Home / Romansa / Daughter For Sale / Daughter For Sale

Share

Daughter For Sale

Author: Zinnia Azalea
last update Last Updated: 2023-10-02 12:39:18

Kenzo tengah asyik bermain billiard di ruangan khusus yang ada di rumahnya. Sesekali pria tampan dan jangkung itu tersenyum puas ketika bola yang ia pukul masuk secara akurat ke dalam lubang.

"Hebat lu, Ken!" Teman yang menemaninya bermain billiard memberikan pujian. Kenzo pun meletakan tongkat billardnya dengan asal. Kenzo kemudian mendudukan dirinya di atas sofa, sedangkan tangannya sibuk membuka minuman kemasan dingin yang akan ia teguk.

"Gimana kerjaan lu?" Teman Kenzo yang bernama Ardy terduduk di samping Kenzo. Pria itu memang terbiasa memanggil sapaan Gue-Lu karena dirinya berasal dari ibu kota.

"Ya gitu gitu aja!" Jawab Kenzo sembari meneguk minuman yang ada di tangannya. Setelah puas menuntaskan dahaganya, Kenzo menyimpan botol minuman itu di atas meja kecil.

"Mumet gak sih lu harus kerja keras tiap hari?" Ardy mengambil ponsel boba merk terbaru yang baru saja rilis bulan ini.

"Ya namanya kerja. Mumet sih pasti. Lagian gak tiap hari gue sibuk," Kenzo ikut mengeluarkan ponsel dan mengutak atiknya.

"Gak usah terlalu serius. Hidup ini buat dinikmati. Mending senang-senanglah dulu kita!" Keukeuh Ardy sambil membuka aplikasi haram yang sering ia gunakan untuk menyewa wanita-wanita bayaran. Ardy memang terbiasa hidup bebas. Kuliah di belahan bumi Barat menjadikan Ardy memilki pola pikir yang sangat liberal dan bebas.

"Lu masih nyewa wanita di aplikasi itu? Gak takut kena penyakit lu?" Sindir Kenzo sambil melihat aplikasi yang sedang Ardy buka.

Pasalnya Kenzo adalah pria yang masih perjaka dan belum pernah melakukan hal yang dilarang norma dan agama itu. Bagi Kenzo, prioritasnya adalah perusahaan dan keluarganya. Alasan yang terpenting, Kenzo masih sangat mengharapkan Shakilla kembali padanya. Walaupun wanita itu sudah memporak porandakan hatinya, nyatanya Kenzo masih mencintai cinta pertamanya itu.

"Ya maen yang cantik dong, Bro! Kalau udah dapet cewe yang pas, gue fasilitasin buat tes kesehatan dulu sebelum maen. Biar lebih aman, pake pengaman lah!" Katanya dengan enteng. Kenzo hanya mengernyitkan alisnya saja. Merasa risih mendengar perkataan Ardy.

"Awas lu nanti ketiban sial! Bisa aja cewe yang lu sewa palsuin tes kesehatannya!" Tegur Kenzo lagi.

"Ya gak mungkin dan gak akan bisa lah! Emang bisa tes kesehatan dipalsuin? Pikiran lu udah kaya drama ikan terbang aja!" Keukeuh Ardy dengan renyah.

"Terserah lu lah. Gue udah ngasih tau!" Kenzo tidak ingin memusingkan bagaimana kehidupan Ardy. Ia kembali memfokuskan matanya pada layar ponselnya.

Hening. Mereka fokus dengan ponsel yang ada di tangan masing-masing.

"Ken, ini si Riani kan?" Ardy terkejut dan segera memperlihatkan foto seorang gadis yang sangat ia kenali. Ardy, Kenzo dan Riani memang satu sekolah saat SMA dulu. Ardy pun selalu rutin untuk ikut membully gadis itu bersama Kenzo.

"Itu si Riani?" Kenzo menoleh ke arah gadget yang di perlihatkan oleh Ardy.

"Iya. Lu buta? Nih namanya Riani Mutia Azahra!" Jelas Ardy sambil memperlihatkan ponselnya lebih dekat pada Kenzo. Kenzo mematung. Bagaimana bisa Riani menjual dirinya di aplikasi itu? Dirinya seakan tidak percaya karena Riani terlihat seperti gadis polos dan tidak dekat dengan dunia bebas.

