“Aku ingin kau tetap merahasiakan hal ini dari siapapun!”Ya, Gendis hanya berasal dari kampung kecil itu kini menjelma menjadi sosok baru dalam hidupnya, kini berganti nama menjadi Monic, seorang perempuan kota bak model dengan daya tarik baru.“Aku akan kembali dan sudah lama aku ingin merencakanan balas dendam!”Ya, Gendis yang kini menyamar sebagai Monic itu bahkan lebih bersikap dewasa dan mengikuti perkembangan zaman. Jiwa dan dendamnya yang tak pernah padam, dalam sekejap merubah watak dan karakternya. Dia lebih agresif dan seksi itu telah berubah dari sosok gadis desa yang lugu dan sebelumnya tak tahu apa-apa, sekarang menjadi lebih moderen dari sebelumnya, semua itu berkat Tom.“Ya, tentu saja Gendis, eh... maaf, maksudkuuuuu Monic.....”Tom yang belum terbiasa memanggil nama itu bahkan mengulang kembali menyebut nama yang kini disandang sang perempuan yang berasal dari kampung itu, dengan kesepakatan dan rahasia bersama dan hanya mereka berdua yang mengetahui semuanya.“A
Seorang perempuan cantik muncul di tengah rapat dan tengah duduk di sana, dia begitu cantik dan seksi sekali, menemani Tom yang sedang mengumpulkan beberapa rekan kerja anak buahnya. Tempat dimana laki-laki gagah dan tampan itu memimpin para rekan bawahannya, sebuah perusahaan asing bidang ekspor dan impor yang bergerak di bidangnya.“Terimakasih atas kehadiran kalian kembali di ruangan ini,”“Oh yaaaa, aku juga tidak lupa untuk berterima kasih pada kalian semua. Kalian sudah membantu semua tugas yang sudah aku percayakan pada kalian, hingga akhirnya aku bisa kembali aktif memimpin kaliandi sini hingga saat ini.”Tom tersenyum dan bicara pada beberapa orang rekan anak buahnya yang dia kumpulkan dalam sebuah meja bundar.Tom, memang sudah lama tak kembali berbicara sejak beberapa lamanya dan menyerahkan semua itu pada orang-orang kepercayaannya, sebelum dia kembali siap mulai hari ini untuk memulai kembali semua keadaan untuk menjadi normal sedia kala.“Aku bangga, kalian bisa memega
“Apa kau sudah siap?”Dokter Cleo saat itu tengah berada di ruang dimana Gendis dirawat, ya keadaan waktu yang berjalan semakin cepat membuat waktu terus berputar, dimana perban yang menutupi wajah itu harus segera dibuka demi untuk mengetahui hassilnya.“A-aku, aku sudah si-siappp...”Gendis, jantungnya benar-benar berdegup kencang saat itu. Bercampur aduk perasaannya, penasaran ketakutan, dan rasa ingin tahunya terhadap hasil yang sudah dia usahakan selama ini berkat Tom juga, laki-laki yang seperti seorang pahlawan untuknya yang datang disaat dia benar-benar membutuhkan.“Tenanglah, kau akan tahu setelah kau membuka perbannya,”“Aku pikir selama dalam menjalani masa perawatan, semua berjalan baik-baik saja sesuai rencana.”Tom, laki-laki tampan bertubuh tinggi dan gagah itu meyakinkan akan rasa penasaran sekaligus ketakutan yang kini tengah melanda itu.Gendis, dia duduk tepat di depan sebuah cermin.“Gendis, kau harus yakin,”“Kami sudah berusaha semaksimal mungkin dengan semua us
“Sebentar lagi dia akan siuman.”Gendis, masih terbaring di sana dalam keadaan lemas tak berdaya. Beberapa selang impus tengah terpasang di tangannya, terlihat seperti dia yang memang sudah tertidur beberapa waktu yang cukup lama, Ya tertidur dalam mimpi yang sejenak membangunkan dirinya dari masa lalu kelam yang pernah membayangi hidupnya.“Bu-Ibuuuu....?“La-lastriiii......!!!Teriakan itu benar-benar terdengar dari mulut Gendis.Ya, dalam ketidak sadaran perempuan itu, dia menyebut beberapa orang yang begitu sangat penting dalam hidup dan masa lalunya, ibu dan adiknya.“Tenangggg, tenangggglahh...Suara itu seolah mampir dan menyadarkan akan mimpi yang sejenak memudar dari ingatan Gendis saat itu, dimana dalam ilusinya melihat ibu dan adiknya melambai perlahan dan bayang-bayang mereka meninggalkan Gendis dalam kegelapan.“Gendis?“Gendis???“Aapa kau dengar???”Tanya Tom yang sudah begitu setia menemani sang gadis malang yang kini mulai menarik hati dan perhatiannya itu. Laki-laki
“LASTRIIII....?“LASTRIIIII....???“BUKA PINTUNYA.....!!!”Panggilan itu terus saja tanpa henti ,bunyi ketukan pintu berkali-kali terdengar, saat Bibi Esmeralda mencoba untuk mengetuk pintu itu berkali-kali, namun tak kunjung ada jawaban dari dalam. Begitulah yang terjadi,Bibi Esmerala mencoba untuk mencari tahu tentang ada apa yang tengah terjadi pada Lastri, suaminya pun hanya diam saja tak begitu menanggapi karena sudah tahu kenapa Lastri menjadi pendiam dan sekarang lebih memilih sering berdiam diri.Lastri, beberapa minggu ini, sang adik Gendis yang kini hidup sebatang kara tanpa ayah, ibu bahkan kakaknya itu seperti mengalami trauma mendalam. Acap kali dia merenung, bahkan menangis, hal ini kerap dipergoki oleh Bibi Esmeralda ataupun sang paman yang dalam keadaan tanpa sengaja melihat perubahanm drastis perempuan malang itu.“Ada apa denganmu???“Hidupmu tak akan selesai dengan terus melamun dan selalu saja mengabaikan setiap pekerjaan yang aku berikan!“Cepat bersihkan rumah in
“Aaaaaa.......!!!“Pamaaaan??? “Kenapa paman melakukan hal ini padaku?”Lastri berteriak seolah benar-benar tak terima dengan apa yang sudah dia alami itu, sebuah kesucian yang selama ini begitu dia jaga akhirnya harus direnggut oleh laki-laki nista dan tak bertanggung jawab seperti sang paman yang sudah membuat adiknya Gendis itu benar-benar trauma. Begitulah yang terjadi, seorang paman yang seharusnya menjaganya dari mara bahaya, malah sengaja menodainya.“Ma-maafkan paman Lastri, maafkannnnn pamannnn....”Laki-laki yang sedang mengancing bajunya kembali itu seolah benar-benar meminta maaf atas kejadian yang baru saja diperbuatnya. Di sana, terbaring Lastri yang lemas karena memang laki-laki itu benar-benar sudah membuatnya tak berdaya, terpaksa menyerahkan kesuciannnya pada seorang laki-laki bejat itu.“Hik, hik, hik....“Pergggggi.....!“Pergggi kauuu....!!!“Aku tidak ingin melihatmuuuuu.....!”Tidak ada lagi sopan santun serta menganggap laki-laki itu sebagai seseorang yang b