Share

Sena Suradarma

Raksha bangkit sambil membersihkan debu yang menempel di rompi dan celananya. Perhatiannya kembali tertuju pada petugas pencatat didepannya.

“Kau ini, sudah paling tua, penampilanmu kampungan, belum lagi kau berani melawan keluarga Pancaka. Kau ini hidup darimana sih? Goa? Hutan?” sindir petugas pencatat itu dengan tatapan sinis.

“Kau ini benar-benar seperti domba yang tersesat. Buat apa kau jauh-jauh kesini meninggalkan kampungmu hanya untuk mati? Ujian kandidat pendekar pedang cahaya itu bukan sesuatu yang harus kau remehkan, orang kampung! Sudah kampungan begini kau malah menantang keluarga Pancaka! Kujamin hidupmu tidak akan tenang sebelum kau memohon ampun padanya sambil bertekuk lutut!”, lanjut petugas itu masih belum puas memaki Raksha.

Raksha hanya mengangkat bahu. Dia sudah dua kali berseteru dengan dua anggota keluarga Pancaka di hari pertama dia tiba di Udayana. Dia tidak menyangka kalau mereka begitu arogan. Lebih parahnya lagi, Prajurit Kanezka bahkan tidak datang menenga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status