Share

Misi Pertama : Mencari Jejak Phantom

Terkejut dan tak menduga bahwa dalang dibalik bencana yang meresahkan adalah kumpulan phantom dan devil. Rugby sebagai pangeran memilih Azumi sebagai pemimpin karena kemampuan dejavunya lebih tinggi dibandingkan Eki. "Aku pemimpinnya?" tanya Azumi mekastikan. "Iya. Kemampuan dejavumu lebih akurat dibanding Eki," timpalnya menjelaskan. "Baiklah," pasrah gadis tersebut berusaha menerimanya. "Sekarang misi kita apa?" celetuk Hana melontatkan pertanyaan. "Mencari jejak phantom!. Kita tau markas mereka ada di taman bermain bekas gedung tua tapi , kita harus pergi kesana untuk mencaritahu info lebih lanjut," celoteh Rugby panjang lebar. "Kalo tidak bisa balik lagi gimana?" sambung Azumi mengekspresikan wajah takut. "Kita kesana pada tengah hari saat langit masih terang," ucap Eki menjawab pertanyaan temannya. 

Tengah hari pun tiba. Mereka berempat mulai menjalankan misi seraya memantau serta memastikan beberapa anak main di tempat bermain tersebut aman dan selamat. "Syukurlah mereka aman," ucap Hana sembari menghela nafas lega. "Iya benar," respon Azumi , Eki dan Rugby serempak. Saat anak-anak selesai bermain , tim rahasia mulai beraksi. Saat ingin masuk dana mencari pintu tak terlihat ada sosok gadis misterius memandang taman bermain dengan tatapan tajam. Sang pangeran menghampirinya dan bertanya, "Ada apa? Kenapa kamu menatap taman bermain seperti itu?" mulai penasaran. Gadis tersebut hanya menggeleng lalu menghilang begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun. "Gadis yang misterius," celetuk Eki sambil menggelengkan kepala.

Tak menghiraukan peristiwa yang baru saja terjadi Azumi , Eki , Hana dan Rugby bergegas menjalankan misi yang tertunda sebelum matahari terbenam. Usaha tidak akan mengkhianati hasil , mereka berhasil menemukan markas phantom tersebut kemudian masuk diam-diam.  Setibanya disana , alangkah terkejutnya saat melihat warga terbelenggu dalam keadaan menjadi setengah phantom. "Tempat yang menyeramkan," ungkap Hana ketakutan lekas bersembunyi dibalik tubuh sang kakak. Eki yang menyadari hal itu langsung menggandeng tangan sang adik untuk memberikan kekuatan. "Jangan takut dek , ada kakak , pangeran Rugby dan Azumi disini," ucap Eki berusaha menenangkan adik perempuannya. Hana hanya bisa membalas dengan anggukan karena tidak dapat berkata-kata. 

Tiba-tiba beberapa phantom memergoki mereka serta seketika api menyala dengan sendirinya dan setengah warga , anak-anak Halation Light mulai memudar lalu menghilang. Tim rahasia mulai membentuk formasi lingkaran untuk berjaga-jaga. "Mwahahaha , ada tamu yang tidak diundang berani datang kesini," mulai terdengar suara tanpa menampakan wujud. "Tunjukan dirimu!" tantang sang pangeran tanpa rasa takut.

Markas mulai bergetar , bayangan hitam keluar dari bawah keatas kemudian membuat pusaran dan munculah pria berkulit pucat bermata merah serta di area mata berwarna hitam. Kedua gadis menjerit saat melihat wujud phantom yang saat ini nampak secara live di hadapan mereka. "Kyaaaaaa," reflek berlindung di balik tubuh dua pria pemberani nan gagah lagi tampan. "Penakut!" ujar Phantom yang belum diketahui namanya. "Diam kau!" umpat Eki tak terima atas perkataan lawan bicara. 

Gadis berambut panjang , mengenakan masker serta jubah berwarna kuning muncul secara tiba-tiba dan melawan phantom dari belakang. Tetapi sangat disayangkan , phantom tersebut menyerang balik sampai gadis itu menahan serangan bertubi-tubi. Tim rahasia terkejut saat gadis misterius tersebut muncul secara dadakan dan memutuskan untuk membantunya.

Pertarungan perdana mulai terjadi. Hana dan Azumi berusaha memberanikan diri melawan Phantom dan dengan cerdiknya Rugby menggunakan kekuatan cahaya matahari yang otomatis merubah bola matanya menjadi kuning. Sontak phantom tersebut mulai lemah kemudian menendang mereka keluar dari markas dengan kekuatan magic.

Gadis misterius tersebut pun hanya bisa terdiam sembari mengepalkan kedua tangannya sangat erat sampai darah mulai mengalir. Azumi yang menyaksikannya mulai mendekati gadis tersebut daan mulai mengobati telapak tangannya seraya berkata, "Kamu kenapa? Apa yang membuatmu kesini?" jiwa kepo mulai meronta. "....." tidak menjawab pertanyaan gadis di hadapannya lalu menghilang namun meninggalkan sebuah kalung berhiaskan huruf A yang tak sengaja terjatuh dari kantong celena. Hana mengutik benda itu kemudian menyimpannya di saku celana. "Kita harus menemukan gadis misterius itu," tutur Rugby dengan wajah datar. "Aku yakin pasti dia tau sesuatu mengenai masalah besar ini," sambung Azumi sangat yakin. 

