Share

2.Perubahan Selir Agung

Penulis: Wrold tree
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-28 12:30:58

sore harinya, Ying Xuan bersama dua pelayannya yang bernama Rumei dan Shia, tengah berjalan-jalan di taman samping di Istana Harem.

"Yang Mulia, di sini adalah tempat kesukaan anda. Dulu, anda sering datang ke sini untuk memetik beberapa tangkai peony untuk dibawa pulang," jelas Rumei.

"Benarkah? Kalau begitu, petikkan beberapa tangkai untukku, Shia!" titah Ying Xuan.

"Baik, Yang Mulia," jawab Shia dengan patuh.

Saat pelayan bernama Shia tengah sibuk memetik beberapa tangkai peony, Ying Xuan menatap kolam Ikan Koi yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Kolam Koi itu hanya setinggi lutut dan tampak sangat indah. Namun, tersirat kenangan tidak menyenangkan di benak Ying Xuan, saat ia melihat kolam tersebut.

"Di kolam itu, pemilik tubuh ini pernah terjatuh. Semua orang mengira dia terpeleset. Padahal, dia didorong oleh salah satu Selir di Harem ini," batin Ying Xuan.

"Yang Mulia, saya lihat, anda terus menatap kolam Koi. Apa anda mengingat sesuatu?" tanya Rumei.

"Ya. Dulu, Selir Yuan pernah mendorongku di sana," jawab Ying Xuan.

Mendengar pernyataan Ying Xuan barusan, Rumei yang waktu itu ada di tempat kejadian, mulai meneteskan air matanya.

"Kau kenapa? Kenapa tiba-tiba menangis?" tanya Ying Xuan.

"Itu karna, saya pikir anda tidak tahu kalau Selir Yuan mendorong anda. Ternyata, anda tahu tetapi anda malah memilih diam, dan membiarkan Yang Mulia Kaisar menghukum anda," ujar Rumei seraya terisak.

Ying Xuan sendiri tahu, kalau pemilik tubuh yang ia rasuki saat ini, dulu pernah dihukum di aula leluhur dan diperintahkan menyalin kitab suci, hanya karna ia terjatuh ke kolam Koi. Padahal sebenarnya, ia jatuh bukan karna ceroboh, melainkan didorong oleh Selir Yuan.

"Pemilik tubuh ini sangat bodoh, sehingga Selir Yuan menindasnya. Saat dia didorong ke kolam, Selir Yuan mengancam akan mengadukan pada Ibu Suri jika sampai ia memberitahu Kaisar. Dan dengan bodohnya, ia malah berkata pada Kaisar, kalau ia terjatuh karna kecerobohannya sendiri," batin Ying Xuan.

Di dalam Harem, sebagai Selir Agung, tentu wajah Ying Xuan juga merupakan wajah Kaisar. Sehingga, setiap kali Ying Xuan melakukan kesalahan, walau itu kesalahan kecil sekali pun. Ia pasti akan dihukum, karna dianggap menodai wajah Kaisar.

"Tenang saja Rumei. Kali ini, aku tidak akan diam saja," ujar Ying Xuan.

"Maksud anda Yang Mulia?" tanya Rumei dengan raut bingung.

Tak lama setelah Ying Xuan berkata demikian, Selir Yuan yang menjadi dalang dibalik hukuman pemilik tubuh di aula leluhur waktu itu, akhirnya muncul.

"Coba lihat siapa ini? Bukankah...Selir Agung Ying Xuan," ujar Selir Yuan.

"Apa kau mendengar sesuatu, Rumei?" tanya Ying Xuan sembari menatap kolam Ikan Koi.

"Itu...Selir Yuan menyapa anda, Yang Mulia," jawab Rumei.

Menyadari Ying Xuan menganggap dirinya tidak ada, Selir Yuan yang biasa menindas Selir Ying Xuan yang asli, merasa sangat risih. Dengan kesombongannya, ia pun menghampiri Ying Xuan, dan berniat merundungnya.

"Selir Agung Ying Xuan, ku dengar....Ibu Suri akhir-akhir ini memperhatikanmu. Kau yang berlaku tidak sopan padaku, tidakkah takut aku adukan pada Ibu Suri."

Mendengar apa yang baru saja dikatakan Selir Yuan, Ying Xuan yang sekarang memakai identitas Selir Agung si pemilik tubuh, menatap Selir Yuan dengan tajam.

"Kenapa mata si pecundang ini sangat tajam?! Seperti bukan dia!" batin Selir Yuan.

"Selir Yuan, apa kedudukanmu di Harem?" tanya Ying Xuan.

"Selir Ying Xuan, aku adalah selir tingkat enam."

