama mantan. keren kak
2024-02-19 15:18:32
0
user avatar
Allyaalmahira
dari judul, blurb udah bikin penasaran.. lanjut lanjut thor., ceritanya bagus
2024-02-19 15:00:35
0
user avatar
Pena_Ri
dari blurb udh nyeseg, baca yuk. rekomen nih
2024-02-19 14:57:05
0
user avatar
HANA PUSPARINI
kasihan ceweknya, ketemu mantan
2024-01-30 12:05:30
1
user avatar
Amea81
bagus ceritanya bikin candu baca trs
2024-01-22 15:31:17
1
user avatar
Rosa Rasyidin
season 2 bolehlah thor
2024-01-19 14:13:19
1
user avatar
Rosemala
keren kak, seru ceritanya
2024-01-19 07:31:13
1
user avatar
Ayaya Malila
seru banget ceritanya, bikin ketagihan
2024-01-19 06:09:46
1
user avatar
Rianoir
keren kak, semangat
2024-01-18 21:56:44
1
user avatar
Rika Jhon
Seru alurnya,bagus
2024-01-18 17:09:55
1
user avatar
Lidia Rahmat
bagus bgt thor
2024-01-18 16:10:16
1
user avatar
Saraswati_5
bagus dan buat penasaran ceritanya.
2024-01-18 15:34:14
1
user avatar
Ocean Na Vinli
Bagus alurnya
2024-01-18 14:24:20
1
user avatar
Liya Mardina
seruuu, tiap babnya bikin candu ....
2024-01-18 14:07:39
1
user avatar
Silver Girl
semangat ayesha mencari yang terbaik
2024-01-16 23:12:21
1
  • 1
  • 2
  • 3
100 Bab
Kenyataan Pahit
Jantungku berdetak kencang ketika mata tanpa sengaja tertuju pada sosok pria yang telah lama tak terlihat. Pria yang sudah susah payah aku lupakan. Namun sial, kini dia berada di hadapan.Rasanya seperti mimpi buruk. Sungguh, di alam mimpi pun aku sebenarnya tak mau bertemu dengannya. Akan tetapi, ini nyata dan tak bisa terelakkan. Semesta, kenapa mesti bertemu dia lagi? Bukankah hari ini aku berhak bahagia?Konyol, tiada guna aku bertanya pada semesta seperti itu. Semua hanya akan semakin membuat hati ini kalut. Ah, sudahlah, lebih baik aku pura-pura tidak kenal saja padanya. Lagipula, saat ini aku harus buru-buru, sebelum akad nikah Kakak dimulai."Ayesha! Kamu Ayesha, kan?" Pria itu bertanya demikian sambil berusaha menyejajarkan dirinya di samping tubuh ini. Ah, ternyata dia masih mengenaliku. Sial!Aku enggan menanggapi pria yang bernama Azka itu. Hanya membuang waktu dan tak ada gunanya juga. Lebih baik aku bergegas pergi agar segera sampai ke tujuan. Andai, sopir taksi tidak bu
Baca selengkapnya
Masa, Sih Aku Cemburu?
"Apa ...?" Aku kontan terbelalak mendengar jawaban Ibu. Setelah itu menggeleng-gelengkan kepala ini sebagai ungkapan ketidakpercayaan jika Kak Dinda setega itu pada Ibu."Sha, kamu yang tenang, ya, Nduk." Ibu mengusap pelan bahuku. Tangan beliau gemetaran saat ini."Bu, kenapa tidak bilang? Kenapa hal seperti ini harus Ayesha ketahui setelah semuanya terlambat?""Nduk, sudah, ya. Kamu harus percaya sama kakakmu."Aku tercenung memikirkan sikap Kak Dinda yang serakah. Tak bisakah dia menggelar resepsi di rumah? Kenapa harus di hotel mewah? Kasihan Ibu, harus memadamkan impian ke Tanah Suci demi gaya hidup sang putri. Aku kecewa!"Nduk, kamu mau ke mana?" Ibu mencekal lenganku ketika aku hendak berdiri. "Jangan bahas hal ini pada Dinda sekarang, ya. Biarkan dia bahagia."What? Membiarkan Kak Dinda bahagia? Menikah dengan Azka mungkin masih bisa aku terima, tapi membuat Ibu menderita, tak akan aku ampuni.Aku tak memedulikan Ibu yang terus berteriak memanggilku. Mulut ini sudah gatal ing
Baca selengkapnya
Ungkapan Hati Azka
