Share

Feeling Seorang Ayah

Penulis: Senja Berpena
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-05 09:00:04

“Sudah kubilang padamu, jangan mengganggu rumah tangga Melvin dan Thania lagi, sialan!” teriak Evelyn dengan nada tinggi, membuyarkan keheningan sore itu.

Ia tengah membersihkan luka di pelipis Arion yang masih mengucurkan sedikit darah.

Jemarinya yang cekatan menggenggam kapas dan antiseptik, namun ekspresi wajahnya jauh dari lembut—ia muak.

Arion hanya menghela napas, menahan perih di wajahnya. “Aku emosi,” ucapnya singkat, nyaris seperti pembelaan yang tak niat ia perjuangkan.

“Aw! Sakit, Evelyn. Kau ingin menambah lukanya, hah?” Arion meringis, menghindar sedikit dari tangan Evelyn yang tanpa ampun menekan luka itu.

Evelyn menyunggingkan senyum sinis, matanya menatap datar wajah atasannya yang biasanya dingin dan tenang.

“Mau sampai kapan kau akan membuat keributan di rumah tangga mereka? Sampai Melvin tobat dan sungguh-sungguh mencintai Thania?” sindirnya tajam, menusuk ke inti masal

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Kania Putri
kamu mundur alon2 aja ini cari wanita lain evelyn mungkin mana tau ya kan. berbohong demi kebaikan agaknya di perbolehkan ya biar papa James sedikit bahagia dengan penuturan thania kalo pernikahannya bahagia
goodnovel comment avatar
Kania Putri
siapa yg bayar tagihan RS James ini Arion kah atau jangan2 malah Melvin ini masih abu2 keduanya bisa jadi target netizen wkwkw. udah sih Arion kamu buang2 tenaga cape sendiri biar kata Melvin sejahat itu tapi dr lubuk hati thania sepertinya dia tulus menyayangi Melvin ini
goodnovel comment avatar
Nining Mulyaningsi
Thania emang dulunya menyukai Melvin siapa juga yang bakalan gak suka sama c Melvin. tapi untuk sekarang keknya perasaan c Thania biasa-biasa ajja. apalagi setelah Melvin terus mengabaikannya dan sekarang sama joana
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Mencaritahu dari Davian

    “Davian?” panggil Thania seraya menghampiri dokter muda itu yang tengah merapikan jas putihnya dan bersiap meninggalkan ruang jaga. “Apakah Melvin yang melunasi tagihan rumah sakit ayahku?”Davian, yang mengenal Thania sejak awal masa perawatannya, menghentikan langkahnya. Ia menoleh dan menatap wajah Thania dengan sorot penuh pengertian.“Melvin saja tidak tahu kalau tagihannya sudah lunas, Thania.” Suaranya lembut namun tegas.“Dia baru saja hendak membayarnya tadi pagi, tapi ternyata semuanya sudah beres. Sudah ada yang lebih dulu melunasinya.”Thania mengerutkan kening, hatinya berdegup lebih cepat. “Jadi, tagihan itu sudah lunas sejak kemarin malam?” tanyanya lagi, memastikan, meski dalam hati ia sudah mulai menyusun kemungkinan-kemungkinan.Davian mengangguk. “Sepertinya begitu.” Ia menghela napas singkat sebelum menambahkan, “Melvin langsung kembali ke kantor begit

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Arion adalah Takdirnya?

    Tangis Thania pecah di depan ruang rawat ayahnya. Ia terduduk lemas di bangku tunggu, kedua tangannya menutupi wajah yang dipenuhi air mata. Isaknya menggema pelan di lorong rumah sakit yang mulai lengang.“Aku terlalu berharap, aku terlalu bodoh untuk menerima kenyataan menyakitkan ini,” lirihnya sambil menyeka air mata yang mengalir deras.Sesak yang mengimpit dadanya terasa seperti tak kunjung reda. Hatinya remuk oleh kenyataan pahit yang baru saja ia dengar dari Davian—tentang Joana, dan kebohongan besar yang disembunyikan suaminya.“Hanya tinggal menunggu waktu saja untuk menyelesaikan semuanya,” ucapnya sambil menarik napas dalam, lalu mengeluarkannya dengan berat. Ia mengambil selembar tisu dari tasnya, menghapus air mata yang terus menetes tak terkendali.Matanya menerawang ke lantai dingin rumah sakit. “Kenapa aku harus mendapat nasib buruk seperti ini, Ya Tuhan?” bisiknya nyaris tak terdengar.&ld

