Share

Alasan Kenzo

Author: Zinnia Azalea
last update Last Updated: 2023-11-06 21:18:20

"Selangkah saja kamu keluar dari kamarku, lihat apa yang akan terjadi dengan ayahmu esok hari!" Ancam Kenzo yang membuat langkah Riani terhenti seketika.

"Memangnya apa yang bisa kamu lakukan?" Riani mencoba menantang pria tampan itu. Ia masih belum tahu apa yang bisa teman SMA nya itu lakukan.

"Benar kamu ingin tahu?" Kenzo terbangun dari kasur empuk itu. Langkahnya mendekat ke arah Riani. Riani semakin waspada dengan pergerakan yang Kenzo buat.

"Kamu tidak akan bisa macam-macam!" Riani menggelengkan kepalanya.

"Aku bisa membuat ayahmu dijemput malaikat maut esok hari," Kenzo berbisik di telinga Riani.

"Apa maksudmu?" Riani terkesiap mendengar ucapan Kenzo.

"Kamu lupa aku memiliki banyak uang? Asal kamu tahu, rumah sakit tempat ayahmu di rawat adalah milik kakekku. Aku tinggal menyuruh seseorang untuk menyuntikan sesuatu pada infusan ayahmu. Dan Duaaarrr! Kamu akan melihat ayahmu di ruang jenazah," Kenzo tersenyum miring menikmati raut wajah ketakutan Riani.

"Jangan, Kenzo! Aku mohon!" Riani langsung menyambar tangan Kenzo. Air matanya mengalir deras mendengar ancaman yang Kenzo layangkan

Tentu saja Kenzo hanya menggertak Riani. Walaupun kakek Kenzo adalah seorang pemilik Rumah Sakit, dirinya tidak akan bisa melakukan kejahatan sekecil apapun di rumah sakit. Kenzo hanya menakut-nakuti gadis malang itu. Rencananya berhasil. Riani kini bahkan terlihat sangat ketakutan.

"Maka jangan pernah pergi dari tempat ini. Kamu mengerti?" Kenzo menarik tangannya yang tengah di genggam oleh Riani.

"Aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan," Riani berkata dengan suara bergetar. Ia sangat takut dengan ancaman yang Kenzo layangkan padanya.

"Lalu, bagaimana dengan pekerjaanku di pabrik dan juga ayahku? Siapa yang akan merawat dia jika aku di sini?" Riani yang berlinang air mata memberanikan diri menatap mata tajam Kenzo.

"Kamu tidak perlu lagi bekerja ke pabrik. Dan ayahmu aku yakin dia akan baik-baik saja. Aku akan mentransfer sisa uang itu," Kenzo berbalik dan berjalan menuju kasur mewahnya.

Riani tampak kebingungan dengan sisa uang apa yang Kenzo maksud. Gadis itu ingin bertanya, akan tetapi dia urungkan. Riani yang terlanjur menyayangi Tuti takut jika ibu sambungnya terkena masalah apabila dirinya berkata yang sebenarnya.

"Kemarilah!" Kenzo terduduk di tepi ranjang. Riani meneguk salivanya dengan susah payah. Gadis itu tampak ketakutan.

"Bukankah kamu membenciku? Mengapa kamu membeliku?" Riani bertanya tanpa mendekat kepada Kenzo.

"Kamu pun tahu apa yang aku inginkan," Ucap Kenzo dengan senyumnya yang begitu memuakan di mata Riani.

"Apa tujuanmu yang sebenarnya?" Riani mengigit bibir bawahnya.

"Kemarilah! Aku akan membisikannya padamu!" Kenzo tersenyum merendahkan.

Riani berjalan dengan pelan. Ia kemudian berdiri di hadapan Kenzo yang tengah terduduk di tepi kasur. Pria itu kemudian berdiri dan mendekatkan wajahnya pada telinga gadis berusia dua puluh tiga tahun itu.

"Tujuanku adalah menjadikanmu J*lang! Jika aku sudah puas dengan tubuhmu, aku akan segera membuangmu,," Kenzo berbisik.

Sementara Riani membulatkan matanya. Ia sudah menebak jika Kenzo berniat buruk padanya. Tapi apa yang bisa ia lakukan sekarang? Riani tidak memiliki kekuatan apapun untuk melawan pria jahat itu. Apalagi kini ayahnya seakan berada di dalam genggaman pria jangkung itu.

