Home / Romansa / Delia (Gadis Pengagum Senja) / 7. Dongeng Sebelum Tidur

Share

7. Dongeng Sebelum Tidur

Author: Lina Hakim
last update Last Updated: 2021-07-09 12:52:20

Sesampainya di depan rumah Delia lantas mengendap-endap ia berjalan berjinjit-jinjit agar tak mengeluarkan suara. Di dalam rumah tampak begitu sepi dan bajunya yang basah membuat tetesan air di lantai.

“Bruk! Aduh!” Erangan suara gadis kecil itu terdengar lirih mencoba menahan sakit. Genangan air di lantai membuat ia jatuh terpleset.

Delia takut jika Ibu atau Ayahnya tau pasti bisa di marahi. Setelah masuk ke dalam rumah gadis itu menelusuri setiap ruangan namun tak ada siapapun di sana. Dari kejauhan matanya menyorot ke depan terlihat Ibunya yang sedang memasak, sontak ia pun sedikit lega dengan hati-hati delia langsung pergi ke kamar mandi, namun tiba-tiba ada suara yang mengagetkannya.

“Delia  kenapa bajunya basah?” Dengan memegang pundak Delia yang gemetar, Ibunya sontak marah karena Delia sudah membasahi lantai.

Delia berusaha berpikir mencari alasan agar Ibunya mau percaya,dengan memelas Delia lantas membuat Ibunya gemas.“Hehe iya Bu! tadi baju Delia gak sengaja kena air.!” 

“Hmmm gak sengaja ya?” Ucap Ibunya dengan menggelitik putri cantiknya.

Delia pun langsung tertawa dan meminta ampun pada Ibunya, ia lantas memberikan satu kantung plastik berisi berbagai macam kerang. Ibunya yang kaget dengan kerang yang anaknya bawa lantas bertanya, "Kamu dapat kerang sebanyak ini dari mana Delia.?" Ibunya begitu penasaran mengapa putri kecilnya bisa mencari kerang sebanyak ini.

Dengan polosnya Delia hanya menjawab bahwa, "Delia yang cari Ibu.!" Hal itu membuat wanita itu terkejut. Untuk apa putri kecilnya bersusah-susah mencari kerang di tepi Pantai.

"Kok bisa buat apa Nak? Kalau pengen makan kerang nanti Ibu belikan ya? bilang aja sama Ibu!". Mencoba menejelasakan pada sang putri kecil.

"Nggak kok! Delia tadi mau cari keberadaan putri duyung Bu!, kalo di film kan putri duyung punya banyak kerang ya Bu? tapi ternyata gak dapet!" Celetuk Delia lantas tersenyum.

 Mendengar penjelasan Delia membuat Ibunya tersenyum geli dengan tingkah konyol putrinya. Sontak Delia di suruh untuk cepat-cepat membersihkan tubuhnya dari pasir pantai. Gadis itu lantas mengiyakan dengan perintah Ibunya dan segera pergi ke kamar mandi.

Waktu sudah mulai malam di meja makan keluarga kecil itu sedang menyantap makan malam. Ada banyak makanan yang disajikan dan Ayahnya penasaran dengan kerang yang ada di meja lantas ia pun bertanya pada sang istri.“Sayang kamu beli kerang?” sambil menaruh beberapa kerang di atas piring.

“Ngga itu Delia yang cari tadi sore sama Damar.!” 

Ayah Delia terkejut lantas menatap sang putri yang tersenyum padanya. Ia tak percaya jikalau putri kecinya bisa mencari kerang sebanyak ini.“Delia cari kerang sebanyak ini Nak?” Tanya Ayahnya tak menyangka.

“Iya Ayah! keren kan? Gadis kecil itu menyodorkan dua jempol jari tangannya yang mungil.

“Wah hebat Anak Ayah,!” celetuk Ayah menatap wajah istrinya yang tersenyum.

“Tadinya Delia mau cari putri duyung! hmmm...malah jadi cari kerang deh,!”dengan wajah cemberut  delia sedikit kecewa.

Mendengar penjelasan sang putri membuat Ayahnya tertawa. Mana ada hubungan antara putri duyung dan kerang batinnyadalam hati. Namun ia sangat bangga karena putri kecilnya bisa telaten mencari kerang di tepi laut. Yang mungkin dirinya saja tidak sanggup.