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Kecurigaan Davian

    “Bertengkar? Lagi?” ucap Kalen dengan nada berat, nyaris tak percaya.Davian mengangguk dengan ekspresi muram. Ia baru saja menyampaikan informasi yang ia dapat dari Regina. “Ya. Regina yang memberitahuku. Dan Regina tahu dari Evelyn, asisten pribadi Arion. Mereka bertengkar lagi, dan kali ini sampai baku hantam, Pa.”Ia mengembuskan napas panjang sambil menggelengkan kepala, menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Suasana di ruang kerja Kalen terasa sesak meski tak ada suara selain mereka berdua.Kalen menggaruk rambutnya dengan kesal, wajahnya menunjukkan rasa frustrasi yang semakin menumpuk.“Sampai kapan mereka akan berseteru seperti ini? Kalau memang Arion menyukai Thania sejak lama, seharusnya dia ungkapkan saat itu juga—bukan sekarang, ketika semuanya sudah terlambat.”Matanya menerawang ke luar jendela seolah berharap menemukan jawaban di balik bayang-bayang pohon dan langit mendung.Suasana hati Kalen memang sedang kacau, dan konflik dua pria muda itu hanya memperkeruhnya.D

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Tiket Bulan Madu

    Begitu tiba di rumah, Melvin langsung menyerahkan selembar tiket pesawat kepada Thania. Wajah wanita itu terlihat kebingungan saat menerima kertas yang dilipat rapi tersebut.“A—apa ini?” tanyanya, dahi berkerut, matanya menatap tak percaya pada tiket yang kini berada di tangannya.“Tiket pesawat untuk terbang besok. Kita akan pergi ke Hawaii, sesuai dengan permintaan Papa,” jawab Melvin dengan suara datar dan nada tak ingin dibantah.Tidak ada basa-basi, tidak ada senyum, hanya sebuah pernyataan yang terdengar seperti perintah.Mata Thania membola. Ia bahkan sempat terpaku beberapa detik. “Apa aku tidak salah dengar? Kita … akan pergi bulan madu? Aku sudah menolaknya, Melvin,” protesnya, nada suaranya meninggi, disertai dengan sorot mata yang tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Melvin menatap Thania dengan tatapan dingin. “Kau pikir aku mau?” balasnya tajam.“Aku terpaksa melakukan ini agar Papa tidak curiga pada kita, Thania!” Nada suaranya meninggi, menunjukkan betapa kesaln

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Debat di Tempat Bulan Madu

    Begitu tiba di Hawaii, Thania dan Melvin langsung disambut oleh udara hangat khas tropis yang berpadu dengan semilir angin laut yang menenangkan.Langit biru membentang tanpa cela, berpadu sempurna dengan lautan yang berkilauan diterpa cahaya matahari.Di sepanjang jalan menuju penginapan, deretan pohon kelapa melambai-lambai seolah menyambut kedatangan mereka.Melvin sengaja memilih sebuah vila privat yang letaknya agak terpencil dari keramaian. Ia memang tidak suka tempat yang penuh sesak dengan turis.Bukan hanya karena sifatnya yang tertutup, tapi juga karena ia ingin meminimalkan kemungkinan bertemu orang yang tak diinginkan.Apalagi ini adalah bulan madu pura-pura yang tak ingin ia jalani lebih dari sekadar formalitas.Setelah sopir vila membukakan pintu dan menurunkan koper-koper mereka, Thania melangkah masuk dengan hati yang masih belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan.Namun, matanya langsung terpukau ketika melihat bagian dalam vila yang elegan dan hangat.Nuansa kayu, ar

