Mark menoleh menatap Nick yang memanggil namanya. "Ada apa?" tanyanya
"Kau ingat sepasang suami istri yang beberapa waktu lalu kita bunuh, aku melihatnya, melihat fotonya maksudku, di rumah besar keluarga Bimantara." ucap Nick
Mark mendengarkan, jika demikian itu berarti mereka telah melakukan kesalahan terhadap rekan bisnis Yordan. Bimantara Grub adalah rekan bisnis yang baru saja bekerjasama dengan YG Company.
"Nanti kita bicarakan dengan tuan Yordan, bagaimana nona muda bisa berada di dalam sana?"
Nick menggeleng lemah karna dia juga tidak tau. Mobil berjalan kembali menuju Kediaman Gustaf.
Elmira hanya menunduk sepanjang perjalanan, Yordan menjadi semakin dingin terhadap adiknya. Dia menyayangi Elmira, dia hanya tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa adiknya itu.
"Kenapa kau tidak mendengarku El?"
"Maaf kak, apa aku salah, aku hanya ingin punya teman, aku ingin mengenal dunia luar, bukan hanya seputar ruma
Setelah aksi mogok makan berlalu, kini Elmira memiliki kebebasan meski tak banyak waktunya, tapi dia cukup puas. Kini Elmira berkunjung ke rumah Ai, gadis mungil yang sangat di rindukannya. Meski tujuan utamanya melihat Arya tapi dia juga merindukan Ai. Elmira membawa mobilnya sendiri karena mulai sekarang Elmira bisa menggunakan mobil tanpa pengawalan. Elmira hampir saja sampai di rumah Ai, tapi mobil Arya melintas, Elmira pun putar arah menguntit kemana Arya pergi. Dia terus mengekor dengan jarak yang tidak begitu jauh karena takut kehilangan jejak Arya. Arya menatap Spion memperhatikan mobil yang sama mengekor di belakang mobilnya. Karena kaca mobil Elmira tembus pandang Arya jadi mengetahui siapa yang telah menguntitnya. "Mau apa gadis itu mengikuti aku terus," gumam Arya. Arya menghentikan mobilnya dan keluar menemui mobil yang juga berhenti di belakangnya. Tok Tok Tok Arya menggedor pintu mob
Arya berjalan tergesa-gesa begitu memasuki rumah kayu milik Jassen. Dia masuk ke dalam kotak kecil yang akan membawanya ke lantai bawah ruangan Jassen berada. Begitu pintu terbuka Arya langsung saja bertanya pada Jassen. "Apa yang kau temukan?" "Duduklah dulu, Tobi buatkan dua kopi, oke" perintahnya. Arya duduk dan melihat Jassen yang sedang mengoperasikan layar yang ada di depannya. Layar berukuran besar dengan cara menyentuhnya layar tersebut menunjukkan sebuah tempat, tempat yang asing buat Arya. Tobi dengan roda yang ada di kakinya meluncur pelan dengan dua cangkir kopi di tangannya. "Si lah kan" ucapnya. Arya meletakkannya begitu saja pada meja di sampingnya. Arya terus menatap pergerakan tangan Jassen pada layar interaktif di depannya. "Aku menemukan seorang mafia obat-obatan kimia, dia penyelundup besar bahan-bahan kimia ke luar atau dalam negeri." Arya tampak memijit pelipisnya bingung, apa itu ada hubungannya dengan kematian adiknya,
Arya sudah menyusun rencana dia akan ke pulau yang berhaya itu, aksi nekatnya selain ingin mengetatahui siapa Dan, juga ingin menghancurkan tempat itu. Sampainya di rumah Arya mencari papa dan mamanya, dia mengatakan maksud dan tujuannya, awalnya Sandra sang mama menentang keinginan Arya, tapi Arya meyakinkan jika pasti pulang dengan selamat, itu janjinya. Ai merajuk karena sang papi akan pergi dan waktunya tidak bisa di tentukan kapan dia akan kembali. "Ai gak mau papi pergi, nanti papi juga kayak papa, gak pulang-pulang, terus Ai gimana? Masak Ai cuma sama mbak Ina," sungutnya melipat tangan di dada menghadap sisi lain dari wajah papinya. "Sayang, papi pasti pulang, papi janji," rayunya. "Nggak, papa juga janji, tapi buktinya papa nggak pulang-pulang," sahutnya kekeh dengan pendiriannya. Arya menghela nafas berat, dia memahami perasaan Ai, tapi masalahnya dia tidak pandai membujuk anak kecil. Arya menatap mamanya seraya memohon agar memberi
Elmira melompati pagar menggunakan tangga setelah mengendap-endap, dia hanya membawa ransel kecil berisi dua setel bajunya dan dalaman. Setelah tadi malam tak sengaja mendengar ucapan kakaknya pada asistennya Mark, jika kakaknya akan mengirimnya ke luar negeri. "Maafkan aku kak, aku pergi tanpa pamit, bukan maksud hati membangkang perintahmu, hanya saja ijinkan aku mengejar cintaku," pikirnya. El berlari dia meninggalkan rumah Gustaf yang telah membesarkannya. Dia meninggalkan semua aksesoris yang di berikan kakaknya, karena sekarang dia tau semua itu telah di lengkapi gps yang akan melacak keberadaannya. Semua di letakkannya di atas meja hias, sebelum melangkah pergi. El terus berlari, sesekali memandang ke belakang, dia takut pengawal Nick dan yang lainnya mengejarnya. Ciiit Bruk "Aduh, Kakiku," pekik Elmira. "Sial," umpat Arya. Dia keluar melihat siapa gerangan gadis yang menabrakkan di
