Dendam Penguasa Di Tubuh Selir Lemah
hanya Fiksi! Jangan ditiru.
Ying Xuan adalah salah satu dari tujuh penguasa langit yang menguasai energi bulan. Suatu hari, saat Ying Xuan sedang berkultivasi untuk mencapai tingkat transformasi Immortal, ia mempercayakan hidupnya pada temannya sang Penguasa lautan bernama Zimei. Saat itu, tidak Pernah Ying Xuan sangka, sahabat seperjuangannya itu akan mengkhianati dirinya. Saat Ying Xuan tengah mengkultivasi energi bulan, sahabatnya Zimei, menusuknya dari belakang dan menghancurkan dantiannya. Begitulah bagaimana akhirnya, Ying Xuan sang Penguasa bulan yang kuat, mati. Tapi takdir memihak Ying Xuan. Setelah 20 Tahun, jiwa Ying Xuan bereinkarnasi ke dalam tubuh selir lemah yang kebetulan bernama Ying Xuan juga. Mengetahui dirinya mendapat kesempatan kedua, Ying Xuan berjanji akan berkultivasi sampai ia bisa naik lagi ke nirvana, dan menjadi penguasa. baru setelah itu, ia bisa membalas Zimei yang sudah mengkhianatinya.
Lire
Chapter: 55. Peringatan Jenderal QinSetelah Ying Xuan memberikan beberapa penjelasan kepada Jenderal Qin, dengan sedikit kepercayaan di hatinya dan demi memastikan Zian Rui tetap aman hingga akhir, Jenderal Qin memutuskan untuk menyarungkan kembali pedangnya. "Apa anda yakin, kalau hal ini adalah keputusan terbaik?" tanya Jenderal Qin. "Ya. Tidak ada tindakan yang lebih baik dari ini," sahut Ying Xuan dengan penuh keyakinan. Keesokan harinya, ketika pagi yang cerah membangunkan Zian Rui dari pingsannya, Zian Rui mendapati Jenderal Qin tengah menatapnya dengan sendu. "Jenderal?!" ujar Zian Rui seraya melirik ke arah kiri dan kanan, guna memastikan tidak ada siapa pun di kamarnya. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Jenderal Qin langsung memeluk Zian Rui dengan tangan dan tubuhnya yang gemetar. "Ada apa?! Apa kau terluka?" tanya Zian Rui cemas. "Maafkan aku, Rui'er. Kau benar, aku telah salah mempercayai seseorang. Karna kecerobohanku, kau hampir saja celaka," ujar Jenderal Qin. Mendengar hal itu, Zian Rui
Dernière mise à jour: 2025-10-27
Chapter: 54. Jenderal Qin dan Ying XuanPertempuran antara Jenderal Qin melawan para Assassin tiba-tiba menjadi begitu sengit. Karna Jenderal Qin tidak ingin merusak kamar Zian Rui, atau bahkan mencelakai kekasih hatinya itu, dengan kecepatan penuh ia melesat keluar jendela, yang kemudian diikuti oleh kedua Assassin yang tampak haus darah itu. "Zhang Qin!!" teriak Zian Rui. Tapi karna Jenderal Qin sudah pergi terlalu jauh, ia tidak bisa lagi mendengar teriakan Zian Rui. Ketika Zian Rui melihat kilatan cahaya yang seperti tebasan pedang sedang beradu, ia merasa sangat khawatir pada Jenderal Qin. "Tidak bisa! Aku harus..." "Jangan kemana-mana!" potong seseorang yang baru saja tiba di Kediaman Phoenix, lebih tepatnya di kamar Zian Rui. Saat Zian Rui berbalik, ia mendapati seorang wanita dengan rambut merah muda, sedang menatapnya dengan dingin. "Kau!.....Apa yang kau lakukan di sini, Ying Xuan?!" teriak Zian Rui. "Aku datang untuk memastikan, agar Jenderal Qin tidak membunuh semua Assassin nya," sahut Ying Xuan.
