Share

Dendam Membara Kekasih CEO
Dendam Membara Kekasih CEO
Author: Gelukkid

Pembunuhan Kedua

Author: Gelukkid
last update Huling Na-update: 2023-06-07 14:25:55

BANG!

Sebuah peluru menancap jantung Erina dengan tiba-tiba. April melihat itu dengan ngeri. Dia memutar tubuhnya dan pistol sudah berada di depan matanya. Tubuh April bergetar, jantungnya berdetak seperti akan meledak. 

“Apa yang sedang kau lakukan kepada Ibuku?!” sentak April dengan air mata yang sudah mengalir sejak tadi. 

“Tentu saja aku sedang bermain,” jawabnya dengan senyum yang lebih mengerikan daripada apapun. 

April mendorong tubuhnya ke belakang, tangannya mulai meraba tubuh ibunya. April membelalakan matanya, karena menyadari bahwa tubuh ibunya dingin. Padahal, dia dapat merasakannya bahwa tangan Erina sangat hangat saat menamparnya tadi. 

“I-Ibu.” April memanggil Erina dengan suara yang bergetar. 

Erina tidak menjawab, tapi Tomi menggantikan Erina dengan tawanya yang keras dan meledek itu. Dengan tangan yang masih mengarahkan pistol ke matanya, Tomi juga berhasil menginjak dua tangan wanita yang sedang berpegangan itu. Dia menginjak lalu memutarnya. 

“Arghh!” April merasakan sakit yang hebat dari punggung tangannya, rasanya jari-jari itu seperti akan terbelah menjadi beberapa bagian. 

“Apakah kamu penasaran dengan keadaan Ibumu? Biar aku yang memeriksanya,” kata Pria jahat itu. Dia meletakan kedua jarinya di leher Ibunya, lalu dia berkata lagi, “April, jika aku tidak bisa merasakan detak dari nadinya, apakah dia mati? Bagaimana ini April? Aku sudah melakukan kesalahan. Hah hahaha.” Tomi mulai membuat lelucon dengan kematian ibunya, 

April mulai menangis lebih kencang dari sebelumnya. Tomi bahkan dapat melihat urat leher April yang timbul karena kemarahan kepadanya. Penderitaan ini adalah sesuatu yang memuaskan hati Tomi.

April lalu memutar tubuhnya, dia memeluk jiwa yang mati. “Ibu, tolong bangunlah, Ibu!” April merasakan bahwa dadanya sedikit sesak. Dia menderita sekarang. Sesuai yang Tomi harapkan. April menggerakan tubuh Ibunya, tapi mustahil dia bisa bangun kembali.

“Anak ini sudah gila,” batin Tomi.  

April langsung berlari ke dapur lalu Tomi mengejarnya. April mengambil pisau dan mengarahkannya di depan Tomi. April juga membuat ancaman untuknya. 

“Aku akan membunuhmu, Tomi!” sentak April. 

Saat April ingin menusuk Tomi dengan pisau dapur, Tomi berhasil memblokirnya dengan pistol tadi. Senyum yang menyungging dengan bebas itu lebih menakutkan jika dilihat dari dekat. Tatapan mata Iblis itu juga membuat April ingin pergi jauh dari pada harus menusuk Tomi. 

“Aku terpojok sekarang. Bagaimana ini?!” batin April. 

Secara tidak sadar, pisau April jatuh ke lantai karena tangannya yang gemetar. Sedangkan pistol Tomi mendesak dekat lehernya sampai membuat April nyeri tenggorokan dan sulit bernafas. 

“Kemana dirimu yang pemberani kemarin?” Tomi menatap tubuh April yang bergetar. “Dasar pahlawan kesiangan. Berani-beraninya mengganggu hidupku yang sempurna. Kamu pikir aku hanya akan membunuhmu langsung? Lebih menyenangkan membuatmu menderita dulu, bukan?” Tomi memukul kepala April di setiap kata yang dia ucapkan. 

April menatap mata Tomi dengan penuh amarah. Dia bahkan menggigit bibirnya sampai berdarah. “Aku kasihan padamu. Kamu merusak kebahagiaan orang lain hanya karena kamu tidak bahagia. Tomi, aku dengar kamu anak yatim, lalu kamu juga anak angkat yang ditinggalkan. Kamu juga ditinggalkan istrimu—”

BUGH! BUGH! BUGH!