"Maka layanilah aku sekarang!" Kenzo menarik tangan Riani dan menghempaskannya ke atas kasur.

"Aku belum siap," Riani menutupi tubuhnya dengan tangan.

"Aku tidak butuh kesiapanmu. Layani aku dengan baik," Kenzo langsung mengungkung tubuh Riani dengan tubuhnya.

Kenzo kemudian mencium bibir Riani dengan kasar. Sebenarnya Kenzo hanya menakuti gadis itu, tapi entah mengapa hasratnya langsung naik seketika ketika bersentuhan dengan kulit gadis yang selalu ia sebut dengan si anak ODGJ itu.

"Ja-" Riani mendorong dada Kenzo. Akan tetapi, Kenzo langsung membungkam Riani kembali dengan ciumannya.

"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Daughter For Sale   Tamat

    Mobil Kenzo tiba di sebuah daerah yang sangat asri. Wilayahnya terdiri dari pegunungan yang begitu hijau dan sejuk. Tak lama hamparan sawah semakin memanjakan mata. Ya, mobilnya kini sudah sampai di kampung halaman Andi, ayah dari Riani. "Terima kasih Kakak masih mau mengajakku pergi!" Gita menangis terisak. Kenzo terdiam. Hatinya merasa sesak. Apakah ini benar benar hari perpisahan mereka? Kenzo melirik Riani. Wanita itu terlihat tidak bergairah Semenjak kepergian sang ayah, keceriaan Riani seolah hilang tak berbekas. "Kakak masih punya nurani," Riani berusaha meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Satu sisi hatinya yang lain, Riani begitu marah pada Gita. Akan tetapi, bagaimana pun Andi tak akan senang bila ia meninggalkan sang adik di kota. Terlebih ia sudah tidak memiliki tempat bernaung dan sanak saudara yang bisa menyayangi. Hanya dirinya kini yang dimiliki oleh Gita. Riani berharap Gita dapat merubah segala sikap buruknya dan berubah menjadi pribadi yang baik. Keduanya k

  • Daughter For Sale   Mengakhiri Perjanjian

    Meski enggan melepaskan, akan tetapi Kenzo tidak memiliki alasan untuk menahan wanita itu lebih lama di sisinya. Kenzo yang sudah menyukai Riani pun seolah tak rela dengan perpisahan mereka. Akan tetapi, ingin menahan pun Kenzo sudah tak mempunyai ancaman agar Riani mau berada di sisinya. "Ada Shakilla yang akan menggantikanku," ucap Riani yang membuat Kenzo menggelengkan kepalanya. Riani seakan tak peduli. Ia segera membawa kopernya keluar dari apartemen Kenzo. Pria jangkung itu terlihat mencekal tangannya dan menghadap jalan wanita cantik itu. Langkah Riani pun terhenti karena cekalan dari mantan bosnya. "Setidaknya biarkan aku mencarikan tempat tinggal yang nyaman untukmu. Kau mau ke mana malam-malam seperti ini? Di luar kejam, Ri. Tidak akan ada yang berbaik hati padamu," ucap Kenzo. "Aku bisa pergi ke mana pun yang aku mau. Kau tak perlu khawatir, aku mempunyai uang yang cukup," Riani seakan tak ingin tergoyahkan untuk pergi dari sana. "Tolong biarkan aku mengantarmu! S

  • Daughter For Sale   Tekad Riani

    Riani menatap gundukan tanah yang penuh dengan bunga berwarna warni di atasnya. Wanita cantik itu mengusap nisan sang ayah dengan air mata yang terus berderai. Kini orang yang selalu ia perjuangkan kebahagiaannya sudah pergi."Bagaimana Riani menjalani hidup ini tanpa Bapak?" Riani memeluk nisan sang ayah dan menangis tersedu-sedu.Kenzo, Yogi dan Ardi yang hadir pun hanya berdiri di belakang Riani. Mereka menundukan kepalanya. Perasaan bersalah lebih mendominasi diri Kenzo. Dirinya memberikan perawat yang lalai dalam menjaga Andi. Jika saja Andi tidak di bawa paksa oleh Gita dan Tuti, pasti pria itu kini masih hidup."Maut, jodoh, rejeki Allah yang ngatur!!" Ucap Ardi yang seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Kenzo.Kenzo memang menceritakan semua peristiwa yang Andi alami pada kedua sahabatnya. Penyesalan dirasakan Kenzo semakin besar kala menyadari jika kini Riani sudah kehilangan sosok cinta pertamanya."Bapak!" Gita berjongkok dan mengusap nisan Andi yang satunya. Mata gadis itu

