Home / Fantasi / Dendam Penguasa Langit / BAB 1... Penguasa Langit

Share

Dendam Penguasa Langit
Dendam Penguasa Langit
Author: Rayyan Syahrazka

BAB 1... Penguasa Langit

last update Last Updated: 2023-11-02 13:29:28

Di bawah pohon yang menjulang tanpa batas, Su Chen, Kaisar Agung Langit Ketujuh, dalam posisi duduk lotus memusatkan jiwa dan energinya untuk digabungkan dengan biji emas yang melayang di keningnya.

Biji berwarna emas itu adalah Biji Keabadian. Setelah berhasil mendapatkan Benih Keabadian, Su Chen yakin bisa menembus batas langit menuju nirwana.

Angin berhembus menerbangkan rambut Su Chen. Di bawah pohon langit, matanya masih tertutup rapat menjalankan teknik kultivasi yang dia sempurnakan, Teknik Kultivasi Pelahap Naga Qilin.

Seratus meter dari tempatnya, sesosok pria dengan tubuh besar mengamatinya dengan niat membunuh. Dia adalah Panglima Yu Huang. Panglima Istana Langit Ketujuah, orang kepercayaan Kaisar Langit Ketujuh.

Panglima Yu Huang menatap Su Chen dengan sorot mata serakah. Dia menunggu. Menunggu waktu yang tepat.

Butiran keringat mulai muncul di dahi Su Chen. Biji Keabadian memancarkan cahaya keemasan yang lebih menyilaukan mata. Biji itu berdesir seperti akan meledak dan menelan Su Chen yang akan menerobos.

Melihat situasi genting yang dialami Su Chen, Panglima Yu Huang mencibir. “Saatnya mengakhiri kekuasaanmu. Semua milikmu akan menjadi milikku,” gumam Panglima Yu Huang.

Panglima Yu Huang tahu, masa krisis Kaisar Agung Su Chen saat akan meningkatkan alamnya ke alam Maha Kuasa.

Panglima Yu Huang mengeluarkan Pedang Penghancur miliknya. Cahaya perak memenuhi tubuhnya, ia mengalirkan seluruh kekuatan tubuh, jiwa dan energinya ke Pedang Penghancur.

Dia juga membakar esensi darahnya. Panglima Yu Huang ingin menghancurkan Su Chen dengan sekali serangan. Menghancurkan tubuh dan jiwanya sekaligus.

Suhu di sekitarnya mulai terpengaruh dengan energi besar di Pedang Penghancur. Petir menari sambung menyambung. Guntur menggelegar saling bertautan.

Merasakan aura bahaya di sekitarnya, Su Chen membuka matanya. Ia tahu, usahanya kali ini untuk menembus batas langit akan gagal. Dia diganggu di waktu yang tepat.

Su Chen, seorang Kaisar Agung yang berhasil duduk di panggung kekuasaan tertinggi di langit. Mengandalkan kekuatannya sendiri yang menentang surga, menundukkan semua kekuatan di langit, tidak menyangka akan dikhianati orang kepercayaannya sendiri.

Jika ada yang mengatakan persahabatan itu abadi, di kasus ini, hal itu tidak terjadi. Bagi Panglima Yu Huang yang telah berjuang bersama Su Chen dari bawah, kekuasaan adalah segalanya.

Kekuatan Su Chen yang luar biasa dianggap menjadi sosok yang bisa mengganggu tatanan kekuasaan di 7 tingkatan langit. Su Chen memerintah langit ke tujuh dengan kebijaksanaan dan ketegasan.

Segala macam pemberontakan di luar istana langit, bisa diredam. Sayangnya Su Chen lupa mengawasi orang-orang terdekatnya.

Panglima Istana Langit ketujuh, Yu Huang, bersama beberapa menteri mulai merencanakan upaya pemberontakan dari dalam. Selama sebulan penuh mereka terus menunggu waktu yang tepat.

Saat Su Cheng akan menerobos ke alam yang lebih tinggi untuk bisa menembus nirwana, rencana itu dijalankan.

Saat Su Chen di pengasingan istana langit ke tujuh, Panglima Yu Huang mengambil alih penuh kepemimpinan

“Yu Huang... tidak kusangka, kamu yang telah aku anggap saudara akan melakukan ini padaku,” kata Su Chen menatap tajam Yu Huang yang sudah mengangkat Pedang Penghancur siap untuk dikibaskan.

Kilat dan guntur seperti menyertai kibasan Pedang Penghancur. Su Chen yang energinya terkuras untuk menerobos menembus batas langit sebelumnya, tau akan berakhir menyedihkan.

Istana Langit Ketujuh bergetar. Tidak ada yang datang menghentikan Yu Huang. Pedang Penghancur dikibaskan, energi besar seperti peluru meriam dengan cahaya perak menyilaukan ditembakkan ke arah Su Chen yang tidak bergerak dari bawah pohon langit.

