Share

Dendam Istri Pertama
Dendam Istri Pertama
Author: Taurus Di

Godaan Iman

Author: Taurus Di
last update Huling Na-update: 2021-11-18 18:05:28

"Mas Faisal …." Panggilan lembut seorang gadis muda membuyarkan lamunan Faisal yang sedang menatap lautan di depannya.

"Iya, ada apa Ayu?" Faisal mengalihkan pandangannya ke arah gadis manis berkulit sawo matang tersebut.

"Bulannya indah ya, Mas." Ayu tersenyum manis ke arah bulan purnama. "Ini pertama kalinya Ayu bisa melihat pantulan bulan purnama di lautan, ternyata sangat indah." 

Faisal menggumam mengiyakan ucapan gadis itu. Semilir angin malam yang menerpa tubuhnya tiba-tiba saja terasa sangat panas. Badah Faisal terasa gerah saat tak sengaja dia melihat belahan dada Ayu. Sudah hampir dua bulan Faisal meninggalkan istrinya di tanah Jawa, untuk mengecek perkebunan kelapa sawit di Sulawesi.

Saat ini dia sedang bersama Ayu- anak dari almarhum sahabatnya- di kapal yang menuju ke Tanjung Perak  dari pelabuhan di  Sulawesi. Perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh dalam beberapa jam saja menuju Jawa Timur dengan pesawat terbang, kini harus dia habiskan berhari-hari berdua saja dengan Ayu.

"Mas tidak dingin?" Ayu mengusap lengannya. 

"Eh, ti--tidak." Faisal heran kenapa dia tiba-tiba saja merasa gugup dengan keberadaan Ayu di sisinya. 

"Ayu dingin, Mas. Bolehkah Ayu sedikit merapat." Gadis itu tanpa menunggu jawaban dari Faisal, merapatkan tubuhnya di sisi Faisal. 

Seketika jantung Faisal berdetak kencang. Dia berusaha memerangi keinginan batinnya untuk memeluk gadis yang berusia lebih muda dari anak bungsunya. Sudah satu setengah bulan, Faisal menahan keinginan yang tak dapat dia salurkan.

"Ih, bulu di tangan Mas banyak. Ayu suka." Gadis itu meletakkan tangannya membelai lembut lengan Faisal.

Seketika seluruh tubuh pria itu menegang. Lima puluh hari sudah dia tidak mendapatkan sentuhan seorang wanita. Faisal yang tidak pernah melewatkan satu hari tanpa belaian Rianti, hampir saja lolos mempertahankan imannya.

"Iya, sudah dari sananya." Faisal menyeringai kaku. 

"Mas, terima kasih ya, sudah mau membawa Ayu ke tanah Jawa. Jika, saja Mas menolak permintaan terakhir Ayah, entah akan jadi apa Ayu sendirian di perkebunan." Gadis itu menyandarkan kepalanya di pundak Faisal.

"Ayahmu adalah sahabatku. Sudah sepatutnya aku menganggapmu anakku." Faisal menelan ludahnya kasar. 

Anak? Jika saja dia benar-benar menganggap Ayu sebagai anaknya, tidak mungkin kan saat ini  celana dalamnya menjadi sesak? Sesuatu yang perlahan bangkit itu sesungguhnya membuat Faisal malu. Tidak semestinya hal itu terjadi pada dirinya, yang begitu mengagungkan pernikahan.

"Ayu tidak mau menjadi anak Mas faisal!" Ayu menegakkan kepalanya dan menatap Faisal dengan perasaan gusar. 

"Baiklah, anggap aku pamanmu." Faisal tersenyum miris.

Mata Ayu terlihat sedih mendengar ucapan Faisal. Dia tidak mengiyakan ataupun menolak. Gadis itu memalingkan wajahnya kembali menatap ke arah lautan. 

"Semenjak kecil, Ayu mengagumi Mas Faisal. Bahkan pria idaman yang selalu menghiasi mimpi Ayu adalah sosokmu, Mas. Ayu menjaga diri hingga berusia sembilan belas tahun ini hanya demi Mas Faisal," ujarnya lirih nyaris tak terdengar.

Faisal terperangah mendengar pengakuan Ayu. Kejujuran yang dikatakan gadis itu sungguh menyerupai pengakuan cinta yang samar. Faisal semakin tidak mengerti apa yang harus dia lakukan pada gadis itu.

