Beranda / Thriller / Deadly Ash / 4. Ditinggal Dua Kali

Share

4. Ditinggal Dua Kali

Penulis: LiEunSaVaLove
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-23 10:05:01

Empat tahun kemudian. Ashley sudah berumur sepuluh tahun. Bermain sudah tidak Ashley lakukan. Namun, Ashley selalu memandangi rumah Keluarga Rider dari pohon yang selalu digunakan untuk bersembunyi.

Tujuan memandangi ingin mencari keberadaan dan keadaan Tony. Namun, yang berada di mata Ashley adalah Jordi dan kedua saudara Jordi. Bagaimana Ashley tidak rindu pada lelaki bernama Jordi?

Tidak. Ashley harus fokus pada tujuan. Janji yang sudah terikat pada kelingking Ashley dan Ashton, sudah tidak bisa diubah. Balas dendam dan penyelamatan harus menjadi prioritas.

Kembali pada alur kehidupan yang sama. Setiap hari, Ashley selalu memakan buah yang sama. Lima buah delima cukup untuk satu, bahkan dua hari. Namun, kini Ashley mengambilnya sendiri. Lebih tepatnya, mengambil buah delima dengan kekuatan abu.

Abu sudah keluar dari telapak tangan Ashley, tinggal mengarahkan ke atas, maka buah delima sudah bisa diambil. Sayangnya, kekuatan abu Ashley belum cukup. Abu yang diarahkan ke buah delima tidak sampai.

Hal itu adalah efek dari pemberian abu sejak dini. Walaupun diberi sedikit demi sedikit dari umur enam tahun, bukan berarti Ashley sudah kuat di umur sepuluh tahun.

Akan tetapi, dua tahun semenjak meninggalnya orang tua Ashley, kekuatan abu yang Ashley miliki akan meningkat drastis. Semua sudah dijelaskan, dan Ashley sangat ingat.

"Aku lapar ...." Nada kecewa Ashley terdengar parau.

Tiba-tiba, abu Ashton datang untuk mengambil lima buah delima. "Ambillah. Papa telat membantumu."

"Terima kasih, Papa. Tidak telat sama sekali. Papa selalu menjadi pahlawan untuk Ashley," balas Ashley, dengan wajah bahagia. Tangan Ashley memegang buah delima dengan erat.

Saat ini, cara makan Ashley sudah tidak seperti dulu. Pertumbuhan semakin meningkat, membuat Ashley mampu menahan lapar. Ashley juga sudah mulai mengerti untuk menyimpan makanan sampai keesokan hari.

"Papa, kali ini, kita harus makan bersama. Setiap kali aku menawarkan kalian makan, pasti menolak. Ashley ingin kalian makan ...." Mata Ashley tidak sengaja menangkap abu Ashton yang berkedip, layaknya lampu terang yang akan mati seketika.

"Kami sudah makan, saat kamu pergi tadi. Kamu saja yang makan, ya?" Ashton mengusap kepala Ashley, ketika memberi senyuman yang berbeda.

Bohong. Abu tidak bisa makan apa pun. Ashton tidak ingin melihat Ashley kecewa, jika mendengar penolakan. Secara tidak langsung, Ashton memang sudah menolak, tetapi menolak dengan cara halus.

"Kemari! Mama ingin berbincang banyak denganmu." Stanley melambaikan tangan dari depan goa, ketika melihat sang suami dan anak telah tiba.

Ketika Ashley sedang memakan buah delima, Stanley tidak henti-hentinya memeluk, memangku, mengusap, bahkan mengecup kepala Ashley. Memang sudah tidak ada organ tubuh maupun pernapasan, tetapi perasaan seorang mama tidak bisa dibohongi. Stanley sungguh tidak ingin meninggalkan Ashley.

Ashley yang sedang asik makan, merasa tenang dengan pelukan Stanley dari belakang. Namun, lagi dan lagi, Ashley melihat lengan abu Ashley yang berkedip. Sama seperti abu Ashton.

"Kalian kenapa berkedip? Biasanya, tidak pernah seperti ini." Ashley belum mengetahui dua hal. Dua hal ini akan membuat Ashley kembali bersedih.