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Ceraikan Aku

    “Itu urusanku,” ucap Melvin dengan nada dingin dan penuh penekanan.Thania mengerutkan keningnya. Ucapan itu terasa asing, dingin, dan begitu memotong. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan emosi yang mulai menggelegak di dada.Sikap Melvin akhir-akhir ini memang sulit dipahami. Seolah ada banyak rahasia yang ia simpan rapat-rapat dan enggan dibagi, bahkan dengan wanita yang kini menyandang status sebagai istrinya.“Memangnya kau tidak akan menceraikanku?” tanya Thania, suaranya nyaris seperti bisikan.Ia lalu membuang muka, tidak sanggup menatap wajah Melvin karena takut melihat jawaban yang akan lebih menyakitkan dari perkataan.Ucapan itu seketika membuat Melvin menoleh cepat. Pandangannya menajam, rahangnya mengeras, dan sorot matanya menyala penuh kemarahan. Ia melangkah maju satu langkah, menatap Thania nyalang.“Berani sekali kau berucap seperti itu! Kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja?” ucapnya tajam.Thania menghela napas, mencoba tetap tenang meski hatinya gem

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-07
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Sentuhan Liar dan Menyakitkan

    Mata Melvin langsung menyala. Sorot tajamnya berubah menjadi bara yang membakar amarah dalam dirinya. Napasnya memburu, dadanya naik turun tidak beraturan.“Lalu, kau akan bersama dengan Arion? Begitu?!” pekiknya keras, membuat udara dalam vila seketika terasa sesak.Thania menghela napas panjang, tangannya mengepal di sisi tubuh, menahan emosi yang terus menggelora dalam dada.Suaranya tenang namun tajam seperti belati ketika ia menjawab, “Kalau memang dia adalah takdirku, kenapa tidak? Bahkan dia jauh lebih baik darimu.”Ucapannya itu seperti cambuk yang menghantam keras ke arah Melvin. Rahangnya mengeras, matanya semakin gelap.Tangan Melvin mengepal kuat, seolah hendak menghantam apa pun yang ada di hadapannya—tembok, meja, bahkan mungkin dirinya sendiri. Amarah itu begitu kentara, seakan hanya menunggu detik untuk meledak.Sementara Thania tetap berdiri tegak. Ia tampak lelah, tapi tekadnya bulat. “Kau mau apa? Aku akan turuti, asalkan lepaskan aku. Atau mungkin kau ingin memperm

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-07
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Ada Sedikit Penyesalan

    Isak tangis Thania masih terdengar samar meski punggungnya membelakangi Melvin. Suaranya yang lirih dan teredam bantal menyayat hati, namun Melvin hanya bisa menatap punggung wanita itu dalam diam.Ia tak punya keberanian untuk menyentuh atau bahkan menenangkannya. Yang bisa ia lakukan hanya merebahkan tubuhnya perlahan di sisi Thania, menjaga jarak namun tetap dekat.Ia memejamkan matanya, satu tangannya memijat pelipis yang terasa berdenyut keras. Kesalahan besar. Ia tahu itu.Ia telah melukai wanita yang bahkan tidak pernah meminta untuk ada dalam kehidupan rumitnya. Dan kini, Thania pasti semakin membencinya.Tiba-tiba terdengar suara notifikasi dari ponsel yang tergeletak di atas nakas.Ting!Melvin membuka matanya, menoleh, lalu meraih ponsel itu. Layar menampilkan sebuah pesan singkat dari Joana:Joana: Melvin. Kenapa harus pergi selama dua minggu lamanya? Aku baru tiba dan kau harus pergi begitu lama. Aku akan merindukanmu lagi.Melvin membaca pesan itu tanpa ekspresi. Jarinya

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-07

Bab terbaru

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Ada Sedikit Penyesalan

    Isak tangis Thania masih terdengar samar meski punggungnya membelakangi Melvin. Suaranya yang lirih dan teredam bantal menyayat hati, namun Melvin hanya bisa menatap punggung wanita itu dalam diam.Ia tak punya keberanian untuk menyentuh atau bahkan menenangkannya. Yang bisa ia lakukan hanya merebahkan tubuhnya perlahan di sisi Thania, menjaga jarak namun tetap dekat.Ia memejamkan matanya, satu tangannya memijat pelipis yang terasa berdenyut keras. Kesalahan besar. Ia tahu itu.Ia telah melukai wanita yang bahkan tidak pernah meminta untuk ada dalam kehidupan rumitnya. Dan kini, Thania pasti semakin membencinya.Tiba-tiba terdengar suara notifikasi dari ponsel yang tergeletak di atas nakas.Ting!Melvin membuka matanya, menoleh, lalu meraih ponsel itu. Layar menampilkan sebuah pesan singkat dari Joana:Joana: Melvin. Kenapa harus pergi selama dua minggu lamanya? Aku baru tiba dan kau harus pergi begitu lama. Aku akan merindukanmu lagi.Melvin membaca pesan itu tanpa ekspresi. Jarinya