"Aku sudah menikah Ayu dan usiaku jauh lebih tua darimu." Ucapan itu akhirnya lolos dengan berat dari bibir Faisal.

"Aku tidak peduli, Mas. Hal yang paling Ayu inginkan hanyalah selalu bersama denganmu. Biarkan Ayu selalu di sisimu, tak peduli status apapun yang akan aku sandang, asal bukan anakmu." Ayu menatap Faisal dengan mata sayu. 

Faisal menelan ludah. Sebagai lelaki normal, melihat gadis cantik dengan wajah sedih dan tatapan mata yang putus asa, tentunya akan menggedor keinginannya untuk menjadi lelaki sejati yang bisa dijadikan sandaran. Faisal ingin sekali memeluk Ayu untuk menenangkan kegalauan hati gadis itu.

"Panggil aku Paman saat tiba di tanah Jawa nantinya." Hanya hal itu yang bisa dijanjikan Faisal saat ini pada gadis itu. 

"Mas …." Ayu merengek. Sedetik kemudian gadis itu menghela napas, menyadari tidak mudah menaklukan hati Faisal.

"Izinkan Ayu untuk memelukmu sekali ini, Mas." Ayu mendekatkan dirinya pada Faisal.

Permintaan Ayu ingin sekali dia tolak, tetapi tiba-tiba saja gadis itu sudah meraih tubuh Faisal. Pria itu tak kuasa untuk menghentikan tindakan Ayu. Kali ini jelas sekali dia membiarkan gadis itu mendengarkan detak jantungnya yang berdebar kencang, saat ke dua gunung kembar Ayu menempel erat di dadanya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dendam Istri Pertama   Godaan untuk Faisal

    [Jatah aku kasih aja ke mbak Rianti, Mas.]Lalu setelah itu telepon terputus, tidak ada kata-kata perpisahan, tidak ada ucapan 'i love you Mas', bahkan Ayu juga tak merengek minta dibelikan ini itu seperti kebiasaannya saat hari pertama menstruasi. Faisal menatap ponselnya dengan hati geram, ia juga kesal dan bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Ayu bersikap aneh begini?"Masa sih mens doang sampai enggak balas pesanku dari pagi? Dia juga bahkan menolak kedatanganku." Walaupun Faisal berusaha untuk berpikiran positif, namun tetap saja hatinya yang resah membuat dirinya terus menerus memiliki pikiran buruk. Bayangan Ayu berselingkuh, mengkhianati dia setelah semua hal yang ia lakukan untuk bisa bersama dengan gadis dusun itu."Enggak mungkin Ayu mengkhianati aku. Dia enggak kenal siapapun di sini, satu-satunya orang yang dia percaya dan bisa dia andalkan ya hanya aku."Faisal menghibur dirinya sendiri, namun tetap juga dirinya merasa kesal. Sebab dalam bayangannya har

  • Dendam Istri Pertama   Kebohongan Ayu

    Faisal menutup laptopnya dengan cukup kasar, deretan angka-angka yang tersaji di layar monitor membuatnya mual. Padahal biasanya dia santai-santai saja mengecek laporan harian pabrik minyak goreng kecil-kecilannya.Malah biasanya Faisal senang, sebab dia bisa melihat perkembangan usahanya dari hari ke hari. Hanya saja untuk hari ini dirinya sedang tak konsentrasi, dan tak mood untuk melakukan apapun.Semua itu terjadi karena Ayu tak kunjung membalas pesannya."Ke mana sih, dia? Memangnya dia sibuk banget sampai-sampai pesanku juga enggak dibalas?"Faisal meraih ponselnya dari atas meja, kemudian mengecek aplikasi pesan di beda pipih keluaran terbaru itu. Tadinya ia mengira jika saat ini Ayu mungkin telah membalas pesannya, tapi jangankan dibalas, dibaca pun tidak. Padahal Faisal sudah sejak tadi pagi mengirimi perempuan itu chat."Bener-bener deh perempuan itu, bisa-bisanya dia cuekin aku sampai begini. Padahal biasanya dia paling