Namun, sudah seharusnya Ashley mengerti. Karena ini semua untuk kebaikan dan tujuan Ashley ke depan.

"Kami sangat menyayangimu. Mulai besok, kamu harus mandiri, ya? Pergi ke kota untuk memulai hidup baru tanpa kami." Stanley ingin sekali menangis. Akan tetapi, abu tidak bisa mengeluarkan air.

"M-mau ke mana? Ashley mau ikut!" Jika sudah mendengar kata pergi, Ashley tidak ingin ditinggal untuk kedua kalinya.

"Kamu harus tahu ini, Ashley." Ashton memberi sebuah kantung kain kecil yang telah dibuka pada Ashley. "Empat tahun telah cukup untuk kami merawatmu. Kini, kamu harus mandiri. Ingat, kami akan selalu di dalam tubuhmu. Kamu mengerti maksud Papa, 'kan?"

Di dalam tubuh Ashley, dengan kata lain, Ashley kembali memakan abu orang tua sampai habis.

"Kekuatanmu akan bertambah dua kali lipat. Ingat tujuanmu hidup, tidak boleh menyerah, apalagi gagal fokus pada hal apa pun. Papa ingin kamu fokus pada apa yang telah kamu janjikan pada kami. Kamu dengar, Ashley?" Tatapan Ashton sangat serius. Jika sudah diberi tatapan serius, maka Ashley harus menerima.

"Simpan kami di dalam kantung kecilmu. Di perjalanan nanti, kamu bisa mengisi kekuatan abumu. Berlatihlah dengan baik dan benar," lanjut Ashton, yang mewakili Stanley bicara.

Stanley tidak sanggup untuk berbicara. Sebelum tahun baru akan di mulai, dan sebelum bergantinya hari, Stanley ingin menghabiskan waktu bersama Ashley.

Biasanya, malam tahun baru selalu ditandai dengan adanya kembang api. Ashley sudah duduk di bukit bersama kedua abu orang tua. Menunggu mulainya kembang api.

Tinggal menunggu dua puluh tiga detik lagi, Ashley memberi pertanyaan pada orang tua. "Apa yang harus aku jelaskan pada Tony? Apa dia akan percaya denganku? Apa ... dia mengenaliku? Aku takut semua usaha yang kujalani sia-sia."

Ashton dan Stanley membuat kedua tangan Ashley seakan berdoa, lalu menaruh satu tangan mereka di atas tangan Ashley.

"Buatlah dia percaya. Kami yakin, dia pasti akan mengenalimu. Hubungan darah tidak bisa ditipu," jawab Stanley, dengan menyandarkan kepala sendiri pada kepala Ashley.

Lima detik lagi. Air mata Ashley sudah keluar terlebih dulu.

"Kami menyayangimu. Selamat tahun baru." Kedua orang yang Ashley sayangi telah berubah menjadi abu sepenuhnya. Tangan Ashley dijadikan tampungan untuk abu orang tua.

Tidak lama kemudian, kembang api sudah menyala. Menyinari wajah Ashley yang menangis tersedu-sedu. "Selamat ... tahun baru, untuk mama, papa, dan Tony."

Kantung kain kecil sudah disiapkan sedari tadi. Ashley memasukkan abu orang tua ke tempat di mana Ashley bisa membawa ke mana-mana. Kantung tersebut Ashley pegang dengan erat.

Jika orang lain menikmati pemandangan kembang api bersama keluarga, tidak dengan Ashley. Tahun baru kali ini sudah membuat Ashley ditinggal pergi untuk kedua kali. Tahun ini adalah tahun terburuk untuk Ashley.

Orang lain bisa bahagia karena merayakan tahun baru, sedangkan Ashley menangis meronta-ronta, dengan memeluk kantung kain di depan dada.

"Kenapa harus pergi lagi? Kenapa baru bilang sekarang? Aku belum siap."

Ashley menghabiskan waktu di bukit hanya untuk menangisi kepergian orang tua. Namun, tangisan Ashley berhenti, saat tidak sengaja melihat Tony di halaman terbuka rumah Keluarga Rider.