"Lalu, apa kau tahu aku siapa? Dan apa identitasku di Harem?" tanya Ying Xuan lagi.

"Selir Agung," jawab Selir Yuan dengan pandangan yang penuh dengan celaan.

"Lalu....diantara Selir tingkat enam dan Selir Agung, kedudukan siapa yang lebih tinggi?" tanya Ying Xuan lagi, seraya mengelus telapak tangannya yang lembut.

"Tentu saja Selir Agung," Sahut Selir Yuan masih dengan tatapan menghardik.

Begitu selesai dengan pertanyaan yang ingin ia ajukan kepada Selir Yuan, Ying Xuan mulai mengangkat tangannya, kemudian....

Plakkk!.

Satu tamparan pedas berhasil ia daratkan di pipi Selir Yuan.

"Apa?!...Apa-apaan sikap lancang mu ini Selir Ying Xuan!" seru Selir Yuan.

Sembari mencengkram kuat dagu Selir Yuan, Ying Xuan menjawab."Selir Agung Ying Xuan! Itu adalah gelarku. Berbicara tentang kelancangan, berani-beraninya selir tingkat enam sepertimu bertingkah sombong di depanku."

Saat itu, Ying Xuan menatap Selir Yuan dengan penuh niat membunuh. Dan Selir Yuan yang bisa merasakan niat membunuh Ying Xuan, ia seketika terduduk lemas.

Brukk!

"Yang Mulia!" seru Pelayan Selir Yuan.

"Prajurit! Selir Yuan telah berlaku lancang terhadapku, Selir Agung Ying Xuan. Menurut aturan Istana, wajah Selir Agung adalah wajah Kaisar. Mereka yang berani lancang pada Selir Agung, maka telah menentang otoritas Kaisar. Kurung Selir Yuan di kediamannya. Dan jangan biarkan keluar sebelum ia menyalin kitab suci seratus kali!"

Mendengar apa yang baru saja diperintahkan oleh Ying Xuan, para Prajurit untuk beberapa detik tercengang.

"Apa yang kalian tunggu? Cepat seret Selir Yuan!" titah Ying Xuan lagi, sembari menatap tajam ke arah para Prajurit.

"B-Baik Yang Mulia Selir Agung!" jawab para Prajurit.

Setelah mendapat tatapan tajam dari Ying Xuan, para Prajurit itu segera menyadarkan diri mereka, dan menyeret Selir Yuan menuju kediamannya.

"Berani-beraninya kau menghukumku Selir Ying Xuan! Kita lihat saja bagaimana kau akan membebaskan diri dari Ibu Suri!" teriak Selir Yuan yang diseret pergi.

Setelah berhasil menyingkirkan Selir Yuan dsri pandangannya, Ying Xuan meraih bunga Peony yang sudah dipetikkan pelayan Shia untuknya.

"Kembali ke kediaman sekarang!" titah Ying Xuan.

"Baik, Yang Mulia," jawab Rumei dan Shia kompak.

Sekembalinya Ying Xuan bersama kedua pelayannya ke kediaman Phoenix, mereka disambut oleh masalah. Dan masalah itu adalah, kasim yang selalu berada di samping Ibu Suri.

"Yang Mulia Selir Agung, kesehatan Ibu Suri memburuk. Harap anda datang ke Kediaman beliau untuk menjenguk."

"Apakah Ibu Suri sekarat?" tanya Ying Xuan dengan lancangnya.

"Selir Agung!" teriak Kasim.

"Stttt! Rendahkan suaramu. Kau hanya seorang Kasim," ujar Ying Xuan seraya menatap tajam ke arah Kasim tersebut.

Melihat tingkah Selir Agung Ying Xuan yang tidak seperti biasanya, Kasim itu merasa sangat kesal. Dengan angkuhnya, ia pun menatap Selir Agung Ying Xuan, lalu meludah.

"Cuih! Hanya seorang Selir Agung yang tidak mendapatkan kasih sayang Kaisar. Berani bertindak lancang di depaku."

"Kepala pelayan!" panggil Ying Xuan.

"Ya, Yang Mulia."

"Tampar Kasim kurang ajar ini!" titah Ying Xuan.

"Baik Yang Mulia."

Untuk melaksanakan perintah Ying Xuan, Kepala pelayan mengambil langkah besar, kemudian dengan keras ia menampar Kasim yang dikirim oleh Ibu Suri itu.

Plakkk!...

"Berani-beraninya Kepala pelayan rendahan sepertimu menamparku! Akan ku laporkan pada..."

"Prajurit! Datang kemari!" Panggil Ying Xuan.

"Apa perintah anda, Selir Agung?" tanya Prajurit yang bertugas menjaga keamana kediaman phoenix.

