Share

Mantra Hati

Author: Alvin Subeki
last update Last Updated: 2022-11-05 07:12:16

Setelah memastikan penampilannya sudah paripurna dan file untuk meeting siang ini sudah matang, Gea bergegas berjalan ke meja sang asisten, Fanny.

"Let's go, Fan. Kalau sampai Kita terlambat, bisa dipastikan lahar panas akan meluncur dari mulut Bapak Abizar yang terhormat," ujar Gea yang melenggang dengan anggun menenteng The Lady Di*r Bag hitamnya.

Fanny, hanya terkekeh mendengar ucapan bossnya itu. Sudah menjadi rahasia umum jika Abizar sangat galak, bahkan cenderung kejam pada Gea. Catat baik-baik ya! HANYA PADA GEA!

Abizar memang tegas, namun biasanya dia masih sopan dalam menunjukkan ketidaksukaannya pada sesuatu ataupun seseorang, kecuali pada Gea.

Sebenarnya Fanny penasaran dengan penyebab kekejaman Abizar pada boss cantiknya itu. Tapi dia tidak berani bertanya. Em ... terlalu pribadi sepertinya.

"Kamu ikut mobilku saja, Fan. Lumayan kita bisa sambil bergosip."

"Siap laksanakan Bu Boss, hehehe."

Gea memang cukup dekat dengan asisten kesayangannya ini. Ketika sedang bekerja memang mereka bersikap profesional layaknya atasan dan bawahan. Namun ketika di luar jam kerja, mereka seperti layaknya teman baik. Apalagi usia mereka hanya selisih satu tahun, alhasil connect banget omongan mereka.

"Bu Boss tau tidak berita hangat yang sedang beredar di kalangan staf Adinata Group?"

Nah, ini yang Gea suka setiap bersama Fanny. Banyak kabar tentang staf yang dia bisa korek dari asisten cantiknya itu.

"Apa?"

"Pak Abizar dikabarkan sedang dekat dengan salah satu staf Adinata Group."

DEGH!

Hati apa kabar hati? Kok rasanya seperti teriris pisau dapur ya? Pedih ...

Gea terdiam beberapa saat. Sel-sel otaknya mulai bergerilya mencari kiranya siapa staf Adinata Group yang dikabarkan dekat dengan Gibran itu?

Ah, seperti apa sih wanita yang sampai bisa membuat Abizar jatuh hati?

"Siapa wanita itu, Fan?" Gea sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya tentang sosok wanita yang dikabarkan dekat dengan Abizar.

"Saya juga belum tau pasti. Kabarnya dari devisi keuangan."

Devisi Keuangan? Siapa devisi keuangan yang masih muda, cantik, dan berpenampilan menarik?

Satu menit, dua menit, tiga menit, dan ... Aku belum juga mendapat jawabannya. Rasanya aku sudah tidak tahan untuk tidak bertanya lagi pada Fanny. "Siapa devisi keuangan yang cantik dan menarik, dan ... masih bujang?" 

Fanny menautkan alisnya. Dia menatap heran ke arah Gea. 

Dih, kenapa juga Bu Boss kepo begini? Kenapa Bu Boss seperti sangat terganggu mendengar berita kedekatan Pak Abizar dengan salah satu staf Adinata Group? Apa sebenarnya Bu Boss dan Pak Abizar memang ada hubungan khusus? Dia cemburu?

"Apa Saya perlu menyelidikinya, Bu Boss?" pancing Fanny.

"Tentu!" seketika jawaban itu meluncur dari mulut Gea. Direktur Pengembangan Bisnis Adinata group itu mengatakannya dengan tegas dan lugas.

Fannypun menahan tawanya. Sekarang dia yakin boss cantiknya ini memang sedang cemburu pada Abizar.

Melihat mimik wajah Fanny, Gea mulai tersadar dengan sikap anehnya. "Jangan berpikir macam-macam! Aku hanya ingin memastikan saja, benarkah ada wanita yang tahan dengan human macam Abizar itu?" Gea coba beralibi.

Dih ... memangnya aku berpikir yang macam-macam seperti apa Bu Boss? Hehehe. Orang kalau lagi cemburu memang ada saja alibinya.

