Share

14. Perihnya Luka

Nick dalam posisi memeluknya, spontan kantuk Nina hilang dan duduk secara tiba-tiba. Wajahnya terasa memanas, adegan tadi membuat dadanya berdebar-debar. Nick rupanya ikut terkejut dengan gerakan Nina yang tiba-tiba.

"Kenape?" tanyanya kaget, sambil mengucek-ngucek mata. 

"Oh, ehm, gak. Itu, azan." Nina pun lekas bangun dari posisinya dan lari menuju kamar mandi. 

Nina menghela napas lega. Meski sejak zaman sekolah dulu temannya lebih banyak kaum lelaki, tapi tentu saja saat ini situasinya beda. Ia belum siap menerima sentuhan dari Nick. Ia juga tidak tahu kapan akan siap, membayangkannya saja membuat Nina bergidik ngeri. 

***

Nina belum juga menuntaskan cutinya meski ia sendiri sebenarnya sudah bosan di rumah terus. 

"Mama mau ke mana?" tanyanya ketika melihat Mama berdandan rapi. 

"Mau ke rumah Tante Marina. Ada

Syifa Aim Bine

Nina dan Luka terdiam, meraba perih yang sekian lama terendap di dasar palung tak berujung. Menyesakkan dada, mungkin itulah gambaran perasaan kedua insan itu saat ini.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status