Tomi membalas perkataan April dengan pukulan yang keras di kepalanya. Dia tidak peduli April adalah wanita. Sementara April berhasil memancing sesuatu yang membuat Tomi marah dan melukai April.

April tergeletak di lantai. Ruangan ini banjir dengan air matanya. “Bunuh saja aku, Tomi. Kamu akan tahu apa itu neraka,” kata April.  

Tapi ternyata keinginan April hanya angan-angan. April tidak diijinkan bahagia oleh Tomi bahkan di alam yang berbeda. Tomi tidak membunuhnya. Dia mengambil seutas tali dari dalam ranselnya, untuk mengikat tubuh April.

“Diamlah. Kau pikir aku bodoh? Lihat pertunjukanku.”

Sekarang, Tomi membuat operanya sendiri dan hanya April yang menontonnya. Tomi  menarik rambut ibunya yang sudah menjadi mayat ke luar untuk dikubur di halaman rumah mereka. 

“Tunggu, apa yang akan kau lakukan?!” teriak April di dalam lakban hitam yang menutup mulutnya. 

Tomi memasukan mayat Ibunya dengan sadis. Sesekali, Tomi melihat ekspresi April yang frustasi, menjerit di dalam lakban yang menutup mulutnya. Setelah selesai menguburkan Erina, Tomi melempar sebuah pisau berukuran jari kelingking kepada April. 

“Selamat berjuang, ya,” ledek Tomi dan dia pergi begitu saja. 

Tidak ada yang bisa April lakukan sekarang. Semuanya sudah mati, dan dia hanya sendiri. April mulai berpikir, bahwa dia akan mengakhiri hidupnya. 

BLAR!

Gemuruh hujan dan petir terdengar ngeri. Di tengah jalan yang basah dan licin, seorang wanita terus berjalan tanpa henti. Pelipisnya penuh darah, bibirnya membiru, kaki tanpa alasnya terluka, tatapannya kosong. 

“Bahkan hujan mengikuti tubuh inu, bersama kesedihan di dalamnya. Aku adalah April Ayudisha, wanita paling putus asa saat ini. Ck, kasihan sekali aku.”

Wanita itu terlihat kebingungan, berjalan tanpa ujung. Tapi begitu dia melihat jembatan yang menyekat sungai, dia berjalan ke arah tersebut. April sadar bahwa kakinya sudah tidak kuat menopang tubuhnya, dia berjalan dengan pincang, dengan air mata yang sulit dikeluarkan. 

“Apakah aku akan bahagia jika melompat dari sini? Apakah semua kegelisahan dan amarahku akan menghilang?” kata April dengan frustasi. 

Bayang-bayang menyedihkan terus menyelimuti kepalanya. Beberapa kali dia membentur kepalanya pada pintu, ingatan itu terus ada. Berapa kali pun dia memukul dadanya, itu tidak bekerja. Dia tetap marah, kecewa, dendam. Tapi dia tidak bisa apa-apa, karena dia sudah kalah sekarang.  

“Jahat sekali hidup ini. Bahkan aku harus pergi sendiri untuk dendamku, tapi mau seberani apapun diriku, aku hanya akan kalah. Aku berakhir menyedihkan, dan mereka bisa terus melanjutkan hidup. Aku sudah tidak peduli! Aku akan mati saja!” teriak April, dia mulai keluar dari jembatan itu, sekarang dia sudah dekat dengan kematian. 

Matanya menatap air biru yang gelap. April tahu, itu pasti sangat dingin. April juga tahu, begitu dia melompat kesana, paru-parunya akan panas dan meledak. April mengernyitkan mata, dia membuang muka pada sungai itu. Bibirnya berhasil berdarah karena dia gigit untuk menahan ketakutannya. 

“Kenapa? Kamu takut?” 

Tiba-tiba, seorang pria berada di belakangnya, sejak tadi menyaksikan April yang ketakutan. Pria itu memiliki tubuh yang proporsional. Wajahnya sangat tampan, rahangnya seperti pahatan, hidungnya tinggi dan lurus. Matanya setajam elang dan terlihat mengintimidasi pada wanita yang sedang putus asa itu. 