"Em ... hanya ingin memastikan ya?" Fanny berakting seakan sedang berpikir keras. Gadis berwajah oriental itu mengetuk-ngetukkan telunjuknya di dagu hasil fillernya dua bulan lalu. "Benar hanya ingin memastikan saja? Atau jangang-jangan ... " Fanny menggantungkan kalimatnya.

"Jangan-jangan apa?"

"Jangan-jangan ... Bu Gea cemburu, hehehe."

"Dih ... siapa yang cemburu! Aku 'kan sudah bilang, hanya ingin memastikan, Fan."

HAHAHA. Fannypun tertawa terbahak-bahak. "Ya ya ya, hanya ingin memastikan. Nanti Saya akan cari tahu siapa wanita itu. Supaya makin afdol kecemburuan Bu Boss, eh rasa penasaran Bu Boss maksud Saya."

Boss cantiknya ini lucu juga ternyata kalau sedang cemburu. Pantas saja sedari awal masuk mobil mewahnya, duduknya blingsutan. Fanny pikir Gea sedang menahan pipis, ternyata oh ternyata, dia sedang terbakar api cemburu.

Sepanjang perjalanan, Gea memang tampak tidak bisa duduk dengan tenang. Pikirannya tentang sosok yang dikabarkan dekat dengan Abizar benar-benar membuatnya gelisah. Sel-sel otaknya menerka-nerka siapa kiranya staf keuangan yang potensial menjadi wanita idaman Abizar.

Apa aku perlu menanyakan langsung pada Tante Lexie?

Lexie Trihapsari, direktur keuangan Adinata Group yang. Janda cantik berusia 40 tahun itu cukup dekat dengan Gea. Ketertarikannya tentang dunia makeup dan skincare membuat Gea sering mengajaknya berdiskusi tentang pruduk-produk Adinata Cosmetics. Bahkan Lexie bertindak sebagai komentator tetap untuk semua produk Adinata Cosmetics yang akan diluncurkan.

Bersama Audrey, Livy, Luna, dan Tiara, dia menjadi komentator terpedas namun terjujur dan terbermanfaat karena selalu memberikan masukan yag membangun bagi setiap produk Adinata Cosmetics.

Em ... tanya tidak ya tentang wanita si Abizar ke Tante Lexie? Tanya ... tidak ... tanya ... tidak?

Ah, kalau aku menanyakannya pada Tante Lexie, nanti dia pasti berpikir yang macam-macam. Dia 'kan sangat jeli setiap melihat sesuatu. Kalau dia tau alasan kekepoanku, tengsin 'kan Aku.

Eh, tapi memangnya apa alasan kekepoanku?

Hati, jangan bilang kamu masih mengharapkan Abizar? NO! STOP HATI! STOP!

Sambil melenggang dengan cantik dari mobilnya menuju meja di restoran tempat meeting akan diadakan, hati Gea terus melafalkan mantra "Stop Hati, jangan lagi ada rasa sayang apalagi cinta pada human dengan dendam salah alamat bernama Abizar Belver Permadi!"

"Anda telat 3 menit."

DEGH!

Terdengar suara bariton Abizar menyambut kedatangan Gea dan Fanny.

Dasar gadis manja! Mentang-mentang perusahaan milik kakek moyangnya, dia seenak udel datang ke meeting penting semacam ini.

"Maaf," ujar Gea sesopan mungkin. Walau sebenarnya dia sangat dongkol, tapi apa daya, banyak orang di sekitar mereka saat ini.

Coba seandainya kami hanya berdua saja, beh ... sudah aku cocol mulut pedas Abizar dengan sambal kecombrang buatan Oma Aline, mertua Om Gibran.

"Saya harap lain kali ini tidak terulang lagi. Tidak ada lagi keterlambatan, Nona Muda Kiswoyo." Setiap kata diucapkan Gibran dengan penuh penekanan.

"Saya usahakan, Pak Abizar. Sekali lagi mohon maaf siang ini untuk ketidaknyamanannya." Gea tetap menampilkan sisi classy seorang Nona Muda. Tidak ada raut muka marah, tidak ada kalimat keji, apalagi nada suara beroktaf tinggi.

