All Chapters of Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan: Chapter 1 - Chapter 10

25 Chapters

Bagian 1

Dering ponsel membuyarkan konsentrasi Kiria yang tengah mengamati perubahan warna di tabung reaksi. Meskipun malas, dia tetap mengeluarkan ponsel dari saku jas laboratorium. Tulisan "Presdir Arya" di layar membuatnya seketika menghela napas berat."Ck! Sejak si galak ini yang menjadi presdir, aku sudah seperti budak," keluhnya.Sudah setahun berlalu sejak presiden direktur di perusahaan farmasi tempatnya bekerja mengalami pergantian. Sebelumnya, PT. Farma Medikal dipimpin oleh Abimana Shaka Wijaya. Namun, dengan alasan kesehatan, lelaki bersahaja yang selalu memperlakukan Kiria seperti anak emas itu telah digantikan putranya, Arya Caraka Wijaya.Meskipun baru menginjak kepala tiga, Arya sangat berdedikasi. Perusahaan berkembang dengan pesat. Sayangnya, tekanan kerja yang diciptakannya juga besar, terutama pada divisi pengembangan formula obat yang dipimpin oleh Kiria. Untunglah, Kiria memang berbakat dan berhasil menelurkan banyak formula yang membanggakan."Entah apa lagi maunya si
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

Bagian 2

Suhu ruangan terasa turun. Senyap menyergap. Sorokan-sorokan penuh antusias raib, menyisakan suara musik di lantai satu yang samar terdengar dari celah pintu. Sementara itu, dua sosok yang tadi hampir berciuman seketika terpaku.Waktu seolah terhenti beberapa saat sebelum Aldino dan Kanania saling melepas pelukan. Kanania lebih dulu bangkit dan menghambur ke arah Kiria. Matanya yang sayu berkaca-kaca. Biasanya, sang kakak akan sangat mudah luluh dengan sikap dramatisnya."Kak, ini tidak seperti yang Kakak pikirkan ... aku dan Kak Al hanya ....," isak Kanania sembari mengenggam erat tangan Kiria. Suaranya begitu sendu, juga beberapa kali terbatuk, sedikit menggoyahkan hati Kiria.Kiria cepat mengepalkan jemari. Perbuatan adik dan kekasihnya benar-benar sudah keterlaluan. Tampang memelas tak boleh membuatnya lemah kali ini."Tidak seperti yang kupikirkan apa? Kalian hanya sedang bermain cium-ciuman begitu?"Air mata Kanania meluncur membasahi pipi, membuat Kiria berpaling sejenak. Dia s
last updateLast Updated : 2025-04-15
Read more

Bagian 3

Lima pria mengelilingi Kiria. Namun, gadis itu tampak tak gentar. Si plontos maju dengan gesit. Tinjuannya melesat cepat. Kiria hanya bergeser ke kiri beberapa langkah sembari menyeret Kanania bersamanya. Tinju si plontos malah mengenai wajah teman sendiri."Sial*n!""Kekuatan tanpa teknik yang baik hanya omong kosong," ejek Kiria."Awas kamu!"Si plontos kembali menyerbu. Kini, keempat temannya juga ikut serta. Kiria tak mau kalah, bergerak gesit menghindar sembari melakukan serangan telak pada titik vital. Sebenarnya, dia bisa mengalahkan lawan dengan lebih mudah. Namun, Kanania sebagai beban menghambat gerakannya.Akhirnya, Kiria memutuskan untuk mengamankan Kanania di sofa paling ujung. Dia kembali berjibaku dengan pertarungan. Dua pria sudah tergeletak tak berdaya. Tiga lainnya memang memiliki sedikit ilmu bela diri sehingga lebih menyusahkan.Brak!Pintu dibuka kasar dari luar. Pertarungan terhenti saat sepuluh pria bersetelan hitam masuk. Tanpa berkata-kata, mereka menghajar ha
last updateLast Updated : 2025-04-16
Read more

