Share

80~DS

Penulis: Kanietha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 10:53:33

Elo berdecak pelan saat membaca notifikasi yang baru saja masuk ke ponselnya. Sebuah bukti transfer tunai, dengan jumlah persis seperti yang kemarin ia kirimkan ke rekening Sinar, kini kembali masuk ke rekeningnya.

“Rekening lamaku sudah kututup.”

Begitu bunyi pesan singkat yang tertera di layar.

Sambil mengisap dalam-dalam batang rokok di ujung bibir, Elo langsung mencoba menghubungi Sinar. Gara-gara perceraiannya, Elo kembali hidup ditemani dengan lintingan tembakau sebagai pelariang.

Setelah mencoba menghubungi Sinar, ternyata, nomor ponselnya kembali diblokir.

Rupanya, Sinar hanya membukanya saat ingin mengirim pesan. Dan setelahnya, wanita itu kembali membangun tembok yang sama. Tembok yang begitu tinggi hingga Elo tidak mendengar kabarnya sama sekali.

Entah di mana wanita itu berada saat ini, karena Elo tidak mendapati satu pun petunjuk yang bisa digali.

Tepat ketika batang nikotin di tangan Elo habis, sebuah sedan mewah keluaran terbaru berhenti di depan pintu lobi basement.

El
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (18)
goodnovel comment avatar
WiwikK
alah alah......sweetheart......
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
sama Bintang ngobrolnya nyambung.. sama Elo mah jadi emosi mulu..
goodnovel comment avatar
Lina Maryani
yg sipit temennya pak bintang..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dear Secretary   96~DS

    “Kita makan dekat sini aja ya, Bang,” pinta Sinar sambil memasang sabuk pengamannya. “Jangan jauh-jauh biar nggak lama. Di perempatan depan ada rumah makan. Di sana aja.”“Oke.” Jericho langsung melajukan mobilnya, ke tempat yang disebut oleh Sinar.“Mama bilang, kamu ada rencana pindah?” tanya Jericho membuka obrolan. “Kalau itu menyangkut urusanku sama Puspa, nggak usah diambil pusing.” “Aku memang ada rencana pindah, Bang, tapi diundur dulu, karena Asa masih kecil. Nggak tega kalau harus diasuh orang lain.” Sinar memutar sedikit tubuhnya menghadap Jericho. “Bang Jer, kata mbak Puspa masalah kalian sekarang karena aku?”Jericho menarik nafas panjang, menghembuskannya perlahan. “Aku mau cerai, karena sudah capek dengan sikap Puspa yang nggak pernah berubah. Jadi buka karena kamu.”“Tapi Mbak Puspa nuduh aku sudah ngerusak rumah tangga kalian.”“Nggak ada yang kamu rusak di sini,” ralat Jericho. “Kamu tahu sendiri, kan, gimana kerjaan Puspa selama ini. Ya, mungkin Mama sudah cerita k

  • Dear Secretary   95~DS

    “Jericho itu suka sama Sinar, Ma. Makanya dia ceraiin aku.” Puspa mendengkus, menatap tajam pada Jericho.“Jangan asal bicara, Puspa,” sahut Praba dengan suara yang rendah, tetapi tetap tegas.“Aku nggak asal bicara, Yah. Silakan tanya langsung sama Jericho,” tantang Puspa lantang. “Aku sudah kenal Jericho sepuluh tahun, jadi aku tahu kalau ada ada yang berubah dari dia. Dan semua itu terjadi sejak kehadiran Sinar.”Jericho menatap datar, tetapi tetap tenang. “Kalau memang aku suka sama Sinar, terus kenapa? Apa maumu?”Baik Praba, June, dan Puspa sontak terdiam. Mereka menatap Jericho dengan keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan. Jericho mengakui semua itu tanpa ragu dan tanpa mau memikirkan akibatnya.“Jer! Jangan bicara sembarangan!” tegur June sambil melotot pada putranya. “Kamu cuma bercanda, kan?“Aku nggak bercanda, Ma,” jawab Jericho enggan menutupi apa pun, setelah semua terbuka seperti sekarang. “Aku sama Sinar nggak punya hubungan darah, kan? Jadi, di mana salahnya? Ak–