“Aku akhirnya berharap bisa kembali ke kehidupanku ribuan tahun lalu. Melindungi ayah, ibu dan adikku. Kekuasaan ini menghancurkanku. Aku sungguh bodoh terlalu percaya pada orang-orang ini,” gumam Su Chen.

Sebelum energi petaka yang dahsyat dari Pedang Penghancur menghantam tubuhnya, Su Chen memilih menghancurkan dirinya dengan meledakkam Biji Keabadian bersamanya.

Kilauan cahaya keemasan dan cahaya perak dari Pedang Penghancur menyatu menghasilkan ledakan yang dahsyat.

Dhuarr... dhuarr..

Langit bergetak, dunia seperti akan kiamat. Guntur tak berhenti mengeluarkan suara yang menggelegar, kilat seperti menjadi visualisasi dari kemarahan langit. Angin bertiup membawa badai dan air hujan yang turun seperti pedang jatuh.

“Ah... Su Chen, aku akan mengancurkan dimanapun kamu dilahirkan kembali,” kemarahan Panglima Yu Huang meledak, melihat Su Chen meledakkan diri bersama biji keabadian. Niatnya merebut biji keabadian akhirnya gagal.

Di kehampaan suara Su Chen masih terdengar jelas seperti guntur disertai petir.

“Jika penguasa Nirwana masih mengijinkan aku terlahir kembali. Aku Su Chen bersumpah akan kembali ke Istana Langit dan menghancurkan orang-orang yang mengkhianatiku,” teriak Su Chen dengan suara menggelegar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
ibu pkhturi
bagus banget
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dendam Penguasa Langit   Bab 38... Menghancurkan Kepala Song Quon

    Secara perlahan otot-otot Song Quon yang awalnya mengembang mulai normall kembali. Uratnya yang keluar juga mulai mengerut. Kulitnya tidak secerah sebelumnya. Song Quon yang menyadari perubahan tubuhnya berwajah pucat. Aliran energinya jelas mulai mengalami kekacauan. Dia merasakan meridiannya menyempit sehingga menghambat aliran energi dari dantiannya. “Sial! Pantas guru memintaku menggunakan ini hanya dalam situasi hidup dan mati. Efeknya membuat meridianku mengalami penyempitan,” batin Song Quon dengan wajah yang bahkan terlihat mulai menghitam lalu menjalar ke seluruh bagian tubuhnya. Di depannya, Su Chen tersenyum mengejek. “Dasar bodoh! Basis kultivasimu bahkan baru serendah itu namun kamu sudah menggunakan pil perusak seperti itu. Apa tidak ada orang di Sekte Pulau Merah yang memberitahumu?” kata Su Chen dengan wajah mencibir. Song Quon makin muram mendengar perkataan Su Chen. Dia tak menyangka jika anak angkat Klan Lian ini ternyata tahu banyak tentang pil yang digunak

  • Dendam Penguasa Langit   Bab 37… Pil Penambah Kekuatan 

    Di dalam arena pertarungan, Song Quon mengusap darah di mulutnya sambil menatap Su Chen penuh kebencian. Dia sudah berguru lebih dari tiga tahun di Sekte Pulau Merah, bisa-bisanya dia pulang ke Kota Naga Biru malah bertemu dengan anak pungut yang mempermalukannya di atas arena bergengsi di Kota Naga Biru. “Kamu kira dengan kemampuanmu yang tak seberapa itu, kamu bisa mengalahkanku? Cih… Jangan harap! Aku adalah murid Sekte Pulau Merah, aku memiliki sumber daya yang tak dimiliki anak miskin sepertimu,” katanya dengan mata memerah. Patriark Lian di atas panggung utama tersenyum mencibir mendengar cibiran Song Quon pada Su Chen. “Patriark Song… Sepertinya cucumu sudah kehabisan cara untuk mengalahkan cucuku makanya dia mencoba mempengaruhinya dengan kata-kata tidak masuk diakal. Sayangnya, cucuku tidak akan terpengaruh dengan provokasi murahan seperti itu,” cibir Patriark Lian. Su Chen sendiri hanya tersenyum mengejek mendengar itu. Hanya murid dari sekte lemah dan berani menyebutnya