Bagian 4

Saat wajah Arya dan Kiria hanya berjarak beberapa senti, Arya kembali berbisik lembut, "Aku sangat merindukanmu, Ri-"Belum habis ucapan Arya, Kiria menggunakan sedikit celah untuk membalikkan posisi. Arya malah terkekeh dan menatapnya dengan sorot mata nakal. Kiria merinding dibuatnya. Kemudian, dia dengan paksa membuka mulut sang atasan dan meminumkan air mineral berisi obat penawar."Ughh ... Sial!" umpat Arya sembari memegangi kepalanya.Kiria menggunakan kesempatan itu untuk mendorong Arya. Setelah lolos dari pelukan sang atasan, dia langsung berdiri di dekat pintu. Namun, gadis itu malah mendengar obrolan para pengawal."Baru pertama kali Pak Arya tidak menolak wanita.""Benar juga, biasanya, meskipun diberi obat, tetap bisa mengusir para wanita yang mendekat.""Bukannya tadi juga begitu? Partner bisnis bawakan wanita, tapi diusir semua.""Apa Pak Arya menyukai Bu Kiria-"Deheman dan pelototan Kiria menghentikan obrolan para pengawal. Gadis itu sempat-sempatnya menceramahi merek
last updateLast Updated : 2025-04-16
Read more

Bagian 5

"Nia belum pulang, Nek?" ulang Kiria.Mira mendecih."Kalau sudah pulang, untuk apa aku menunggu di depan pintu? Dari tadi kutelepon, tidak menyambung."Kiria mendesah berat. Kepalanya mendadak terasa berdenyut. Pikiran buruk menghantui benaknya, terlebih mengingat kejadian di ruangan klub malam."Si Aldino sial*n ini, apa lagi maunya? Seharusnya, aku tidak bodoh memercayakan Nia!" desis Kiria tajam.Sayangnya, gerutuannya terdengar Mira. Sang nenek seketika memukul mulutnya dengan remot TV. Kiria menatap protes, tetapi Mira malah mengangkat tangan. Satu tamparan hampir saja mendarat di pipi Kiria. Beruntung, dia berhasil menghindar."Mulutmu itu seperti tidak sekolah saja! Jaga omonganmu! Bagaimana kalau Nak Aldino sampai tahu pacarnya sekasar ini? Kapan lagi keluarga ini punya kesempatan punya mantu sekaya Nak Al. Kenapa bukan Nia yang manis saja yang pacaran dengan Nak Al? Pasti lebih serasi."Kiria tak mengacuhkan omelan sang nenek. Dia lebih memilih menghubungi nomor Aldino. Lela
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Bagian 6

Pintu telah terbuka sempurna, menampilkan pertunjukkan memalukan di sofa.Tangisan histeris Riana seketika memenuhi udara. Agung merangsek masuk, menyeret Aldino dan menghajarnya. Mira bergegas mengejar, mencegah Agung bertindak lebih jauh."Agung, jangan kau pukul calon cucu menantuku!""Bu! Dia sudah melecehkan putriku!""Belum tentu, bisa saja mereka suka sama suka!"Agung dan Mira terus berdebat. Riana hanya bisa terduduk di lantai sambil terisak-isak. Kiria menghela napas berat. Dia menutup pintu dan menguncinya sebelum aib keluarga mereka menjadi konsumsi para penghuni apartemen lain.Kiria mengambil pakaian yang berserakan di lantai dan melemparkannya kepada Kanania. Selanjutnya, dia mendekati Riana dan memeluk erat sang ibu. Sementara itu, Kanania yang mendapat lemparan pakaian pun tersadar. Gadis itu menangis histeris."Ayah, jangan pukul Kak Al! Ini bukan salah Kak Al!" jeritnya dengan air mata bercucuran.Tinju Agung menghantam tembok. Dia mengalihkan pandangan pada putri bu
last updateLast Updated : 2025-04-21
Read more

Bagian 7

"Ehem!""Kucing Pak RT kecebur got!" Kiria mendengkus. "Siapa, sih? Ganggu konsentrasi aja!" gerutunya sembari menoleh ke kanan.Kiria seketika menelan ludah. Sosok tinggi menjulang dengan wajah galak nan tampan itu menatapnya tajam. Kiria sempat melirik Arlita yang memandangnya iba."Ma-maaf, Pak. Saya tadi terlalu fokus melakukan docking, jadi kaget. Ada yang bisa saya bantu, Pak?"Arya melirik layar komputer di hadapan Kiria. Keningnya sedikit berkedut. Pemuda itu kini berfokus pada rancangan senyawa di layar. Setiap gugus fungsi tak luput dari mata elangnya.Kiria seketika mengumpat dalam hati, "Sial! Sial! Kenapa bisa lupa mengganti layar? Waduh, bisa-bisa gawat kalau ketahuan merancang racun diam-diam! Tapi, tenang dulu, Pak Arya, kan orang bisnis, mana ngerti masalah ini."Kiria memang tengah melakukan docking, suatu teknologi merancang senyawa secara digital sebelum benar-benar disintesis. Dengan adanya docking, peneliti bisa menambahkan berbagai gugus fungsi pada senyawa dan
last updateLast Updated : 2025-04-22
Read more

