Sesaat setelah anak buahnya membawa pergi Anjani, terlihat ada seseorang yang datang menemui Rathore. Dia adalah Rendy, yang merupakan sepupu dari Rathore. Rendy datang terburu-buru dan tanpa basa-basi langsung bertanya apa alasannya dia melepaskan Anjani.
"Semudah itu kau melepaskannya?" Tanya Rendy Tak habis pikir.
mendengar pertanyaan itu, Rathore hanya tersenyum sampul kemudian berjalan ke kursi kebanggaannya dan dengan santai duduk menghisap rokoknya.
"Mengapa kau hanya diam, seharusnya kau menyiksanya nya terlebih dahulu?" Rendy bertanya lagi.
"Aku sudah merenggut apa yang menjadi harga dirinya itu adalah hukuman yang menurutku sudah pantas, di mana itu akan mengubah seluruh hidupnya." Rathore menjawabnya dengan puas. mendengar perkataan itu Rendy pun ikut tertawa.
"Itu akibat karena bermain-main dengan Rathore!" Ujar Rathore menyeringai.
_____
Sedangkan dalam perjalanan, Anjani seperti orang kehilangan semangat hidup. Air matanya pun tak henti-hentinya bercucur kalau mengingat isi vedio yang perlihatkan Rathore tadi. lalu tak Berapa lama terdengar suara telepon dari salah satu anak buah itu.
"Halo tuan!" Ujar salah seorang yang mengendarai mobil.
"......"
"Baik Tuan, kami akan melakukannya." Setelah itu telepon pun berakhir dan tentu saja itu adalah panggilan dari bos mereka yaitu Rathore. Dalam panggilan itu, dia memerintahkan anak buahnya untuk membawa Anjani ke tempat dimana mereka menculiknya tadi.
Tak Berapa lama akhirnya mereka tiba di tempat yang dimaksud. lalu dua orang yang sama membuka pintu mobil, dan dengan kasar mendorong Anjani keluar lalu meninggalkannya sendirian. Waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 03.00 pagi, karena dorongan yang kasar, membuat kepala gadis Malang itu terbentur di trotoar jalan hingga ia pingsan.
Sedangkan di sisi lain, Bryan dan Ridwan tak henti-hentinya mencari keberadaan Anjani tanpa putus asa. dalam pencarian itu, Bryan tidak berhenti untuk menyalahkan dirinya sendiri.
"Kemana dirimu pergi, ya Tuhan lindungi Anjani ku dimanapun dia berada." Bryan terus berdoa berharap Anjani baik-baik saja. Di saat sedang fokus, tiba-tiba ponselnya kembali berdering dan itu merupakan panggilan dari Ridwan, tanpa menunggu lama ia langsung menjawabnya.
"Halo pah, ada apa?"
"....."
"Apa, dimana, Aku akan segera kesana." Bryan seketika panik mendengar perkataan Ridwan, setelah panggilan berakhir dengan kecepatan tinggi dia melajukan mobilnya ke sebuah tempat dimana Ridwanb saat ini.
____
Singkat waktu, Bryan akhirnya tiba di tempat Ridwan. Dia dibuat terkejut karena melihat Anjani yang tak sadarkan diri sudah berada di dalam mobil Ridwan.
"Anjani, di mana papa menemukannya?" Tanya Bryan dengan cemas sekaligus lega.
Ridwan pun menceritakan. tadi, disaat menelusuri jalan dari kejauhan dia melihat seseorang yang tergeletak di tepi jalan. karena merasa kasihan sekaligus penasaran, dia pun menghentikan mobilnya lalu bergegas untuk menolong orang tersebut. Pada saat dia mendekat ia dibuat syok setelah tahu jika itu ternyata Anjani, putrinya sendiri. Ridwan yang panik mendapati sang putri dalam keadaan seperti itu lantas membopong tubuh anaknya ke dalam mobil berniat untuk membawanya ke rumah sakit. Akan tetapi, di tengah perjalanan mobilnya kehabisan bahan bakar dan pada saat itu juga dia menghubungi Bryan.