Dengan anggun dia mengajak Fanny untuk segera duduk di kursi yang sudah disediakan. Di sisi kanan mereka tampak Anwar, direktur operasional Adinata Group bersama asistennya, Melati. Sedangkan di sisi kiri mereka, tampak Brian, Direktur Adinata Properties, didampingi Kinan, sang asisten. Di sebelah Kinan tampak Lexie, direktur keuangan Adinata Group, didampingi Dayu, asistennya.

Dan ... di tepat di hadapan Gea, tentu saja ada sosok kejam Abizar yang menatapnya dengan tatapan penuh intimidasi.

Kenapa sih baru saja duduk, sudah harus membuat hati anak perawan dongkol! Dasar perjaka tua! Pantesan sampai umur 30 tahun masih aja jomblo! Eh, tapi kata Fanny dia 'kan sedang dekat dengan salah satu staf keuangan. Cih, siapa sih wanita itu?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dendam Salah Alamat   Jangan-Jangan …

    "Untuk apa saya harus menelpon Melly?" Bima menatap bingung ke arah Gibran. Dia tidak paham dengan maksud dan tujuan CEO Adinata Group itu memintanya menghubungi sang sepupu. Apalagi perihal proyek di Kemang yang sedang diperebutkannya bersama Abizar. Rasanya tidak ada kaitannya dengan Melly.Astaga, jangan - jangan ..."Lakukan sekarang!" Belum juga Bima selesai merangkai beberapa hipotesa perihal alasan Gibran memintanya menelpon Melly, Gibran sudah memberi titah. Tampak sekali CEO Adinata Group itu sedang tidak ingin dibantah."Katakan bahwa kamu sudah selesai membicarakan perihal proyek Kemang itu bersama Abizar. Sampaikan bahwa Abizar bersedia mundur dari proyek itu."Bima awalnya menolak. Menurutnya tidak ada kaitannya antara sepupu cantiknya itu dengan proyek Kemang yang sedang diperebutkannya bersama Abizar.Namun Gibran terus mendesak agar Bima mau melakukannya. Alhasil Bimapun menurut. Dia mengikuti apa yang dititahkan oleh anak laki-laki satu-satunya Keluarga Adinata terseb

  • Dendam Salah Alamat   Mengarang Bebas

    "Saat itu kami benar-benar tidak bisa lagi membohongi perasaan kami. Gue dan Gea ... saling mencintai."BZZZTTT!Mendengar prolog yang disampaikan Bima, Abizar sontak menyemburkan kopi yang hendak ia telan.Benar-benar sudah tidak waras human di hadapannya ini. Bisa-bisanya dia mengatakan bahwa dia dan Gea dulu saling mencintai. Ketara sekali mantan kekasih adiknya itu sedang berencana untuk mebohonginya!Ah, kenapa juga dulu Reksa bisa jatuh cinta dengan human macam Bima! Human yang sangat tidak berkualitas! Gerutu Abizar dalam hati.Dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa dulu sang adik terbima-bima. Okelah wajah pria itu memang tampan, tapi kelakuannya sangat memalukan!Lagipula kalau cuma hanya tampan, masih banyak pria lain di luar sana, bahkan yang jauh lebih tampan dari Bima. Kenapa bisa Reksa sampai harus mengalami kesakitan yang luar biasa hanya karena human macam Bima! Menyedihkan sekali!Abizar benar-benar miris setiap mengingat nasib malang Reksa. Apalagi alasan d

  • Dendam Salah Alamat   Lagu

    "Kasus penipuan dengan angka belasan milyar, penyuapan seorang pejabat untuk memuluskan binis kelapa sawit, dan ..."Abizar sengaja menggantungkan kalimatnya. Memberi waktu pada kedua matanya untuk mengamati Bima dengan seksama.Terkejud, itulah hal pertama yang Abizar tangkap dari Bima saat ini. Selanjutnya cemas dan khawatir. Dua hal itu juga tampak di sorot mata sepupu Melly itu.Abizar tentu sangat menikmati pemandangan di hadapannya. Keangkuhan Bima perlahan memudar setelah dia memaparkan dua fakta perihal kartu hitam Bima dan keluarganya.Ini baru kartu hitam pertama dan kedua, belum juga Abizar menyampaikan kartu hitam ketiga. Bisa dibayangkan bagaimana piasnya Bima ketika bom atom berupa kartu hitam ketiga itu dilempar Abizar padanya.Bayangan bagaimana liciknya Bima memperlakukan Gea tujuh tahun silam membuat Abizar bertekad untuk membalas apa yang dirasakan istrinya itu. Dan pembalasan itu akan ia mulai hari ini.Bima sendiri jantungnya memang sudah mulai bertalu-talu. Dua c