"Dia jual diri?" Jelas Ardy lagi.

Kenzo langsung merebut ponsel milik Ardy. Matanya memindai foto yang terpasang di aplikasi haram itu. Ia melihat Riani sangat cantik di foto profil yang dibubuhkan oleh Tuti.

"Gila gila!!" Kenzo tertawa. Ia tak menyangka jika gadis yang terlihat pendiam dan alim itu menjajakan tubuhnya di aplikasi yang terkenal di kalangan pria hidung belang itu.

"Gue gak nyangka lho, Ken! Liat nih! Katanya dia mau melepaskan kevirginannya. Gue sewa aja ah! Kali kali dapet yang ting-ting!!' Ardy buru-buru hendak menghubungi kontak yang dibubuhkan. Kontak itu tak lain adalah nomor Tuti.

"Gak bisa!" Kenzo merebut ponsel milik Ardy.

"Gue yang bakal beli dia duluan!" Kenzo menyeringai tipis.

"Lu tertarik sama musuh lu ini? Seriusan lu? Lu gak gila kan?" Ardy menempelkan tangannya di dahi Kenzo. Pria itu buru-buru menepis tangan sahabatnya itu.

"Lu kira gue mau, hah? Gue mau beli dia buat injak injak harga dirinya!" Kenzo menyeringai. Kini rencananya seakan terbuka lebar untuk membalaskan sakit hatinya yang telah lama terpendam bertahun-tahun.

"Nginjak-nginjak harga diri gimana sih? Lu mau perk*sa dia gitu?" Ardy merasa tidak mengerti.

"Gak ush banyak tanya. Biar itu jadi urusan gue."

"Gila lu! Gue kira lu alim! Taunya tetep aja suka ngembat perempuan. Tau ada yang ting-ting, lu gilas aja walau itu musuh lu!" Ardy mencemooh sambil tertawat-tawa.

"Terserah lu lah!"

"Bukannya kata Lu dia kerja di pabrik milik lu?" Ardy merasa tidak mengerti.

"Iya. Terus?"

"Lu gak usah beli dia kalau gitu. Buang-buang duit aja. Lu ancam kontrak dia gak diperpanjang aja, udah pasti dia mau kok kasih tubuh dia ke lu!" Cicit Ardy yang menginjak-injak harga diri Riani.

"Gue gak mau ambil resiko. Pekerjaan tetep pekerjaan. Mending gue beli aja dia di aplikasi ini!" Kenzo kemudian mencatat nomor kontak yang tertera di iklan Riani.

"Gila lu ya? Awas lu jatuh cinta entar sama si anak ODGJ itu!" Ardy mewanti-wanti.

"Gak akan pernah. Lu tenang aja!" Kenzo menepuk bahu Ardy, kemudian pria itu berlalu dari ruangan billiard.

Kenzo segera masuk ke dalam kamarnya. Ia mulai memberikan pesan kepada Tuti.

"100 juta," balas Tuti saat Kenzo mengirimkan pesan padanya.

"Tidak ada Nego?" Balas Kenzo.

"Aku masih gadis. Aku pastikan itu," jawab Tuti yang berpura-pura menjadi Riani.

"Dasar gadis murahan!" Kenzo tertawa. Kenzo seakan mendapatkan mainan baru untuk ia permainkan.

"Oke, di mana kita bisa ketemu?" Balas Kenzo lagi.

"Hotel Bougenvile."

"100 juta hanya untuk satu malam? Bagaimana jika kamu jadi simpananku saja? Aku akan membayarmu seharga satu M," balas Kenzo lagi.

Sementara di lain tempat, Tuti membelalakan matanya tak percaya. Wanita itu tak percaya jika ada yang membeli Riani seharga satu Milyar. Ini sungguh di luar prediksinya.

"Satu milyar? Aku kaya!!" Tuti langsung berdiri dan melompat-lompat di atas kasur usangnya. Kehidupan mewah sudah terbayang di benaknya. Ia berencana akan meninggalkan kontrakan kumuhnya bersama Gita dan memulai hidup baru di tempat lain.

"Ya tuhan! Satu milyar! Gita, kita kaya!!" Tuti masih saja berteriak histeris sambil menyebut nama sang anak kesayangan.

"Kenapa gak dari dulu aku jual gadis pembawa sial itu?" Tuti berkata sendiri.