Setelah semua selesai makan malam Ibu Delia langsung membereskan piring di meja makan. Begitu pun dengan Delia ia membantu sang Ibu memebersihkan piring di wastafel. Namun Ibu Delia tak ingin anaknya kelahan maka ia menyuruh Delia untuk segera tidur di kamar. Dan Delia pun mengiyakan sambil berlari kecil ia lantas pergi ke kamar dan membaringkan badan di atas kasur.

***

Di atas kasur  gadis itu mulai memejamkan mata, pikirannya mulai terlintas dengan sosok putri duyung tadi siang. Namun ia heran mengapa putri duyung sangat sulit di temukan. Apakah harus menyelam kedalam laut, namun ia tak bisa berenang batinnya. Seketika delia teringat dengan kertas peta harta karun yang ia punya. Maka dia lantas mengambil kertas itu di dalam tasnya lalu mulai membuka dengan hati-hati.

Gadis itu memandang lama peta harta karun namun tak maksud dengan tulisan di kertas itu. Hal ini membuat Delia patah semangat ia pun langsung menaruh kembali kertas peta harta karun ke dalam tas. Dan ia akan menanyakan semua ini pada Damar besok, karena Damar anak yang pintar pasti paham tentang masalah ini. Hari mulai malam Susana rumah begitu sepi. Sesekali ia membuka pintu kamar dan mengecek ke luar, kedua orang tuanya sudah tidur.

Delia sedikit takut karena suasana rumah begitu sepi, suara detak jam terasa keras terdengar. Angin malam dari luar begitu menusuk ketulang maka ia langsung menarik selimut agar hangat. Lalu berusaha memejamkan matanya tuk beranjak tidur. Namun tetap saja rasanya begitu sulit karena ia tak mengantuk. Apalagi kerongkonnya terasa begitu kering gadis itu sangat haus dengan sedikit takut ia memberanikan diri pergi ke dapur. Delia pun akhirnya pergi ke dapur untuk mengambil air minum di kulkas. Namun  Delia menyadari jika ada seseorang di belakangnya dan tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya yang membuat Delia menjerit ketakutan.

“Arkhh…!arkhhhh…!” Delia menjerit sambil memejamkan mata.

Ibunya yang keheranan lantas menyadarkan Delia agar tidak panik. “Delia buka matanya kenapa belum tidur Nak?” Tanya Ibunya khawatir.

Gadis itu berusaha membuka mata dan ternyata sang Ibu yang membuat ia kaget. Delia mulai bernafas lega, dan menceritakan kondisinya sekarang bahwa ia tak bisa tertidur. Dengan menggelengkan kepala Ibunya lantas membawa Delia ke kamar. Ia pun pun membaringkan tubuh putri kecilnya lalu menceritakan sebuah dongeng.

"Ibu! Delia pengin di ceritain dongeng putri duyung ya?" Ibunya yang mentap lembut wajah Delia yang tampak penasaran ia pun mengiyakan.

Ibu Delia mulai bercerita bahwa, di sebuah kerajaan bawah Laut terdapat seorang putri kecil yang cantik jelita. Putri itu terlahir sebagai putri duyung dengan ekor berwarna biru keunguan. Sambil memejamkan mata Delia lantas membayangkan kecantikan putri itu. Lalu Ibunya mulai bercerita lagi bahwa putri kecil itu ingin sekali pergi ke permukaan dan melihat ada apa di sana. Ibu nya lantas mengatakan bahwa putri kecil itu seperti Delia yang selalu ingin tahu dan penasaran. Hal itu membuat Delia tersenyum dan Ibunya langsung mencubit lembut pipi Chubby anaknya.

“Lalu apakah Putri kecil itu bisa ke permukaan Bu?” Ucap Delia penarasan.

Ibu Delia mulai menceritakan kembali bahwa putri kecil itu nekat pergi ke permukaan. Lalu ia sangat kagum dengan suasana permukaan yang begitu indah. Ia melihat langit biru, burung-burung berterbangan kesana kemari yang membuatnya sangat bahagia. Namun tiba-tiba sang putri melihat sebuah kapal yang begitu besar. Putri duyung itu lantas penasaran dan mengitari kapal besar itu sampai ia melihat seorang anak laki-laki yang sedang murung sendirian. Dengan mata yang mulai lelah Delia masih semangat untuk mendengarkan cerita sang Ibu. Lalu putri duyung kecil itu mengahampiri seorang anak laki-laki dan lantas menyapanya. Ibunya baru akan meneruskan ceritanya, tiba-tiba Delia sudah terlelap dalam tidurnya.Sang ibu pun tersenyum melihat putri kecilnya sudah tertidur lelap. Lantas Ibu Delia langsung menyelimuti dan mengecup lembut dahi anaknya.