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Sentuhan Liar dan Menyakitkan

    Mata Melvin langsung menyala. Sorot tajamnya berubah menjadi bara yang membakar amarah dalam dirinya. Napasnya memburu, dadanya naik turun tidak beraturan.“Lalu, kau akan bersama dengan Arion? Begitu?!” pekiknya keras, membuat udara dalam vila seketika terasa sesak.Thania menghela napas panjang, tangannya mengepal di sisi tubuh, menahan emosi yang terus menggelora dalam dada.Suaranya tenang namun tajam seperti belati ketika ia menjawab, “Kalau memang dia adalah takdirku, kenapa tidak? Bahkan dia jauh lebih baik darimu.”Ucapannya itu seperti cambuk yang menghantam keras ke arah Melvin. Rahangnya mengeras, matanya semakin gelap.Tangan Melvin mengepal kuat, seolah hendak menghantam apa pun yang ada di hadapannya—tembok, meja, bahkan mungkin dirinya sendiri. Amarah itu begitu kentara, seakan hanya menunggu detik untuk meledak.Sementara Thania tetap berdiri tegak. Ia tampak lelah, tapi tekadnya bulat. “Kau mau apa? Aku akan turuti, asalkan lepaskan aku. Atau mungkin kau ingin memperm

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Ceraikan Aku

    “Itu urusanku,” ucap Melvin dengan nada dingin dan penuh penekanan.Thania mengerutkan keningnya. Ucapan itu terasa asing, dingin, dan begitu memotong. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan emosi yang mulai menggelegak di dada.Sikap Melvin akhir-akhir ini memang sulit dipahami. Seolah ada banyak rahasia yang ia simpan rapat-rapat dan enggan dibagi, bahkan dengan wanita yang kini menyandang status sebagai istrinya.“Memangnya kau tidak akan menceraikanku?” tanya Thania, suaranya nyaris seperti bisikan.Ia lalu membuang muka, tidak sanggup menatap wajah Melvin karena takut melihat jawaban yang akan lebih menyakitkan dari perkataan.Ucapan itu seketika membuat Melvin menoleh cepat. Pandangannya menajam, rahangnya mengeras, dan sorot matanya menyala penuh kemarahan. Ia melangkah maju satu langkah, menatap Thania nyalang.“Berani sekali kau berucap seperti itu! Kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja?” ucapnya tajam.Thania menghela napas, mencoba tetap tenang meski hatinya gem

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Debat di Tempat Bulan Madu

    Begitu tiba di Hawaii, Thania dan Melvin langsung disambut oleh udara hangat khas tropis yang berpadu dengan semilir angin laut yang menenangkan.Langit biru membentang tanpa cela, berpadu sempurna dengan lautan yang berkilauan diterpa cahaya matahari.Di sepanjang jalan menuju penginapan, deretan pohon kelapa melambai-lambai seolah menyambut kedatangan mereka.Melvin sengaja memilih sebuah vila privat yang letaknya agak terpencil dari keramaian. Ia memang tidak suka tempat yang penuh sesak dengan turis.Bukan hanya karena sifatnya yang tertutup, tapi juga karena ia ingin meminimalkan kemungkinan bertemu orang yang tak diinginkan.Apalagi ini adalah bulan madu pura-pura yang tak ingin ia jalani lebih dari sekadar formalitas.Setelah sopir vila membukakan pintu dan menurunkan koper-koper mereka, Thania melangkah masuk dengan hati yang masih belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan.Namun, matanya langsung terpukau ketika melihat bagian dalam vila yang elegan dan hangat.Nuansa kayu, ar