  • Dear Secretary   94~DS

    Sinar menghela napas panjang. Ia belum juga beranjak dari kamar mandi, setelah kembali ke kantor. Pandangannya lurus pada cermin wastafel, melihat bayangan dirinya sendiri. Rambut dan kemejanya sudah kering, tetapi aroma matcha yang sempat disiramkan Puspa masih tercium meski sudah dibilas. Dengan gusar, Sinar menggigit bibir bawahnya. Ia tahu benar, begitu keluar dari kamar mandi, Bintang tidak akan diam lagi. Pria itu mungkin menahan diri selama perjalanan pulang karena ada Ryu dan Edi di dalam mobil yang sama. Namun, kini tidak lagi. Sinar sampai tidak bisa membayangkan, ceramah seperti apa yang akan diberikan Bintang padanya setelah ini.“Kalau mau tidur, jangan di kamar mandi.”Bibir Sinar sontak mengerucut ketika mendengar suara Bintang dari luar.“Saya punya kamar yang bisa kamu pakai untuk istirahat,” lanjut Bintang.Tidak bisa menghindar lebih lama lagi, Sinar akhirnya keluar dengan senyum kikuk.“Pakai kemeja saya dulu,” ujar Bintang memberikan kemeja hitam miliknya pada S

  • Dear Secretary   93~DS

    “Are you okay, Mommy?” tanya Bintang, memerhatikan wajah Sinar yang tampak sedih.Sinar mencebik sambil mengangguk. “Nggak oke, sebenarnya,” jawabnya jujur. Sebenarnya, Sinar belum siap meninggalkan Asa begitu saja. Memangnya, ibu mana yang rela berada dalam posisi seperti sekarang? Pasti tidak ada, kecuali karena keadaan yang memaksa.Sinar harus bisa berdiri dengan kakinya sendiri. Ia tidak boleh berdiam diri menerima bantuan terus-menerus dari Elo dan dari anggota keluarga lainnya. “I see,” Bintang mengangguk pelan. “Kamu bisa kerja dari rumah sambil jaga Asa. Nanti, berkasnya biar diantar pak Edi atau kurir ke sini.”“Nggak papa, Pak Bin.” Sinar menggeleng cepat. “Saya memang harus terbiasa dengan kondisi ini.”“Harusnya kamu masih dapat jatah cuti satu bulan, kan?” celetuk Elo sambil memangku putranya di sofa. “Kenapa sudah masuk hari ini?” Elo beralih pada Bintang. “Jangan begitulah, Mas.”“Aku sudah bilang itu ke Sinar, El.” Bintang menunjuk wanita itu. “Tapi, dia ngotot mau

  • Dear Secretary   92~DS

    Sinar tahu, membesarkan anak dalam keluarga yang tidak sempurna tentu akan meninggalkan celah tersendiri. Akan tetapi, itu masih lebih baik dibanding tumbuh di tengah rumah tangga yang cacat dan penuh dengan kecurigaan, luka, dan kebohongan yang tidak kunjung reda.Untuk itu, Sinar memilih melepaskan hubungannya dengan Elo. Ia tidak ingin terus hidup bersama, tetapi dihantui prasangka yang bisa menggerogoti hatinya setiap hari. Lebih baik ia berdamai dan membangun hidup yang baru, seorang diri.Bagi Sinar, yang penting hidupnya dan Asa bahagia. Berdamai dengan masa lalu, berdamai dengan Elo, demi anak mereka, Angkasa.Sejauh ini, Asa tidak pernah kekurangan kasih sayang sama sekali. Praba dan seluruh anggota keluarga menyayangi bayi tampan itu dengan sepenuh hati.Namun, ada satu hal yang membuat Sinar selalu merasa canggung. Yakni ketika Elo, Bintang, dan Jericho datang bersamaan ke rumah. Suasana terasa langsung berubah. Dingin, sunyi, penuh kecanggungan yang menggantung tanpa kata.

  • Dear Secretary   91~DS

    “Kamu di sini dari kemarin, kan?” desis Puspa tidak bisa bicara dengan leluasa karena mereka sedang berada di lingkungan rumah sakit. “Nemani Sinar lahiran.”Jericho menguap sejenak. Menatap sang istri tanpa minat.“Hm, aku nginap di sini,” ujar Jericho. “Sama mantan suaminya Sinar.”Jericho tidak mengelak, karena semalam ia memang menginap di ruang rawat inap yang ditempati Sinar. Ia melakukannya karena Elo juga menginap di sana. Pria itu memaksa untuk menemani Sinar pasca melahirkan, sehingga Jericho pun akhirnya memutuskan tinggal.Jericho tidak membiarkan June untuk tinggal, karena mamanya pasti sudah teramat lelah menemani Sinar di ruang bersalin.“Ngapain?” Meskipun pelan, tetapi intonasi Puspa meninggi. Bagaimana tidak kesal, jika Puspa tidak melihat Jericho ada di rumah ketika ia pulang. Suaminya tidak ada di kafe dan tidak pulang mengangkat telepon darinya. “Aku istrimu, loh, Jer. Aku nungguin kamu di rumah.”“Oh, ada di rumah?” sindir Jericho tenang. “Kamu sekarang berubah,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status