Bagian 8

Kiria terus berlari meninggalkan laboratorium dan memasuki gedung V, di mana ruangan Arya berada. Begitu berada di dalam gedung V, gadis itu mengganti larinya dengan jalan cepat. Dia tentu tak ingin menabrak orang dan membuat masalah baru."Selamat pagi, Bu Kiria," sapa dua gadis cantik dari bagian pemasaran. Kiria hanya membalas dengan anggukan kecil. Dia kembali mempercepat langkah. Telinganya sempat mendengar obrolan sinis gadis-gadis tersebut yang menganggapnya sombong. Namun, Kiria tak punya waktu untuk baku hantam dan bergegas menuju lift."Sial!" umpat Kiria begitu melihat tulisan rusak di salah satu pintu lift.Sementara itu, antrian orang yang hendak menggunakan lift satunya sudah mengular. Kiria mengusap wajah. Dia tak punya pilihan selain menggunakan tangga menuju ruangan Arya."Pak Arya, kenapa ruangan Bapak harus di lantai 7? Lantai 7! Lantai 7!" keluh Kiria sepanjang perjalanan berlari di tangga.Ketika tenaga hampir habis, Kiria berhenti sejenak untuk menyeka keringat
last updateLast Updated : 2025-05-02
Read more

Bagian 9

"Maaf, Pak! seru Kiria sebelum menyundul dagu Arya.Tangan boleh terperangkap dalam genggaman sang atasan, tapi kepalanya masih bisa digunakan. Arya mengerang sambil memegangi dagu yang sedikit memar. Kiria mengusap kepala sambil berlari menuju pintu. Namun, berkali-kali dia menarik gagang pintu, kaca persegi itu tak jua mau bergerak."Mati aku! Pintunya terkunci." Kiria berbalik dan melihat Arya berjalan semakin dekat. "Sial! Terpaksa mengambil resiko. Semoga efek penawarnya juga berkebalikan."Kiria mengatur napas sebelum berlari ke arah Arya. Dia menggunakan sedikit teknik bela diri utnuk mengunci gerakan. Saat Arya terjatuh, kiria meminumkan paksa obat penawar. Arya mengerang beberapa saat sebelum tak sadarkan diri.Tiga puluh menit berlalu begitu saja. Arya terbaring lemah di sofa. Sementara Kiria memilih kursi di depan meja presiden direktur. Dia tentu tak ingin mengambil resiko."Ughh ... kepalaku," desis Arya lemah.Kiria bangkit dari kursi dan menghampiri. "Akhirnya, Bapak s
last updateLast Updated : 2025-05-02
Read more

Bagian 10

Kiria benar-benar tercengang. Dia hanya bisa mengepalkan tangan dan kehilangan kata-kata. Suaranya seolah tersangkut di tenggorokan. Adik lugu berubah menjadi rubah betina licik tentu menjadi tamparan keras baginya."Nia ... kenapa begini ...," lirih Kiria. Namun, dia tiba-tiba terdiam, lalu tergelak. "Aha! Kakak tau! Kamu cuma mau prank, 'kan? Hayo ngaku!" cecarnya.Kanania tersenyum sinis. Sorot matanya yang dingin menghentikan tawa Kiria seketika. Kiria merasakan aura dendam yang begitu kuat. Namun, dia tak mengerti kenapa perasaan seperti itu bisa ada pada adiknya."Nia ... kamu hanya bercanda, 'kan? Pasti hanya bercanda, 'kan?""Bercanda? Tidak, Kak. Aku serius.""Tapi, kenapa, Nia? Kenapa?"Kanania mendekat bibirnya ke telinga sang kakak dan berbisik, "Tentu saja karena aku benci kakakku yang selalu menjadi si nomor satu. Jadi, Kakak tidak boleh lebih baik dariku. Sebentar lagi, aku akan menjadi nyonya muda di Keluarga Mahendra sementara Kakak tetap menjadi perawan tua kaku ya
last updateLast Updated : 2025-05-02
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status