  • Dendam Salah Alamat   Terlambat

    Seperti yang Abizar perkirakan, hanya butuh waktu singkat bagi Gibran membuat Bima segera bertekuk lutut. Gibran dan orang-orang kepercayaannya sudah menjalankan misinya dengan sangat apik. Kini mereka tinggal memetik hasil dari pergerakan mereka selama beberapa hari terakhir. Gibran sudah meminta Abizar membuat janji temu dengan Bima di kantor Abizar sianh ini. Gibran ingin segera menyelesaikan semua permainan kotor Bima yang sangat merugikan keponakan kesayangannya. Suami Audrey itu akan memastikan dengan mata, telinga, dan mulutnya sendiri bahwa Gea tidak akan lagi mengalami kesulitan apapun karena kelakuan di luar nuril Bima. "Bagaimana bisa dia terlambat di sebuah pertemuan bisnis?" Gibran menggerutu ketika sudah tiga pulu satu menit dirinya duduk tampan di sofa ruang kerja Abizar namun Bima belum juga datang. Di sebelah Gibran sudah ada Tian, sang asisten kepercayaan yang duduk tampan mendampinginya. Sedangkan si empunya ruangan duduk di hadapan keduanya. "Benar-benar human

  • Dendam Salah Alamat   Menyadap

    "Reksa bilang akan sangat sulit membuat Bang Izar percaya bahwa Kak Melly terlibat. Abang sangat mempercayai mantan cinta pertama Abang itu." "Melly cinta pertamamu?" Abyaz segera menginterupsi. Secepat kecepatan cahaya dia menoleh ke arah Abizar. Abyaz menatap geli pada Abizar. Setau Abyaz, selama ini Melly dan Abizar bersahabat. Ternyata oh ternyata! "Wah ... kalian terlibat friendzone?" Mungkin memang benar apa kata kebanyakan orang, persahabatan antara pria dan wanita itu tidak ada yang tanpa bumbu-bumbu asmara. Kalau tidak salah satunya yang menyimpan rasa, ya dua-duanya! "CK!" Abizar berdecak sebal. "Masa lalu!" "Siapa bilang masa lalu?" Tiara segera menyanggah ucapan Abizar. "Aku rasa sampai saat ini hal itu masih berlaku. Bedanya, kalau dulu bang Izar yang mencintai Kak Melly, sekarang sebaliknya!" "Oya?" Entah mengapa Abyaz tiba-tiba kepo. Biasanya pria itu cenderung acuh, tidak mau tau perihal apapun yang tdiak ada sangkut pautnya dengan kehidupanya. Tapi entah mengapa

  • Dendam Salah Alamat   Keterlibatan Melly

    "Reksa baru mengetahuinya dua tahun lalu.""Dua tahun lalu?" Beo Abizar. Pikirannya menghitung mundur dua tahun lalu yang dimaksud Tiara.Dua tahun lalu itu artinya tepat di tahun Reksa meninggal. "Apa saat kamu menemuinya di Jepang?"Tiara mengangguk. Mengiyakan dugaan Abizar.Itu artinya lima bulan sebelum Reksa meninggal. "Ceritakan semuanya, Ti! Ceritakan perihal pertemua kalian di Jepang saat itu. Abang harus memastikan banyak hal, dan Abang rasa pertemuanmu dan Reksa bisa membantu Abang untuk menemukan banyak petunjuk." titah Abizar pada Tiara.Tentu saja Tiara menyanggupi. Rasanya sudah waktunya dia membuka semuanya."Itu adalah pertemuan pertama kami setelah lima tahun Reksa menutup aksesnya untuk bertemu denganku maupun Gea." Saat itu memang pertama kalinya Reksa memberi izin pada Tiara untuk menemuinya. Setelah bertahun-tahun Reksa tidak pernah sekalipun menggubris permintaan Tiara, akhirnya kali itu Reksa mengiyakan permintaan salah satu sahabatnya itu. Namun dengan syarat,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status