April terkejut saat melihatnya. Bisa-bisanya ada orang lain yang melihat April yang menyedihkan. April menatap laki-laki itu dengan kesal. 

“Apa sedang kau lakukan disini? Kamu pikir aku malu karena akan melakukan ini? Kamu pikir aku tidak berani?!” sentak April dengan keras. 

Perkataan pria itu membuat April mengeraskan suaranya. Tapi pria misterius itu malah melihat April dengan tatapan menyedihkan. 

Gelukkid

Halo, Readers. Ini adalah novel pertamaku di GoodNovel. Aku harap, kalian bisa menikmatinya bab demi bab. Setiap hari, aku selalu memberikan yang terbaik untuk para pembaca. Jadi, jangan lupa terus dukung novel ini, ya. Tolong berikan komentar yang membangun<3 Update 2-3 bab perhari.

| 2
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Angelina Rhadit
kisahnya menarik. cara tomi membunuh dia bener2 sadis. pantesan judulnya balas dendam gitu
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Akhir Kisah Membanggakan

    “Jacob! Tunggu aku!” teriak seorang anak perempuan yang cantik dan imut. “Tidak mau! Pergi, kamu!” Jacob mendorong tubuh anak perempuan seusianya di sekolah.Tapi anak perempuan tersebut tidak menangis walaupun Jacob mendorongnya keras. Dia berusaha untuk bangkit dengan coklat yang terbungkus rapi di sebuah tupperware. “Aku tahu dia akan melemparnya. Jadi aku yang cantik ini memiliki ide untuk membungkus dengan rapat agar tak jatuh,” gumam anak perempuan itu. “Jacob!” panggilnya lagi. Jacob terus berlari ke arah Ibunya—April. “Mama!” rengeknya. Dua memeluk tubuh April yang sedang menggendong Hailey Endaru—Adik Jacob.“Kenapa, sayang? Itu temanmu, kan? Kenapa sikapmu seperti itu kepada teman?” tanya April. Jacob malah menggerakkan pundaknya enggan dengan mulut yang cemberut. “Hai, kamu menyukai anakku?” tanya Angga kepada anak perempuan itu. Anak perempuan itu mengangguk dengan semangat. “Aku menyukai Jacob, Om. Aku mau memberikan cokelat ini tapi Jacob malah berlari. Ini cokla

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Kembar?

    “April!” lirihnya. Bahkan seorang Angga yang tidak takut apapun memiliki ketakutan akan istrinya yang meninggalkannya selama ini. Bahkan Angga yang pernah menjadi relawan di suatu Negara yang terdapat genosida itu tidak bisa dipungkiri, jika matanya enggan terbuka untuk melihat mata istri yang tertutup. Dengan keberanian yang tersisa, Angga menandatangani dokumen itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa setelah ini. Di tidak bisa berpikir jernih. Dia hancur, melebihi apapun. “Wanita yang kudapatkan dengan penuh perjuangan agar tidak pergi, tapi kenapa dia malah tetap pergi dengan cara yang lain?” batin Angga. April sudah merasakan firasatnya dari awal. Sejak April memaksa untuk mengantarnya ke makam orang tuanya ternyata saat itulah April tahu dirinya akan menyusul pergi orang tuanya. “Sabar, Nak. Jangan seperti ini. Kasihan anakmu,” ucap Haira. Haira tak bisa menahan air matanya. Pasalnya, dia tahu seberapa besar cinta Angga kepada April.Dia juga terkejut, jika April yang dikenal