  • Dendam Istri Pertama   Sogokan untuk Ikka

    Setelah Rianti menebar jala pembalasan dendamnya pada Dilla, sekarang ia akan menebar jala lainnya pada Ikka. Perempuan muda yang tak jauh berbeda dengan Dilla, dan juga Ayu sang pelakor tak tahu diri itu.Rianti mematut dirinya di depan cermin, mengenakan setelan terbaiknya yang membuatnya terlihat lebih berkelas dan elegan. Hanya celana panjang dan kemeja satin, namun pembawaannya yang tenang membuat Rianti terlihat lebih menarik. Dipulaskannya lipstick coral di bibirnya yang lembap, terlihat cantik dan sesuai dengan warna kulitnya. Usianya yang matang tak nampak sedikit pun penuaan di wajahnya, ia malah terlihat jauh lebih muda dari usia sebenarnya. “Sekarang aku harus memastikan Ikka pun melakukan apa yang kuinginkan. Bermain cantik, Rianti. Kamu bisa melakukannya.”Rianti bicara sendiri di depan cermin, menatap sepasang mata yang menatapnya balik dari cermin di hadapannya itu. Sepasang mata yang sudah lelah menangis hingga akhirnya tak bisa mencucurkan air mata lagi.Sepasang m

  • Dendam Istri Pertama   Tawar Menawar

    “Dil, beneran itu cowok buat aku?” Ayu tak bisa memalingkan pandangannya pada sosok pria bertubuh besar tersebut. Wajah pria itu tidak setampan Faisal, meskipun tampaknya berusia lebih muda. Tubuhnya pun membuncit di bagian perut, berbeda dengan suaminya yang rajin push up.“Iya, dia pengusaha batu bara.” Dilla mengedipkan mata.Seperti janjinya pada Ayu, gadis itu memperkenalkan sahabatnya dengan seorang pria yang bisa memenuhi semua kebutuhan -baik di ranjang maupun dompet- wanita itu.“Yakin kamu? Beneran kaya?” Ayu menyenggol lengan DIlla. “Letoy, gak?”“Kamu mau aku cobain dia dulu?” Dilla menantang Ayu.“Gak usah, ah.” Ayu menatap ke arah pusat kelakian lelaki itu. “Biar aku yang memastikan sendiri nanti, kalau gak jago aku tinggal minta putus.” “Bodoh, kamu. Gimana kalau bulanan dia lebih besar dari Mas Faisalmu?” Dilla memutar bola matanya.“Memangnya kamu dapat berapa dari dokter?” Ayu memincingkan mata.Uang bukan menjadi hal yang utama bagi wanita itu, karena dia mendapat

  • Dendam Istri Pertama   10 juta

    Rianti duduk tenang di balik kemudi. Dia menatap ke arah jalanan yang sepi. Matahari sudah masuk ke dalam peraduan dan suasana kelam di area parkiran belakang sebuah restoran makanan cepat saji, tidak membuat Rianti terganggu.Perempuan itu memiliki tingkat kesabaran yang tinggi. Dia saat ini sedang menanti seseorang, meskipun sudah lewat dari waktu yang disepakati, Rianti masih saja sabar menunggu.Dua puluh menit berlalu dari pesan terakhir yang dikirimkan oleh orang tersebut. Rianti masih menunggu dengan sabar. Meskipun beberapa mobil sudah pergi dari area parkir dan digantikan dengan mobil lain, hanya Rianti yang masih setia di tempat yang sama.Pesan tertulis kembali masuk. Rianti melirik dan melihat orang yang dia tunggu sudah tiba. Rianti menebarkan pandangan ke segal

  • Dendam Istri Pertama   Munafik

    Rianti tersenyum tipis ke arah bayi yang saat ini sedang tertidur pulas di sampingnya. Matanya menatap tajam ke arah sosok manusia kecil dengan aroma yang khas, nyaris tak berkedip.Tangan Rianti mencengkram bantal kecil di samping bayi itu. Sangat keras dia meremas bantal itu hingga tangannya memutih. Jika bergeser sedikit tangan itu akan mampu membuat si bayi kesakitan.Wanita itu memandang ke arah jam di dinding. Sekarang sudah pukul sebelas malam dan Faisal belum juga pulang. Perasaan marah semakin memenuhi hatinya. Delapan bulan sudah dia menyatakan perang dalam diam pada Ayu. Merubah diri dengan luar biasa, hingga Rianti yang sederhana menjadi wanita modern. Rambut dan kulitnya semakin indah dan lekuk tubuhnya pun padat berisi. Rianti berhasil mengambil perhatian Faisal dan membuat lelaki itu mengabaikan Ayu. Dia tersenyum sinis di balik topeng bersahaja, menertawakan Ayu yang kelimpungan karena Faisal tidak pernah mau menyentuh wanita itu lagi. Rianti ingin membuktikan satu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status