Sore itu, Faisal pulang lebih awal. Dia merasa tidak nyaman dengan tatapan diam-diam para karyawan. Mereka semua begitu hormat dan mengagumi Rianti, membuat rasa bersalah sedikit menyusup dalam hati Faisal karena telah berselingkuh.
Setibanya di rumah, Faisal tidak mendapatkan sambutan dari siapapun karena kedatangannya lebih awal dari biasanya. Pria itu langsung masuk ke dalam kamar utama, tanpa ada niatan untuk melihat istri mudanya.
"Dik …." Faisal tercekat ketika melihat Rianti baru saja keluar dari kamar mandi.
Rianti keluar dari kamar mandi hanya menutupi bagian depan tubuhnya dengan handuk tanpa membebatnya, terlihat begitu mempesona. Sebagian lekukan tubuh istrinya yang semakin berbentuk bagaikan gitar, terlihat indah dipandang mata.
"Ah, Mas Faisal? Sudah pulang?" Rianti bersikap malu-malu dan berusaha membebatkan handuk di tubuhnya.
Perbuatan wanita itu membuat bagian intinya terlihat sepintas. squishy kembar yang terlihat ma
Mereka makan malam bertiga di meja panjang yang terasa sepi. Tidak ada suara percakapan hanya dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Rumah seluas delapan ratus meter persegi itu terasa sepi dengan hanya ada mereka bertiga.Rianti menatap sisi meja yang biasa ditempati oleh Joko dan Jelita. Dia sudah meletakkan piring untuk mereka berdua, tetapi tersadar jika kedua anaknya itu tidak lagi tinggal di rumah ini. Ada denyut di hatinya ketika mengingat hal itu."Kenapa tidak di habiskan makannya, Ayu?" Rianti berucap lembut melihat perempuan yang sedang hamil muda itu terlihat tidak berselera."Iya, Mbak, entah kenapa Ayu tidak berselera," ujarnya lirih dengan manja."Makan ikannya saja, Ayu. Protein bagus untuk bayimu." Rianti menunjuk pada lauk ikan pesmol dengan matanya."Enggak berselera, Mbak," ujarnya lesu.Rianti tidak melanjutkan perkataannya. Kandungan Ayu saat ini memasuki usia empat bulan. Itu artinya dua bulan yang
“Selamat sore, Pak Faisal, apakah Anda sedang sibuk?” suara lembut terdengar menggoda di telinga Faisal yang sedang sibuk mengecek laporan penjualan. "Rianti?" Faisal terkejut melihat kedatangan istrinya. Sudah lama sekali sejak gedung kantor terbaru diresmikan, Rianti tidak pernah menjejakkan kaki di sana. Lebih tepatnya semenjak Joko mulai bekerja di perusahaan kecil mereka. "Kejutan, kan. Pak Faisal apa masih sibuk?" Rianti berjalan dengan anggun sambil membawa tas kertas di tangannya. "Tidak juga. Ada apa, Dik?" Faisal menutup berkas di mejanya. Dia menatap Rianti penuh tanda tanya. Rianti tersenyum lembut. Wanita itu mengenakan kimono indah, luaran kebesaran dengan sabuk di pinggangnya. Rianti juga berdandan sangat cantik dan sepatu hak tinggi warna merah menghiasi kakinya yang mengenakan stoking warna hitam. "Aku hanya ingin menghabiskan waktu sesaat bersamamu, sebelum aku bertemu dengan teman-temanku." Rianti mengeluarkan
Rianti tiba di rumah Sulastri, ketika jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Dia terlambat beberapa menit dari pada teman-teman lainnya. Hari ini mereka sengaja berkumpul dan menginap di rumah Sulastri, karena kebetulan sebagian dari para suami mereka semua sedang keluar kota. Wanita itu sengaja tidak meminta izin pada Faisal untuk menginap, karena pada dasarnya dia pun masih ragu. Meninggalkan madu berduaan dengan suaminya, membiarkan Ayu memiliki kesempatan penuh merasa Faisal? Tidak! Rianti tidak bisa merelakan gadis itu senang dan bebas menguasai suaminya. Rianti masuk ke dalam rumah Sulastri dan dia melihat ke enam wanita lainnya terlihat bersantai di kolam renang sedang menanti dirinya. Tanpa ada suami dan anak laki-laki Sulastri di rumah, mereka bebas mengenakan pakaian renang model apapun. "Hai Rianti!" teriak Hastari lantang. "Halo semua." Rianti duduk di pinggiran kolam renang. Dia melihat makanan sudah ditata rapi di meja pras