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Kematian Setelah Melahirkan

    Kandungan April sudah menginjak sembilan bulan. Mungkin hanya menghitung hari April melahirkan. April memiliki permintaan sebelum dia melahirkan. Dia ingin pergi ke makam orang tuanya. Angga sudah meminta April untuk pergi saat sudah melahirkan beberapa bulan saja, tapi April bersikeras untuk pergi ke makam orang tuanya hari ini. Tak mau tahu, Angga pun menuruti keinginan April itu. Sekarang, April sudah berada di depan makam mereka. April cukup kuat melangkah dengan perut besarnya. Sementara Angga memayungi tubuh April yang terkena sengatan matahari. “Ayah, Ibu … Maaf karena telat datang kemari. Terakhir kali sebelum aku menikah, ya. Aku datang kemari bersama suamiku lagi. Lihatlah, dia rela memberikan payungnya padahal dia juga kepanasan seperti itu. Mirip sekali dengan Ayah. Aku tidak akan berlama-lama, Ayah. Aku hanya ingin memberikan bunga ini untuk kalian.”April menyimpan buket yang memiliki warna yang sama dengan buket di makam Ibunya. “Aku ingin mengatakan secara langsun

  • Dendam Membara Kekasih CEO    Melepas Trauma Masa Lalu, Membangun Kehidupan Baru

    Momen romantis setelah pernikahan. Angga dan April memiliki hari libur, jadi mereka fokus untuk menghabiskan waktu di rumah April. Mereka masih tinggal di kawasan yang masih memiliki hawa penuh dendam itu.“Angga, temani aku ke ruang bawah tanah, yu,” pintanya. “Dengan senang hati, Tuan Putri,” balas Angga sambil mengecup punggung tangan April. April dan Angga akhirnya masuk ke tempat yang buat itu. Tempat dimana hawa dendam lebih kuat. Tempat yang menyimpan memori kenangan yang buruk. “Apa yang ingin kau lakukan di tempat ini?” tanya Angga. “Aku merasa sesak dengan ruangan ini. Informasi penting tentang orang yang kubalas, lalu foto-foto yang tidak ingin aku lihat juga masih ada. Aku ingin mencabut semua foto tu dan membakarnya. Lalu aku tidak mau melihat satu barang ini di rumahku lagi. Bagaimana jika kita menyingkirkan semuanya?” tanya April. Angga mengerti karena sejak awal, April tidak menyukai tempat ini. Tempat ini memang sangat mendukung untuk misi April, tapi tempat ini

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Tomi Berhasil Mendapatkan Balasannya

    Air susu dibalas dengan air tuba. Perilaku tak terpuji Toni itu akhirnya mendapatkan balasan yang setimpal walau tak perlu merenggut nyawa. Tapi hukuman ini angkah pantas bagi Tomi. Perusahaan bangkurut seecpat mengedipkan magta. Meski begitu, perusahaan ini diambil alih oleh April. Meski dia harus memulainya lagi dari nol, tapi April tidak ragu untuk menarik banyak saham, karena sejak awal, perusahaan ini memanglah milik Ayahnya. “Bersama dokumen rahasia ini, akan membangun kembali perusahaan yang Ayah bangun dengan susah payah sampai meninggalkan nyawa pada Pria tua bengis sepryi dia,” gummanya smabik emlikhta Tomi yang sednag diseret oleh Petugas Kepolisian. Di luar Perusahaan yang bangkrut ini, terdapat banyak media TV Swasta maupun Negeri yang mengolok-olok Tomi dengan senjaya miliknya. Entah itu ponsel, mic, atau mulut para wartawan yang pedas. “Pak Tomi, apakah Anda menyesal telah membunuh banyak orang?”“Pak Tomi, apakah Anda tidak memiliki niatan untuk minta maaf?”“Untu

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Malam Pertama Yang Penuh Gairah

    Setelah mengadakan pernikahan, pasangan pengantin baru biasanya akan melakukan malam pertama. Walaupun ini bukan pertama kalinya, tapi ini akan menjadi waktu mereka menghabiskan malam pertama dengan keadaan sadar.April memakai pakaian yang menampilkan lekuk tubuh langsingnya. Paha yang mulus sangat terekspos. Dadanya yang terbelah menjadi bagian yang indah juga pasti tidak akan berhenti ditatap oleh Angga. “Hah, tenanglah. Aku tidak boleh gugup seperti ini. Aku yakin bisa melakukannya dengan baik dan cepat,” gumamnya sambil menganggukan kepalanya dengan percaya diri. “Eh, cepat? T-tapi dia selalu melakukan pemanasan dengan lama sekali. Tidak tidak! Jangan takut. Setidaknya, dia hanya akan melakukannya satu sekali.”KLEK!Angga membuka pintu kamar itu tanpa mengetuk dulu. Dia datang dengan handuk kimononya. Belahan dadanya sangat terekspos di tempat yang memiliki cahaya yang terang ini.“Pakaian itu sangat cocok untukmu,” kata Angga dengan tengil. Dia bahkan memberikan satu kedipan m

