Di dunia kultivasi, terdapat tujuh Penguasa langit, dan lima Penguasa Bumi. Penguasa langit terdiri dari Penguasa Bulan, Penguasa Matahari, Penguasa Angin, Penguasa Awan, Penguasa Hujan, Penguasa Bintang, dan Penguasa Yin Yang. Sedangkan Penguasa Bumi, terdiri dari penguasa Gunung, Penguasa Lautan, Penguasa Tanah, Penguasa Danau, dan Penguasa Lembah.
Penguasa langit dikatakan lebih dominan dari Penguasa Bumi, karna mereka lebih kuat dan lebih bijaksana. konon, hati para Penguasa Bumi dipenuhi dengan salah satu dari tujuh dosa duniawi, yaitu rasa iri. Namun, salah satu Penguasa langit bernama Ying Xuan, tidak mempercayai hal itu, karena ia bersahabat baik dengan salah satu Penguasa Bumi bernama Zimei. "Yiyi, ku dengar...sebentar lagi kau akan mencapai tahap Transformasi Immortal. Apakah itu benar?" Tanya Zimei sang Penguasa Lautan. "Ya, Zimei. Besok, aku akan berkultivasi dan menyerap energi bulan secara besar-besaran," jawab Ying Xuan. "Yiyi, apa kau butuh bantuanku?" tanya Zimei. "Iya! Aku butuh bantuanmu Zimei. Di Nirvana, aku tidak tahu harus meminta bantuan ke siapa. Aku tidak terlalu dekat dengan mereka," gerutu Ying Xuan. "Tidak masalah Yiyi, bukankah ada aku sekarang! Aku akan membantumu," ujar Zimei seraya tersenyum manis. Menyerap energi bulan membutuhkan tenaga serta kefokusan yang luar biasa. Sehingga, saat penyerapan, sang Penguasa butuh penjagaan. Ying Xuan pikir, dengan mempercayakan hidupnya pada Zimei, ia akhirnya akan berhasil mencapai tingkat Transformasi Immortal. siapa sangka, suatu hal yang tidak pernah ia duga terjadi. JLEBBB!... "Zimei?! Apa yang...uhukkk!" pekik Ying Xuan ketika darah mulai menyembur keluar dari mulutnya. "Yiyi, aku selalu iri dengan kecepatan kultivasimu. Kita berkultivasi di tempat dan keadaan yang sama. Tapi kenapa?! Kenapa kau selalu selangkah lebih depan dariku!" teriak Zimei setelah ia menusukkan belati terkutuk dipunggung Ying Xuan, sampai menembus jantung dan pusat dantiannya. "Kau!...kau mengkhianatiku," ujar Ying Xuan terbata-bata. "Hahaha! lalu apa? Kau ingin balas dendam padaku?! Apa kau tahu Yiyi, jiwa seorang Penguasa, akan lenyap bersama dantian mereka. Tidak ada reinkarnasi, itulah syarat menjadi Penguasa." "Zimei, kau!....uhukkk!" Ying Xuan adalah salah satu dari tujuh penguasa langit yang menguasai energi bulan. Ying Xuan sangat percaya pada sahabatnya Zimei, sehingga ia mempercayakan hidupnya pada temannya itu. Dalam benaknya, Ying Xuan tidak ingin percaya, kalau sahabat seperjuangannya itu mengkhianati dirinya. Namun, merasakan rasa sakit di dantiannya, membuat Ying Xuan tidak bisa lagi membantah pengkhianatan tersebut. "Zimei, andai saja ada kehidupan selanjutnya, aku pasti akan menunjukkan padamu, betapa kejamnya aku," batin Ying Xuan yang pandangannya mulai menggelap. Dan, begitulah bagaimana akhirnya, Ying Xuan sang Penguasa bulan yang kuat, mati. Dua puluh tahun kemudian..... Di suatu malam di Istana Kekaisaran Yanzi, Seorang wanita gendut dengan rambut berwarna merah muda dengan sedikit warna hitam