Azka tak meneruskan ucapannya. Hmm ... paling-paling dia sengaja agar aku penasaran dan mau berbicara dengannya. Namun, Ayesha tidak sebodoh itu. Aku memilih melanjutkan langkah kaki."Sha! Sebenarnya hingga detik ini aku masih sayang kamu!" tutur Azka lantang.Astaghfirullah, dasar pria gila. Apa dia tidak sadar posisi dia sekarang siapa? Sungguh, aku tak mau terkena masalah karena ulah Azka. Jangan sampai aku dituduh pelakor. Huh!Sha, aku tau, dalam hati terdalam, kamu juga masih mencintai aku, kan? Jujur, Sha!"Azka semakin menjadi-jadi. Padahal seharusnya dia bisa menahan diri. Apalagi saat ini kami berada di luar rumah. Bagaimana jika ada tetangga yang melihat? Belum lagi jika Kak Dinda muncul. Pria ini harus aku beri pelajaran!"Kamu kalo ngomong mikir, nggak? Apa pantas kamu menanyakan hal seperti itu sama aku? Sadar, sekarang kamu siapa. Masa lalu adalah masa lalu, nggak akan mungkin aku ulang dan kenang! Paham kamu?!" Aku puas sekali setelah mengatakan hal itu. Aku yakin, Az
Baca selengkapnya
Kecerobohanku
"Halo ...." Aku kembali menyapa seseorang di seberang sana. Namun, dia tetap tak bersuara.Aneh. Menghubungi, tapi ketika direspon hanya diam. Aku jadi curiga, apa jangan-jangan itu adalah Azka?"Siapa, Nduk?" Ibu sepertinya penasaran sekali. Beliau sampai kembali duduk setelah sebelumnya berbaring."Nggak tau, Bu. Nggak ada suaranya. Udahlah, biarin aja. Ntar kalo memang ada perlu, pasti nelpon lagi," kataku sambil membantu Ibu merebahkan diri di ranjang."Nduk, kamu juga istirahat, ya. Jangan terlalu memikirkan kakakmu. Ibu yakin, dia pasti akan mengembalikan uang tabungan ibu secepatnya," tutur Ibu ketika aku menyelimutinya.Aku hanya mengangguk pelan meskipun hati ini tidak keruan. Ibu sangat menyayangi Kak Dinda, sudah pasti beliau hanya berpikiran positif pada anak tertuanya itu. Namun, aku yakin jika di hati terdalam Ibu menyimpan kepedihan mendalam.***"Pulang belanja, Sha? Biasanya Dinda yang ke pasar, sekarang kamu, ya?" Bude Welas, tetanggaku bertanya demikian saat aku mel
Baca selengkapnya
Tamu Sombong
Mata Kak Dinda melotot ke arah Azka yang tadi membentaknya. Sementara aku, sibuk mengatur detak jantung yang tak karuan dan menahan rasa panas yang menjalari seluruh pipi.Rasanya lutut ini pun ikut bergetar. Sungguh, ini sangat menakutkan karena aku tidak tahu alasan apa lagi yang harus diberikan agar Kak Dinda percaya."Kamu belain dia, Mas?" tanya Kak Dinda pada Azka."Sayang ... kamu tenang, ya. Kamu salah paham." Azka berusaha menenangkan Kak Dinda. Sepertinya dia sangat menyesal karena membentak istrinya itu."Tenang kamu bilang? Kalian berdua membuat aku curiga tau, nggak!?"Ya, Allah, apa itu artinya Kak Dinda sudah tahu hubungan Azka denganku di masa lalu? Apa sejak tadi dia sudah melihat kami beradu kata?"Dinda, Ayesha, kenapa dengan kalian? Kenapa ribut sekali? Apa kalian ndak malu kalo ada tetangga yang dengar?" Ibu muncul dari balik kamarnya. Sepertinya beliau tadi ketiduran dan baru terbangun gara-gara keributan yang kami ciptakan."Bu, Ayesha ini lancang sekali! Dia ma
Baca selengkapnya
Racauan Azka
Mataku membulat sempurna melihat seseorang yang tadi datang secara tiba-tiba. Di dalam hati rasanya kesal. Namun, aku juga tak mungkin mengusirnya. Bagaimanapun dia anggota keluarga kami saat ini."Azka, kamu dari mana? Kenapa seperti habis ...." Ibu tak melanjutkan ucapannya. Saat ini pasti beliau malu sekali lantaran penampilan Azka sangat semrawut."Ini siapa, Nah?" tanya Bu Wening, temannya Ibu."Em, dia ... mantuku, Ning. Suaminya Dinda," jawab Ibu sungkan. Jelas Ibu segan, ya dikarenakan penampilan Azka yang berantakan. Bisa jadi dia habis mabuk. Tebakanku, sih begitu."Oh, iya-iya. Maaf, yo, waktu Dinda nikah, aku ndak bisa dateng. Kebetulan, lagi di Surabaya. Maklumlah, si Athaar kalau ndak ditemenin ibuknya ndak semangat dia kerja." Bu Wening melirik pria sombong di sampingnya. Oh ... jadi nama dia Athaar. Hmm ... bagus juga.Aku tak dapat menghentikan gerakan mata untuk tak melihat ke arah Athaar. Sialnya, dia juga melihat ke arahku. Tatapan kami bertemu untuk beberapa saat.