"Kirimkan pesan ke Istana Utama. Katakan pada Kasim Duan, kalau kasim di kediaman Ibu Suri bertindak lancang dengan Menghina Selir Agung!"

Mendengar apa yang hendak Ying Xuan lakukan pada dirinya, Kasim yang tadinya bertindak lancang, seketika berlutut di depan Ying Xuan dan membenturkan kepalanya ke lantai.

Buk!

Buk!

Buk!

"Ampuni saya Yang Mulai Selir Agung! Hamba yang hina ini telah buta dan tidak bisa melihat kebijaksanaan anda. Mohon berikan belas kasihan!"

Meski Kasim itu terlihat tunduk, dalam hatinya, ia diam-diam mengolok-olok Ying Xuan, bahkan berpikir untuk membalas penghinaan yang ia terima hari ini.

"Sejak kapan Selir Agung bodoh ini jadi pintar?!" batin Kasim.

"Bangunlah. Dan katakan pada Ibu Suri, aku akan datang menemuinya besok, karna hari ini aku akan beristirahat."

"Baik, Yang Mula Selir Agung," ujar Kasim, yang kemudian berlari pergi.

Melihat betapa cepatnya Kasim itu kabur, Ying Xuan terkekeh pelan.

"Bukankah Kasim tadi mirip tikus," ujar Ying Xuan.

"Ya, Yang Mulia," sahut Kepala Pelayan sembari menahan tawanya.

"Y-Yang Mulia, kenapa anda melepaskan Kasim Gu? Bukankah itu akan berakibat buruk jika Ibu Suri tahu anda menindas Kasim kepercayaannya?" tanya Rumei yang diikuti anggukan kepala Shia.

"Justru itulah yang ku inginkan," jawab Ying Xuan.

Mendengar perkataan Ying Xuan yang seolah menantang Ibu Suri. Rumei, Shia, Shu, dan Kepala Pelayan yang tahu betapa takutnya Selir Agung Ying Xuan pada Ibu suri, mereka langsung melirik ke arah satu sama lain dengan raut bingung.

"Apakah ketakutan Selir Agung sudah habis?" batin mereka berempat.

Sedangkan dalam hati Ying Xuan."Ini akan mulai seru."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   78. Informasi

    Melihat tatapan Ying Xuan yang sangat tidak bersahabat, Guangyi pun tersenyum manis."Tenanglah, Permaisuri. Namaku memang Guangyi, tidak ada perubahan nama. Kita hanya, tidak pernah bertemu saja." "Jangan meremehkan ku. Persis seperti yang kau katakan, aku adalah Permaisuri Yanzi. Menurutmu, aku tidak tahu apapun soal rakyat Yanzi?" Pernyataan Ying Xuan membuat pria bernama Guangyi itu tertegun. Dengan tampang canggung, ia pun menggaruk pelan kepalanya sambil cengengesan. "Tenanglah, Permaisuri. Sebagai ganti kau tidak menanyakan identitasku lagi, aku akan memberimu lima informasi secara gratis. Kau bisa tanyakan apapun padaku dan akan aku jawab lima pertanyaanmu secara langsung," ujar Guangyi sembari menunjukkan kelima jarinya. Memikirkan prioritas saat ini yaitu memecahkan kebingungan soal kejadian aneh di Yanzi, Ying Xuan akhirn

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   77.Kejadian aneh Yanzi prt2

    Setelah acara perjamuan istana selesai, Ying Xuan berniat kembali ke kediaman Yohan, sementara ayahnya berdiam di Istana karena masih ada hal yang harus dia urus. "Ying Xuan, kau hati-hatilah dalam perjalanan," ujar Menteri Yohan. "Baik, Ayah," sahut Ying Xuan. Setelah memastikan kereta kuda yang dinaiki Ying Xuan pergi, Menteri Yohan kemudian kembali masuk ke Istana untuk memenuhi tugasnya sebagai Menteri. Sementara itu, Ying Xuan yang tengah dalam perjalanan kembali, tidak sengaja berpapasan dengan kereta kuda pedagang muda yang membuatnya terkejut beberapa kali saat perjamuan tadi. "Apakah anda akan pulang, Nona Ying Xuan?" tanya pemuda itu sembari membuka tirai di kereta kudanya. "Bagaimana kau tahu kalau kereta kuda ini adalah milikku?" sahut Ying Xuan tanpa membuka tirai di kereta kudanya. "Entahlah, bagaimana ya, aku bisa tahu? Jika anda