"Hei, apa ada sesuatu yang bisa aku makan? aku lapar, tenggorokanku juga kering. Apa kau memiliki sesuatu?" tanya El yang merasa lapar dan haus."Sudah numpang menyusahkan," omel Arya. "Tuh ambil sendiri di jok belakang" lanjutnya.Elmira membalik badannya dan meraih tas ransel milik Arya, di dalam tas ada beberapa roti dan minuman kaleng. Iya meraih sebungkus roti dan minuman, memakannya dengan rakus dan menenggak minuman hingga habis."Kau seperti tidak pernah makan beberapa hari, rakus sekali. Biasanya wanita itu jaga image bukannya makan dengan serampangan begitu," olok Arya."Aku bukan wanita yang suka berpura-pura, aku lebih suka apa adanya. Buat apa menjaga image ketika belum saling memiliki, begitu menikah ketahuan belangnya kan malu," sahutnya."Halah alasan saja." mulut dan bibirnya berkata lain, di dalam hati Arya memuji kepribadian Elmira, gadis itu melakukan apa yang dia suka tanpa menutupi keburukannya."Berpeganga
Mereka terkejut dan segera bangkit kemudian melihat api yang begitu besar, mereka panik hingga melupakan Elmira yang masih tengkurap di tanah. Orang yang dipanggil bos tadi menjadi gusar iya takut bos besarnya akan marah besar kepadanya, dengan tangan gemetar ia mengambil hp-nya yang berada di saku celana kemudian ia mulai menelpon bosnya."Lapor Dan pabrik terbakar, saat ini tidak ada yang bisa diselamatkan lagi, kami juga tidak tahu hal ini akan terjadi," ucapnya gemetar.Sepertinya orang yang dipanggil Dan, sedang marah di seberang sana karena lelaki itu menjauhkan hp-nya dari telinganya."Maaf Dan, kami akan menyelidiki dan memeriksanya nanti setelah api padam,"Telepon mati ia berbalik dan menatap tajam Elmira kemudian ia menunjuk Elmira dengan marah ia berkata, "Kamu penyusup kan, mana rekanmu cepat panggil sebelum peluru ini menembus kepalamu." ucapnya lantang.PlakTiba-tiba lelaki itu menampar Elmira, tentu saja El tidak
"Kurang ajar siapa yang menghancurkan bisnisku dia mencari mati denganku Nikmah seluruh pasukan dalam kerusuhan yang terjadi di pabrik kimia kita," ucapnya marah.Begitu mendapat kabar dari orang kepercayaannya yang ada di pulau itu, jika pabriknya terbakar Dan langsung mengirim beberapa pasukannya dengan helikopter ke sana untuk mencari penyusup yang telah merugikannya hingga triliunan rupiah, ruang kerjanya hancur seketika, ia menghempaskan segala yang ada di atas meja, kini ruang kerja itu hancur karena ulah Dan. Nick dan mark hanya diam menyaksikan kekesalan tuannya agar terlampiaskan."Kalian berdua segera pergi kesana dan cari mereka sampai dapat Jangan biarkan lolos,""Baik Tuan kami permisi." ucap keduanya menunduk dan keluar dari ruang kerja Dan.Saat tiba di pulau terlihat kobaran api dan asap tebal sedang membumbung di udara, saling bertatapan siapa yang berani mengganggu tuannya. "Ayo kita cari sampai dapat." Mereka mulai me
Arya diam saja saat Elmira mengungkapkan segala isi hatinya sebenarnya ia hanya berpura-pura tidur.El semakin mendekati wajah Arya, "Boleh tidak sih kalau aku mencuri ciumanmu sedikit saja," bisiknya. Saat hidung mereka sudah saling menyentuh, tiba-tiba mata Arya terbuka, Elmira mendelik sempurna, iya persis pencuri yang sedang kepergok.Tatapan keduanya terkunci beberapa saat, sampai suara Arya membuyarkan tatapan Elmira."Mau apa kamu?" tanya Arya.Ia menjadi gugup, dan segera menarik diri mencari alasan yang tepat."Aku akan memukul nyamuk yang hinggap di wajahmu," kilahnya."Benarkah, bukan maksud untuk menciumku?" tanya Arya menaikkan sebelah alisnya."Eh," Elmira menatap malu, ia tau jika aku akan menciumnya, apa dia pura-pura tidur, jadi dia mendengar semuanya. Wajahnya merona malu, sudah seperti kepiting rebus saja."Ti-tidak," matanya bergesar ke kanan ke kiri, iya malu harus menjawab apa, El mendadak menjadi gugup.Kini El duduk be