Baca selengkapnya
Bertengkar Lagi
"Sayang ...." Azka kaget melihat Kak Dinda yang muncul secara tiba-tiba."Jawab aku, Mas! Kenapa kamu bisa ngomong begitu tentang Ayesha? Sejauh apa kamu mengenal dia Mas?" Mata Kak Dinda melotot. Suaranya juga menggema di seluruh ruangan.Ingin rasanya aku menghilang dari tempat ini sekarang. Tingkah Azka dan Kak Dinda benar-benar membuatku muak. Kenapa mesti bermain drama ketika ada yang bertandang? Di mana hendak ditaruh wajah ini, Tuhan?"Azka, Dinda, cukup! Selesaikan masalah kalian berdua di kamar. Ibu dan Ayesha sedang ada tamu. Tolong jangan membuat ibu malu lagi." Ibu mencoba memberi teguran pada dua orang yang sedang berseteru itu."Ayesha juga harus menjelaskan, kenapa Mas Azka bisa berbicara begitu tentang kamu? Apa yang kamu sembunyikan, Sha?!" Bukannya berhenti, Kak Dinda semakin emosional ketika melihat wajahku.Rasanya aku sudah tak tahan lagi dengan situasi ini. Mulut ini sudah gatal ingin mengakui hubunganku di masa lalu dengan Azka. Namun, bagaimana dengan Ibu? Hati
Baca selengkapnya
Muslihat Azka
Azka semakin mendekat. Aroma tubuh pria itu bahkan sudah sangat jelas di indera penciuman ini. Ya, Allah, bagaimana ini? Aku takut pria ini nekad mengakui sesuatu hal yang bisa membuat semuanya usai.Entah mengapa, aku mendadak kaku. Seperti pasrah jika pada akhirnya Azka menghancurkan semua rahasia yang sudah aku sembunyikan meski dalam kegamangan."Sebenarnya kamu itu kenapa, Mas?!" Kak Dinda sepertinya sangat penasaran "Sebenarnya aku dan—""Ah, sudahlah! Nggak penting aku mendengar ucapan Mas Azka. Yang penting, di sini aku tegaskan jika aku tidak ada hati sama Mas Azka dan masalah ucapan Mas Azka tadi siang mungkin karena sedang mabuk makanya bicaranya ngelantur." Aku langsung berlalu pergi usai mengatakan hal tadi. Tak peduli pada teriakan Kak Dinda yang sepertinya masih mau melanjutkan perdebatan.Azka benar-benar sudah gila. Aku yakin sekali jika tadi dia mau mengakui masa lalu kami di hadapan Ibu dan Kak Dinda. Perlu dikasi pelajaran pria itu!***"Ini uang tabungan ibu yang
Baca selengkapnya
Haruskah Aku Kembali Pada Azka?
"Berhenti, Azka!" Aku berteriak sambil memukul-mukul punggung Azka.Azka tak berubah pikiran. Pria berkemeja biru itu terus saja fokus menyetir tanpa memedulikan aku yang berteriak di belakangnya. Sial! Azka ternyata memang berniat buruk padaku.Air mataku sudah tak terbendung lagi. Saat ini perasaanku kacau balau tak menentu. Penyesalan akan keputusan menumpang motor Azka semakin membuat dada ini sesak."Berhenti, Azka! Tolong!" Lagi, aku memohon pada Azka agar pria itu berbaik hati menghentikan laju sepeda motornya.Azka seperti orang yang sudah hilang belas kasih. Tanpa iba sedikit pun pada seseorang yang dulu pernah menjadi kekasih. Dia sama sekali tak menggubris. Malah sesekali tawanya membahana membuatku semakin bergidik.Pikiran buruk terus menari-nari dalam benakku. Aku takut, Azka berbuat nekad yang hanya akan membuat keluarga kami hancur. Namun, aku juga terus berdoa. Berharap Azka tidak menuruti hawa nafsunya."Tolong sadar, Azka! Ingat Kak Dinda! Dia sayang banget sama kam
Baca selengkapnya
Sial
Mendapat pertanyaan seperti itu dari Azka, mengingatkan aku pada masa lalu bersamanya. Memori di kepala ini seperti diputar kembali. Bagaimana dulu dia memperlakukan aku dan sikap orang tuanya yang jika teringat masih menyisakan perih.Bu Santi sekali pun tak pernah bersikap manis padaku. Setiap kali bertemu dengannya, aku hanya menjadi bahan hinaan saja. Apalagi, dulu aku adalah gadis yang tidak bisa dandan dan pakaian yang menempel di badan selalu itu-itu saja.Dua tahun aku dan Azka menjalin cinta. Namun, tak sekali pun Azka berani membelaku di hadapan ibunya. Hal itulah yang akhirnya membulatkan tekad ini untuk mengakhiri hubungan dengan pria itu. Terlebih, saat itu Bu Santi juga mengancam jika aku tak meninggalkan Azka, dia akan membuat keluarga kami menderita.Masalah hidupku yang pelik tak pernah sekali pun diketahui Ibu. Meski, terkadang wajah ini tak bisa menipu wanita yang melahirkanku itu. Ya, seringkali Ibu bertanya ada masalah apa. Namun, diri ini lebih memilih mengatakan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status