Share

Bagian 29

Author: Puziyuuri
last update Last Updated: 2025-05-11 23:16:05

Kiria membenarkan letak kacamata antiradiasinya. Barisan angka di layar komputer membuat mata sedikit lelah. Namun, analisis data yang tengah dikerjakannya harus selesai dalam 3 hari.

Arya memang tidak terlalu menekannya lagi. Namun, sang atasan sering memanggil ke ruangan untuk laporan. Semakin lama analisis data itu selesai, semakin sering juga Kiria harus ke ruangan presiden direktur. Oleh karena itu, Kiria menetapkan target ketat.

"Tak tahan aku dipelototi Sekretaris Lusi," gumam Kiria.

Setelah sekian lama tak peka, akhirnya dia menyadari hawa-hawa kecemburuan Sekretaris Lusi. Kiria mendadak menyesal sudah menganggap sekretaris cantik itu lemah lembut dan baik hati. Dia bergidik mengingat kejadian terakhir saat Sekretaris Lusi berpura-pura tak sengaja menjatuhkan kopi hanya untuk membuat Kiria keluar dari ruangan presiden direktur lebih cepat.

"Hiii, wanita bucin memang bahaya."

Tring!

Satu notifikasi muncul di layar ponsel. Kiria mengerutkan kening saat membukanya. Ua
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 29

    Kiria membenarkan letak kacamata antiradiasinya. Barisan angka di layar komputer membuat mata sedikit lelah. Namun, analisis data yang tengah dikerjakannya harus selesai dalam 3 hari. Arya memang tidak terlalu menekannya lagi. Namun, sang atasan sering memanggil ke ruangan untuk laporan. Semakin lama analisis data itu selesai, semakin sering juga Kiria harus ke ruangan presiden direktur. Oleh karena itu, Kiria menetapkan target ketat. "Tak tahan aku dipelototi Sekretaris Lusi," gumam Kiria. Setelah sekian lama tak peka, akhirnya dia menyadari hawa-hawa kecemburuan Sekretaris Lusi. Kiria mendadak menyesal sudah menganggap sekretaris cantik itu lemah lembut dan baik hati. Dia bergidik mengingat kejadian terakhir saat Sekretaris Lusi berpura-pura tak sengaja menjatuhkan kopi hanya untuk membuat Kiria keluar dari ruangan presiden direktur lebih cepat. "Hiii, wanita bucin memang bahaya." Tring! Satu notifikasi muncul di layar ponsel. Kiria mengerutkan kening saat membukanya. Ua

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 28

    "Ya ampun, asli enggak nyangka deh. Selama ini, Bu Kiria, kan, gila kerja. Kayak aneh banget kalo bucin sampai segitunya," celetuk seorang gadis dari bagian staf pemasaran. "Hati orang ya mana kita tahu. Biarpun playboy, Pak Aldino itu, kan, ganteng dan tajir," sahut staf pemasaran lain. "Iya, juga, tapi berasa kasian enggak sih sama Pak Aldino. Gara-gara nolak cinta kakak tunangannya, malah dijebak." Kiria susah payah memegangi Arlita dan Yanto yang hendak mengamuk. Sementara Amira terus mengucap istighfar. Tadinya, mereka hanya ingin mencoba menu baru di rumah makan dekat perusahaan. Namun, obrolah para staf pemasaran membuat dua bawahan Kiria itu meradang. Sebenarnya, hal itu bukan pertama kalinya terjadi sejak insiden di pesta pertunangan Kanania. Kiria sudah berkali-kali dibicarakan di belakang. Demi melindungi reputasi Aldino, Kanania mengirimkan gosip murahan pada akun sosial media gosip. Kiria dituduh menjebak Aldino karena ditolak cintanya. "Ketua, ini tidak bisa di

