Share

BAB 2.. Terlahir Kembali di Dunia Fana

Di sebuah hutan di dunia yang berbeda. Sekelompok manusia sedang menyeret seorang remaja. Remaja itu nampak menyedihkan. Tubuhnya penuh luka.

“Tinggalkan saja dia disini. Sesuai perintah tuan dan tuan muda. Walaupun kita tidak membunuhnya langsung, sampah ini juga akan mati saat bertemu binatang iblis.”

Mereka meninggalkan remaja dengan tubuh kurus penuh luka di kedalaman Hutan Naga. Darahnya tak berhenti mengalir dari hidung dan mulutnya.

Tak berselang lama, matanya mulai terbuka. “Aku di mana? Apakah mereka benar-benar membuangku di hutan kematian,” gumamnya.

Dia menggerakkan tubuhnya dengan berat. Pemuda itu menopang badannya dengan kedua tangannya untuk berdiri.

Matanya mengeluarkan air mata. “Apakah aku benar-benar bukan anak ayah. Kenapa mereka tega membuangku,” lirihnya sambil berusaha menggerakkan kakinya melangkah menyusuri hutan.

Remaja ini adalah Jian Su Chen. Dia adalah anak dari Patriark Keluarga Jian di Kota Parigi, Kerajaan Kaili.

Jian Su Chen dibuang oleh klannya karena dianggap hanya akan menjadi sampah. Di usianya yang sudah memasuki 16 tahun, dia belum bisa memadatkan energi di dantiannya.

Malam saat dia dibuang ke Hutan Naga, statusnya sebagai anak tiri di Klan Jian akhirnya terungkap dari mulut orang-orang yang ia anggap keluarga terdekatnya.

Saat ini, Jian Su Chen dibuang ke kawasan luar Hutan Naga. Di pinggiran Hutan Naga, memang hanya dihuni oleh binatang buas, namun di area luar hutan biasanya sudah akan ditemukan binatang iblis tingkatan rendah.

Jian Su Chen terus berjalan. Nafasnya makin berat. Pandangannya mulai kabur. Tak jauh dari tempatnya, sepasang mata melihatnya dengan serakah.

Seekor serigala iblis tingkat 2 sedang memantau Jian Su Chen. Setelah memastikan mangsanya, serigala itu melompat tepat 10 meter di depan Jian Su Chen.

Melihat serigala di depannya, dengan mata merah, air liur yang menetes melalui taringnya membuat Jian Su Chen ketakutan. Jangankan dia yang hanya manusia fana. Bahkan kultivator alam prajurit tingkat 5 akan ketakutan jika berhadapan dengan binatang iblis tingkat dua.

“Ibu, maafkan aku. Tampaknya aku tidak bisa lagi menemanimu,” gumam Jian Su Chen saat melihat tatapan serigala yang mulai menyipit memelototinya.

Kaki belakangnya mulai ditekuk, siap-siap menerjang tubuh lemah Jian Su Chen. Menyaksikan hal itu, Jian Su Chen, juga mulai memasang kuda-kuda bersiap berlari menyelamatkan diri.

Namun tenaganya sudah tidak ada lagi. Jangankan untuk berlari. Untuk berjalan saja, dia kesulitan.

Saat serigala iblis mulai menerkam, Jian Su Chen memaksakan dirinya untuk berlari. Dia tidak rela tubuhnya jadi mangsa serigala iblis. Meskipun harus mati, setidaknya tubuhnya masih dalam keadaan utuh.

Tenaga yang sebelumnya habis, seperti terisi kembali setelah melihat serigala menerkam ke arahnya. Dia terus berlari ke kedalaman, namun serigala yang mengejar juga semakin dekat.

Serigala itu mengejar sambil meraung. Ia berusaha membuat mangsanya makin ketakutan. Langkah kakinya makin cepat, suara cakarnya saat menginjak dedaunan kering bahkan terdengar bergemuruh.

Jian Su Chen terus berlari. Sayangnya dia menemui jalan buntu. Arah larinya ternyata menuju salah satu jurang di Hutan Naga.

Bibir atas serigala terangkat sedikit. Gerakan bibirnya seperti mencibir usaha Jian Su Chen sebelumnya yang berusaha sekuat tenaga melarikan diri namun tetap saja akan menjadi mangsanya.

“Lebih baik tubuhku jadi mangsa binatang di bawah jurang dari pada jadi mangsamu,” pekik Jian Su Chen sambil berbalik dan melompat ke dalam jurang.

Di sebuah batu datar, dikelilingi pepohonan yang menjulang tinggi, sesosok tubuh nampak tergeletak.

Cahaya matahari yang menembus dedaunan mulai menerpa wajahnya. Mata dan bibirnya mulai bergetar.

Sedikit demi sedikit, matanya mulai terbuka. “Aku masih hidup? Hahaha... nirwana ternyata belum mengijinkanku mati,” suara tawa terdengar dari sosok tadi.

Tak berselang lama, dia mulai menjerit. “Ah... sakit sekali. Rasanya semua tubuhku remuk,” gumamnya.

“Tidak... aku dimana? Suaraku kenapa berubah,” katanya.

Tangannya mulai merabah tubuhnya. Tangannya digerakkan dengan merabah kepala hingga kakinya. Saat melihat tampilan tubuhnya, dia terdiam.

“Apakah aku terlahir kembali? Tapi aku tampaknya lahir di tubuh seorang pemuda. Kenapa ini bisa terjadi,” pikirnya.

Dia adalah Jian Su Chen yang jiwanya diisi oleh Kaisar Agung Su Chen. Saat jatuh dari jurang, tubuh Jian Su Chen mengalami patah tulang dibeberapa bagian. Jiwanya tak sanggup bertahan.

Sementara jiwa Kaisar Agung Su Chen, penguasa langit, selamat saat dirinya meledakkan tubuhnya di Istana Langit.

Tak berselang lama, kepala Su Chen diserang sakit yang luar biasa. Ingatannya seperti tercampur. Ingatan dari pemilik tubuh, Jian Su Chen mulai memasuki lautan kesadarannya.

“Ternyata begitu. Aku Su Chen akan membalaskan dendammu di dunia ini. Dendammu adalah dendamku,” gumamnya. Ia kini memiliki ingatan dari pemilik tubuh sebelumnya, Jian Su Chen.

“Mulai sekarang, namaku adalah Su Chen,” gumamnya merujuk pada ingatan pemilik tubuh.

Jiwa Su Chen mulai memeriksa tubuh barunya. “Benar-benar sial. Kenapa aku dikirim ke tubuh yang bahkan tidak bisa memadatkan energi di dantiannya.”

“Aku adalah Kaisar Agung, bagaimana mungkin aku menyerah hanya karena masalah begini. Aku mungkin ditakdirkan untuk memulai dari awal,” pikir Su Chen.

Usianya saat ini memang baru 16 tahun. Tapi jiwanya sudah berusia ribuan tahun. Dia adalah penguasa tertinggi di langit ketujuh.

“Apa.. Biji Keabadian ternyata tertanam di jiwaku. Hahaha... aku sungguh beruntung,” kata Su Chen setelah mengamati kelainan di kekuatan jiwanya.

Meleburnya biji keabadian dengan jiwanya, membuat Su Chen yakin bisa melampaui pencapaiannya di kehidupan sebelumnya. “Karena aku ditakdirkan kembali ke dunia fana. Maka aku tidak akan mengulangi tiap kesalahanku sebelumnya,” gumamnya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status