Dendam Dan Pengkhianatan

Dendam Dan Pengkhianatan

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-23
Oleh:  Adevio Putra KencanaBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
15Bab
114Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Gendis, seorang gadis desa yang dikenal cantik dan berharga, hidup dengan ibu dan adiknya dalam garis kemiskinan. Hidup yang begitu miskin, tidak membuat gadis itu menyerah, dia melakukan pekerjaan apa saja untuk menjadi tulang punggung keluarga, berniat melunasi hutang pada seorang juragan kaya raya  dan licik bernama Kastro yang menginginkan dirinya. Juragan kaya dan jahat itu begitu ingin memiliki Gendis,  merasa berhak menuntut hutang pada Gendis atau dengan pilihan menjadi istrinya. Gendis dengan tegas menolak permintaan tersebut. Tidak menerima penolakan, Juragan Kastro berusaha menggunakan segala cara untuk mendapatkan Gendis, hingga akhirnya berhasil merenggut kehormatan Gendis.  Kejadian tersebut menyisakan luka yang mendalam di hati Gendis. Terkekang oleh rasa sakit dan penghinaan, Gendis bertekad  membalas dendam pada sang Juragan Kastro. *Dapatkan Gendis membalaskan dendam atas luka bathin yang menyisakan penderitaan?" Simak cerita lengkapnya

Lihat lebih banyak

Bab 1

Prolog

"Gendis?

 “Gendis di mana kau nak....?"

 Seorang perempuan paruh baya  berteriak memanggil sebuah nama. Ya, nama seorang anak gadis remajanya yang masih sibuk kini berada di dapur.

 "Iya buuuuu, sebentarrrrr..."

 Balas perempuan itu.

 Tangan halus nan mulus, wajahnya begitu cantik, dia memiliki lesung pipi dengan rambut panjang sebahu. Gadis itu memiliki perawakan tubuh langsing dan tinggi semampai dan wajahnya, benar-benar cantik  mempesona, dialah Gendis.

 "Ya bu kenapa?”

“Gendis lagi di dapur bu sedang memasak. Ibu, ibu harus makan yaaaa... "

 Bujuk gadis itu pada ibunya.

 Gendis, dia adalah anak gadis dari Mbok Warsih, seorang perempuan yang terbaring dengan kondisi sakit lumpuh. Perempuan paruh baya itu hanya dapat menggerakkan kaki dan tangannya saja,  sementara bagian pinggang sampai kakinya mengalami lumpuh sejak beberapa tahun silam.

 Ayah dari Gendis? Suami perempuan itu, dia sudah lama meninggalkan keluarga kecil itu.

Mereka hanya hidup bertiga dalam rumah yang dikatakan jauh dari layak, Mbok Warsih ibunya Gendis, Gendis serta adik remajanya  Lastri.

 " Apa kau sudah makan....?"

 "Gendis, adikmu belum pulang juga?"

 Tanya ibunya yang seketika memandang ke arah pintu.

 Gendis mengangguk dengan nada lesu.

 Mereka keluarga miskin, bahkan hanya untuk makan saja begitu kesusahan. Gendis yang kini terpaksa menjadi tumpuan tulang keluarga kecilnya itu harus susah payah menjual sayuran di pasar yang dia tanam sendiri di pekarangan kecil, menjualnya tak jauh dari kampung.

 "Belum bu, hmmm Lastri mungkin masih sibuk di sekolahnya. “

 Ya, adik Gendis Lastri masih sekolah, itupun sebagian biaya sering dibantu pihak sekolah dan pemerintahan, maklum Lastri anak yang pintar.

 "Bukankah sebentar lagi dia akan naik kelas bu."

 Gendis hanya tersenyum, menjawab pertanyaan ibunya yang selalu menanyakan keberadaan adiknya, setiap  siang seperti ini.

 "Gendis juga sudah makan. Hmmm, sekarang giliran ibu lagi ya. "

 Tawar gadis  lalu mulai Menyendok beberapa butiran nasi dan lauk pauk yang terdapat pada piring plastik itu.

 "Gendis....???

 Perlahan ibunya kembali bertanya saat Gendis ingin menyuapi ibunya.

 " Ya bu, kenapa...?"

 Tanya Gendis saat itu dengan lembut.

 Gendis, dia seorang gadis  yang kurang beruntung, di saat teman-temannya bekerja dan melanjutkan pendidikan, dia bahkan tak mendapatkan hal itu, lebih baik dia mengalah demi masa depan adiknya.

 "Akhir-akhir ini, ibu sering kali melihat kau melamun nak, “

“Apa sebenarnya yang kau pikirkan...?"

