Share

Kesucian yang Terenggut

"Maaf pak, laporan anda belum bisa kami tindak lanjuti, karena belum cukup 24 jam pacar dan menghilang." Ujar pak polisi.

Mendengar ucapan polisi itu Bryan langsung emosi dan tanpa ragu ia memukul meja dengan marah.

"Apa maksud anda pak, bagaimana jika pacar saya dalam bahaya mengapa masih menunggu 24 jam!" Bentak Ryan kepada pak polisi.

"Ini sudah menjadi peraturan pak, jadi mohon dipatuhi"  polisi itu berusaha membuat Bryan mengerti.

"Peraturan apa yang anda maksud, kenapa bisa seperti itu. Ini tentang keselamatan pak jadi harus cepat ditindak." Bryan terus membantah pak polisi.

"Tolong, jangan membuat keributan di sini jika pacar anda belum pulang sampai besok, baru boleh kembali untuk melaporkan kasus ini." Ujar polisi itu mulai tegas.

Bryan dibuat semakin kesal dengan apa yang dikatakan oleh pak polisi, rasanya di ingin menghajar orang yang ada di hadapannya saat itu juga. Tapi dia masih bisa mengendalikan diri, dan dengan terpaksa dia pergi meninggalkan kantor polisi dengan perasaan kesal dan kembali ke mobilnya.

Di dalam mobil,  Bryan melampiaskan kekesalannya dengan memukul setir mobilnya berkali-kali. Dia benar-benar sangat kesal dengan ucapan pak polisi Tadi, lalu tiba-tiba ponselnya berdering dan saat dilihat itu dari Ridwan, ayah Anjani. Sejenak Bryan memandangi layar ponselnya perasaannya semakin kacau dan tidak berani untuk menjawab panggilan itu. Namun dia berpikir kembali, bagaimana pun orang tuanya Anjani harus mengetahuinya juga.

"Halo pah!" Ujar Bryan memulai percakapan.

"Halo Bryan, Kenapa Anjani belum kembali?" Tanya Ridwan yang langsung menanyakan keberadaan anaknya.

Namun, Bryan benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. mulutnya seolah terkunci dan kehabisan kata-kata, sedetik kemudian ia terkejut saat ia mendengar suara wanita dari telepon.

"Hallo Bryan, di mana anak saya tolong jawab jangan diam saja?" Terdengar suara Anita yang bertanya sedikit emosi.

"Mah, sa-saya tidak tahu dimana Anjani saat ini."kali ini Bryan akhirnya menjawab pertanyaan dari orang tua Anjani dengan gugup.

"Apa maksudmu, bukannya Anjani tadi pergi bersamamu, lalu kenapa sekarang kau bilang tidak tahu." Bentak Anita, sekaligus terkejut setelah mendengar jawaban dari Bryan.

Lagi-lagi Bryan hanya bisa terdiam, dan semakin merasa bersalah. hingga tanpa ia duga air matanya pun jatuh, kemudian dia kembali mendengar suara Ridwan.

"Nak, apa maksudnya, di mana Anjani?" Tanya Ridwan dengan cemas.

kemudian Bryan sekali lagi menceritakan kejadian sebenarnya, hingga Iya ada di kantor polisi saat ini. Mendengar  cerita Bryan, Ridwan pun memutuskan untuk menyusulnya ke kantor polisi sekalian ingin ikut mencari keberadaan Anjani, yang tanpa mereka ketahui, jika saat ini ada di tempat tuan rathore.

Setelah mengakhiri telepon, Ridwan dengan cepat bergegas pergi menghampiri Bryan yang masih ada di kantor polisi. Anita  yang mengetahui jika putrinya menghilang memutuskan untuk ikut. Akan tetapi, Ridwan melarangnya dan menyuruhnya untuk menunggu di rumah saja. Lalu bagaimana dengan nasib Anjani.

____

Kembali ke rumah Rathore, setelah memuaskan nafsu bejatnya. Ia kembali mengikat Anjani di kursi yang sama dan menunggunya sadar. Sambil menunggu, ia mengambil kamera yang sebelumnya sudah ia letakkan di atas meja. Ia pun tersenyum puas saat melihat rekaman yang ada di dalam kamera itu. Yang isinya merupakan sebuah rekaman dirinya bersama Anjani tadi. 

"Ckckck, gadis yang malang." Ujarnya meledek Anjani.

"Akhirnya dendamku sudah terbalaskan." Rathore tersenyum puas.

Dendam? Apakah Anjani telah melakukan kesalahan sehingga Rathore memiliki dendam terhadap nya?.