Dernière mise à jour: 2025-10-26
Chapter: 53. Situasi daruratDi situasi yang cukup menegangkan itu, Zian Rui yang tadinya jatuh terduduk karna menghindari para Assassin, langsung menerima uluran tangan Jendral Qin yang berniat membantunya berdiri. "Bagaimana kau bisa sampai di sini, Jendral? Bukankah saat ini seharusnya kau ada di perbatasan untuk memberantas para Bar-Barian?" tanya Zian Rui. "Permaisuri telah mengirim pasukan Menteri Yohan untuk urusan di sana. Jadi, aku bisa kembali ke Istana," sahut Jendral Qin. "Apa?! Permaisuri! Tapi, aku bahkan telah gagal mendapatkan hatinya. Aku juga tidak akan bisa meminta bantuannya mengingat aku telah memaksa Kaisar menjebloskannya ke penjara," ujar Zian Rui. "Ini bukan tentang bantuan. Tapi tentang keselamatanmu dan reputasi Permaisuri Permaisuri sendiri sudah menebak kalau rencana Ibu Suri untuk melengserkannya dari posisi Permaisuri, akan berbalik menyerang mu. Jadi, dia mengirim pasukan Ayahnya lalu membantuku terbebas dari tugas Perbatasan setelah aku setuju untuk ikut andil dalam rencan
Dernière mise à jour: 2025-10-25
Chapter: 52. Ying Xuan dan AssassinBeberapa hari telah berlalu sejak terbebasnya Ying Xuan dari penjara. Tapi selama beberapa hari itu juga, Ibu Suri telah merencanakan sesuatu yang buruk, guna menjebak Ying Xuan dan menjatuhkannya dengan tepat. "Bagaimana rencananya?" tanya Ibu Suri. "Sudah dirancang dengan sangat baik, Ibu Suri. Malam ini, akan kami pastikan Permaisuri dihukum mati," ujar Menteri yang menyampaikan informasi soal Ying Xuan waktu itu. "Baiklah. Kalau begitu, mari kita lihat bagaimana Permaisuri bodoh itu akan menghindar kali ini," ujar Ibu Suri. Begitu malam hari tiba, di Kediaman Phoenix dimana Selir Agung tinggal, beberapa Assassin menyusup masuk untuk membunuh sang Selir. Begitu pun di Kediaman Lotus, tempat Ying Xuan berada. Namun berbeda halnya dengan Selir Agung yang menjadi target pembunuhan, Ying Xuan didatangi Assassin hanya untuk mencegahnya keluar dari Kediamannya malam itu. "Dari mana datangnya para Assassin ini?!" ujar Rumei sembari melindungi Ying Xuan di belakangnya. "Ini hadi
Dernière mise à jour: 2025-10-24
Chapter: 51.Ying Xuan bebasDI AULA SIDANG..... Dengan mayat Pelayan diletakkan disampingnya, Ying Xuan diminta berlutut oleh Kaisar, dan menjelaskan detail situasi sebelum Pelayan itu kehilangan nyawanya. "Yang Mulia, saat itu, aku hanya berbicara dengannya dan mencoba mencari tahu siapa yang memerintahkannya untuk memfitnahku," ujar Ying Xuan. "Kalau itu hanya sebuah pertanyaan, kenapa Pelayan itu bisa mati tiba-tiba. Bahkan pihak dari Aula obat menyatakan, kematian Pelayan itu tanpa sebab. Tidak ada racun atau semacamnya," sahut Kaisar. "Saya juga kurang tahu, Yang Mulia. Yang jelas, Pelayan ini ingin mengatakan sesuatu kemudian ia tiba-tiba berteriak histeris sambil memuntahkan begitu banyak darah," jelas Ying Xuan. Mendengar pernyataan Ying Xuan yang terbilang tidak masuk di akal, para Menteri yang hadir di Sidang untuk ke dua kalinya, mereka menggeram marah dan membantah perkataan Ying Xuan. "Bagaimana bisa seseorang mati begitu saja. Kecuali ada orang yang memang ingin membunuhnya untuk menutup
Dernière mise à jour: 2025-10-23