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Pernikahan Angga dan April

    Langit yang membiru berubah menjadi gelap. Dia menunjukan kemeriah bintang yang mati jutaan tahun yang lalu dan bersinar di waktu yang tepat. Sinar bulan menerangi alam semesta ini. Alam pun mendukung kemeriahan pernikahan April dan Angga. Sorak sorai suara ratusan manusia yang berbahagia di pernikahan dua insan ini. Mereka bernyanyi di atas alunan piano yang menyejukan. Siang tadi, mereka sudah melakukan akad nikahnya dan sekarang sudah sah menjadi suami istri. Sedangkan malam ini merupakan acara jamuan penting bersama keluarga, kerabat dan sahabat terdekat. April dan Angga beberapa kali melangkah pada tamu yang menghadiri acaranya. “Se-selamat atas pernikahan kalian, ya. Aku turun bersukacita,” kata Sekretaris Zayn kepada dua insan itu. “Terima kasih. Kau carilah jodoh supaya hidupmu tidak melulu monokrom seperti itu,” balas Angga dengan candaanya.Orang yang mendengarnya antara harus tertawa atau terkejut. Pasalnya, Angga bukanlah orang yang bisa bercanda seperti itu di depan

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Mengunjungi Leo Di Panti Asuhan

    Pernikahannya semakin dekat dan April ingin memberitahu orang-orang terdekatnya mengenai hari bahagianya. Termasuk Leo. Dia pergi sendirian untuk menemui leo di daerah pegunungan yang terdapat panti asuhan. Akses menuju ke tempat itu cukup mudah. Suasananya yang masih asri dan hawa dingin di pagi hari. Ya, April sengaja datang lebih pagi untuk menemui Leo. Setidaknya, dia ingin berlama-lama bersama orang yang cukup berjasa untuk hidupnya. Saat kaki menapak tanah yang lembab. April menemukan pria dengan bentuk tubuh yang dikenainya. Pria itu mengenakan pakaian yang tipis dengan wara yang sudah pudar. “Leo!” panggilnya dengan suara yang lantang. Semnetara Leon yang sedang mengaikan paaian anak-anak itu tampak mengenali suara yang tidak bisa dia lupakan. “Suara itu …” Leo membalikan badannya dengan wajah yang pucat dan lingkar hitam di bawah matanya. “Leo!” April berlari ke arahnya. Dia memeluk tubuh yang kehilangan banyak otot itu. Pelukan yang erat, dan inilah yang paling Leo rin

  • Dendam Membara Kekasih CEO   Mengumumkan Pernikahan

    “Sayang, apakah kamu siap?” tanya Angga yang dibalas dengan anggukan gadis cantik ini. Mereka sudah berada di depan rumah orang tua Angga. Walaupun Angga sering tampil rapi dengan jas hitamnya, tapi kini dia ingin tampil lebih bebas untuk menyesuaikan pakaian April. Sedangkan April terlihat anggun dengan gaun merah mudanya. Riasan tipis yang memuat wajahnya fresh juga membuat Apri lebih cantik. Angga memberikan tangannya agar tanga April dapat menggandengnya. “Aku siap,” jawabnya sambil melempar senyum yang lebih lebar. Inilah, senyum yang tidak pernah April tunjukan pada siapapun setelah kematian orang tuanya. Akhirnya, pria pembernai ini dapat membangunka senyumyang sudah lama tidur itu. “Ayah, Ibu. Kami datang,” ucap mereka dengan kompak. Mereka memeluk satu sama lain. Apalagi kehadiran April sudah sangat ditunggu-tunggu. “Ibu rindu sekali kepada kalian. Apakah kalian sangat sibuk sampai sudah lama tidak menemui Ibu? Bercanda hahaha. Meski begitu, Ibu sudah membuatkan masak

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status