Share

Dear Kakak Kelas ~ 1

Apakah kalian pernah terlambat datang ke sekolah dan takut dihukum? Sekarang seorang Natasya Priskilla ada di posisi itu.

Tasya dengan tergesa-gesa turun dari bus mengingat kalau sekarang sudah jam 07.18. Apalagi sekarang adalah hari Senin, berarti Tasya sudah terlambat delapan belas menit dan pastinya akan dijemur di bawah terik matahari selama kurang lebih tiga jam.

"Makasih, Mang," ucap Tasya saat turun dari bus sekolah dan menyerahkan selembar uang duaribuan kepada knek bus.

"Sama-sama, Neng."

Saat sampai di depan gerbang sekolah, Tasya mendadak panik karena gerbang sudah tertutup rapat dan memperlihatkan para Siswa/Siswi SMA Pancasila yang sedang menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang artinya upacara sudah dilaksanakan daritadi.

"Gue baru pertama kali lihat seorang cewek terlambat dateng ke sekolah sampe jam segini."

Merasa asing mendengar suara tersebut, Tasya tetap bergeming sembari memegang kuat gerbang sekolah, berharap kalau dirinya diberi kekuatan oleh Dewi Fortuna agar bisa membuka gerbang tersebut.

"Dan parahnya lagi cewek itu budek sampe gak dengar suara gue."

Merasa dirinya sedang dibicarakan, Tasya menoleh ke belakang. Seorang pria dengan rambut acak-acakan, kancing baju yang terlepas 2, dan lengan baju yang sedikit dinaikkan sedang berdiri dihadapannya.

"Maksud lo apa ngomong gue budek?" tanya Tasya tanpa merasa takut sedikitpun dengan lawan bicaranya yang bisa dibilang adalah anak nakal dari SMA Pancasila.

"Lo denger ya? Berarti lo gak budek." cowok itu tampak mengeluarkan sebatang rokok dari saku celananya, lalu membakar rokok tersebut.

"Mau ngapain lo?" tanya Tasya.

"Ngerokok," ucap cowok tersebut, "lo mau juga?"

"Lo gila ya?? Jangan-jangan lo gak waras lagi?!" ucap Tasya dengan nada setengah teriak, membuat Pak Satpam yang sedang tertidur pun kaget.

"HEH NGAPAIN KALIAN DISITU?!" teriak Pak Asep, Satpam SMA Pancasila.

Cowok tersebut memegang pergelangan tangan Tasya, membuat sang empunya tangan kebingungan.

"Ikut gue," ucap cowok itu.

Tanpa menunggu jawaban dari Tasya, cowok itu segera menarik paksa lengan Tasya untuk segera kabur daripada harus berurusan dengan Pak Asep.

"Mau kemana?" tanya Tasya dengan napas yang sudah ngos-ngosan karena lelah berlari.

Cowok tersebut tidak menggubris, membuat Tasya sedikit merinding. "Lo jangan macem-macem, atau gue--"

"Sampai."

Tasya sedikit kebingungan karena cowok tersebut membawanya ke tempat yang asing. Cowok tersebut berjongkok, dan menengadahkan kedua tangannya. "Injak tangan gue, trus masuk lewat gerbang ini."

Mata Tasya membulat sempurna. "Gak gak gak. Lo gak gila, kan?"

"Terserah. Kalo lo gak mau, gue aja yang manjat."

Saat cowok itu sudah siap untuk memanjat gerbang belakang sekolah, Tasya langsung menarik baju cowok itu. "Oke gue mau."

Cowok itu tampak tersenyum penuh kemenangan. "Oke."

Cowok itu berjongkok, kembali menegadahkan tangannya sebagai tumpuan untuk seorang Tasya. Jantung Tasya bergetar hebat saat kaki kanannya sudah berada di tangan cowok tersebut, sedangkan kaki kirinya masih berpijak di tanah.

Kalau gue manjat, berarti dia bisa ngintip daleman gue dong.. oh God!

pikir Tasya.

"Lo mau naik gak? Betah berduaan sama gue?"

Tasya yang sedang merenung pun dibuyarkan oleh ucapan cowok tersebut. "Ogah gue berduaan sama lo."

Cowok itu terkekeh pelan. "Yaudah buruan. Ntar guru BK dateng ke gerbang ini juga untuk periksa anak-anak yang manjat."

Alhasil, kedua kaki Tasya kini sedang berada di kedua tangan cowok itu. Saat hendak menaikkan kaki kanannya di gerbang, Tasya berkata. "Awas lo ngintip."

"Ngintip apaan?" tanya cowok tersebut dengan polosnya, umpan pukulan.

"Ngintip rok gue lah, Bego," ucap Tasya sarkastik.

"Ngapain gue ngintip? Gak guna."

Tasya menaikkan kaki kanannya, dan selanjutnya kaki kiri. Saat merasa sudah aman, Tasya melirik ke arah cowok tersebut. "Lo gak ikut?"

"Ikut apa?" tanya cowok tersebut.

"Manjat lah. Kalo lo gak mau, gue sendiri yang lompat."

"Buruan lompat gih. Mau berduaan terus sama gue?" tanya cowok tersebut merayu.

"Gaje," Tasya menghardik. "Thanks buat bantuannya."

Tanpa menjawab, cowok tersebut segera berlalu dari hadapan Tasya. Tanpa ba-bi-bu, Tasya segera melompat. Dan ketika sampai di area halaman belakang sekolah, tiba-tiba ...

"NATASYA PRISKILAA!"

"Mampus gue," gumam Tasya.

Ya, Bu Salma, guru BK, dapat menyaksikan sendiri siaran live disaat Tasya melompat melalui gerbang belakang sekolah.

"Sini kamu!" perintah Bu Salma.

Tak mau memperpanjangkan masalah, Tasya mengikut saja dan siap menerima hukuman.

"Baris di lapangan, hormat ke bendera sampai jam istirahat!"

"Iya, Bu," Tasya mengangguk lesu.

Disinilah sekarang Tasya berada. Di tengah lapangan luas SMA Pancasila, dan sedang memberi hormat kepada sang merah putih. Para siswa-siswi sudah masuk ke kelas mereka masing-masing karena upacara telah selesai. Meski sedang dihukum, pikirannya tak berhenti terhadap cowok yang menolongnya tadi. Dimana ia sekarang? Apa ia tidak dihukum? Atau ia sudah pulang? Pertanyaan itulah yang sekarang memenuhi benak seorang Natasya Priskilla.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status