Chapter: 50.Sidang ke duaKarna suara teriakan Pelayan tadi cukup nyaring, para penjaga yang mengawasi dari pintu depan penjara, langsung bergegas masuk untuk melihat situasi. Saat para Prajurit itu tiba di sel Ying Xuan dan si Pelayan, mereka dikejutkan oleh pemandangan si Pelayan bersimbah darah, dan dalam keadaan sudah tidak bernyawa. "Apa yang kau lakukan padanya?!" teriak salah satu Prajurit. "Dari pada sibuk meneriaki ku, sebaiknya hal ini segera kalian laporkan pada Komandan kalian agar beritanya segera sampai pada Kaisar," sahut Ying Xuan. Saat para Prajurit itu melihat tatapan Ying Xuan, entah kenapa perasaan terintimidasi yang sangat kuat, membuat mereka mau tidak mau mematuhi perkataan Ying Xuan. "Aku akan melaporkan hal ini pada Komandan. Untuk kalian berdua, tetap disini dan awasi wanita ini!" tunjuk salah seorang Prajurit ke arah Ying Xuan. Setelah Prajurit tadi pergi untuk melaporkan situasi. Sekali lagi, Ying Xuan memperhatikan Pola mantra yang terukir di leher bagian belakang si Pelay
Dernière mise à jour: 2025-10-23
Chapter: 32.Kembali ke saat ini... "Jadi....alasan saya tidak bisa mengingat anda, karna anda menggunakan sihir pada saya?" tanya Evelina. "Ya, maafkan aku soal hal itu Evelina. Aku melakukannya semata-mata demi menjaga semuanya tetap aman." "Lalu bagaimana anda berhasil merebut tahta, Yang Mulia?" "Aku kembali ke Barat saat aku sudah berusia lima belas tahun. Saat itu Selir tertinggi sudah melahirkan. Sayangnya, anak itu adalah seorang anak perempuan. Awalnya Selir tertinggi tidak mempermasalahkannya, tapi karna aku yang kembali setelah dikabarkan mati, hal itulah yang memicu kemarahan Selir tertinggi." "Karna ia melahirkan seorang anak perempuan?" tanya Evelina. "Ya. Tidak seperti Romagna yang bisa menaikkan pewaris baik itu perempuan atau pun lelaki tergantung performanya. Di Barat, pewaris perempuan bisa naik tahta, hanya jika tidak ada pewaris laki-laki yang akan menjadi Kaisar. Tapi tekad ingin menjadi penguasa membuat Selir tertinggi gelap mata sampai ia melakukan pemberontakan
Dernière mise à jour: 2025-04-14
Chapter: 31. Kerja samaSetelah diselamatkan oleh Evelina terakhir kali, selama empat hari Lyrius tinggal di Istana Putri tanpa diketahui keberadaannya oleh Kaisar dan Permaisuri Romagna. "Apa namamu Lilius?" tanya Evelina. "Lyrius, namaku Lyrius bukan Lilius," jelas Lyrius untuk yang kesekian kalinya. "Humph! Itu kalna yidahku pendek. Jadi aku kecuyitan menyebut namamu," bantah Evelina sambil menggembungkan pipinya dan memalingkan wajahnya. "Hahaha begitu ya. Maafkan aku Putri kecil," bujuk Lyrius. "Baikyah. Kalna aku baik hati, aku akan memaafkanmu." Saat itu, Evelina pikir ia bisa menyembunyikan Lyrius di Istananya selamanya. Namun sayangnya harapan itu sirna. Di hari keenam Lyrius tinggal di Istana Evelina, akhirnya Kaisar mengetahui keberadaan anak lelaki asing yang saat ini tengah disembunyikan oleh putri kecilnya. Tak ingin membuang waktu lagi, sang Kais
Dernière mise à jour: 2025-04-13
Chapter: 30. Evelina RusselCerita Kaisar.... dua puluh tahun lalu saa Kaisar baru berusia lima tahun, sang Permaisuri menghembuskan nafas terakhirnya. Raja yang sangat bersedih atas kepergian Permaisuri yang ia cintai terlarut dalam kesedihan sampai tidak memperhatikan Selir tertingginya menyiksa sang Pangeran Mahkota. "Karna Yang Mulia sedang sakit, pemerintahan Kekaisaran ada di tanganku," ujar Selir tertinggi. "Baik Yang Mulia Selir," ucap para mentri dan pejabat Kekaisaran yang sudah disuap oleh sang Selir. Selama pemerintahan berada di bawah Kuasa sang Selir, Pangeran Mahkota banyak menerima perlakuan yang tidak layak baik dari para pejabat sampai para pelayan. Pangeran pikir penderitaannya itu hanya akan berlangsung beberapa waktu saja, oleh sebab itu sang Pangeran terus bersabar dan dengan tenang ia menerima semua perlakuan lancang Pelayan padanya. Sampai Selir tertinggi berbuat hal melewati batas dengan mengirim sang Pangeran Mahkota yang baru ber
