Share

Pahlawan kesiangan kah?

Elin berdiri didepan gerbang Panti Asuhan tempatnya dulu dia dibesarkan, tidak terasa sekarang dia sudah dewasa. Dia masih ingat dulu dia sering bermain dengan teman-temannya yang sekarang bahkan dia sudah tidak tahu kabar dan keberadaan mereka.

Dia berjalan kedalam gerbang dan disambut dengan suasana panti yang indah dan anak panti yang sedang bermain-main dengan temannya. Dia tersenyum bahagia melihat anak-anak yang sedang bermain dengan girangnya, sampai mereka tidak tahu akan kedatangannya saat ini. Dan akhirnya anak perempuan yang rambutnya dikepang dua tidak sengaja menoleh kearah Elin dan langsung menubruk serta memeluk Elin dengan erat.

"Mbak Elin...." Teriaknya membuat anak yang lain pun ikut menoleh kearah Elin, membuat mereka pun ikut berlarian menghampiri Elin dan langsung memeluk Elin dan memberondong Elin dengan pertanyaan yang membuat Elin tersenyum geli melihatnya. Setelah Elin disalami anak panti satu persatu Elin menanyakan keberadaan bu Wati, dia tidak sabar ingin berjumpa dan menyapa Ibu Wati yang sudah dianggapnya seperti ibu kandung sendiri.

"Ibu kemana?" tanyanya sambil tersenyum melihat anak-anak yang sedang heboh berebutan oleh-oleh yang dibawa Elin.

"di ruang tamu mbak, lagi baca buku kayaknya. langsung masuk aja kedalam" jawab anak lelaki yang sedikit gendut.

"Makasih ya dik, nama kamu siapa? " tanyanya sambil mencubit pelan pipi gembul anak itu. Elin sangat menyukai pipi anak itu, kelihatan menggemaskan.

"Edi mbak" ucapnya girang sambil tersenyum membuat matanya yang cipit jadi semakin cipit membuat Elin terkekeh melihatnya.

"Ooo yaudah mbak kedalam dulu ya, ajak teman-teman kamu yang lain untuk membantu mbak membawa ini semua"

**

Elin memasuki ruang tamu dan langsung menemui Ibu wati yang sedang membaca buku,  betul kata anak itu tadi kalau Ibu Wati sedang membaca buku.  Elin pun langsung memeluk Ibu Wati dari belakang hingga yang dipeluk pun merasa terkejut dengan tingkahnya itu. Namun bu Wati terkekeh setelah tahu siapa yang memeluknya, dia sangat merindukan Elin dengan segala tingkahnya dan bu Wati juga merindukan pipi chubby anaknya ini. ya ibu Wati sudah menganggap Elin seperti anak kandungnya sendiri begitu juga Elin menganggap Ibu Wati seperti ibu Kandungnya. Maklum saja karena Elin tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang Ibu kandung namun itu tidak membuatnya patah semangat untuk menjalani hidup,  meskipun kadang terbersit rasa iri apabila Ia melihat kegiatan antara Ibu dan anak yang sedang bermain di Taman dekat kost-kostan nya.

"Ibu apa kabar? Ibu sehatkan? Elin sangat rindu Ibu" adunya setelah sesi peluk-pelukan itu selesai dan Ia pun segera menyalimi Ibu panti.

"Ibu sehat nak, kamu juga kan? Udah lama kamu gak singgah kemari Ibu sangat merindukanmu, anak-anak panti juga sangat merindukanmu. Jangan terlalu keras bekerja, ingat untuk istirahat. nanti kalau kamu sakit gimana? Lihat pipi kamu ini sudah semakin tirus saja" Jawab bu Wati tersenyum sambil mengelus surai rambut Elin.

"baguslah jika Ibu sehat, Elin juga sehat kok bu. Ibu tenang aja" jawabnya sambil menikmati elusan tangan bu Wati dikepalanya.

                               *****

Tidak terasa sudah sangat malam, Elin harus pulang karena besok masih bekerja, tidak mungkin Elin tidak bekerja karena Ia takut kena omelan Fani lagi. Elin pun berpamitan dengan Ibu Wati dan dia titip salam ke anak-anak panti, tidak mungkin dia tega membangunkan mereka yang sudah nyenyak tidur.

Jam segini memang masih ada Bus yang membawa Elin pulang kerumahnya namun nanti Elin harus sedikit berjalan kaki menapaki gang kecil karena kost'an Elin masuk gang. Meskipun jalan di gang itu sangat gelap dan sepi Elin tetap harus menjalaninya.

"Hay cantik mau kemana? " tanya pria yang sedang mabuk, kelihatan dari cara berbicaranya dan botol minuman yang sedang dipegangnya.

Elin sangat takut, Elin berjalan cepat dan menundukkan kepalanya berharap pria itu tidak mengganggu dan menghampiri nya.  Namun naas karena pria itu datang menghampiri dan mencolek tangan Elin.

"Hey Gendut sini main sama abang,  gausah sok jual mahal lu. Dasar gendut" Katanya sambil menempeleng kepala Elin.