  • Daughter For Sale   Kepergian Andi

    Riani telah sampai di rumah sakit tempat Andi dirawat. Wanita itu ke rumah sakit diantar langsung oleh Kenzo. Pria paruh baya itu kini tengah menjalani perawatan intensif di ruang ICU. Riani mendekat ke arah pintu dengan berderai air mata. Tampak di sana Gita dan Tuti tengah terduduk di kursi yang ada di depan ruangan ICU."Kalian lagi!!" Riani menjerit dan menghampiri Tuti dan Gita.Bak kehilangan kendali, Riani langsung menjambak rambut Gita dengan beringas. Tak ia hiraukan teriakan Tuti dan Kenzo yang mencoba melerainya. Kenzo semakin keras menarik Riani dari Gita yang hanya diam tak melawan. Gadis itu terus terisak karena syok melihat kondisi Andi yang saat ini dinyatakan koma."Kamu ini anak kandungnya! Bisa-bisanya kamu culik bapak buat kamu sia-siakan! Mikir kamu, Ta! Selama ini aku dan bapak sayang sama kamu. Bapak selalu sayang dan engga pernah membeda-bedakan kita!" Teriak Riani yang tak tahan dengan tingkah adik tirinya.Jika Tuti, Riani bisa memaklumi karena wanita itu sed

  • Daughter For Sale   Kesedihan Yang Mendalam

    Riani mencoba menelfon nomor ayahnya, tapi nomornya tidak aktif. Hal itu membuat Riani resah. Apalagi dirinya belum sama sekali melihat ayahnya yang telah diberi rumah baru oleh Kenzo. Kenzo menatap Riani dengan cemas. Entah mengapa ia belum rela jika Riani harus pergi saat ini juga. Padahal sudah ada Shakilla di sisinya seperti yang Kenzo idam-idamkan beberapa tahun ini. "Kenzo, aku ingin bertemu Bapak," Riani langsung berdiri dari duduknya. Ia memegang tangan Kenzo dengan penuh harap pria itu dapat mengantarkannya pada Andi. "Aku sedang ada urusan di kantor. Dua hari lagi aku akan mengantarkanmu ke sana," Kenzo berjanji walau ia sendiri tidak tahu pasti kapan Andi akan ditemukan. "Dua hari lagi? Mengapa sangat lama?" Riani mencebikan bibirnya. "Aku harus bekerja agar bisa menggajimu," jawab Kenzo seraya berlalu dari hadapan Riani. "Tapi kamu janji ya bawa aku ke sana dua hari lagi?" Riani mengejar Kenzo yang berjalan ke arah dapur. "Iya. Aku janji," Kenzo mengambil gel

  • Daughter For Sale   Andi Yang Malang

    Andi meringkuk di atas kasur usang yang ada di kontrakan istri dan anaknya. Andi memang dibawa ke kontrakan Tuti. Akan tetapi, karena takut di cari oleh Kenzo, mereka pun berpindah kontrakan dan menyewa kontrakan yang memiliki dua kamar. Uang kontrakan baru itu didapatkan karena Gita mendaftar aplikasi pinjaman online. Andi berguling ke sana ke mari. Ia terus mendengar suara orang-orang memanggil namanya. Andi mengambil bantal dan menutupi telinganya dengan harapan suara-suara itu menghilany. Andi memang menderita skizofrenia. Ia sering mendengar suara-suara yang menurutnya seperti sebuah bisikan. Akan tetapi, suara-suara itu akan menghilang jika Andi rutin meminum obat. "Bangun kamu!" Tuti membuka pintu dengan kasar dan menatap suaminya dengan nyalang. Ia terlihat membawa semangkuk nasi dan juga obat yang harus Andi minum hari ini."Ri, Riani?" Andi berharap putri sulungnya yang datang."Engga ada si Riani. Nih makan!" Tuti menyimpan nasi yang hanya di lumuri kecap itu di atas kasu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status