Dernière mise à jour: 2025-04-11
Chapter: 29. FlashbackKeesokan harinya, sidang pun dimulai. Di ruang sidang yang penuh dengan bangsawan-bangsawan kelas tinggi, sekali lagi Evelina dan William berdiri berhadapan dalam rangka sidang perceraian. Tapi tidak seperti sebelumnya dimana William berusaha mempertahankan Evelina dan menimbulkan banyak perdebatan di depan hakim. Kali ini, sidang berjalan dengan sangat lancar dan cepat karna William langsung menyetujui perceraian yang diajukan oleh Evelina. "Karna Grand Duke William Northern setuju dengan perceraian, maka mulai saat ini, hubungan Grand Duke William Northern dan Grand Dhucess Evelina Northern telah terputus." Tok... Tok... Tok... Begitu hakim menotok palu, senyum indah terukir dengan sangat jelas di wajah Evelina. Dan William yang melihat itu sontak tertegun. Awalnya William merasa sedih dan sedikit kesal karna ia harus melepaskan Evelina tepat setelah ia menyadari per
Dernière mise à jour: 2025-04-10
Chapter: 28.Kembali ke saat ini... Setelah William mendengar detail cerita Evelina, dengan kepala tertunduk ia meminta maaf kepada Evelina. Sayangnya, hati Evelina sudah mati saat itu. Dan dengan acuh tak acuh Evelina berbalik pergi meninggalkan William dengan kata maafnya. "Aku tahu semua ini sudah terlambat," gumam William. Karna Evelina sudah pergi, pelayan mansion pun menuntun William menuju pintu keluar karna William berniat pergi. Setelah itu, William langsung kembali ke mansion Northern untuk memperbaiki suasana hatinya. "Selamat datang kembali Grand Duke," sambut para pelayan Northern. "Siapkan secangkir kopi untukku dan antarkan ke ruang kerjaku!" titah William. "Baik, Grand Duke." baru saja William akan mendinginkan kepalanya di ruang kerjanya, ia malah bertemu dengan alasan pusingnya, yaitu Isbel. Mengingat dirinya tidak dalam emosi yang stabil untuk menghadapi Isbel, William pun melangkah cepat melewati Isbel dan langsung masuk ke ruang kerjanya tanpa menyapa Isbel terlebih da
Dernière mise à jour: 2025-03-16
Chapter: 27.Flashback saat Evelina diculik... "Ini sudah dua hari, kemana orang yang menculikku itu. Dia tidak pernah telrihat lagi," ujar Evelina dalam posisi terikat. Dengan wajah yang sudah sangat pucat dan tubuh yang melemas, Evelina merasa berkunang-kunang dan perutnya terasa sangat lapar. Saking laparnya, Evelina mulai merasa dunia di sekitarnya berputar. Dan tepat sebelum Evelina jatuh pingsan, sosok pria yang tampak mengkhawatirkannya muncul sambil berlari kencang ke arahnya. "Lyrius," gumam Evelina. Saat itu juga, Evelina kehilangan kesadarannya. Dan begitu ia membuka mata, ia sudah berada di sebuah kamar mewah dengan pelayan-pelayan berdiri di sekitarnya. Saat itu, nampak raut senang para pelayan menyambut siumannya Evelina kemudian salah satu di antara mereka terlihat buru-buru keluar dari kamar. Dengan tubuh yang masih terasa berat, Evelina pun mencoba bangun dari berbaringnya. "Ukhh! Kepalaku sakit sekali," ujar Evelina. "Grand Dhucess, silahkan makan dulu. Anda sekarang
Dernière mise à jour: 2025-03-11