Pertanyaan Hastari bukan saja membuat Rianti tersinggung, tetapi para perempuan lainnya waspada. Mereka takut akan terjadi perselisihan, di mana Rianti mengira jika Hastari berada di pihak gadis yang sudah berselingkuh dengan suaminya. "Ada apa dengan Ayu?" Rianti bertanya dingin ke arah Hastari. Ke enam wanita lain terdiam mendengar nada bicara Rianti. Wanita lembut yang selalu berbicara dengan sopan itu terlihat berbeda. Rianti menunjukkan sisi lain yang membuat teman-temannya terkesima. Raut wajah datar dengan suara kaku bagaikan Robort. "Ehem," Hastari berdehem untuk meringankan rasa gatal di tenggorokan yang tiba-tiba muncul. "Maksudku Ayu kan serumah dengan suamimu juga." Hastari tampak kesusahan meloloskan pertanyaan itu. "Apa perduliku. Dia bukan urusanku," ujarnya acuh. Rianti melepaskan sepatu yang dia kenakan. Wanita itu melangkah dengan anggun, menggoyangkan rambutnya yang panjang ikal. Rambut itu pun telah mengalami perubahan, dar
Ayu tersenyum bahagia melihat keromantisan dari restaurant yang berada di lantai terbatas sebuah gedung mewah. Pemandangan kota yang bisa dia lihat dari sana, sungguh memukau. Kerlap-kerlip lampu kota, terlihat jauh lebih indah daripada ketika dia menatap desa dari perbukitan."Mas, akhirnya kita bisa berduaan saja ya." Ayu bergelanyut manja di lengan Faisal.Semenjak pernikahan sirinya dengan Faisal, Ayu justru merasa kehilangan kesempatan berduaan dengan lelaki itu. Pertemuan diam-diam yang membara, baik di siang hari dalam sebuah hotel ataupun ketika malam hari disaat semua telah terlelap, semuanya berhenti begitu saja."Kok ngomong begitu, sih. Kita juga kan tiap hari bertemu," sahut Faisal tenang.Berdiri berduaan dengan Ayu memang terasa menyenangkan. Namun, ada bagian yang kurang dari dalam hati Faisal. Rasa yang dulu dia miliki, di saat mereka diam-diam melakukan perselingkuhan, sangat berbeda dengan saat ini. Faisal justru berharap jika Ria
"Bu, maaf mengganggu." Seorang pembantu setengah baya menghampiri Sulastri dan teman-temannya yang masih bercanda dalam kolam renang."Ada apa, Bi?" Sulastri keluar dari dalam air dan duduk di pinggiran kolam."Itu ada suami Ibu Rianti," sahut pembantu rumah tangga itu dengan nada takut."Loh, ada di sini, Bi?" Sulastri menatap ke arah pintu keluar kolam renang tersebut."Iya, Bu. Saya suruh tunggu di ruang tamu. Tadinya si bapak memaksa masuk, tetapi sudah saya bilang kalau semua sedang berenang.""Pintar kamu, Bi." Sulastri mengacungkan jempol pada pembantu rumah tangga yang sudah bersamanya lebih dari dua puluh lima tahun itu."Dia datang dengan seorang gadis muda, hamil," bisik pembantu itu lagi bergosip."Itu istri mudanya." Sulastri kemudian mengambil kimono handuk untuk menutupi tubuhnya. "Bilang suruh tunggu sebentar.""Oh, iya-iya, Bu," Wanita setengah baya itu tergugah dari rasa terkejutn
Faisal masuk ke area belakang rumah Sulastri. Salah satu rumah terbesar di kawasan perumahan mewah Surabaya Timur itu, bukan pertama kali dia datangi. Dia menemukan kolam renang semi tertutup di rumah megah tersebut, sangat sepi.Faisal yang memiliki kecurigaan dan ketakutan dalam hatinya jika Rianti akan berselingkuh, meneliti setiap sudut ruangan, mencari jejak yang ada dalam angannya. Lelaki itu memastikan jika tidak ada satu pun pintu keluar lain selain pintu di mana dia masuk.Gemercik suara air menarik perhatian Faisal. Dia mendekat ke arah bibir kolam. Jantung pria itu seketika berdegup dengan kencang, saat melihat wanita yang dia cari sedang berenang di dalam air, sendiri tanpa pria lain."Riantiku …," desis Faisal lirih.Kedua kaki Rianti terbuka melebar searah dengan gerakan tangannya, menampakkan siluet kehalusan dari dalam air. Punggung wanita itu begitu indah terapung, melun
Di ruang tamu mewah nan luas milik Sulastri, tidak membuat Ayu merasa nyaman. Wajah gadis itu memerah dan napasnya tersengal. Tangan Ayu terkepal meremas pinggiran gaun yang dia kenakan. Napasnya tersengal di sela-sela isak tangis.Jika saja tidak ada satupun yang tahu siapa sebenarnya Ayu, tentu saja mereka akan tersentuh. Menjadi iba melihat raut wajah polos seorang gadis muda, menangis pilu tanpa tahu letak kesalahannya.Keenam wanita anggun dan berkelas itu saling memandang. Beberapa diantaranya mencibir juga memutar bola mata mereka, menganggap tangisan Ayu adalah suatu akting kemunafikan. Raut wajah mereka kesal dan tak perduli."Selamat malam, Tante. Kog pada tegang sih, kumpul-kumpul kan waktunya hepi-hepi." Seorang gadis muda muncul dengan ceria.Dia menghampiri Sulastri dan melakukan salim, gadis itu juga menyalami kelima teman ibunya dengan sikap manis dan hormat. Meskipun dandanan gadis itu berkesan gaul dan kekinian dengan rok pendek da