mencampurinya, tengah memohon atas hidupnya. "Tolong! Jangan lakukan ini padaku! Tolong, aku mohon," ujar wanita itu dengan bersimbah air mata. Saat itu, di belakang si wanita gendut, terdapat kolam teratai yang cukup dalam. "Si bodoh di Istana Harem, Selir Agung Ying Xuan. Hari ini, akan menjadi hari terakhirmu. Siapa suruh kau menyinggung orang penting," ucap seorang wanita yang menatap si wanita gendut dengan penuh dendam. "Tidak! Aku tidak pernah menyinggung siapa pun. Tolong jangan lakukan hal buruk padaku! Aku mohon," ucap wanita gendut yang dipanggil Selir Agung Ying Xuan itu. Sayangnya, wanita yang membuli Selir Agung tidak menunjukkan belas kasihan. Dengan kejam, mereka mendorong si wanita gendut sampai ia jatuh ke dalam kolam teratai. BYURR!!!! "Ukhh!...Tolong!...Urghhh!" pekik Selir Agung, yang pada dasarnya tidak bisa berenang. Sayangnya, malam itu tidak ada satu orang pun yang datang. Dan dua wanita yang mendorong Selir Agung tadi, dengan santai mereka meninggalkan sang Selir Agung, sampai Selir Agung tenggelam ke dasar kolam. "Aku harap, mereka semua mendapat balasannya," batin Selir Agung. Setelah itu, Selir Agung menghembuskan nafas terakhirnya. Keesokan harinya, ketika jasad Sang Selir Agung ditemukan, tidak ada satu orang pun yang datang berduka. Bahkan Ayahnya, sang Mentri pertahanan, tidak bisa datang untuk berduka karna ia sedang berada di tempat yang jauh. "Hiks...Hiks...Yang Mulia, saya tidak menyangka anda pergi seperti ini," ujar wanita paruh baya yang sudah melayani Selir Agung Ying Xuan selama bertahun-tahun. Ketika suasana duka yang hanya dihadiri empat orang itu tengah suram, tiba-tiba saja, sang Selir Agung yang mati, bangkit dari peti matinya. "Aku...Aku hidup lagi?!" ujar Ying Xuan dengan mata terbelakak. Melihat Selir Agung yang semula mati bangkit kembali, Ketiga Pelayan di belakang wanita paruh baya itu sangat terkejut sampai hampir pingsan. Tapi lain halnya dengan si wanita paruh baya. Dengan tenang, ia langsung meminta salah satu dari tiga pelayan tadi agar memanggilkan tabib. "Panggilkan Tabib kerajaan! Selir Agung Ying Xuan telah bangun kembali!" seru wanita paruh baya itu. "Ada apa ini?! Siapa wanita paruh baya ini? Dan apa katanya tadi? Selir agung Ying Xuan?! Aku memang Ying Xuan sang penguasa Bulan. Tapi, bagaimana aku bisa ada di dunia fana?! Dan kenapa mereka memanggilku Selir Ying Xuan?!" batin Ying Xuan kebingungan. Tak lama setelah itu, sebuah memori yang sangat panjang dan menyedihkan, memasuki kepala Ying Xuan. "Astaga....apakah aku bereinkarnasi? Ini mengejutkan. Jika aku menjadi Pemilik tubuh ini, aku pasti sudah lama bunuh diri," batin Ying Xuan. Ying Xuan yang awalnya mengira jiwanya akan hilang setelah dibunuh oleh teman dekatnya Zimei, nyatanya berhasil bereinkarnasi. Tapi, mengingat situasinya saat ini, Ying Xuan yang tidak ingin gegabah, memutuskan untuk diam terlebih dahulu, sambil mengawasi perkembangan situasi di sekitarnya. Setibanya tabib Kerajaan di Kediaman Phoenix.... "Sebuah keajaiban! Ini sebuah keajaiban!" ujar