Di sana, Tony diperlakukan sebagai pelayan. Membawa makanan dan minuman yang disiapkan di halaman belakang, membakar ikan, menyalakan kembang api, dan melakukan apa pun yang disuruh. Jika tidak dilakukan atau melakukan kesalahan sekali saja, maka siksaan yang Tony dapat.

Seandainya, jarak Ashley dan Tony sangat dekat, Ashley akan menarik Tony untuk menjauh dari Neraka itu.

Tiba-tiba, Ashley terkejut setelah bertatap mata dari kejauhan. Seseorang tidak sengaja menoleh ke arah bukit. Ashley memilih kembali ke dalam goa, menghindar dari laki-laki tadi.

"Sepertinya, aku melihat ada orang di sana. Apa hanya salah lihat?" tanya Jordi pada diri sendiri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Deadly Ash   35. Sadar Diri

    Blair menyunggingkan senyuman. Di hadapannya adalah wanita yang pernah menjadi rekan pembalasan dendam. Berani menghalangi tujuan utama. "Aku tidak terkejut dengan kehadiranmu. Kamu tidak ingin membiarkanku membawa Jordi, 'kan?""Aku tidak akan membiarkanmu membawanya, juga tidak membiarkanmu membunuh ayahnya." Ash sudah berjanji pada Jordi. Pernyataan yang cukup mengejutkan untuk Blair dan Keluarga Rider.Sudah waktunya juga untuk Ash mengaku. "Pelaku yang kalian cari selama ini bukanlah Blair, melainkan aku, Ashley Collins. Karena saat itu, aku sangat membenci Donny, yang sudah membunuh orang tuaku, dan membawa kabur Tony."Sulit untuk Jordi dan Stuart percayai, tetapi banyak peristiwa yang sudah terjadi."Kamu melanggar janji orang tuamu? Ash, mereka ingin kamu membunuh sang pelaku." Blair berusaha mencuci otak Ash untuk kembali ke jalan yang salah."Aku tahu. Akan tetapi, sudah cukup banyak korban yang kubalaskan. Jordi sudah membuatku berjanji

  • Deadly Ash   34. Perang Abu Kematian

    Entah harus berapa lama menunggu. Teman-teman Ashley hanya bisa menunggu, dan menjaga rahasia tetap aman. Tidak mudah untuk mereka tutup mulut di depan Tony, jadi harus dipastikan sangat berhati-hati."Apa menurutmu Ashley akan berhasil membalaskan dendam orang tuanya?" Michael membuka suara di keheningan di antara mereka berempat.Carla melihat pintu yang tertutup rapat. Sepertinya, ini waktu yang tepat untuk membicarakan masalah Ashley. "Aku tidak tahu. Ini sudah lama sekali. Maksudku, setelah dia keluar dari rumah ini, tidak ada kabar bahwa sudah melakukannya. Apa sebegitu lamanyakah membalas dendam?"Michelle terdiam karena teringat sesuatu. "Dia sendirian, Carla. Belum lagi, ada wanita yang memiliki kesamaan dengannya. Ingat wanita yang mengobrol dengan Tony?""Ada yang memiliki kekuatan abu kematian juga? Jika wanita, itu masih tidak masalah." tanya Michael penasaran."Aku ingat. Dia terlihat sangat menjengkelkan. Beruntung kita bertemu denga

  • Deadly Ash   33. Pilihan Tersulit

    Jordi tidak bisa berbuat banyak selain menangkap Stuart yang hampir jatuh ke lantai. Hanya ada satu pertanyaan yang keluar dari mulut Jordi. "Kak Ava sungguh berkata seperti itu. Apa benar? Mungkin saja, Tuhan belum merelakan kalian memiliki anak.""Kamu tidak mengerti, Jordi. Sudah lama aku memeriksakan diri pada dokter, dan dokter mengatakan aku baik-baik saja. Jika bukan aku yang tidak bisa memiliki anak, siapa lagi? Suamiku hanya Stuart saja." Ava menjelaskan penderitaan yang selama ini dirasakan.Tontonan menarik untuk Ash. Percintaan yang sangat merumitkan. Ash dan Blair mencintai Jordi, Ava mulai mencintai Stuart, sedangkan Stuart cinta pada Ash. Jika Gerry masih hidup, pasti akan bertambah."Cukup! Kalian semua sudah membuat saya pusing. Kalian juga sama-sama salah. Lebih baik, kalian, Stuart dan Ava keluar dari rumah ini." Dengan lantang, Donny mengusir anak pertama serta menantu."Ayah, tidak seperti ini caranya-" Jordi mencoba menyelamatkan san