 Seperti tahu apa yang dipikirkan oleh anak gadisnya, Mbok Warsih yang biasa akrab disapa itu, menanyakan tentang apa yang sebenarnya anak gadisnya pikirkan.

 " Tidak ada bu, “

“Ti-tidak ada yang Gendis pikirkan. I-ibu lebih baik makan ya. "

 Kembali gadis itu tersenyum kecil lalu memandang wajah ibunya. Ada sesuatu yang coba dia sembunyikan, dia paksakan untuk bisa tersenyum. Ada beban pikiran yang sebenarnya ingin dia ceritakan pada ibunya, namun Gendis begitu ragu.

 "Sudahlah, “

“ Ibu tahu nak, kau katakan saja. Ibu tidak bisa kau bohongi. "

Tatapan mata gadis itu memang tidak bisa dibohongi.

 "Sejak kau kecil, bahkan Ibu sudah tahu karakter dan sifatmu. Jadi, tidak usah kau sembunyikan. "

 Ujar mbok Warsih saat itu  sembari memandang wajah anak gadisnya yang perlahan tetap menunduk.

 "Hmmm,  Ibu makan saja. Sudah Gendis katakan tidak ada yang Gendis pikirkan. “

 Da mencoba berbohong kembali.

 "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan bu, "

“ Semua baik-baik saja. “

Jawab Gendis berpura-pura.

 Sang ibu  tahu jika apa yang ditanyakan, belum dijawab sepenuhnya oleh anak gadisnya saat itu.

 "Sudahlah, “

“Katakan saja apa yang sebenarnya tengah kau pikirkan Gendis?"

 "Ibu, akhir-akhir ini sering kali melihat kau dalam keadaan melamun. Sepertinya, kau memikirkan sesuatu. "

 Tanya ibunya Gendis yang memaksa, dia tidak bisa dibohongi dengan tatapan anak gadisnya yang begitu sayu.

 "Buuu,percayalah. Gendis baik-baik saja. "

 Gadis itu berujar sembari memandangi ibunya yang hanya bisa terbaring dan mengunyah makanan perlahan lalu memandang ke arahnya.

 "Bagaimana dengan lamaran Sang juragan? Apa kau ingin mmenerimanya”

 Tanya ibu Gendis yang seolah mengingatkan beberapa hari yang lalu, seorang laki-laki y pernah datang untuk meminang anak gadisnya itu. Gendis sebentar tak menyukai laki-laki itu, dia arogan kejam dan begitu jahat. Sayangnya, keluarga Gendis yang memiliki hutang pada juragan kaya raya pemilik perkebunan itu.

 "Buuuuu, aku tidak menyukainya.... "

 Jawab Gendis dengan nada yang begitu singkat. Ibunya hanya menarik napas panjang, sebenarnya dia sudah lama mengetahui hal ini.

 "Gendis, ibu tak bisa memaksamu. “

 "Tapi Kau harus tahu nak, kita memiliki hutang pada juragan. Semenjak ayahmu sudah tiada, ayahmu memberi pesan pada ibu, jika kau harus menikah dengan pria itu. "

 Ya, beberapa tahun silam, saat ibu Gendis dirawat di rumah sakit, membutuhkan banyak biaya berobat, terpaksa meminjam uang itu dalam jumlah yang begitu banyak, bukan Gendis yang meminjam tapi ayahnya yang kini sudah tiada, sampai kini mereka belum bisa mengembalikan uang itu.

 "Iyaaa bu, Gendis tahu itu, “

“Tapi, bukankah Gendis sudah mengatakan berulang kali pada Ibu. Hutang itu pasti akan kita lunasi bu, bukan malah menikah dengan juragan yang jahat itu sebagai gantinya, Gendis tak menyukainya."

Gendis berusaha tegar.

Dia hanya bisa menjanjikan pada ibunya suatu saat, berusaha untuk melunasi hutang mereka bagaimana pun caranya.

 "Gendis???

 " Kita tidak punya cara lain. Uang yang dipinjam itu,  jumlah yang begitu banyak!

 "Kau lihat kondisi ibu yang saat ini? Lagi pula, dari mana kau bisa dapatkan, sampai kapan?”

“Kita yang hanya orang miskin, menjual sayur yang tidak seberapa itu?"

 Tanya ibunya dengan tatapan lembut.

 Gendis tak ingin mengecewakan ibunya. Dia hanya bisa tertunduk lesu. Dia tahu akan kebenaran atas apa yang ibunya katakan, namun keyakinan dalam hati Gendis pasti suatu saat dia bisa membayar semua hutang yang dipinjam.

 "Gendis, kau harus paham akan keadaan ini. "

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
15 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status