"Jadi seperti itu ceritanya nak." Ujar Ridwan dengan mata berkaca-kaca.
Bryan ikut sedih saat mendengar cerita calon ayah mertua nya itu. Dan tanpa berlama-lama mereka memindahkan Anjani ke mobil Bryan dan langsung bergegas menuju rumah sakit. Namun,di tengah perjalanan akhirnya Anjani siuman. Mengetahui dirinya ada di dalam mobil lagi, seketika ia berteriak karena menduga jika dirinya kembali dibawa oleh orang jahat.
"Lepaskan aku!" Teriaknya sambil memberontak.
Ridwan dan Bryan terkejut, sehingga dengan spontan Bryan menghentikan mobil secara mendadak. Sedangkan Ridwan, berusaha menenangkan putrinya.
"Anjani... Anjani, ini papa nak." Ridwan berusaha menenangkannya.
Saat Anjani sadar jika yang bersamanya saat ini adalah ayahnya, dia pun langsung memeluknya sambil menangis.
"Papa, hiks!" Anjani memeluk Ridwan dengan erat seperti orang yang ketakutan.
Bryan yang menyaksikan hal itu pun ikut bersedih dan merasa semakin bersalah.
"Sayang, hustt...Ada ada nak?" Tanya Ridwan pada putrinya itu. akan tetapi hanya isakan yang terdengar, Karena masih syok Anjani tidak berkata apa-apa dan saat itu dia belum menyadari jika Bryan juga ada di sana.
"Anjani!" Panggil Bryan lirih.
Mendengar suara yang tidak asing baginya, Anjani terdiam lalu perlahan-lahan dia melihat ke depan, pada saat melihat Bryan dia langsung mengingat apa yang telah terjadi padanya. Perasaannya semakin hancur dan kekhawatiran datang menyerang. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Bryan jika tahu bahwa dirinya kini tidak suci lagi.
"Anjani, ada apa nak kenapa kamu diam. Bryan ayo lanjutkan kita akan ke rumah sakit?" Ujar Ridwan, sehingga membuat Anjani tersadar.
"Tidak, aku tidak mau ke rumah sakit, aku hanya ingin pulang pah." Anjani langsung menolak untuk dibawa ke rumah sakit karena takut semuanya akan terbongkar.
"Tapi kenapa nak?" Tanya Ridwan bingung begitupun dengan Bryan.
Akan tetapi lagi-lagi Anjani tidak menjawab ia justru terus menuntut untuk dibawa pulang saja. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya Bryan dan Ridwan membawanya pulang. Bryan diam-diam mengamati Anjani dari kaca mobilnya dan curiga ada hal yang disembunyikan oleh Anjani.
____
Singkat waktu, akhirnya mereka tiba di rumah. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi, Anita yang mendengar suara mobil dari luar langsung bergegas keluar untuk memeriksa dan saat dia melihat putrinya dia langsung berlari menghampiri Anjani dan memeluknya.
"Anjani, putriku kau baik-baik sajakan nak?" Tanyanya dengan perasaan cemas sekaligus senang karena sekarang putrinya sudah ada di hadapannya. Anjani hanya membalas pelukan sang ibu tanpa mengatakan apa-apa setelah itu mereka pun masuk.
Saat akan masuk, Bryan ingin ikut tetapi Anita langsung menghentikannya dan justru menyuruhnya untuk pulang. Ridwan kemudian membela Bryan akan tetapi dimarahi oleh Anita. karena tidak memiliki pilihan lain Bryan akhirnya pulang meskipun dia masih merasa cemas pada Anjani.
