Setelah kejadian tadi Tia memanggil Ulum keruangannya.
"Ulum kamu bisa menyetir mobil?" tanya Tia.
"Bisa Bu," jawab Ulum takut yang biasanya memanggil hanya Tia sekarang pakai Bu lagi.
"Mulai besok kamu jadi supir aku aja." kata Tia.
"Supir Bu Tia?" tanya Ulum.
"Iya apa kamu keberatan?" tanya Tia
"Tidak Bu," jawab Ulum.
"Baiklah kamu hanya mengantar aku berangkat dan pulang kerja saja." kata Tia.
"Baik Bu," kata Ulum.
"Masih untung aku nggak pecat kamu." kata Tia.
"Terimakasih Bu karena Ibu nggak pecat saya." kata Ulum.
"makanya jangan bertingkah," kata Tia. "Udah sana lanjut kerja." kata Tia.
Ulum keluar dari ruangan Tia dengan perasaan sedikit lega karena tidak dipecat.
Ulum pulang saat Fatma duduk manis diruang tamu.
"Oh suamiku udah pulang," kata Fatma. "Kok kusut amat Mas mukanya?" tanya Fatma.
"Tia mindahin aku jadi supirnya dia, gegara tadi aku bikin kesalahan." kata Ulum.
Ulum segera memakai bajunya yang berserakan dilantai."Apa yang kamu lakukan Mas? Kamu telah tidur dengan Tia?" tanya Fatma terisak."Kenapa kamu menyalahkan aku, bukannya kamu sendiri pernah selingkuh. Impas kan sekarang!" seru Ulum."Tapi aku melakukannya karena kamu tidak bekerja." kata Fatma masihbela diri."Sudah kalian pulang saja,ribut dirumah kalian jangan disini." kata Tia lalu keluar dari kamar."Ayo pulang kita selesaikan dirumah!" ajak Ulum sambil menarik tangan Fatma.Ulum sempat tersenyum kepada Tia."Pasti dia pikir kita habis melakukan itu." kata Tia.Saat Tia akan berangkat kerja dia mendapat pesan dari Pak Rt. Pak Rt menagih janji Tia untuk main berdua.Mbak Tia kapan kita bisa melakukan itu? Aku selalu ingat janji Mbak Tia, begitu pesan Pak RtIya pak nanti ku hubungi lagi (send)Ulum sudah siap didepan rumah, "Mari Bu," kata Ulum tersenyum."Aku senang akhirnya kita melakukan itu.
Pak RT dan Tia masuk kedalam kamar hotel. Susan sudah memberi kabar bahwa dia sudah sampai. Tia memberitahu nomor kamar mereka. "Pak Rt tutup mata dulu ya pakai ini saya mau kekamar mandi dulu ganti baju." kata Tia sambil menutup mata Pak Rt dengan kain. Tia menemui Susan yang sudah ada didepan kamar. "Mbak susana nanti saya transfer ya? Kalau selesai main langsung balik aja." kata Tia. Mereka masuk kedalam kamar, Pak jangan buka penutup matanya ya !" pinta Tia. Susan mulai menjalankan aksinya, Tia menunggu didepan pintu kamar. Setelah menunggu hampir 1 jam akhirnya Susana keluar. Kini Tia yang masuk kedalam. "Pak sudah selesai kita pulang yuk! Ajak Tia. Pak Rt membuka penutup matanya, dia segera memakai bajunya lalu pulang. Tia sudah mentransfer Susana sebelum Susana pergi dari hotel tadi. **** Esok harinya adalah hari libur Tia melakukan lari pagi keliling kampung. "Pak Rt sedang apa nih?" tany
Ulum tampak masih sangat ragu untuk menandatangani perjanjian tersebut. "Bagaimana Ulum bisa kamu tanda tangani?" tanya Tia. "Beri saya waktu Tia," kata Ulum. "Oke 2 hari saja aku kasih waktu kamu. Tinggal pilih jabatan atau istri kamu yang tukang selingkuh itu. Posisi yang aku tawarkan gajinya besar loh 10 juta per bulan." kata Tia. "Banyak sekali gajinya, itu beneran?" tanya Ulum. "Beneran dong," kata Tia. "Makanya kamu tinggal pilih yang mana." kata Tia. "Dua hari lagi saya akan kasih jawabannya." kata Ulum lalu pergi dari rumah Tia. Tia tersenyum puas saat melihat Ulum kebingungan. Sesampainya dirumah Ulum sudah ditunggu Fatma. "Gimana Mas? Naik jabatan kan?" tanya Fatma. "Iya tapi ada syaratnya," jawab Ulum. "Apa syaratnya Mas?" tanya Fatma antusias. "Aku harus menceraikan kamu." kata Ulum. "Apa? Cerai?" tanya Fatma kaget. "Iya itu yang diminta Tia. Aku bingung harus
"Ulum sadar ..." kata satpam menyenggol Ulum."Nggak apa-apa Mbak, Mbak karyawan baru ya kok saya baru lihat?" tanya Ulum."Saya kesini baru untuk interview Mas." jawab wanita itu."Semoga diterima disini ya Mbak." kata Ulum senang."Terimakasih Mas," jawab wanita itu lalu masuk kedalam kantor."Tuh kan ada wanita cantik jadi ngapain kamu memperjuangkan wanita yang tukang selingkuh." kata Satpam."Benar juga kata kamu." jawab Ulum."Iya lah kita kan lelaki harus punya harga diri jangan mau diinjak sama wanita." kata Satpam."Oke akan aku pertimbangkan ucapan kamu bro." kata Ulum senang."Ingat wanita cantik masih banyak." kata Satpam."Oke bro," jawab Ulum.Sepanjang perjalanan Ulum memikirkan ucapan satpam tadi pagi."Bu tadi pagi saya lihat Fatma dengan selingkuhan masuk kedalam kamar hotel." kata Ulum."Bagus kan kalian mau cerai jadi itu bisa kamu buat alasan buat menceraikan dia." kata Ti
