Share

Masa Lalu Gadis Misterius

Gadis misterius kembali ke rumah dengan perasaan tak menentu. Ia membuat segelas cokelat hangat untuk menenangkan pikiran serta hatinya. Sesudah itu gadis berinisial A masuk ke ruangan rahasia terletak dibalik lemari buku. "Hmm....,aku harus membuat senjata untuk mengalahkan phantom itu dengan tanganku sendiri!" tekadnya sudah sangat matang. "Sepertinya Mr. Gun bisa membantuku," pikirnya penuh harap. Mr. Gun merupakan seorang ahli membuat senjata apapun dari senjata kecil sampai senjata besar yang mematikan.

Sedangkan keadaan tim rahasia usai berlatih , mereka mencoba mencari kediaman anggota yang baru saja di rekurt. Karena Rugby seorang pangeran ia bisa menemukan rumah gadis tersebut melalui orang istana yang memegang data warga Halation Light. Setibanya disana , mereka berempat mulai berseru, "Permisi!" Saat mendengar seruan , gadis tersebut memantau tabnya untuk mengetahui siapa yang berkunjung ke kediaman keluarga Emerland. "Huuh , mereka lagi! Mau ngapain sih!" umpatnya pada diri sendiri sampai melempar buku ke lantai. 

Gadis tersebut membuka pintu kemudian menanyakan pertanyaan dengan nada ketus, "Mau apa lagi keisni? Matahari sudah hampir terbenam!" pekiknya mulai naik pitam. "Kami kesini karena penasaran tentang dirimu. Kamu juga belum sempat memperkenalkan dirikan?" celetuk Azumi seraya melangkah mendekati gadis berambut panjang. "Kalian tidak perlu mengetahui siapa aku dan asal-usulku! Aku hanya akan menceritakannya ke sahabatku bukan kalian! Paham!" bentaknya lagi lalu masuk ke dalam rumah  membanting pintu. "BRAK!." Azumi  , Hana , Eki dan Rugby terkejut saat mendengar pernyataan lawan bicara yang membuat mereka bungkam.

"Huuh anak itu benar-benar menjengkelkan!" gerutu Eki mulai membenci tingkah emosional , dingin serta ketus yang dimiliki tuan rumah. "Kak Eki , nanti aku sama kak Azumi coba bicara padanya," sahut sang adik mencoba menenangkan hati sang kakak. "Terserah kalian saja," timpalnya singkat tanpa melihat wajah sang adik. "Hufth...kakak...," batin Hana merasa sedih saat melihat tingkah kakaknya berubah. "Sudah , kita biarkan dia menyendiri dulu. Ini situasi yang tidak mudah baginya," celetuk sang pangeran mencoba berpikir positif. Alhasil tim rahasia kembali ke kediaman masing-masing. Mereka bersiap-siap untuk menjalankan misi keduanya besok saat pagi buta.   

Tak disangka gadis pemilik rumah mendengar percakapan mereka sembari bergumam, "Aku ingin mengalahkan phantom itu sendirian. Yang kubutuhkan saat ini hanyalah kasih sayang dari orang yang ku sayangi bukan mereka," ungkapnya lalu bergegas menuju kamar. Sesampainya di kamar ia langsung menghempaskan tubuhnya secara paksa , melihat langit-langit atap serta melontarkan harapannya sebelum memejamkan matanya. "Semoga mimpi buruk ini segera berakhir." 

Keadaan Azumi tengah duduk di sofa seraya memikirkan bencana yang melanda. Saat memejamkan mata sejenak ia melihat pahantom mengambil jiwa gadis berinisial A. "Gadis itu!" Sontak gadis dejavu terkejut dan bergegas pergi ke rumah gadis jutek menggunakan kekuatan magicnya. "Tok tok tok," terdengar suara pintu diketuk. Tuan rumah yang penasaran terbangun lalu membukakan pintu dalam keadaan masih belum mengumpulkan nyawa sepenuhnya. "Yawn...siapa ya?" menguap kemudian mengusap salah satu matanya. "Aku Azumi , apa aku boleh masuk?" timpalnya dengan raut wajah panik. "Baiklah , masuk!" respon gadis pemilik rumah karena tak tega melihat tampang gadis yang mengunjunginya.

"Ada apa? Kenapa wajahmu panik? Apa phantom menyerangmu?" celotehnya melontarkan tiga pertanyaan sekaligus. "Tidak. Phantom....tubuhmu....," ucapnya dengan nada tidak jelas. "Ini minum dulu," kata tuan rumah memberi minuman. Azumi langsung meminumnya kemudian menjelaskan apa yang ia lihat beberapa waktu lalu. "Saat aku memejamkan mata , aku melihat jiwamu di ambil oleh phantom!" kembali panik sampai tidak bisa mengontrol dirinya. "What!? Jangan konyol deh!" sahutnya emosi. "Aku tidak bercanda! Aku bisa melihat apa yang akan terjadi!" balasnya ikut emosi. "Maksudmu dejavu?" tanya gadis berinisial A dengan nada datar. "Iya," jawabnya singkat.