Setelah di dalam rumah, Anita yang melihat sikap putrinya yang tidak seperti biasa sejak ia kembali merasa ada yang aneh. Anita Yang penasaran lantas bertanya tapi sama seperti Ridwan, dia tidak mendapatkan jawaban. Anjani justru meminta untuk pergi ke kamarnya saja dan terpaksa Anita mengiyakan. setelah anaknya pergi, Anita lantas bertanya kepada suaminya apa yang sebenarnya terjadi dan Ridwan lalu menceritakan semuanya. Tanpa diduga Anita justru menyalahkan Bryan atas apa yang menimpa Putrinya.
___
Setelah kejadian itu, Anjani menutup diri dari Bryan bahkan kedua orang tuanya. Dia merasa frustasi dan takut jika ada orang yang mengetahui tentang apa yang dialami malam itu. Setiap hari dihabiskan hanya menangis di kamarnya dan dia juga jarang sekali makan. Kedua orang tuanya khawatir dengan keadaannya. Setiap kali mereka bertanya, Anjani selalu menolak untuk menjawab.
lalu bagaimana cara Bryan dan orang tuanya tahu tentang peristiwa tragis yang dialaminya?.
jadi, 3 hari setelah kejadian itu menjadi mendapat pesan dari nomor yang tidak dikenal. Pesan itu berisi video yang sama dengan Rathore perlihatkan pada dirinya malam itu. Anjani membelalakkan matanya dia merasa khawatir karena takut semuanya akan terbongkar. Namun, satu hal yang tidak ia ketahui, jika video itu telah di sebarkan dimedia sosial dan yang pastinya sudah dimanipulasi.
“Setelah sekian lama aku kembali berniat menemuai adikku, tapi karena dirimu aku tidak akan pernah bertemu denganya lagi.” Dengan perasaan sedih Leo memandangi foto dua anak kecil yang mana itu adalah fotonya bersama Anjani waktu masih kecil.Leo danuantara, dia adalah kakak tiri dari mendiang Anjani. Yang merupakan anak dari dari pernikahan pertama Ridwan yaitu ayah Anjani sebelum Anita. Dulunya dia memang tinggal bersama dengan ayah beserta ibu tirinya tapi karena melakuakn suatu kesalahan membuat Ridwan begitu marah padanya hingga memutuskan yntuk mengirimmnya keluar negri. Pada saat itu usianya 10 tahun sedangkan anjani masih berumur 5 tahun.Di London, dia tinggal bersama saudara ibunya yang mana dia begitu sangat menyayangi Leo bahklan dia memasukkanya kesekolah bergengsi pada saat itu. Kini karena jasa pamanya itu Leo sudah menjadi salah satu pengusaha yang cukup sukses dan terkenal di London. Karena dirinya pula perusha
Di dalam kamarnya, Shelia yang baru tiba langusng menjatuhkan diri di tempat tidur sambil menghela nafas lega karena dia berhasil membohongi Rhatore. Sebenarnya dia tidak bermaksud melakukan itu tapi dia tahu betul sifat ayahnya jika sampai dia tahu mungking itu adalah terahir kalinya Shelia di izinkan keluar seorang diri dan dia tidak menginginkan itu.“Maafkan Lia, karena sudah berbohong pada mu ayah.” Ucapnya sambil melihat foto Rhatore yang terpajang di meja kamarnya.Setelah istirahat sebentar ia kemudian bangkit lalu berjalan kedepan meja rias untuk melihat memar yang ada disikunya.“Aww!” seketika ia meringis kesakitan saat menyentuhnya. Setelah itu dia mengambil kotak p3K untuk mengobati lukaknya. Pada saat dia melakukan itu tib- tiba ia teringat pada Bryan“Bryan, namanya sangat bagus dan dia juga lumayan tampan tapi sifatnya terlalu sombong, uhh.” Ucapnya.“Jika aku bertemu dia lagi akan ku buat d
usai mencritakan kisah pilu sang mantan kekasih, leo heran mengapa bryan terlihat melamun dengan mata serta wajah yang memerah seolah menahan sesuatu. dia kemudian memberanikan diri menyentuh pundak bryan. "ada apa, kau terlihat tidak sehat apa kau baik baik saja?" tanya leo prihatin. bryan tidak menjawab bahkan dia sendiri tidak mendengar suara leo sama sekali, dalam penglihatan serta pendengarnya hanya ada gambaran anjani yang terlihat frustasi dan meminta tolong semua terasa bengitu nyata semua kesedihan dan trauma yang anjani alami selama dia masih hidup saat itu sangat nyata dalam pandangan mata bryan. "bro, kau kenapa?" leo panik karena bryan hanya diam seperti patung dan keringat bercucran dari wajahnya. karena tidak punya cara lain lagi, leo terpaksa menamparnya agar dia bisa sedar kembali. alhasil tamparan leo membuat bryan tersungkur dan berhasil kembali dari lamunannya tadi.
