Share

84. Pertarungan Hendrawan Vs Wahyu

Di seberang sana, dada bidang Aldan kembang kempis mendengar ucapan Hendrawan. Tatapan matanya membulat pada layar ponsel kloningan.

“Gak mungkin. Gak mungkin. Mustahil.” Aldan menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya.

“Apa mungkin selama ini Hendrawan sudah tau identitas Bos? Apa dia mematai-matai Bos?” Faizal juga terkejut.

“Jika Hendrawan diam-diam sudah tau identitasku, maka gak ada pilihan lain selain membunuhnya malam ini juga.” Aldan berkata sangat serius dengan tatapan tajam.

Aldan dan Faizal tak mengalihkan pandangan ke arah layar remote kontrol, mereka menunggu ucapan Hendrawan berikutnya.

Sementara itu,

Wahyu juga sempat terkejut. Namun, di detik berikutnya dia malah tertawa.

“Omong kosong macam apa yang kamu katakan?” Wahyu yakin Hendrawan berbohong. Mustahil anak Chandra masih hidup.

Wahyu masih terkekeh, lalu dia bertepuk tangan dengan sorot mata mengejek pada Hendrawan, “Bakatmu memang gak perlu diragukan lagi. Kamu pantas meraih penghargaan nobel.”

Hendrawan ikut
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status