Dalam tidurnya Delia bermimpi menjadi seorang putri duyung yang begitu cantik. Ada banyak mutiara di atas kepala dan rambutnya yang bergelombang membuat kesan menawan. Delia pun memegang atas kepala dan ia menyentuh mahkota kecil yang terbuat dari berlian yang indah. Delia sangat senang ia menjadi seorang putri duyung berekor warna biru keunguan, lantas gadis itu bermain kesana-kemari di dalam air. Ia menyapa ikan-ikan menyentuh rumput laut dan terumbu karang.

Dan Delia sangat penasaran ada apa di atas permukaan sana apakah pemandangan nya begitu menajubkan, ia lalu berenang menuju keatas matanya takjub melihat pemadangan langit senja yang yang indah. Tiba-tiba ada sebuah kapal besar yang melintas di sampingnya. Delia berpikir ini seperti cerita sang Ibu batinnya, gadis itu lantas berenang mengitari kapal dan ia sangat terkejut melihat sosok laki-laki yang sedang muram adalah Damar.

Damar pun menjulurkan tangannya lalu memegang tangan Delia berusaha untuk menarik ke atas kapal. Karena Delia sulit untuk naik membuat Damar terpleset akhirnya mereka jatuh ke dalam laut  laut yang dalam. 

“Bruk…!” Suara benda jatuh begitu keras terdengar.

Delia langsung tersadar dari mimpinya semua badan terasa sakit karena jatuh dari ranjang tempat tidur. Ia berusaha membuka mata walau terkantuk-katuk mencoba berdiri dan berpikir ternyata hanya mimpi. Gadis itu lantas membuka jendela kamarnya dan melihat suasana sekitar yang sudah pagi. Ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka sembari membersihkan tubuhnya. Lalu memandang wajah polosnya di depan kaca sambil tersenyum Delia mengingat mimpi nya tadi malam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cerita Sandwich
Bagus ceritanya...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Delia (Gadis Pengagum Senja)   54. Cemburu

    Sinar rembulan begitu terang menyorot permukaan air laut yang tampak bergelombang, suara tawa terus terdengar bersamaan serangga malam yang ikut bergeming. Wajah dua sosok manusia yang saling menatap seraya tersenyum menikmati hamparan laut yang begitu tenang. Sesekali mereka bersenda gurau untuk memecah keheningan malam yang tak terasa mulai larut. Delia mengecek jam yang pada ponsel genggamnya tampak waktu menunjuk sepuluh malam. Namun suasana laut masih begitu ramai, banyak orang berlalu lalang untuk sekedar bersantai sembari menikmati indahnya bintang-bintang di langit.“Gimana Kamu jadi cari model untuk promosiin baju kamu?” Ucap Romi dengan menatap lama mata Delia yang tampak bersinar terkena cahaya rembulan.Delia terdiam sebentar dia masih asyik sendiri tatkala bola matanya menyorot ke ujung hamparan air laut yang tampak tenang. Bibirnya sedikit tersenyum dengan menggaguk dia berkata “Iya Rom, Tapi…!” D

  • Delia (Gadis Pengagum Senja)   53. Kembali

    “Kring….Kring…”Suara lonceng sepeda terdengar begitu nyaring Ibu Delia menoleh,menatap ke luar kaca dan tampak putri cantiknya yang baru sampai mengantar bunga pesanan dari pelanggan. Wanita itu hanya tersenyum kecil, dengan kelakuan putrinya yang membuatnya cemas.“Ibu… Delia pulang!” Ucap gadis itu dengan begitu riang, lalu segera berlari menuju sang ibu yang terdiam seraya menatap tajam.“Ya ampun Delia! Ke mana aja tadi?”“He he.. Maaf Ibu, tadi Delia istirahat sebentar di Taman, suasananya asyik sih! Jadi kelupaan deh!”“Hmm… Kebiasaan deh Kamu!” Seru Ibunya lalu mencubit lembut pipi sang putri yang memerah.“Iya maaf.. Terus pesanan bunganya gimana Bu?”“Udah dianterin sama karyawan Ibu tadi! Kalau nungguin Kamu dulu, nanti pelanggan p