tabib kerajaan. "Huuu...Hiks...Hiks, tidak menyangka Yang Mulia Selir Agung hidup lagi," ujar salah seorang pelayan yang tampak sangat mengkhawatirkan Ying Xuan. "Permisi, dimana ini? Dan siapa aku?" tanya Ying Xuan dengan sengaja. "Apa yang terjadi pada Selir Agung?! Kenapa Yang Mulia Selir Agung tampak ling-lung?!" tanya wanita paruh baya tadi kepada tabib. "Sepertinya, karna keadaan esktrim dimana Selir Agung bangkit dari kematian, memori Yang Mulia Selir sedikit terganggu. Lambat laun, semuanya akan baik-baik saja," jawab tabib kerajaan. Setelah pemeriksaan selesai, Tabib kerajaan meresepkan obat untuk Selir Agung Ying Xuan, baru setelah itu ia meninggalkan kediaman Phoenix untuk kembali ke aula obat. "Yang Mulia, anda tenang saja. Kami pasti akan menjaga anda. Walau ingatan anda saat ini berantakan, kata tabib, ke depannya pasti akan kembali normal," hibur wanita paruh baya itu. "Sepertinya, aku memang bereinkarnasi. Ini harusnya mustahil terjadi, tapi mari pikirkan hal itu nanti. Untuk saat ini, aku harus mengetahui dalang dibalik matinya pemilik tubuh ini," batin Ying Xuan. "Siapa aku sebenarnya?" tanya Ying Xuan lagi dengan niat mencari tahu siapa teman dan lawannya. "Anda, Yang Mulia Selir Agung Ying Xuan. Anda Putri tunggal Mentri Yohan, dan memasuki Istana lima tahun lalu. Nama asli anda Xi Hua, dan mendapat gelar Selir Agung Ying Xuan ketika anda menciptakan lukisan indah untuk sang Kaisar." Mendengar penjelasan soal identitas dirinya, Ying Xuan merasa, tidak buruk juga jika ia memulai rencana balas dendamnya sambil bersembunyi di Istana, dengan ratusan selir di Haremnya. "Karna aku masih lemah, aku akan bersembunyi di sini sambil melatih diriku," batin Ying Xuan. "Yang Mulia, apakah ada lagi yang ingin anda tanyakan?" tanya wanita paruh baya itu. "Siapa kalian semua?" tanya Ying Xuan dengan niat menyempurnakan aktingnya. "Saya Kepala pelayan yang telah melayani anda selama lima tahun terakhir," jawab wanita paruh baya tadi. "Lalu, tiga wanita imut di sana? Siapa mereka?" tanya Ying Xuan lagi sambil menunjuk ke arah tiga Pelayan yang tampak masih muda. "Mereka adalah tiga pelayan pribadi yang anda bawa dari kediaman Xi. Yang di kanan itu bernama Shu, yang di tengah Rumei, dan di kiri itu Shia." "Baiklah, karna aku sudah tahu siapa kalian. sekarang, kalian pergilah! Aku ingin beristirahat." "Baik, Yang Mulia," ujar keempat pelayan itu dengan kompak. Begitu para pelayan pergi, Ying Xuan bangkit dari tempat tidur, dan berjalan ke arah cermin besar yang tak jauh dari tempat tidurnya. Ketika Ying Xuan menatap cermin, ia terkejut melihat wajahnya sendiri. "Apakah ini....Gumpalan lemak?!" ujar Ying Xuan dengan mata terbelakak. Rupanya, Selir Agung Ying Xuan, memiliki penampilan yang tidak biasa. Pipinya besar seperti dua bakpau raksasa menempel di sana, tubuh yang lumayan berat dan gendut, serta jari-jemari yang tampak seperti gumpalan daging yang empuk. "Pantas saja aku merasa berat. Bagaimana bisa, keindahan di Harem malah telrihat seperti Babi gendut?!" ujar