Share

Pelarian Felia

Author: Agus Irawan
last update Huling Na-update: 2025-06-11 21:49:48

Tubuh Hana tiba-tiba limbung di tengah tangga. Wajahnya pucat, pandangannya kabur. Ia sempat berpegangan pada pegangan tangga, tapi tubuhnya tak sanggup menopang diri lebih lama.

“Hana!” teriak Abian, spontan melesat dari bawah tangga.

Tepat sebelum tubuh Hana benar-benar ambruk, Abian berhasil menangkapnya. Tubuh istrinya begitu ringan dan dingin dalam pelukannya. Nafas Hana memburu, keringat dingin membasahi pelipisnya.

“Hana! Sayang, buka matamu... tolong!” Abian panik, mengguncang bahu istrinya pelan. Tapi Hana hanya mengerang lirih, matanya terpejam.

Tania yang semula masih berdiri terpaku, segera berlari menghampiri. “Cepat bawa dia ke rumah sakit, Bi! Jangan buang waktu!”

Felia menutup mulutnya, menahan isak. Pelukannya pada Alena menguat, menyaksikan bagaimana perempuan yang tadi berdiri teguh di hadapannya kini tergolek tak berdaya.

Beberapa menit kemudian, Abian membawa Hana ke mobil pribadinya dengan Tania menyusul di kursi belakang. Sementara di beranda rumah
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dari Tunangan Pura-pura, Jadi Istri Kesayangan sang Tuan   Felia yang Licik

    Felia terdiam. Dadanya bergemuruh. Pertanyaan itu menghantam seperti palu godam yang menghancurkan dinding pertahanannya. Untuk sesaat ia hanya bisa menunduk, tidak berani menatap wajah Rio yang penuh kemarahan dan rasa kecewa."Jawab, Fel! Jangan diam!" bentak Rio dengan suara bergetar. Tangannya mencengkeram kuat setir kemudi, urat-urat di lengannya menegang.Felia menggigit bibirnya, berusaha menenangkan diri, lalu akhirnya membuka suara, pelan tapi penuh tekanan."Rio… aku tidak pernah bilang Alena anakmu. Kau yang selama ini menganggap begitu. Aku tak pernah memaksamu untuk jadi ayahnya."Rio mendengus, kepalanya menggeleng pelan, seperti tak percaya apa yang baru saja ia dengar. "Jadi benar... dia anak Abian?"Felia menatap ke luar jendela mobil. Jalanan padat Jakarta seolah ikut membungkam hatinya yang sesak."Aku tidak tahu pasti, Rio. Tapi... kemungkinan besar, ya."Keheningan membungkus mereka. Suara klakson dari mobil lain terdengar samar, tak mampu menembus atmosfir panas

  • Dari Tunangan Pura-pura, Jadi Istri Kesayangan sang Tuan   Pura-pura tidak Tahu

    Pagi itu meski hubungannya dengan Hana kian terus dalam kemelut badai salah paham yang kian mendera, Abian berpura-pura tidak mengetahui asal usul Ayla, ia sengaja memancing siapa sebenarnya yang mengirimnya hingga masuk ke dalam kantor. Langkahnya semakin cepat membuka pintu ruangannya. Lalu ia duduk di kursi kerja tidak lama kemudian menekan interkom memanggil asistennya. "Cepat ke ruanganku." pintanya dengan tegas. Sementara Adrian di ruangannya segera bergegas setelah mendapat panggilan dari bosnya. "Tuan... anda memanggil saya?" Adrian masih berdiri menatap Abian. Pria tampan yang masih duduk di kursinya langsung menoleh, "Ya, duduklah. Ada hal yang perlu dibahas," Adrian segera duduk, "Apa itu Tuan?" "Bagaimana perkembangan soal identitas Sekretaris baru itu?" tanya Abian datar, "Apa kau sudah mengetahui detail pastinya 'siapa dia?" Adrian menarik nafasnya dalam-dalam sebelum kemudian lanjut bicara, "Saya sebenarnya sudah mengetahui kalau Ayla sebenarnya adalah N

  • Dari Tunangan Pura-pura, Jadi Istri Kesayangan sang Tuan   Pertemuan Hana dan Felia