  • Deadly Ash   32. Kejujuran yang Menyakitkan

    Cara panggilan yang sama!Suara lembut saat mengatakan pangeran tidak ada bedanya dengan Ashley kecil. Semua orang juga bisa mengatakan pangeran dengan lembut, tetapi berbeda sekali dengan Ash.Senang dan benci bercampur. Senang karena bisa bertemu lagi dengan sahabat masa kecil, serta benci karena pelaku sebenarnya adalah wanita yang ingin dinikahi.Jordi tidak bisa mengatakan sekarang, jika tahu Ash adalah orang yang memiliki kekuatan abu kematian. Tidak ingin melihat pelaku sekaligus pujaan hati kehilangan nyawa dengan cepat."Kamu duduk saja dulu. Aku akan memanggil yang lain." Ash memberi senyuman manis pada Jordi sebelum pergi.Senyuman yang persis di mana Ashley selalu bersama Jordi, entah di kamar, maupun hutan. Suara panggilan pangeran juga membuat Jordi selalu teringat. "Kenapa di saat yang bersamaan, aku jatuh hati padanya?" gumamnya dengan memegang kepala.Ketukan halus pada pintu kamar yang terbuka membuat Donny menoleh. S

  • Deadly Ash   31. Patut Dicurigai

    Pintu kamar tertutup dari dalam. Air mata sudah tidak menetes, tetapi masih ada basah di pipi. Kehilangan sang ibu tidak membuat Jordi melupakan hal yang membuatnya bingung tadi.Satu-satunya peti besar yang dijadikan jalan keluar dari rumah, kembali dibuka. "Ke mana semua barang-barang tadi?" Barang yang muncul untuk pengalihan sudah menghilang.Namun, mata Jordi menangkap adanya satu benda yang tersangkut pada batu panjang. Sebuah topi yang sempat dipegang Opsir Benny.Dari dalam hingga luar, Jordi memperhatikan topi tersebut berulang-ulang. "Bukankah aku pernah memberi topi ini pada seseorang?"Di hari ulang tahun, Jordi memang mendapat banyak hadiah, tetapi dia juga memberi hadiah pada pelayan yang sudah bekerja keras. "Banyak pelayan pria yang kuberi topi. Bagaimana salah satu di antara mereka bisa tahu?"Ingatan di masa lalu mengenai siapa yang tahu akan peti kembali terulang. Jordi memang pernah menyuruh pelayan untuk membuat jalan rahasia,

  • Deadly Ash   30. Sangat Berhati-Hati II

    Seluruh anggota terduduk lesu di ruang tamu. Sudah ketiga kalinya anggota keluarga tewas, walau belum tentu. Air mata terus menetes di pipi lembut mereka.Menangis dengan dibaluti ketidakpercayaan terlihat di wajah Donny. Semua orang di ruang tamu diperhatikan satu per satu. Mau orang asing atau keluarga sekali pun, Donny akan terus mengawasi dengan ketat."Ini sudah tidak bisa dibiarkan, Yah! Jika hanya Opsir Benny yang bekerja, kita semua bisa meninggal di tangan Blair!" Stuart berseru. Lagi dan lagi, harus menahan amarah pada Ava yang telah berbohong."Kenapa? Kenapa Blair memiliki niat jahat pada kita? Balas dendam apa yang dia maksud?" Ava bersuara, setelah bisa mengontrol diri dari kesedihan. Ibu mertua yang telah dianggap sebagai ibu kandung, kini sudah tidak ada lagi.Stuart sebagai anak pertama sudah hafal dengan perilaku sang ayah. Membunuh pelayan, jika ada kesalahan besar. Pertanyaan yang membuat Donny teringat di masa lalu pun dilontarkan. "M

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status