Usai menceritakan kisah tragis sang kekasih, Leo bingung menatap Bryan yang hanya diam seperti tengan melamun dengan mata serta wajah yang memerah seperti sedang menahan sesuatu. Leo sedikit panik melihatmya seperti itu hingga kemudian dia menyentuh bahu Bryan untuk menyadarkannya.“Kau kenapa sepertinya kau kurang sehat apa semua baik baik saja?” Tanya Leo.Akan tetapi tidak ada jawaban dari Bryan, bukan hanya itu bahkan bryan tidak mendengar bahkan merasakan sentuhan Leo. Saat ini dia seolah berada didalam dunia yang berbeda dimana dia menyaksikan setiap peristiwa yang Anjani alami malam itu sampai akhinya dia bunuh diri.“Ini semua salahmu, andai malam itu kau tidak membiarkan aku pergi semua ini tidak akan terjadi.” Terdengar suara rintihan Anjani yang menyalahkan Bryan atas peristiwa yang dia alami.Bryan menutup telinganya karena kalimat itu terus berulang ulang hingga membuatnya frustasi. Di sisi lain Leo m
Bryan hari mencoba pergi keluar sekalian mencari ide tentang bagiamana dia akan masuk ke tempat Rahtore nantinnya. begitu[un dengan Shelia yang sekarang ini tengah bersenag senang belanja di sebuah mall seorang diri."Wah ini sangat menyengkan setelah sekian lama akhniya aku bisa bebas untuk bersenag senag seorang diri." ucapnya begitu girang.Usai belanja ia pun akhirnya keluar dari mall dengan begitu banyak bag belanjaan di tangannya hingga dia sendiri merasa kesulitan membawanya."Loh mobilku mana kok nggak ada?" seketika ia terkejut saat tiba di parkiran dan dia tidak melihat mobilnya. Shelia kemudian buru buru menekan tombol penanda pada kunci mobilnya dan baru tersadar jika tadi dia memarkir mobil di sebrang di parkiran cafe tempat ia sebelumnya."Ohh ya ampun, shelia kenapa kau begitu pikun." ucapnya pada diri sendiri.Ia pun berjalan ketepi jalan untuk menyebrang akan tetapi karena barang belanjaannya membuatnyan tidak sad
Pagi menjelang terjadi kepanikan di kediaman Alvin , setelah Siska menemukan surat yang di tinggal Bryan. Dia pun berlari mencari suami untuk memperlihatkan isi surat tersebut."Papa... Bryan pergi pa!" Dengan wajah begitu panik dia menghampiri suami dan putrinya yang tengah sarapan."Apa yang mama katakan, kemana dia pergi?' Alvin pun merasa terkejut mendengar ucapan istrinya."Mama juga tidak tahu pa, tapi mama menemukan surat ini di kamarnya." Siske kemudian memberikan suara itu pada suaminya.Setelah membaca surat Alvin terlihat cemas, dia tahu bawah kepergian putranya adalah demi ingin membalas sakit hati atas meninggalnya Anjani. Alvin tanpa mengatakan apapun seketika pergi meninggalkan meja makan menuju keluar rumah. Mustika dan Siska kebingungan dan hanya memilihnya berlalu pergi."Ohh tuhan, Kemana anak itu pergi,