    Hana menyendokkan nasi ke piring Alena sambil sesekali melirik jam dinding. Di sisi meja, Abian sedang menikmati kopi hitamnya dalam diam. Suasana di antara mereka masih terasa kaku sejak kejadian di kantor tempo hari. “Aku berangkat dulu,” ucap Abian seraya mengambil jasnya dari sandaran kursi. Hana tidak langsung menjawab. Ia hanya mengangguk pelan, lalu membetulkan kerah seragam sekolah Alena. Beberapa langkah menuju pintu, Abian berhenti dan menoleh ke arah Hana. “Hana…” ucapnya pelan. “Kalau ada yang ingin kamu tanyakan… kamu bisa tanya langsung padaku. Jangan percaya yang kamu lihat begitu saja.” Hana menatap Abian sejenak. Matanya sayu namun dalam. “Aku nggak akan tanya apa pun, Abian. Aku sudah terlalu sering mendengar kalimat yang sama.” Abian mengepalkan jemarinya, lalu melangkah pergi tanpa membalas. Beberapa jam kemudian Abian sampai di gedung Adiyaksa Corp. Ia segera bergegas menuju ruangannya lalu duduk dan memegang interkom. “Adrian, datang ke ruangan

  • Dari Tunangan Pura-pura, Jadi Istri Kesayangan sang Tuan   Sikap yang Berbeda

    Pagi itu, suasana rumah keluarga Adiyaksa tampak normal. Alena sudah siap dengan seragam sekolahnya, duduk di meja makan sambil memainkan sendok. Hana menyiapkan bekal untuk anak angkatnya dengan penuh kasih. Namun, dalam hatinya masih ada keraguan. Bayangan Abian dan Ayla di dalam lift masih menari-nari di kepalanya. Tania, ibu mertua Hana, memperhatikan menantunya yang terlihat gelisah. "Kamu kenapa, Hana? Sejak semalam seperti orang bingung saja." "Tidak apa-apa, Bu..." Hana mencoba tersenyum. Tapi Tania bisa menebak ada sesuatu yang disembunyikan. Sementara itu di kantor Adiyaksa Corp... Ayla dengan tubuh wangi dan dandanan rapi memasuki ruangan pantry tempat para staf biasanya istirahat. Salah satu staf perempuan sedang bermain ponsel saat Ayla mendekat. Ia menegur dengan nada seolah santai. "Eh, kamu kenal istri Tuan Abian, kan? Cantik juga sih… tapi kelihatan polos banget." Staf itu mengangguk. "Iya, Bu Hana orangnya baik." Ayla menyeringai kecil. "Tapi ya… kadang laki

  • Dari Tunangan Pura-pura, Jadi Istri Kesayangan sang Tuan   Hana Cemburu

    Di ruang kerja Abian, suasana masih terasa tegang setelah insiden di lift. Abian duduk termenung di kursinya, sementara Adrian berdiri tegak di depan meja dengan wajah khawatir. "Tuan… saya sudah menyuruh semua karyawan untuk tutup mulut. Tapi… gosip di kantor pasti akan cepat menyebar. Apalagi posisi tadi sangat…" Adrian terpaksa berhenti, bingung memilih kata. Abian menatap tajam. "Cukup. Aku tahu apa yang kau maksud." Ia mengusap wajahnya dengan kasar. "Hubungi tim IT. Aku ingin rekaman CCTV di lift itu. Pastikan tidak ada yang disalahartikan." Sebelum Adrian menjawab, suara ketukan terdengar dari balik pintu. "Masuk," ucap Abian singkat. Pintu terbuka. Hana masuk bersama Alena yang baru pulang sekolah. Wajahnya semula cerah, namun langsung berubah dingin ketika melihat ekspresi tegang di ruangan. "Ada apa ini? Kenapa semua terlihat seperti habis menyaksikan drama?" tanyanya datar. Adian tersentak. “Ibu… saya permisi dulu.” Abian hendak bicara, namun Hana sudah lebih dulu d

  • Dari Tunangan Pura-pura, Jadi Istri Kesayangan sang Tuan   Mencurigai Ayla

    Hari pun kini perlahan beranjak sore sementara Abian berdiri di balik jendela kaca, menatap keluar dengan pikiran yang masih penuh dengan pertanyaan soal sekretaris barunya. Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu. TOK TOK. "Masuk," ucap Abian tanpa menoleh. Adrian melangkah masuk, langkahnya tenang namun sikapnya tegas seperti biasa. "Tuan, saya sudah mulai menyelidiki Ayla," ucap Adrian dengan nada serius. "Identitasnya tampak bersih di atas kertas. Tapi ada kejanggalan." Abian berbalik menghadap Adrian. "Kejanggalan seperti apa?" Adrian meletakkan sebuah folder di meja. Di dalamnya berisi beberapa foto, data digital, dan catatan investigasi. "Alamat tempat tinggalnya saat ini adalah rumah kontrakan yang baru ditempati dua minggu lalu. Dan perusahaan tempat dia klaim pernah bekerja sebelumnya... tidak terdaftar secara resmi. Saya mencurigai identitasnya palsu, Tuan." Abian menyipitkan mata, ekspresinya berubah waspada. "Teruskan pengawasan, tapi diam-diam. Jangan samp

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status