Elin gemetaran dan sangat ketakutan. Dia gak mau mati mengenaskan seperti ini dia belum balas budi ke Ibu Wati, dia belum nikah. Jangankan nikah, dia belum pernah ciuman sama sekali. Dia gak mau mahkota yang selama ini dia jaga harus hancur karena pria mabuk sialan ini. Elin pun berpikir keras bagaimana caranya menghindar dari pria ini.

"tolong... tolong saya huhuhu" ucapnya sambil menangis, dia tahu teriakannya tadi pasti hanya sia-sia karena disini sangat sepi, gak mungkin ada yang mendengarnya. Orang yang mau lewat dari sini aja jarang karena sangkin gelapnya apalagi di malam hari.Elin menyesal karena tadi Ia memilih jalan yang satu ini, seharusnya tadi Ia memilih jalan yang satunya lagi, tapi karena keinginannya yang ingin cepat sampai rumah dan ingin menikmati kasurnya yang sama sekali tidak empuk, Elin harus mengalami kejadian sialan ini. Elin bertekad Apabila dia besok masih hidup, dia ingin pindah kost saja.

"Hehh diam gendut, lu mau teriak sekeras apa juga gak ada yang dengar. Pasrahin aja dirimu yang gendut itu sebelum kamu saya bunuh" ancamnya dan mulai menggerayangi badan Elin dan merobek bajunya hingga kancing kemejanya pun berhamburan dan memperlihatkan bahu mulus Elin.

"Buk.. Brak.. " Suara pukulan dan hantaman keras terdengar, Elin mendongak kan kepalanya dan melihat siapa malaikat yang sudah menyelamatkan nya itu.  Elin melihat pria tinggi dengan punggung yang tegap membelakanginya sambil meninju wajah pria sialan yang mau memperkosa nya tadi. Kini pria itupun mengulurkan tanggannya setelah selesai mengalahkan pria sialan tadi.

Elin hanya memandangi tangan pria tadi dan enggan menempelkan tangannya karena tatapan pria itu sangat tajam dan seperti ogah-ogahan membantu Elin.

Setelah berdiri dan membereskan kemejanya, Elin pun membungkukkan badannya berterimakasih kepada pria yang belum Elin ketahui namanya.

"Terimakasih sudah membantu saya,  saya sangat berterimakasih, karena kalau kamu tidak menolong saya,  saya tidak tahu mau bagaimana lagi" ucapnya masih sambil terisak karena sisa tangisnya yang tadi.

"Hem" ucap pria itu sambil berlalu

Elin bingung dengan sikap cuek pria yang tak dikenalnya itu, Elin tahu kalau dia adalah pria yang sangat sexy kelihatan dari tubuhnya yang gagah itu.  Tapi dia tidak harus seperti itu menanggapi ucapan terimakasihnya. Apa mungkin karena Elin gendut sehingga pria itu enggan berbicara dengan Elin, yah itu wajar sih mana mungkin ada pria yang ingin dekat dengan Elin.

"Hey tunggu, tungguin aku dong. Kamu tega banget sih ninggalin aku ditempat sepi itu, kalau ada orang jahat seperti tadi datang lagi bagaimana? Kan aku takut" ucap Elin dengan cerewetnya. Elin mengikuti pria itu dari belakang dan terus ngoceh karena ingin menghalau rasa takut dan memecahkan keheningan.

"Bruk.. " Suara tubrukan badan Elin dengan tembok, eh bukan tembok ini adalah dada pria itu. Elin sempat terkagum karena kerasnya dada pria itu pasti sangat nyaman apabila ingin bersandar di bahunya. Elin terkekeh geli dengan pikirannya sendiri dan akhirnya dia pun mendongakkan kepalanya keatas ingin melihat bagaimana rupa malaikatnya yang telah menolongnya itu.

Elin membelalakkan mata terkejut melihat siapa pria itu, dia adalah Evan mantannya Elin yang kemarin juga menabrak bahunya ketika Elin bekerja.

"Kamu" Ucapnya terkejut, dia pun cepat-cepat menyadarkan diri akan keterkejutannya dan memundurkan badannya agar tidak terlalu dekat dengan Evan.

Elin hanya bisa menudukkan kepala dan memilin jarinya gugup karena dipandangi intens oleh Evan. Dia sangat terkejut, dia kira pertemuan mereka kemarin adalah pertemuan terakhir,  ternyata Tuhan berkehendak lain dan mempertemukan mereka kembali.

"Iya aku kenapa? Kamu terkejut hem? Ucap Evan dengan nada bicaranya yang dingin hingga membuat Elin betul-betul ketakutkan, tangannya sudah berkeringat dan dingin seperti tidak dialiri darah. Ia takut karena bisa saja Evan membunuhnya disini dan menuntaskan amarahnya karena dulu Elin lah yang memutuskan Evan.

Penasaran dengan kelanjutan cerita 2E ini gak?

Maafkan apabila kalian masih menemukan typo,  maklum kalau amatiran ini adalah karya pertama aku 😊😘 tolong kritik dan saran nya ya, I LOVE YOU

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status