Share

22. Dermaga Tua

Penulis: MessiAjh 02
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-29 19:09:09

Masih di markas. Xander mengumpulkan beberapa anak buah di ruang bawah tanah itu. Lampu gantung temaram berayun pelan, asap rokok menebal di udara ruang rapat bawah tanah. Aroma dingin besi dan keringat bercampur, membuat suasana semakin mencekam. Xander duduk di kursi besar kulit hitam, tubuhnya tegak, tatapannya menusuk tajam ke arah meja panjang di depannya.

Damian, pria yang menjadi tangan kanana Xander berdiri di sisi kirinya, tegap dan penuh hormat. Beberapa anak buah lain menundukkan kepala, tak berani menatap langsung ke arah bos mereka.

Xander mengetukkan jarinya ke meja, pelan tapi penuh tekanan.

“Rustam.” Desisnya, seakan nama itu sendiri adalah racun. “Pria itu benar-benar mengira bisa hidupnya bisa tenang selamanya setelah merenggut segalanya dari keluarga Jose?”

Damian menunduk. “Tidak, Boss.”

Xander menggeram rendah, rahangnya mengeras.

“Dia yang membuat Berliana meninggalkan Jose. Membuat sahabatku hancur, membuat Alex kehilangan ayahnya. Dan sekarang dia masih bernafa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Demi Ibu, Aku Jual Keperawanan    58. Nyaman

    “Aku serius, Baby. Aku yang menggantikan peranmu untuk memenuhi kebutuhan Ibu.” Ucap Alex mantap.Malika terdiam. Matanya berkedip cepat, mencoba mengusir air mata yang hendak jatuh. Ia mendongak pelan, menatap wajah tegas suaminya yang terasa begitu dekat.Alex mengusap pelan pipinya dengan ibu jari. “Kita udah jadi satu, Baby. Uangku juga uangmu. Dan tanggung jawabmu juga tanggung jawabku.”Malika menelan ludah. Dadanya bergetar.“Jangankan untuk menanggung biaya hidup Ibu, bahkan membuat hidup Ibu mewah dan membelikan rumah dan segalanya untuk Ibu, aku juga sanggup, Baby.”Kemudian Alex tersenyum nakal.“Ibu makannya sedikit. Sangat gampang ditanggung.”Mira langsung tersenyum malu, sementara Malika memukul pelan lengan Alex.“Kamu ih…”Aku jujur sayang.” Alex terkekeh pelan. “Ibu terlalu makan sedikit. Ibu harus makan banyak biar cepat sembuh. Biar kita bisa bawa ibu menemui mantan suaminya yang tidak tahu diri itu.”Mira mengangguk, matanya berbinar penuh semangat.“Iya Nak Alex.

  • Demi Ibu, Aku Jual Keperawanan    57. Bebanmu, Bebanku Juga

    “Alex, aku bisa sendiri…” Ucap Malika “Aku tahu.” Alex tersenyum tipis. “Tapi aku mau.”Dengan perlahan ia memotong steak Malika menjadi potongan kecil, tidak kasar seperti biasanya kalau ia makan sendiri. Setiap gerakan terlihat hati-hati dan lembut, seolah ia memegang sesuatu yang sangat penting.Malika menatapnya lama lalu menunduk, senyumnya muncul tanpa bisa ditahan.Xander melihat adegan itu. Dadanya hangat, hangat yang sangat jarang ia rasakan.Dalam hati, ia membisikkan sesuatu yang bahkan tidak ditujukan pada siapapun yang ada di ruangan itu.“Jose… putramu yang aku anggap anak kandungku, dia berubah. Lihat, Jose. Sekarang sudah ada senyum di wajahnya. Senyum yang dulu hilang sejak hari itu. Hari di mana kamu memutuskan untuk menyerah.”Tatapan Xander tertuju pada Alex yang kini menaruh piring berisi steak yang sudah dipotong di depan Malika.“Dia menemukan gadis baik, sederhana, polos, tapi tulus mencintainya. Dan putramu, dia juga mencintai gadis itu yang sekarang jadi ist