Ying Xuan seraya meraba-raba tubuhnya. Saat itu, tiba-tiba saja kepala Ying Xuan lagi-lagi di hujam ratusan memori tentang si pemilik tubuh yang asli. Dalam ingatan itu, Ying Xuan melihat pemilik tubuh adalah sosok yang sangat cantik. Namun, sang pemilik tubuh sering dibawakan makanan berminyak oleh Ibu Suri dan Selir tingkat empat, bernama Shuan Shu. Dalam ingatannya, pemilk tubuh tampak menolak, tapi Selir Shuan Shu dan Ibu Suri, kerap kali membuat sang pemilik tubuh, mau tidak mau harus menyantap hidangan tersebut. Dan hal itu tidak hanya terjadi sekali, tapi berkali-kali. "Dalam ingatan anak ini, ia sering melakukan aktivitas berat agar makanan dari Ibu Suri dan Selir rendahan itu tidak memengaruhi tubuhnya. Tapi, ia tetap saja gemuk. Sepertinya, di makanan itu terdapat sesuatu. Aku harus menyelidikinya," gumam Ying Xuan. Keesokan paginya, ketika Ying Xuan baru saja terbangun dari tidurnya, ia sudah mendapati berbagai macam makanan berminyak sudah tersedia di atas meja makannya. "Apa ini?!" tanya Ying Xuan. "Selir Agung Ying Xuan! Karna kebaikan hati Ibu Suri, beliau mengirimkan kukusan daging, serta Daging asam manis ini untuk anda. Anda juga dapat pesan dari beliau, kalau anda HARUS memakannya sampai habis. Semua ini demi kesehatan anda," ujar pelayan yang datang membawakan hidangan daging pada Ying Xuan. Saat Ying Xuan memperhatikan hidangan itu, ia dapat mencium bau obat yang sangat familiar baginya. "Obat Pertumbuhan! Dulu, aku sering mengkonsumsinya agar berat badanku naik. dari baunya, Ibu Suri menambahkan banyak sekali obat pertumbuhan di makanan ini," batin Ying Xuan. "Kenapa Selir Agung menatap makanan dari Ibu Suri dengan penuh curiga. Jangan-jangan...Selir Agung mengira Ibu Suri akan meracuni anda," hardik pelayan itu. Melihat betapa tidak sopannya Pelayan di depannya itu, Ying Xuan merasa sangat kesal. Ia pun berjalan ke arah si Pelayan, kemudiam berkata. "Apa seperti ini sikap Pelayan di kediaman Ibu Suri?" Pelayan itu pun tertegun."Apa maksud anda Selir Agung. Saya hanya berpendapat setelah melihat ekspresi anda yang tidak enak dilihat," ujar si Pelayan sembari memalingkan wajahnya dengan sombong. "Karna kau tahu aku seorang Selir Agung, maka aku bisa kan, memberikan sedikit didikan pada Pelayan yang tidak punya sopan santun sepertimu?" ucap Ying Xuan sembari menyeringai. "Apa maksud..." PLAKKK!... Satu tamparan pedas dari Ying Xuan, akhirnya mendarat di pipi si pelayan kurang ajar tadi. Tapi bukannya merenungi kesalahannya, Pelayan itu malah menatap Ying Xuan dengan kesal, dan mulai mengangkat tangannya. "Beraninya kau mengangkat tanganmu kepada Selir Agung!" teriak Kepala pelayan yang baru saja tiba bersama ketiga pelayan lainnya. Melihat kedatangan kepala Pelayan, Pelayan yang sombong tadi, mulai menurunkan tangannya, dan mulai menyilangkannya di dada. "Humph!...Aku hanya datang atas perintah Ibu Suri. Lagi pula, Ibu suri juga memberikanku otoritas untuk mendidik Selir Agung jika Selir Agung tidak mendengarkan perintahnya," ujar si Pelayan dengan