"Pasti si Riani bakal dijadikan simpanan om om tua bangka!!" Tuti menerka-nerka. Ia begitu menikmati kemalangan yang akan menimpa putri sambungnya itu. Tuti pun segera tersadar dari euforianya, ia harus segera membalas pesan pria kaya ini.

"Tentu saja bisa. Aku akan menjadi simpanan yang selalu mem*askanmu, Tuan!" Balas Tuti cepat. Bibirnya terus tersungging senyuman kegembiraan. Kini kehidupan mewah menantinya.

"Dasar j*lang!!" Kenzo berdecih saat membaca pesan yang Tuti kirimkan. Tangan Kenzo mengepal erat. Ia ingin segera membalaskan dendamnya pada Riani atas kegagalan kisah cintanya di masa lalu.

"Sudah bosan hidup miskin kah wanita j*lang ini?" Gumam Kenzo sambil terus melihat pesan yang menurutnya dikirim oleh Riani itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Daughter For Sale   Tamat

    Mobil Kenzo tiba di sebuah daerah yang sangat asri. Wilayahnya terdiri dari pegunungan yang begitu hijau dan sejuk. Tak lama hamparan sawah semakin memanjakan mata. Ya, mobilnya kini sudah sampai di kampung halaman Andi, ayah dari Riani. "Terima kasih Kakak masih mau mengajakku pergi!" Gita menangis terisak. Kenzo terdiam. Hatinya merasa sesak. Apakah ini benar benar hari perpisahan mereka? Kenzo melirik Riani. Wanita itu terlihat tidak bergairah Semenjak kepergian sang ayah, keceriaan Riani seolah hilang tak berbekas. "Kakak masih punya nurani," Riani berusaha meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Satu sisi hatinya yang lain, Riani begitu marah pada Gita. Akan tetapi, bagaimana pun Andi tak akan senang bila ia meninggalkan sang adik di kota. Terlebih ia sudah tidak memiliki tempat bernaung dan sanak saudara yang bisa menyayangi. Hanya dirinya kini yang dimiliki oleh Gita. Riani berharap Gita dapat merubah segala sikap buruknya dan berubah menjadi pribadi yang baik. Keduanya k

  • Daughter For Sale   Mengakhiri Perjanjian

    Meski enggan melepaskan, akan tetapi Kenzo tidak memiliki alasan untuk menahan wanita itu lebih lama di sisinya. Kenzo yang sudah menyukai Riani pun seolah tak rela dengan perpisahan mereka. Akan tetapi, ingin menahan pun Kenzo sudah tak mempunyai ancaman agar Riani mau berada di sisinya. "Ada Shakilla yang akan menggantikanku," ucap Riani yang membuat Kenzo menggelengkan kepalanya. Riani seakan tak peduli. Ia segera membawa kopernya keluar dari apartemen Kenzo. Pria jangkung itu terlihat mencekal tangannya dan menghadap jalan wanita cantik itu. Langkah Riani pun terhenti karena cekalan dari mantan bosnya. "Setidaknya biarkan aku mencarikan tempat tinggal yang nyaman untukmu. Kau mau ke mana malam-malam seperti ini? Di luar kejam, Ri. Tidak akan ada yang berbaik hati padamu," ucap Kenzo. "Aku bisa pergi ke mana pun yang aku mau. Kau tak perlu khawatir, aku mempunyai uang yang cukup," Riani seakan tak ingin tergoyahkan untuk pergi dari sana. "Tolong biarkan aku mengantarmu! S

  • Daughter For Sale   Tekad Riani

    Riani menatap gundukan tanah yang penuh dengan bunga berwarna warni di atasnya. Wanita cantik itu mengusap nisan sang ayah dengan air mata yang terus berderai. Kini orang yang selalu ia perjuangkan kebahagiaannya sudah pergi."Bagaimana Riani menjalani hidup ini tanpa Bapak?" Riani memeluk nisan sang ayah dan menangis tersedu-sedu.Kenzo, Yogi dan Ardi yang hadir pun hanya berdiri di belakang Riani. Mereka menundukan kepalanya. Perasaan bersalah lebih mendominasi diri Kenzo. Dirinya memberikan perawat yang lalai dalam menjaga Andi. Jika saja Andi tidak di bawa paksa oleh Gita dan Tuti, pasti pria itu kini masih hidup."Maut, jodoh, rejeki Allah yang ngatur!!" Ucap Ardi yang seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Kenzo.Kenzo memang menceritakan semua peristiwa yang Andi alami pada kedua sahabatnya. Penyesalan dirasakan Kenzo semakin besar kala menyadari jika kini Riani sudah kehilangan sosok cinta pertamanya."Bapak!" Gita berjongkok dan mengusap nisan Andi yang satunya. Mata gadis itu