  • Demi Ibu, Aku Jual Keperawanan    56. Kehangatan

    Kini, Alex mengangkat Malika dari pangkuannya dan membaringkannya di bathtub. Ia menatapnya dengan tatapan penuh cinta, seolah ingin mengabadikan setiap detail wajahnya."Aku mencintaimu, Malika," bisiknya tulus, lalu kembali mencium bibir Malika dengan lembut.Malika membalas ciuman Alex dengan penuh gairah. Ia melingkarkan tangannya di leher Alex, menariknya semakin dekat.Ciuman mereka semakin dalam dan intens, seolah menyalurkan semua rasa cinta dan has-rat yang selama ini mereka pendam. Tangan Alex semakin berani menjelajahi tubuh Malika, membuatnya semakin ber-gai-rah."Alex..." de-sah Malika lagi, saat Alex mulai menciumi payudaranya."Aku tahu kamu menginginkannya, Sayang," bisik Alex di telinga Malika, lalu kembali memberikan sentuhan-sentuhan yang membuatnya meremang.Malika tidak bisa menahan diri lagi. Ia membiarkan Alex menguasai tubuhnya, memberikan ke-nik-ma-tan yang tak terhingga. Ia merasa seperti melayang di awan, hanya ada dia dan Alex di dunia ini.Beberapa saat ke

  • Demi Ibu, Aku Jual Keperawanan    55. Adegan Di Kamar Mandi

    Malika menatap lekat Alex.“Maksudnya? Aku nggak paham, Alex.” Alex mengalihkan pandangannya, selalu menghalang nafas sejenak, kemudian menjawab."Aku bukan orang biasa, Malika. Aku bukan hanya seorang CEO dan pemilik perusahaan, tapi aku juga punya bisnis gelap," ungkap Alex, akhirnya membuka semua rahasianya pada Malika. Ia ingin istrinya tahu siapa dia sebenarnya, tanpa ada yang ditutupi.Malika semakin kaget. Ia juga terlihat panik. Dunia yang selama ini ia impikan bersama Alex ternyata jauh dari kata aman dan bahagia."Apa kamu menyesal setelah tahu aku bukan orang baik?" selidik Alex, menatap Malika dengan tatapan intens. Ia takut Malika akan meninggalkannya setelah mengetahui kebenaran tentang dirinya.Malika menggeleng cepat. "Bukan itu, Alex. Aku sama sekali nggak menyesal. Aku juga nggak peduli mau kamu seorang mafia ataupun bukan. Karena aku tahu kamu punya alasan kenapa memilih jalan itu. Tapi aku takut, Alex. Aku takut kamu kenapa-kenapa," bebernya dengan wajah sedih. Ia

  • Demi Ibu, Aku Jual Keperawanan    54. Bukan Orang Biasa

    Sinar mentari pagi menyelinap masuk melalui celah gorden, menerangi kamar tidur dengan cahaya keemasan yang lembut. Malika menggeliat dalam tidurnya, merasakan kehangatan yang menyelimuti tubuhnya. Ia membuka mata perlahan, mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya.Pandangannya tertuju pada sosok pria yang masih terlelap di sampingnya. Alex. Wajahnya terlihat damai dan tenang, jauh dari kesan dingin dan menakutkan yang biasa ia lihat. Malika tersenyum, mengusap lembut rambut Alex yang berantakan.Semalam, mereka telah menyatukan cinta mereka dalam keintiman yang tak terlupakan. Luka masa lalu seolah menghilang, tergantikan oleh harapan dan impian untuk masa depan yang lebih baik. Malika merasa bahagia dan aman berada di dekat Alex, pria yang kini telah menjadi bagian dari hidupnya.Perlahan, Alex membuka matanya, menatap Malika dengan tatapan yang penuh cinta. Ia tersenyum, lalu menarik Malika ke dalam pelukannya."Selamat pagi," bisiknya lirih, mencium kening Mal

  • Demi Ibu, Aku Jual Keperawanan    53. Malam Pertama

    Malika diam sejenak. Tatapannya terpaku pada wajah Alex yang kini begitu dekat dengannya, mata yang dulu menakutkan, kini justru tampak lembut dan tulus. Ia bisa merasakan detak jantung pria itu yang berdegup pelan tapi pasti di dada bidangnya.Dan entah kenapa, malam ini terasa berbeda. Malam ini bukan lagi tentang ketakutan atau paksaan seperti dulu. Bukan tentang ancaman, atau rasa putus asa yang membuatnya pasrah. Ini adalah malam pertama mereka sebagai suami istri yang sah, malam yang seharusnya lahir dari cinta, bukan luka.Alex menatap balik, ekspresinya ragu namun hangat. Jemarinya menyentuh lembut pipi Malika, ibu jarinya menyapu sisa air mata yang masih menggantung di sana.“Kalau kamu nggak mau… atau belum siap malam ini,” ucapnya lirih, suaranya nyaris seperti bisikan, “aku nggak apa-apa, Malika. Aku akan menunggu dan nggak akan maksa. Aku cuma ingin kamu tahu kalau aku benar-benar menginginkanmu bukan karena nafsu, tapi karena aku mulai mencintaimu.”Kata-kata itu membuat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status