tidak tahu malunya. "Pegang dia!" titah Ying Xuan. Mendengar Ying Xuan memberikan perintah, Kepala Pelayan dan ketiga Pelayan pribadi pemilik tubuh itu pun tertegun. "Pegang?! Apakah maksud anda..." "Apa perintahku kurang jelas Kepala pelayan? Pegang dia!" titah Ying Xuan sekali lagi. Dengan di bantu tiga pelayan lainnya, kepala pelayan langsung memegang kedua tangan si pelayan kurang ajar tadi. Greppp.... "Lepaskan! Apa yang kalian lakukan! Kalian pikir Ibu Suri akan memaafkan kalian jika melakukan hal ini padaku! Aku adalah Kesayangan Ibu suri!...Aku..." PLAKKK! Pelayan itu seketika terdiam ketika ia mendapat tamparan lagi dari Ying Xuan. "Berani-beraninya Selir rendahan sepertimu menampar..." PLAKKK! PLAKKK! PLAKKK! PLAKKK!. Beberapa kali Ying Xuan menampar pelayan itu, sampai sudut bibir si pelayan berdarah, dan Pelayan itu melemas. "Kau tahu aku selir Agung, dan kau berani berbuat lancang. Saat kabar ini sampai di telinga Yang Mulia Kaisar, kau pikir Ibu Suri mu itu mampu membelamu," ujar Ying Xuan seraya memegang dagu si pelayan yang sudah lemas. "Yang Mulia keren sekali!" batin ketiga pelayan. "Kirim dia kembali ke kediaman Ibu Suri. dan sampaikan pesanku ini!" titah Ying Xuan. DI KEDIAMAN IBU SURI SAAT INI.... "Kebaikan Ibu Suri sangat mulia. Selir Agung tak mampu menerimanya, karna kondisi yang belum stabil. Jadi, mengembalikannya dalam keadaan utuh. Ada pun soal pelayan, harap Ibu Suri berterimakasih karna Selir Agung membantu mendidiknya," ujar kepala pelayan kediaman Ibu Suri, yang bertugas membaca surat dari Selir Agung. Pranggg!! Dengan penuh amarah, Ibu Suri melempar cangkir tehnya sampai pecah. "Hanya seorang Selir! Beraninya bersikap sombong di depanku," ujar Ibu Suri dengan penuh kemarahan.Soal perjamuan yang akan diadakan istana untuk menyambut para utusan dari Kekaisaran Xianlong. Ying Xuan yang tidak ingin datang dengan penampilan gendutnya, berusaha mati-matian untuk diet sebelum hari perjamuan tiba. Selama diet, Ying Xuan hanya memakan sayur saja, dan melakukan aktivitas yang sebelumnya tidak ia lakukan. Contohnya, menimba air, atau naik turun tangga kuil yang ada di puncak bukit. Tidak lupa pula, Ying Xuan juga berkultivasi di malam hari dengan menyerap energi bulan. "Tubuh ini sangat bagus. Dia memiliki bakat kultivasi dan cocok dengan energi bulan. Sayangnya, pemilik tubuh sangat bodoh sampai tidak bisa menemukan bakatnya sendiri," ujar Ying Xuan. Setiap kali Ying Xuan selesai berkultivasi, di tubuhnya akan keluar berupa cairan hitam yang sangat bau. "Uekk....bau yang sudah lama tidak ku cium. Sebenarnya, sudah berapa lama
Melihat sikap Ying Xuan yang tenang dan tegas, Kaisar yang merasa situasi itu semakin menarik, mulai melirik ke arah Ibu Suri yang tampak sangat kesal. "Selir Agung, seperti yang kau katakan, atas dasar apa Pelayan rendahan sepertinya harus dipercaya. Kau sendiri tahu kalau dia hanya Pelayan rendahan. Lalu, dari mana dia akan memiliki keberanian untuk menghinamu yang jelas-jelas di atasnya. Bukankah itu...sedikit tidak masuk akal," sahut Ibu Suri Yang sudah tidak tahan untuk ikut campur. "Ibu Suri. Dia melakukan itu, karna kesombongannya," jawab Ying Xuan. "Dia adalah Pelayan dari kediamanku. Aku tahu betul bagaimana dirinya. Royi memang sedikit blak-blakan, tapi dia tidak bodoh. Bagaimana mungkin anak sederhana sepertinya berani menyinggungmu," bela Ibu Suri. Tanpa menjawab pernyataan Ibu Suri barusan, Ying Xuan melambaikan tangan