  • Delia (Gadis Pengagum Senja)   52. Pesanan Bunga

    Keesokan harinya“Ini pesanan bunganya jangan lupa ya? Rumahnya dekat lapangan bola samping taman itu!” Ucap ibunya lalu segera mengemas dengan begitu cantik, sebuah rangkaian bunga mawar merah pesanan seorang pelanggan.“Iya Ibu! Alamatnya sudah di tulis kan ya?”“Sudah sayang! Kamu memangnya gak repot? kalau harus mengantar pesanan sebanyak ini?” Ibunya bertanya pada Delia karena dia tak ingin merepotkan sang putri.“Ngga kok! Delia masih sanggup, nanti kalau susah bawanya Delia kan bisa nganterin satu persatu Bu!” Ucap Delia meyakinkan ibunya, jikalau dia memang tak direpotkan sedikit pun.“Kamu lagi gak sibuk nih? Nanti gimana butik Kamu?”“Ngga Ibu, Delia sengaja mau bantu Ibu! Sudah lama Delia gak ke Toko. Delia senang kok!” Ujar Delia mengagut seraya tersenyum manis pada sang ibu yang t

  • Delia (Gadis Pengagum Senja)   51. Sepi

    Delia termenung menatap suasana yang tak asing baginya, suara desiran laut begitu syahdu. Dengan gelombang air yang nampak tenang, Delia menatap lama matanya tertuju pada jernihnya air yang berwarna hijau kebiruan. Perasannya tampak heran dia seperti tak asing dengan tempat ini sebelumnya. Ada rasa rindu yang terpendam begitu dalam, entah mengapa tiba-tiba air matanya jatuh hingga membasahi pipinya yang merah. Dia teringat akan sahabatnya dulu yang telah lama pergi, entah ke mana tak ada kabar sedikit pun darinya. Kepalanya langsung tertunduk Delia mencoba menahan untuk tidak menangis namun air matanya tak bisa dibendung lagi. Tangisnya begitu pilu hingga membuat dadanya sakit karena menahan napas yang tersengal-sengal. Delia ingin berteriak sekencang mungkin namun suaranya tak bisa keluar seperti tertahan.“Delia” Suara panggilan yang begitu jelas membuat gadis itu terkejut, dia langsung menoleh ke arah belakang dan terlihat sosok laki-laki kecil ya

  • Delia (Gadis Pengagum Senja)   50. 12 tahun kemudian

    12 tahun kemudian“Tok…tok…tok”Suara ketukan pintu di depan terdengar keras Bibi Susi dengan terburu-buru berlari kecil untuk membukakannya. “Iya tunggu sebentar!”Dari kejauhan sosok laki-laki muda sedang berdiri mematung menghadap ke pintu, senyuman kecil nampak terlihat di bibir Bibi Susi yang merah. “Eh Mas Romi! Cari Mba Delia ya?” Romi tersenyum lebar seraya mengangguk tubuhnya semakin tinggi hingga melampaui Bibi Susi. Anak laki-laki itu sudah beranjak dewasa. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, Bibi Susi tak menyangka pertumbuhan anak-anak itu yang amat cepat. Sejak lulus sd Romi selalu bersama Delia, mereka begitu dekat hingga kedua orang tuanya saling mengenal satu sama lain. Romi selalu bersama Delia sejak smp sampai sma mereka berada di sekolahnya yang sama, hanya saja mereka tak berada di satu kelas.“Delia…Ini a

  • Delia (Gadis Pengagum Senja)   49. Ulang Tahun

    Satu bulan kemudian….“Selamat ulang tahun kami ucapkan…Selamat panjang umur Kita kan doakan!” Suara nyanyian ulang tahun menggema hingga ke setiap sudut ruang tamu. Anak-anak itu tampak bahagia penuh senyum sembari mendendangkan sebuah lagu untuk Delia. Namun gadis kecil itu tampak terdiam lesu hanya sesekali tersenyum kecil.“Delia selamat ya?” Ucap Romi lalu memberikan sebuah hadiah yang sudah terbungkus rapih dalam kertas kado berwarna cokelat.Delia tersenyum lalu memanggut menerima hadiah dari Romi, entah hadiah apa yang anak laki-laki itu berikan, Begitu pun dengan Ayuna dan teman-teman lain mereka semua cukup gembira bisa berkumpul bersama kembali. Ada perasaan rindu yang terselip di relung hati terdalamnya, gadis kecil itu mengingkan Damar juga, agar dapat mengucapkan selamat di hari ulang tahunnya saat ini. Namun semua itu tak bisa dia rasakan lagi, karena sejak Damar pergi dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status