Mereka berempat memutuskan kembali ke istana dan menceritakan peristiwa hari ini. Usai bercerita raja mengirim surat untuk semua warga berinisial A diharapkan ke istana jika kalungnya hilang. Gadis misterius datang dengan tampilan yang berbeda. "Apa kalung ini milikmu?" tanya sang pangeran. "Iya benar , terimakasih," responnya dingin lalu mengenakan kalung kemudian izin meninggalkan istana. "Maaf , aku harus pergi," mulai melangkahkan kaki. "Tunggu!" celetuk Azumi menahan tangan gadis misterius. "Hmm?" tanyanya heran. "Apa kamu mengetahui soal phantom yang tadi kita lawan bersama?" tanya gadis dejavu dengan nada mendesak. Gadis tersebut kaget sampai membulatkan matanya. "Agh! Kenapa aku sangat konyol! Ini jebakan mereka!" batinnya berdecak kesal. "Tolong jawab pertanyaan Azumi," pinta sang pangeran sedikit menekan. "Maaf pangeran , yang mulia , aku tidak bisa menjawabnya," balasnya lalu menghilang. Sang raja dan keempat tim rahasia hanya bisa menatap gadis  yang telah menghilang. "Pasti dia sedang terancam," celetuk sang raja singkat. 

Beralih ke gadis misterius tengah berada di markas miliknya. "Mama , papa , Ana , Bela , aku berjanji akan menyelamatkan kalian apapun yang terjadi!" serunya seraya menatap langit mendung polos tanpa hiasan awan. Gadis berinisial A mulai menyusun rencana untuk menyelamatkan keluarga dan sahabat dari phantom yang kejam. 

Kembali ke istana yang masih heran dengan tingkah gadis misterius yang dingin serta jutek. Eki memutuskan mencari kediamannya untuk di tanyai. Azumi , Hana  , Rugby dan Eki keluar dari istana tak lupa dengan penyamaran. Mereka menusuri kota tapi tidak ditemukan. "Kita mau cari kemana lagi?" keluh Hana merasa lelah. "Kita istirahat dulu saja disini," respon sang kakak mengambil alih komando. "Oke!" seru Hana , Azumi dan Rugby serempak.

Tak lama kemudian Azumi memergoki gadis misterius lewat di depan matanya. Sontak ia bergegas berlari yang di ikuti ketiga rekannya. Hana berhasil meraih tangan gadis tersebut. "Kakak tunggu dulu," ucapnya dengan suara lembut. Saat gadis berambut panjang  menengok ke samping alangkah terkejutnya melihat mereka. "Kalian mau apa sih! Kenapa mengikutiku terus!?" umpatnya kesal. "Ikut kami sebentar. Kami ingin membicarakan hal penting," kata pangeran dengan tatapan serius. "Huft...," menghembuskan nafas secara kasar dan memutuskan untuk pasrah. "Oke oke!" bentaknya. 

Setibanya di markas tim rahasia , gadis misterius dipersilahkan untuk duduk. Sesudah itu Azumi sebagai pemimpin melontarkan pertanyaan. "Kenapa kamu menghindari kami?" seraya menggenggam tangan gadis dengan harapan bisa menenangkan hati lawan bicara. Gadis tersebut menundukan kepala , hanya bisa bungkam. "Hey , apa yang terjadi?" tanya Rugby sembari menyeka air mata gadis berinisial A dengan lembut. "Phantom....phantom itu....hiks," tidak sanggup melanjutkan perkataannya tanpa sadar air mata membasahi pipi. "Apa phantom itu menculik keluarga kakak?" celetuk Hana ikut melontarkan pertanyaan. "Bukan hanya keluarga tapi sahabatku juga," sahutnya dengan suara khas ketika tengah menangis tersedu-sedu. 

Mendengar hal barusan , tim rahasia memutuskan untuk merekurt gadis A ke dalam tim mereka. "Jika kamu berkenan , kami merekurtmu masuk ke tim kami," kata Azumi selaku pemimpin. "Oke! hanya demi menyelamatkan keluarga dan sahabatku," ketusnya lalu menghilang."Anak itu menjengkelkan!" gerutu Eki tidak menyukai gadis dingin dan ketus. Sabar Ki , dia masih terpukul akan peristwa yang menimpanya," ucap Rugby disertai perasaan cemas "Wait , kita belum tau nama gadis itu," sambung Azumi mulai mengingat. "Ah iya kak Azumi benar ," timpal Hana singkat.

Tim rahasia kembali berlatih untuk menyamai kemampuan phantom yang lebih kuat nan cepat. "Terus maju! pantang menyerah sebelum menang!" pikiran Azumi , Hana , Eki dan Rugby mulai menerapkan kalimat penyemangat tersebut.

To be continue.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status