Setelah Ying Xuan secara tidak langsung menentang otoritas Ibu Suri, para pelayan yang melayani Ibu Suri, mulai menunjukkan sifat sombong mereka terang-terangan. "Humph! Coba lihat siapa ini? Bukankah ini Selir Agung kita yang mulia," ujar salah satu Pelayan yang saat itu tidak sengaja berpapasan dengan Ying Xuan. "Pelayan dari kediaman mana dia?" tanya Ying Xuan. "jawab Selir Agung, dia pelayan dari kediaman Ibu Suri," jawab pelayan lainnya, yang juga kebetulan berpapasan dnegan Ying Xuan. Mengetahui Pelayan yang bernada sombong tadi berasal dari kediaman Ibu Suri, Ying Xuan langsung meminta Pelayannya, Rumei. Untuk menyeret Pelayan tadi ke hadapannya. "Rumei, biarkan dia berlutut di depanku!" "Baik, Yang Mulia. Setelah itu, Rumei memanggil Pelayan lancang tadi, kemudian menyeretnya. "Akhh! Lepaskan aku," berontak si Pelayan. Sesampainya di depan Ying Xuan, Rumei langsung mendorong Pelayan lancang tadi, sampai ia berlutut di depan Ying Xuan. "Apakah kau dari kediaman
sore harinya, Ying Xuan bersama dua pelayannya yang bernama Rumei dan Shia, tengah berjalan-jalan di taman samping di Istana Harem. "Yang Mulia, di sini adalah tempat kesukaan anda. Dulu, anda sering datang ke sini untuk memetik beberapa tangkai peony untuk dibawa pulang," jelas Rumei. "Benarkah? Kalau begitu, petikkan beberapa tangkai untukku, Shia!" titah Ying Xuan. "Baik, Yang Mulia," jawab Shia dengan patuh. Saat pelayan bernama Shia tengah sibuk memetik beberapa tangkai peony, Ying Xuan menatap kolam Ikan Koi yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Kolam Koi itu hanya setinggi lutut dan tampak sangat indah. Namun, tersirat kenangan tidak menyenangkan di benak Ying Xuan, saat ia melihat kolam tersebut. "Di kolam itu, pemilik tubuh ini pernah terjatuh. Semua or
Di dunia kultivasi, terdapat tujuh Penguasa langit, dan lima Penguasa Bumi. Penguasa langit terdiri dari Penguasa Bulan, Penguasa Matahari, Penguasa Angin, Penguasa Awan, Penguasa Hujan, Penguasa Bintang, dan Penguasa Yin Yang. Sedangkan Penguasa Bumi, terdiri dari penguasa Gunung, Penguasa Lautan, Penguasa Tanah, Penguasa Danau, dan Penguasa Lembah. Penguasa langit dikatakan lebih dominan dari Penguasa Bumi, karna mereka lebih kuat dan lebih bijaksana. konon, hati para Penguasa Bumi dipenuhi dengan salah satu dari tujuh dosa duniawi, yaitu rasa iri. Namun, salah satu Penguasa langit bernama Ying Xuan, tidak mempercayai hal itu, karena ia bersahabat baik dengan salah satu Penguasa Bumi bernama Zimei. "Yiyi, ku dengar...sebentar lagi kau akan mencapai tahap Transformasi Immortal. Apakah itu benar?" Tanya Zimei sang Penguasa Lautan.