Ternyata berbulan-bulan yang lalu, di sebuah perusahaan yang merupakan tempat Anjani bekerja saat ini ada sebuah kejadian yang membuat Rathore merasa malu.dimana pada saat itu dia berniat untuk mengalihkan paksa perusahaan tersebut menjadi miliknya dengan bernegosiasi kepada manajer di perusahaan tersebut. akan tetapi ia ditolak mentah-mentah. pada saat itu pula Anjani yang berstatus sebagai sekretaris sekretaris dari sang manajer, justru mempermalukan  Rathore Dengan mengatakan bahwa dirinya adalah pria tua yang tidak punya etika dan hanya cocok tinggal di panti jompo.

Kata-kata itu membuat  Rathore merasa sangat marah pada Anjani karena telah merendahkan dirinya di depan banyak orang saat itu. Dan sejak kejadian itu, Rathore terus-menerus mengintai Anjani. Seperti apa yang ia lakukan, ke mana dia dan banyak hal lainnya, dan di saat ada kesempatan anak buahnya akhirnya berhasil menculik Anjani.

_____

Anjani, perlahan-lahan dia akhirnya membuka matanya, beberapa kali ia mengedipkan matanya sebab pandangannya sedikit buram. Kepalanya terasa begitu berat hingga ia meringis. Iya pun sedikit aneh kalau melihat suasana di sekitarnya. Menyadari Anjani sudah sadar, Rathore lantas berjalan ke depannya sambil bertepuk tangan. Saat Anjani melihat rathore ia terkejut tak percaya.

"Kau!!" Ujar Anjani tidak percaya setelah melihat orang yang ada di hadapannya saat ini. Dan pada saat itu ia menyadari jika dia tidak dapat bergerak karena di ikat.

"Wah wah wah, kau sudah sadar ternyata."  Rathore menatap dengan licik.

"Di mana aku, apa yang kau lakukan padaku, hah? Tanya Anjani langsung emosi.

"Sabar sayang cuma jangan marah-marah seperti itu." Jawab Rathore sambil menyentuh pipi Anjani. Namun, Anjani berusaha untuk menghindar.

"Lepaskan aku!" Teriak Anjani kesal.

Karena teriakannya itu membuat Rathore marah, dan tanpa ragu ia menampar pipi Anjani dengan kasar sehingga membuat Anjani  meringis kesakitan sampai air matanya menetes.

"Lancang kau berteriak padaku seperti itu, hah!" Rathore membentaknya kasar.

"Apa yang kau inginkan dariku, Kenapa kau munculik ku?" Anjani bertanya meminta penjelasan, namun dengan cara berteriak. Dan sekali lagi tamparan keras mendarat di pipinya. Tapi Anjani sama sekali tidak merasa takut.

"Bisakah mulut mu itu diam!!!" Teriak rathore benar-benar marah.

"Lepaskan aku!" Anjani memberontak seolah tidak menghiraukan kemarahan dari Rathore.

Karena tidak tahan dengan teriakan Anjani, Rathore mengambil leptopnya dan memperlihatkan rekaman video pada Anjani.  Seketika Anjani terdiam, dia tidak percaya dengan apa yang barusan ia lihat. Mulutnya terkunci tak mampu berkata-kata lagi, perasaan malu dan jijik menyelimuti dirinya saat menyaksikan  rekaman video tersebut. Tidak tidak percaya jika harga dirinya telah direnggut.  Rathore yang melihatnya mati kutu seperti itu, merasa semakin puas dan tanpa perasaan dia tertawa terbahak-bahak di hadapan Anjani.

"Bagaimana dengan kejutan ku Sayang, apa kau menyukainya, haahah."  Gelak tawa Rathore menggema di ruangan itu.

Anjani, tidak mampu lagi berkata-kata, kepalanya terasa pening, dan seketika membayangkan Bryan, ayah serta ibunya. Air matanya pun tidak mampu ia bendung lagi dia menangis tanpa suara, putus asa akan keadaan dirinya saat ini.

"Aku..aku tidak suci lagi, harga diriku sudah hilang." gumamnya dalam hati. Melihat Anjani yang ini tidak berdaya, berandalan itu melepaskan ikatannya dan memerintahkan anak buahnya untuk membawa Anjani pergi dari sana.

"Buang gadis sampah ini!" perintah Rathore, yang tega mengatai Anjani gadis sampah.

"Baik bos!" Para anak buahnya mematuhi perintahnya, mereka lalu membuka ikatan Anjani kemudian menyeret nya pergi dengan kasar. Anjani sudah tidak berkutik saat itu pikirannya dipenuhi penyesalan atas peristiwa yang dialami hingga dengan pasrah  dia hanya bisa mengikuti kemana anak buah Rathore akan membawanya pergi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status