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   76.Situasi aneh Yanzi

    Setelah Ying Xuan menyadari situasi di sekitarnya tidak beres, Ying Xuan dengan cepat merubah ekspresinya, lalu memeluk ayah yang sudah lama tidak ia lihat itu. "Hahahha! Aku hanya bercanda, Ayah. Tadi, suasana di rumah rasanya sedikit tegang. Jadi, aku ingin membuat sedikit candaan," ujar Ying Xuan. "A-Apa?! Candaan? Astaga....anak ini, kau membuat Ayah panik saja," sahut Menteri Yohan sambil mengelus kepala Ying Xuan. "Tapi Ayah, kenapa rasanya suasana di rumah sedikit tegang?" tanya Ying Xuan seraya melepaskan pelukannya. Bukan hanya sekedar mengubah topik pembicaraan, setibanya Ying Xuan di depan kediaman Menteri Yohan, ia memang sudah merasa kalau suasana di Kediaman tersebut memang tegang. Karena ia sekarang adalah Putri satu-satunya Menteri Yohan, Ying Xuan rasa, sudah seharusnya ia me

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   75. Kembali ke Yanzi

    Setelah Ying Xuan menyelesaikan proses kultivasinya, ia memutuskan untuk kembali ke Yanzi dengan membawa Xiao Bai bersamanya. Tentunya, keberadaan Xiao Bai yang seekor mahluk ilahi akan menarik perhatian. Oleh karena itu, selama di perjalanan, Xiao Bai terus berada di dalam tas Ying Xuan bersama beberapa bahan obat. "Bertahanlah, Xiao Bai. Kita akan segera tiba di Yanzi," ujar Ying Xuan. Stibanya Ying Xuan di Yanzi, ia langsung menuju rumah Menteri Yohan, yang dalam ingatannya terletak di tengah-tengah ibu kota Yanzi. Selama perjalanan, Ying Xuan mencoba menanyakan sesuatu pada kusir tentang kondisi Yanzi saat ini. Tentunya, dengan posisi ia sedang menyamar dan merubah wajah sepenuhnya. "Apa ada peristiwa besar di Yanzi belakangan ini?" tanya Ying Xuan. "Selain Yanzi menjadi semakin luas karena Yang Mulia Kaisar berhasil menaklukkan beberapa kerajaan lain, tidak ada hal istimewa yang terjadi, Nona," sahut K

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   74. Kembali ke Yanzi

    Setelah menyelesaikan urusannya di sekte Nuza, Ying Xuan memutuskan untuk kembali ke gubuk bambu dengan membawa beberapa keping emas bersamanya. Niat hati Ying Xuan ingin menyerahkan semua keping emas yang ia ambil dari Sekte Nuza itu kepada si Kakek. Tapi setibanya ia di sana, si Kakek sudah tidak ada, dan hanya meninggalkan sepucuk surat untuk Ying Xuan. "Xiao Bai, dengan siapa Kakek pergi? Apakah dia sendiri?" tanya Ying Xuan. Untuk menjawab Ying Xuan, Xiao Bai pun mengangguk pelan. Setelah itu, Ying Xuan membuka surat yang ditinggalkan si kakek dan membacanya. isi surat Kakek: Nak, terima kasih sudah menjagaku. Karena umur yang sudah tua, Kakek jadi keliru menganggap mu Cucu Kakek. Tapi Kakek harus segera kembali ke rumah sekarang. Sudah ada kereta kuda yang menjemput Kakek karena Cucu Kakek telah kemb

  • Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah   73.Lotus

    Setelah bunga lotus yang terbentuk dari cahaya merah muda itu terbentuk sempurna, para murid di Sekte Nuza tampak tercengang. Meski tampilannya hanya sebuah bunga lotus yang tampak indah dan lembut, saat itu mereka dapat merasakan, kalau bunga itu berbahaya. Oleh karenanya, mereka langsung waspada. "Ho~ tidak buruk juga. Aku suka bagaimana kalian langsung bereaksi terhadap bahaya," sanjung Ying Xuan. "Serang dia sebelum Lotusnya mekar sempurna!" seru salah satu murid yang tampaknya, murid paling berpengaruh di sekte Nuza. "Kalian pikir bisa menyentuhku, lucu sekali," ujar Ying Xuan. Persis seperti yang dikatakan Ying Xuan, meski murid sekte Nuza mengerahkan seluruh kemampuan mereka, serangan mereka tetap tiak dapat menyentuh barang sehelai rambut pun dari Ying Xuan. "Pftt...lucu sekali melihat sekumpulan kecoa," hardik Ying Xuan. Tak lama kemudian, Bunga lotus itu semakin mekar, lalu keluarlah asap merah muda yang menyelimuti seluruh murid sekte Nuza. Asap merah muda terse

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status