"Mas kamu salah kan? Kita nggak cerai beneran kan?" tanya Fatma. "Aku akan menceraikan kamu." kata Ulum. "Setelah ini kamu bisa kan menikah dengan selingkuhan kamu yang kaya itu." kata Ulum. "Maksud kamu apa Mas?" tanya Fatma. "Beberapa hari yang lalu kamu dihotel melati bersama dia kan? Lalu kamu ke Bali juga bersama dia. Lalu untuk apa aku mempertahankan rumah tangga ini. Kamu berulang kali mengkhianati aku." kata Ulum. "Kamu juga mengkhianati aku Mas, kamu main kan sama Tia?" tanya Fatma. "Itu kan atas permintaan kamu agar aku mendekati Tia." kata Ulum. "Apa kamu lupa Fatma?" tanya Ulum. "Tapi...aku tidak mau cerai mas." kata Fatma. "Aku bukan pria bodoh yang mau diremehkan wanita seperti kamu." kata Ulum. "Aku minta maaf mas, tapi tolong jangan ceraikan aku." kata Fatma sedih. "Tidak ada kata maaf untuk kamu Fatma. Lagian kita belum punya anak kan jadi aku mudah melepaskan kamu." kata Ulum. "Ak
Tia sangat marah karena rumahnya berantakan dan beberapa vas bunga pecah berserakan. "Kemana ini Bu Siti dan Ulum?" tanya Tia. Tia masuk kedalam dapur, disana ada Bu Siti dan Fatma yang sedang panik. "Siapa yang bikin rumah saya berantakan?" tanya Tia. "Mas Ulum," kata Fatma. "Bilang saja kamu kok malah menyalahkan orang lain." kata Tia. "Bukan kita," kata Bu Siti. "Sudah klian bersihkan dan gantibrugi harga vas bunga yang pecah 1 juta rupiah." kata Tia. "Mahal amat vas bunga gitu aja." kata Fatma. "Kamu tuh yang nggak tahu vas bunga mahal." kata Tia. Ulum keluar dari kamarnya sambil mengucek matanya. "Mereka yang melempari saya pakai barang-barang Bu." kata Ulum. "Udah kamu bantu mereka beberes rumah ini sampai rapi." kata Tia lalu masuk kedalam kamarnya. Dengan berat hati mereka membereskan rumah Tia yang telah berantakan. "Seperti kerja rodi saja." kata Fatma.
Bu Hana menatap wajah Pak Aziz, dia terkejut dengan foto itu. "Tolong Bapak jelaskan? Apa benar itu Bapak?" tanya Bu Hana. "Iya...Ibu mau apa?" tanya Pak Aziz. "Ceraikan saja aku Pak, aku tidak mau punya suami tukang selingkuh." kata Bu Hana. Pak Aziz sangat kaget dengan ucapan Bu Hana. "Baiklah akan aku ceraikan kamu." kata Pak Aziz. "Bapak ternyata lebih memilih wanita itu." kata Bu Hana. "Iya dia lebih muda dan cantik bukan kamu yang sudah tua dan keriput." kata Pak Aziz. Bu Hana merasa sakit hati dibandingkan dengan wanita selingkuhan Pak Aziz. Dia murka lalu membanting barang-barang yang ada diruang tamu. "Marahlah aku sudah bosan punya istri seperti kamu." kata Pak Aziz. "Baiklah, aku berdoa kamu akan dihianti wanita itu juga. Mana ada wanita cantik yang mau sama kamu. Uang aja nggak punya." kata Bu Hana tidak mau kalah. "Kamu kira dia mata duitan kayak kamu, aku aja hotel dibayarin kok." k
Tia merasa ingin menampar wajah Pak Aziz yang tampak senang itu. Tia mendekati Pak Aziz lalu menariknya, "Ayo ikut saya!" ajak Tia.Pak Aziz mengikuti Tia menuju kantin kantor yang saat itu tampak sepi karena masih jam kerja."Ngapain Bapak kesini?" tanya Tia kesal."Saya hanya ingin memberitahu kalau aku udah mengajukan perceraian." kata Pak Aziz."Lewat telfon kan bisa. Apa kamu mau bikin aku malu. Ini dikantor bukan untuk membahas masalah pribadi. Kalau ingin membahas masalah pribadi kita bisa ketemu diluar." kata Tia."Apa kamu malu punya kekasih aku yang tua ini?" tanya Pak Aziz."Bukan malu tapi tempat dan waktunya tidak tepat." jawab Tia. "Kalau Papa tahu aku bisa ditegur." tambah Tia."Saya minta maaf Tia." kata Pak Aziz."Ya sudah kau pulang saja kalau mau ketemu kirim pesan dulu. Aku sibuk jadi jangan asal nemuin aku apalagi dikantor." kata Tia.Pak Aziz keluar kantin dengan perasaan kecewa karena Tia marah pad