Share

Derita Istri Simpanan Pria Angkuh
Derita Istri Simpanan Pria Angkuh
Penulis: Liazta

1. Tawaran pekerjaan

"Nadira, aku ada tawaran pekerjaan untuk kamu. Lumayan gajinya gede. Kerja mulai jam 8 malam hingga jam 4 subuh," ucap Lala yang saat ini sedang melipat baju-baju yang tadi sudah di buat berantakan oleh pembeli 

"Kerja apa mulai dari jam 08.00 malam hingga jam 04.00 subuh," ucap Nadira yang memandang temannya dan mengerutkan keningnya.

"Ini pekerjaan halal kamu akan bekerja di klub malam yang mana pekerjaan ini bukan jadi wanita menggoda seperti kebanyakan atau juga pelayan di klub namun kamu akan bekerja di bagian kebersihan," ucap Lala menjelaskan.

"Bagaimana kamu tahu bahwa di sana ada pekerjaan untuk aku?* ucap Nadira. 

Lala tersenyum memandang Nadira. "Aku itu sudah lama bekerja di sana," ucap Lala yang mengecilkan suaranya.

"Kamu nggak pernah cerita," ucap Nadira yang masih menatap wajah temannya.

Iya aku malas cerita tentang masalah pekerjaan aku ini. Aku mau ngomong karena kebetulan ada pekerjaan untuk kamu. Lumayan di sana gajinya walaupun tukang bersih-bersih, perbulannya dapat tiga juta setengah," ucap Lala menjelaskan. Lala di minta oleh manajer clup mencari pekerja untuk jadi petugas kebersihan.

"Kamu nggak bohong?" tanya Nadira yang membesarkan matanya ketika mendengar apa yang disampaikan oleh Lala.

"Tentu saja enggak tapi, itu pekerjaannya cukup jorok Dira," ucap Lala.

"Jorok bagaimana?" tanya Nadira.

"Kamu bertugas membersihkan kamar mandi toilet," ucapnya.

"Membersihkan kamar mandi dan toilet aja di gaji tiga juta setengah," ucap Nadira yang sangat tidak percaya ketika mendengar apa yang diucapkan oleh temannya.

"Di sana pekerjaan yang paling tidak ingin diambil orang adalah pembersih toilet. Karena kamu tahu yang namanya di klub malam itu pelanggannya kadang pada jorok-jorok" ucap Lala memberitahu Nadira apa adanya 

"Jorok-jorok bagaimana?" tanya Nadira yang fokus dengan apa yang disampaikan temanya.

"Mereka itu hampir rata-rata orang mabuk jadi terkadang mereka masuk kedalam toilet, nggak siram bekas air seninnya. jadi ya bau pesing dan juga terkadang muntah nya juga nggak disiram. Pakai kamar mandi selepas Bab main tinggal gitu aja tanpa menyiramnya terlebih dahulu. pokoknya pekerjaannya Jorok banget makanya jarang ada yang sanggup untuk menjadi bagian pembersih toilet," ucap Lala yang terlihat jijik ketika menjelaskan tentang hal tersebut. Lala menjelaskan bagaimana beratnya menjadi petugas pembersih toilet di sana. Lala tidak ingin Nadira merasa menyesal saat mengambil pekerjaan itu.

"Aku nggak masalah pekerjaannya seperti itu, aku pasti sanggup. Gajinya sangat besar, aku bisa kirim untuk ibu di kampung. Aku bisa ngasih untuk biaya sekolah adik aku, biaya berobat ayah," ucap Nadira yang begitu sangat senang ketika mendengar nominal gaji yang kan didapat nya. Nadira sudah bisa membayangkan bagaimana bahagia nya kedua orang tuanya serta adiknya bila mendapat uang dari kirimnya. Ibunya juga bisa mencari rumah sewa yang lebih bagus dari pada rumah yang saat ini ditempati keluarganya di kampung.

"Kalau begitu bila kamu mau kita akan langsung ke sana pulang dari toko," ucap Lala

Dengan cepat Nadira mengangukan kan kepalanya. "Kamu di sana kerja bagian apa?" tanya Nadira yang memandang lala.

Lala tersenyum ketika mendengar pertanyaan dari Nadira. "Aku disana bekerja menemani para tamu," ucap Lala yang mengecilkan suaranya

Nadira hanya diam ketika mendengar ucapan temennya. Dilihat dari penampilan Lala memang terlihat bahwa Lala begitu sangat berani dalam bergaya namun Nadira tidak pernah menyangka bahwa pekerjaan sampingannya menjadi wanita penghibur .

***

Dira, aku sudah cerita dengan bang Teddy mengenai kamu. 