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 27

    Kanania dan Cantika celingak-celinguk. Namun, target mereka tak jua ditemukan. Keduanya memang merencanakan strategi kotor lagi untuk merusak reputasi Kiria. Mereka ingin memastikan Nyonya Jelita Mahendra berubah pandangan."Aneh, dia ke mana, ya? Perasaan tadi masih makan-makan kayak babi rakus," celetuk Cantika."Apa Kakak curiga sama kita? Jadi, dia pulang duluan," tebak Kanania."Coba kamu telepon deh, Nia. Malam ini kita harus berhasil."Kanania mengangguk. Dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi nomor Kiria. Namun, sang kakak tidak juga menerima panggilan, bahkan dua kali langsung memutuskan panggilan. Saat Kanania hendak melakukan panggilan ke sepuluh, si plontos teman Aldino datang ke hadapannya dengan terengah-engah."Dek Nia! Dek Nia! Gawat!""Gawat kenapa, Kak?"Si plontos terlebih dulu menyeka keringat di dahi. Wajahnya tampak benar-benar panik. Dia juga berkali-kali melirik ke kiri dan ke kanan."Kakakmu, Kiria ....""Kakak kenapa?"Si plontos memelankan suaranya, "Aku ta

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 26

    Video mulai diputar. Seperti ucapan Kiria, video dimulai dengan tampilan dirinya yang menjelaskan berbagai khasiat tanaman tradisioal. Lalu, terdengar suara langkah kaki mendekat."Sudah cukup, Cantika! Jangan menuduh kakakku seperti itu!" seru Kanania tiba-tiba. "Kakak tidak perlu membuktikan apa pun," ucapnya lagi dengan wajah sok bijaksana.Kiria menghentikan pemutaran video. Sementara itu, Cantika yang susah payah beradu mulut tentu tak terima. Gadis itu kesal ibunya kadang masih mengharapkan Kiria menjadi menantu, sehingga merencanakan hal licik bersama Kanania. Dia tak rela kalau rencana mereka gagal."Nia! Kamu jangan terlalu baik hati dong!" ketus Cantika."Tapi, Kakak memang tidak bersalah. Aku memang terpeleset," sergah Kanania.Dia bertekad untuk mencegah rekaman yang memperlihatkan sisi jahatnya itu ditampilkan. Kanania mengedipkan mata beberapa kali, memberi kode. Namun, Cantika tidak juga peka dengan isyarat yang diberikan. Adik Aldino itu malah semakin menantang Kiria.

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 25

    Air kolam menyembur ke atas. Kanania tampak timbul tenggelam dan berusaha menggapai apa saja. Gadis itu salah perhitungan, tak menyangka kolamnya begitu dalam.Tanpa pikir panjang, Kiria melepas sepatu bot dan menceburkan diri ke kolam. Dia langsung memeluk Kanania dari belakang. Sang adik meronta panik, bahkan menjambak rambut Kiria. Untunglah, apda akhirnya, Kiria berhasil membawanya ke tepian karena Kanania sudah lemas dan hampir tak sadarkan diri."Jangan bengong, Al! Tolong bantu naikkan Nia!" bentak Kiria gusar karena Aldino hanya planga-plongo saat dia kesulitan menaikkan Kanania ke pinggiran kolam.Setelah diteriaki, barulah Aldino menarik Kanania ke atas. Agung, Riana, dan Mira seketika mendekat. Agung mengambil alih putrinya, lalu melakukan pertolongan pertama. Dia mengembuskan napas lega saat Kanania memuntahkan air kolam."Sial*an! Camer terlalu gercep, jadi tidak sempat memberikan napas buatan seperti di film-film!" gerutu Aldino dalam hati."CPR harus dilakukan oleh sese

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 24

    "Perempuan murah*n!" geram Rose.Dia melangkah cepat memasuki ruangan. Namun, baru lima langkah gerakannya terhenti. Rose mendadak tercengang, hingga terduduk dengan mulut ternganga.Ya, Kiria yang tadi tampak tak berdaya, mendadak menjepit kaki Arya. Gerakannya sangat cepat saat membalikkan keadaan. Kini, Arya terkunci dengan posisi tubuh tertekuk di sofa."Maaf, Pak ini demi kebaikan Bapak!"Tanpa basa-basi, Kiria meminumkan paksa obat penawar ke mulut Arya. Atasannya terbatuk beberapa kali. Namun, dia tetap mencekokinya dengan penawar hingga habis.Kondisi Arya perlahan pulih. Panas di tubuhnya sudah mereda. Dia mengusap wajah yang lelah dan menyugar rambut ke belakang. Tindakan itu membuat Sekretaris Lusi refleks menelan ludah."Tuh, 'kan? Bapak begini lagi. Sudah berapa kali saya peringatkan jika merasakan gejala efek samping racunnya sedikit saja, Bapak harus langsung meminum penawarnya. Bukannya saya sudah memberikan banyak stok sama Bapak? omel Kiria."Saya hanya ingin menguj