  • Daughter For Sale   Kepergian Andi

    Riani telah sampai di rumah sakit tempat Andi dirawat. Wanita itu ke rumah sakit diantar langsung oleh Kenzo. Pria paruh baya itu kini tengah menjalani perawatan intensif di ruang ICU. Riani mendekat ke arah pintu dengan berderai air mata. Tampak di sana Gita dan Tuti tengah terduduk di kursi yang ada di depan ruangan ICU."Kalian lagi!!" Riani menjerit dan menghampiri Tuti dan Gita.Bak kehilangan kendali, Riani langsung menjambak rambut Gita dengan beringas. Tak ia hiraukan teriakan Tuti dan Kenzo yang mencoba melerainya. Kenzo semakin keras menarik Riani dari Gita yang hanya diam tak melawan. Gadis itu terus terisak karena syok melihat kondisi Andi yang saat ini dinyatakan koma."Kamu ini anak kandungnya! Bisa-bisanya kamu culik bapak buat kamu sia-siakan! Mikir kamu, Ta! Selama ini aku dan bapak sayang sama kamu. Bapak selalu sayang dan engga pernah membeda-bedakan kita!" Teriak Riani yang tak tahan dengan tingkah adik tirinya.Jika Tuti, Riani bisa memaklumi karena wanita itu sed

  • Daughter For Sale   Kesedihan Yang Mendalam

    Riani mencoba menelfon nomor ayahnya, tapi nomornya tidak aktif. Hal itu membuat Riani resah. Apalagi dirinya belum sama sekali melihat ayahnya yang telah diberi rumah baru oleh Kenzo. Kenzo menatap Riani dengan cemas. Entah mengapa ia belum rela jika Riani harus pergi saat ini juga. Padahal sudah ada Shakilla di sisinya seperti yang Kenzo idam-idamkan beberapa tahun ini. "Kenzo, aku ingin bertemu Bapak," Riani langsung berdiri dari duduknya. Ia memegang tangan Kenzo dengan penuh harap pria itu dapat mengantarkannya pada Andi. "Aku sedang ada urusan di kantor. Dua hari lagi aku akan mengantarkanmu ke sana," Kenzo berjanji walau ia sendiri tidak tahu pasti kapan Andi akan ditemukan. "Dua hari lagi? Mengapa sangat lama?" Riani mencebikan bibirnya. "Aku harus bekerja agar bisa menggajimu," jawab Kenzo seraya berlalu dari hadapan Riani. "Tapi kamu janji ya bawa aku ke sana dua hari lagi?" Riani mengejar Kenzo yang berjalan ke arah dapur. "Iya. Aku janji," Kenzo mengambil gel

  • Daughter For Sale   Andi Yang Malang

    Andi meringkuk di atas kasur usang yang ada di kontrakan istri dan anaknya. Andi memang dibawa ke kontrakan Tuti. Akan tetapi, karena takut di cari oleh Kenzo, mereka pun berpindah kontrakan dan menyewa kontrakan yang memiliki dua kamar. Uang kontrakan baru itu didapatkan karena Gita mendaftar aplikasi pinjaman online. Andi berguling ke sana ke mari. Ia terus mendengar suara orang-orang memanggil namanya. Andi mengambil bantal dan menutupi telinganya dengan harapan suara-suara itu menghilany. Andi memang menderita skizofrenia. Ia sering mendengar suara-suara yang menurutnya seperti sebuah bisikan. Akan tetapi, suara-suara itu akan menghilang jika Andi rutin meminum obat. "Bangun kamu!" Tuti membuka pintu dengan kasar dan menatap suaminya dengan nyalang. Ia terlihat membawa semangkuk nasi dan juga obat yang harus Andi minum hari ini."Ri, Riani?" Andi berharap putri sulungnya yang datang."Engga ada si Riani. Nih makan!" Tuti menyimpan nasi yang hanya di lumuri kecap itu di atas kasu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status