Teddy itu siapa apanya Nadira .

Bang Teddy orang yang bertanggung jawab dengan seluruh pekerja yang ada di sana," ucap Lala menjelaskan. Sebenarnya Lala malas sangat bila disuruh mencarikan pekerja untuk di klab namun karena bang Teddy yang memintanya maka Lala mau membantunya. 

Terus apa katanya ucap Nadira penuh harap

Bang tedi meminta agar kamu datang ke krakatau jam 06.00 sore ini terletak lala

Iya aku sudah siap ucap Nadira yang begitu sangat semangat. Ketika sudah selesai merapikan pakaian-pakaian di toko. 

Karena kamu baru mau akan bekerja maka kamu harus datang lebih cepat ucaplah Lala.

Nadira Melihat jam yang menempel di pergelangan tangannya. iya, lokasi tempat kerja nya juga jauh," ucap Nadira

Kamu ikut sama motor aku saja ucap Lala. 

Makasih ya Lala, aku sangat senang, karena Lala mau bantu aku" ucap Adelia. 

Kalau aku gak antar kamu yang ada kamu gak tau di mana lokasi nya ucap Lala. Yang berjalan menuju ke pintu keluar.  

Adelia hanya tersenyum saat mendengar ucapan temannya. Sudah ayo," ucap Adelia setelah mengunci pintu toko. 

Lala Tersenyum dan menganggukan kepalanya.

***

Motor yang di Kendari Lala berhenti di tempat hiburan malam. Di jam 6 sore seperti ini Tempat ini masih sangat kosong. 

"Apa kamu benar-benar yakin bila di dalam ada orang nya?" Tanya Nadira yang merasa takut untuk masuk ke dalam. 

"Tunggu sebentar," ucap Lala yang sedang menghubungi seseorang

"Hallo bang, Lala sudah ada di parkiran membawa orang yang mau kerja," ucap Lala.

"Masuk aja la, langsung ke ruangan Abang," ucap Teddy. 

"Oke bang," Jawab Lala yang memutuskan sambungan telepon nya 

"Kita masuk Dira, bang Teddy menunggu di dalam," ucap Lala yang kemudian berjalan meninggalkan Nadira yang masih terlihat takut-takut ketika akan masuk ke dalam ruangan

"Gak pernah datang ketempat seperti ini?" Ucap Lala yang memandang Nadira.

"Belum, ini untuk yang pertama," ucap Nadira.

Lala tertawa ngakak mendengar ucapan Nadira. "Aku hanya berpura-pura bertanya aja. Tampang seperti kamu, mana mungkin pernah masuk ke sini," ucap Lala yang tertawa ngakak.

"Aku ini orang kampung, mana mungkin bisa datang ke tempat seperti ini. Aku datang ke sini untuk bekerja," ucap Nadira yang memajukan bibirnya. 

"Kamu tahu usah mengatakan itu. Aku sudah tau," ucap Lala yang tertawa.

"La, tunggu," ucap Nadira mempercepat langkah kakinya mengejar Lala.

"Kalau kamu takut sebaiknya kamu membatalkan niat mu," ucap Lala.

Dengan cepat Nadira menggelengkan kepalanya. "Aku nggak takut," ucapnya.

Lala tersenyum dengan memiringkan bibirnya. Lala berjalan dari pintu belakang karena mama mereka para karyawan di sana tidak diperbolehkan untuk Masuk dari pintu depan.

"Kenapa tidak masuk dari pintu depan?" ucap Nadira

"Depan khusus yang bayar, kita masuk ke sini nggak bayar malah cari bayaran," ucap Lala

Nadira menganggukkan kepalanya. Lala berhenti di depan sebuah ruangan. "Ini ruangannya," ucapnya.

Dengan cepat Nadira menggelengkan kepalanya. "Temani aku masuk ke dalam," ucapnya yang memegang tangan Lala. Nadira berharap Lala mau menemaninya untuk bertemu dengan pria tersebut.

Lala menatap Nadira kemudian menganggukkan kepalanya.

"Permisi Bang ini Lala," ucap Lala yang membuka pintu kerja milik Teddy.

"Ya La cantik, masuk," ucap Teddy yang memandang Lala diambang pintu.

"Makasih bang Ted," ucap Lala masuk ke dalam ruangan Teddy yang diikuti Nadira dibelakangnya.

Teddy yang duduk di kursi kerjanya memandang Lala dan kemudian tatapannya berpindah ke Nadira. "La apa yang mau bekerja dia," ucap Teddyi memandang Lala

Lala tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Iya Bang Teddy," ucapnya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status