Tiba-tiba lampu menjadi redup lalu muncul bayangan hitam mulai" menyelimuti rumah kediaman gadis incarannya. "Aku akan mengambil jiwamu Aichel Emerland!" seru phantom tanpa menampakan wujudnya. Aichel terkejut dan mulai mempercayai kemampuan dejavu yang dimiliki oleh Azumi. Azumi memberanikan diri mengatakan, "Jangan ambil jiwa Aichel atau siapapun!" serunya dengan suara lantang dan bergegas menyerang lawan dengan tongkat ajaib. "LIGHT MOON WHITE!" cahaya yang menyilaukan mulai mengisi seluruh ruangan. "Awas kalian! Aku akan kembali!"umpat lawan tak terima akan kekalahannya. "Kamu baik-baik sajakan?" tanya Azumi memastikan. Gadis bermata hijau muda hanya menganggukan kepala sebagai tanda mengiyakan.

"Terima kasih," celetuk Aichel singkat. "Bukan masalah , sebagai pemimpin aku harus mementingkan keselamatan anggota tim," tutur Azumi seraya tersenyum. "Kau mengingatkaku dengan Bella. Dia sahabatku yang diculik oleh phantom beberapa hari yang lalu,"  sambungnya perlahan-lahan mulai membuka diri. Menyadari perkataan yang ia ucapkan beberapa detik lalu , Aichel berkata "Sekarang kau boleh pergi dari rumahku!" perintah tuan rumah tertuju pada pengunjungnya. "Tidak! Aku tidak mau phantom itu kesini lagi dan mengambil jiwamu!" bantahnya dengan wajah serius disertai tatapan tajam. Mendengar perkataan Azumi , ia hanya bisa mengalah. "Hmm..., kamu bisa tidur di kamar tamu," ketusnya lalu masuk ke kamarnya. 

Sebelum tidur , Azumi mengabari ketiga rekannya melalui card message. Di tempat yang berbeda Hana , Eki dan Rugby membaca pesan dari pemimpin tim yang berisi, "Aku sekarang ada di rumah Aichel. Dia gadis yang memiliki kalung tempo hari. Saat ini dia sedang diincar oleh phantom. Tolong bantu aku menjaganya." Setelah melihat card message mereka bertiga langsung tancap gas ke kediaman gadis bernama Aichel Emerland yang akrab di sapa Aichel atau Ai. Setibanya disana Azumi , Hana , Eki dan Rugby berjaga di ruang tamu. 

Saat Eki ketiduran ia melihat Aichel kecil dan keluarga serta sahabatnya liburan bersama di taman bermain Wonder Park terletak tak jauh dari istana. Saat mengunjungi wahana air , gadis cilik megenakan bandana bunga berwana kuning melakukan kesalahan yaitu menjadikan Wonder Park diselimuti oleh tumbuhan yang mengcrystal akibat belum bisa mengendalikan kekuatannya. Karena kejadian itu Aichel di cap penjahat oleh sebagian warga Halation Light dan membuatnya tidak memperdulikan apapun kecuali keluarga dan sahabatnya. "Hosh...hosh...hosh...," Eki bernafas tidak beraturan serta bercucuran keringat saat membuka matanya. Ketiga rekannya heran melihat gelagat Eki yang sepertinya melihat sesuatu yang menyeramkan. "Kak Eki kenapa?" tanya sang adik penasaran. "Kakak melihat masa lalu Aichel," jawabnya singkat dengan raut wajah masih sedikit shock.

Eki menceritakan apa yang ia lihat barusan dan membuat sang adik dan kedua rekannya terkejut. "Apa!?" seru Azumi. "Serius!?" sambung pangeran istana. "Kak Aichel...," lanjut Hana mulai iba dengan gadis super jutek akan masa lalunya. "Setidaknya kita tau alasan atas sifatnya," kata Eki sembari meminum minuman yang ia bawa. "Benar," respon dua gadis serempak. "Aichel..., aku akan menjadi tamengmu. Aku tidak akan membiarkan orang-orang menganggap dirimu seorang penjahat," batin Rugby seraya sedikit menundukkan kepala.

Sedangkan gadis yang memiliki nama marga Emerland bermimpi akan masa lalunya yang kelam sontak membuatnya terbangun. "Hufth , kenapa mimpi itu selalu datang!" gerutunya kesal seraya melipat kedua tangannya. Aichel memutuska untuk mencari angin dan betapa terkejutnya saat melihat Hana , Eki dan Rugby tengah tertidur di sofa. "Apa yang mereka pikirkan sampai melakukan hal ini...," batinnya sembari menatap raut wajah lelah pemimpin serta ketiga anggota tim rahasia. "Sudahlah , tidak penting!" batinnya lagi lalu beranjak menuju dapur untuk mengambil minum kemudian kembali ke kamar.

To be continue

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status