  • Dendam Penguasa Langit   Bab 36… Sengaja Mengulur 

    Song Quon berusaha menopang tubuhnya untuk bangkit lalu meraih pedang spiritual yang tadi terlepas dari genggamannya. Tatapannya menajam ke arah Su Chen. Dia tidak percaya, lawannya ini bisa mejatuhkannya dan membuatnya mengalami luka dalam dalam satu serangan. “Sial! Kekuatannya benar-benar di luar dari perkiraanku. Dia bisa dengan mudah membaca gerakanku,” batin Murid Sekte Pulau Merah itu. Dia pulang ke Kota Naga Biru sambil membawa kebanggaan sebagai murid salah satu tetua utama sekte. Namun di pertarungan ini, bisa-bisanya di terancam dikalahkan oleh seorang anak pungut. Di sudut berbeda, Su Chen kembali mengepalkan tinjunya. Tatapannya sangat tenang, namun dari caranya memandang Song Quon, sangat mirip dengan binatang spiritual yang bersiap memangsa korbannya. Su Chen bergerak dengan tangan kosong ke arah Song Quon yang sudah bersiap dengan pedangnya. Melihat Su Chen bergerak, pemuda itu ikut bergerak ke depan sambil menyeret pedangnya. Semua orang yang menyaksikan diam menun

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 35... Song Quon Tak Terkendali

    Siapapun yang memulai menyerang akan didiskualifikasi dari turnamen ini. Su Chen hanya tersenyum mencibir kemudian duduk dalam kondisi lotus seperti yang dia lakukan sebelum-sebelumnya. Tadi, dia memang sengaja memancing emosi Song Quon. Aksinya ternyata berhasil sebelum digagalkan oleh Patriark Song.Su Chen kemudian menoleh ke Song Quon dan kembali memancing amarah Song Quon. "Kamu beruntung karena masih terus dibawah pengawasan kakekmu. Aku bahkan curiga, tidurpun kamu masih ditemani kakekmu," kata Su Chen kemudian menutup matanya.Song Quon hanya bisa meraung mendengar setiap provokasi dari Su Chen. Dia tidak menyangka, anak angkat Klan Lian ini ternyata memiliki lidah yang tajam."Lihat saja nanti, aku akan mematahkan setiap inci dari tubuhmu. Lidahmu akan kuiris dan kujadikan liontin untuk kalung binatang spiritualku," kata Song Quon dengan wajah bergetar saking marahnya.Sayangnya, Su Chen sama sekali tidak terpengaruh dengan perkataannya. Dia terlihat sangat tenang dengan pos

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 34... Kematin Kong Jinhai yang Tragis

    "Ah... wajahku," teriakan Kong Jinhai kembali memecah keheningan. Dia melepaskan tingkat spiritualnya dan berusaha mengusap wajahnya dengan tangan kirinya. Tangan kanannya sendiri sudah tidak dapat difungsikan.Kong Jinhai merasa wajahnya terbakar setelah ditiup oleh Su Chen. Orang-orang yang melihat itu juga ikut tercengang. Mereka tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi dengan Kong Jinhai.Bahkan pria tua yang memimpin pertarungan juga penasaran dengan teknik yang Su Chen gunakan sehingga membuat Kong Jinhai teriak kesakitan dengan terus menerus mengusap wajahnya. Dia hanya melihat Su Chen meniup ke arah Kong Jinhai. Dia juga memastikan jika tiupan Su Chen itu adalah teknik bela diri, sehingga tidak menghentikan pertarungan ini.Di atas panggung utama, Patariak Song berdiri dan memprotes aksi Su Chen yang membuat Kong Jinhai menderita seperti saat ini. Sayangnya protes yang ia layangkan ke Tuan Kota Dong Sheng tidak diterima.Dong Sheng juga melihat dengan jelas, Su Chen hanya me

  • Dendam Penguasa Langit   BAB 33... Tiupan yang Mengecoh Kong Jinhai

    Su Chen berdiri di atas arena dengan raut wajah tenang. Taun Kota Dong Sheng yang mengamati itu dari jauh bahkan memuji ketenangan pemuda ini.Sementara Kong Jinhai di sisi lainnya, menatap Su Chen dengan wajah sangarnya. Sayangnya, provokasi yang terus ia lakukan sejak awal sama sekali tidak mempengaruhi mental Su Chen. Pria tua di atas panggung tinggi mulai mengangkat tangannya. Setelah mendapat jawaban kesiapan dari dua peserta, dia pun mempersilahkan Su Chen dan Kong Jinghai untuk memulai pertarungan.Su Chen tidak begeming dari tempatnya. Dia seperti menunggu Kong Jinhai melakukan serangan terlebih dahulu. Kong Jinhai tidak ingin lengah sedikit pun. Melihat Su Chen hanya diam, dia mengernyit dan tidak tergesa-gesa langsung melakukan serangan.Dia sudah memperhatikan Su Chen di dua pertarungan sebelumnya. Kini dia dibuat bingung, karena saat berhadapan dengan Bao Ye dan tiga peserta dari Klan Song, Su Chen begitu ganas dengan langsung melakukan serangan."Apa kamu memiliki rencan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status