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 23

    Brak! Pintu dibuka dengan kasar. Kiria tersentak. Dia refleks menjauhkan diri dari Arya. Semburat kemerahan merekah di pipinya. "Bu Lusi, saya tidak menyangka sekretaris saya yang biasanya begitu profesional melupakan tata kram seperti ini," sindir Arya. Kekesalan tak bisa disembunyikan dari wajahnya. Sekretaris Lusi secepat kilat mengubah raut wajahnya menjadi sendu. Sosok yang tadi membuka pintu dengan amarah menyeruak, kini tampak seperti korban penganiayaan. "Saya hanya khawatir, Pak. Saya mengetuk pintu dan memanggil beberapa kali, tapi tidak ada sahutan. Saya takut terjadi hal berbahaya," cerocos Sekretaris Lusi dengan raut wajah yang tampak benar-benar cemas. Arya mendecakkan lidah. Perempuan penuh drama malah membuatnya jijik dan merasa mual. Sekretaris Lusi diam-diam mengepalkan tangan. Trik menjadi wanita lemah lembut tak berdaya biasanya membangkitkan rasa ingin melindungi seorang pria. Namun, entah berapa kali dicoba pada Arya tetap tak mempan. "Sekarang, Anda

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 22

    Kiria meringis menahan perih di punggung tangan. Dia menghela napas berat. Perih di hatinya terasa lebih menyakitkan.Sejak Kanania menunjukkan kebencian yang terpendam, hidup mereka menjadi seperti sinetron. Entah mungkin Kanania terinspirasi dari drama picisan yang cuplikannya sering lewat di sosial media. Kiria merasa lelah dengan tingkah sang adik."Ck! Sebentar lagi pasti nenek langsung ngamuk nih," keluh Kiria dalam hati Benar saja, Belum sampai 2 menit, Mira sudah bangkit dari kursi. Dia menghampiri Kiria dengan wajah garang. Satu tamparan hampir saja mendarat tanpa permisi. Untunglah, Kiria berhasil menghindar."Kiria! Dasar anak kurang ajar! Nia terlalu baik sama kamu! Dibikinkan teh malah sengaja melukai Nia!"Mira tersengal, lalu memegangi dada. Kiria hanya bisa menghela napas. Penyakit jantung neneknya itu pasti kambuh. Kiria bangkit dari sofa, lalu mengambil isosorbit dinitrat dari kotak obat."Nek, minum obat dulu," bujuk Kiria.Mira menepis tangan Kiria. Napasnya makin

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 21

    "Ketua? Ketua, baik-baik saja?" tanya Amira cemas. Kiria mendadak meninju meja kerjanya hingga sedikit bergeser. Yanto, Arlita dan Amira kompak melompat ke belakang. Mereka saling pandang sembari menahan napas. "Berita ini mengada-ada! Pak Arya hanya menolongku saja." "Menolong?" Arlita, Yanto, dan Amira kompak bertanya. Kiria menghela napas berat. Dia pun menceritakan kembali kronologi kejadian di aula pesta. Yanto yang gemas pada kelakuan Kanania hendak mencubit Amira, tetapi gadis pujaan hatinya itu refleks menghindar. "Bukan mahram, Bang," tegurnya. "Maaf, Adinda, Abang baru belajar hijrah," sahut Yanto sambil mesem-mesem. "Dih, kalian jangan mesra-mesraan dong. Masalah ketua ini gawat," tegur Arlita. Amira beristighfar dengan wajah merona. Yanto malah menggaruk kepala sambil cengengesan. Sementara itu, Kiria membaca setiap kalimat yang ada di berita viral. Dia menghela napas lega karena adegan masuk ke suite room tidak terendus awak media. "Bisa-bisa tiga orang ini pings

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status