Share

32. Kemarahan warga

Cukup lama Nadira menangis hingga kepalanya terasa berat. Air matanya semakin menetes ketika merasakan gerak di perutnya. "Maafkan Ibu nak, ibu sudah membuat anak Ibu bangun. Kita harus kuat, seperti apapun orang menghina kita nanti." Nadira mengusap air matanya. "Apa yang harus ibu lakukan bila bertemu dengan Pak RT nanti?

Ibu lupa kalau anak Ibu masih sangat kecil. Anak ibu pasti tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Lagi pula tidak seharusnya ibu cerita seperti ini." Suara tangisnya pecah ketika menyadari bahwa tidak ada tempat mengadu untuknya. 

"Tapi Ibu harus bicara dengan siapa? 

Ibu tidak punya tempat mengadu. Hanya dengan anak ibu, ibu bisa cerita seperti ini. Ibu merasa tidak sanggup menerima hujatan dari warga di sini. Ibu takut mereka mengusir ibu. 

Ibu ingin pindah dari sini tapi, ibu sudah tidak memiliki uang. Kontrakan di tempat lain mahal-mahal, mereka juga meminta pembayaran 6 bulan minimal." Nadira diam sej

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status