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Tiket Bulan Madu

    Begitu tiba di rumah, Melvin langsung menyerahkan selembar tiket pesawat kepada Thania. Wajah wanita itu terlihat kebingungan saat menerima kertas yang dilipat rapi tersebut.“A—apa ini?” tanyanya, dahi berkerut, matanya menatap tak percaya pada tiket yang kini berada di tangannya.“Tiket pesawat untuk terbang besok. Kita akan pergi ke Hawaii, sesuai dengan permintaan Papa,” jawab Melvin dengan suara datar dan nada tak ingin dibantah.Tidak ada basa-basi, tidak ada senyum, hanya sebuah pernyataan yang terdengar seperti perintah.Mata Thania membola. Ia bahkan sempat terpaku beberapa detik. “Apa aku tidak salah dengar? Kita … akan pergi bulan madu? Aku sudah menolaknya, Melvin,” protesnya, nada suaranya meninggi, disertai dengan sorot mata yang tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Melvin menatap Thania dengan tatapan dingin. “Kau pikir aku mau?” balasnya tajam.“Aku terpaksa melakukan ini agar Papa tidak curiga pada kita, Thania!” Nada suaranya meninggi, menunjukkan betapa kesaln

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Kecurigaan Davian

    “Bertengkar? Lagi?” ucap Kalen dengan nada berat, nyaris tak percaya.Davian mengangguk dengan ekspresi muram. Ia baru saja menyampaikan informasi yang ia dapat dari Regina. “Ya. Regina yang memberitahuku. Dan Regina tahu dari Evelyn, asisten pribadi Arion. Mereka bertengkar lagi, dan kali ini sampai baku hantam, Pa.”Ia mengembuskan napas panjang sambil menggelengkan kepala, menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Suasana di ruang kerja Kalen terasa sesak meski tak ada suara selain mereka berdua.Kalen menggaruk rambutnya dengan kesal, wajahnya menunjukkan rasa frustrasi yang semakin menumpuk.“Sampai kapan mereka akan berseteru seperti ini? Kalau memang Arion menyukai Thania sejak lama, seharusnya dia ungkapkan saat itu juga—bukan sekarang, ketika semuanya sudah terlambat.”Matanya menerawang ke luar jendela seolah berharap menemukan jawaban di balik bayang-bayang pohon dan langit mendung.Suasana hati Kalen memang sedang kacau, dan konflik dua pria muda itu hanya memperkeruhnya.D

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Arion adalah Takdirnya?

    Tangis Thania pecah di depan ruang rawat ayahnya. Ia terduduk lemas di bangku tunggu, kedua tangannya menutupi wajah yang dipenuhi air mata. Isaknya menggema pelan di lorong rumah sakit yang mulai lengang.“Aku terlalu berharap, aku terlalu bodoh untuk menerima kenyataan menyakitkan ini,” lirihnya sambil menyeka air mata yang mengalir deras.Sesak yang mengimpit dadanya terasa seperti tak kunjung reda. Hatinya remuk oleh kenyataan pahit yang baru saja ia dengar dari Davian—tentang Joana, dan kebohongan besar yang disembunyikan suaminya.“Hanya tinggal menunggu waktu saja untuk menyelesaikan semuanya,” ucapnya sambil menarik napas dalam, lalu mengeluarkannya dengan berat. Ia mengambil selembar tisu dari tasnya, menghapus air mata yang terus menetes tak terkendali.Matanya menerawang ke lantai dingin rumah sakit. “Kenapa aku harus mendapat nasib buruk seperti ini, Ya Tuhan?” bisiknya nyaris tak terdengar.&ld

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Mencaritahu dari Davian

    “Davian?” panggil Thania seraya menghampiri dokter muda itu yang tengah merapikan jas putihnya dan bersiap meninggalkan ruang jaga. “Apakah Melvin yang melunasi tagihan rumah sakit ayahku?”Davian, yang mengenal Thania sejak awal masa perawatannya, menghentikan langkahnya. Ia menoleh dan menatap wajah Thania dengan sorot penuh pengertian.“Melvin saja tidak tahu kalau tagihannya sudah lunas, Thania.” Suaranya lembut namun tegas.“Dia baru saja hendak membayarnya tadi pagi, tapi ternyata semuanya sudah beres. Sudah ada yang lebih dulu melunasinya.”Thania mengerutkan kening, hatinya berdegup lebih cepat. “Jadi, tagihan itu sudah lunas sejak kemarin malam?” tanyanya lagi, memastikan, meski dalam hati ia sudah mulai menyusun kemungkinan-kemungkinan.Davian mengangguk. “Sepertinya begitu.” Ia menghela napas singkat sebelum menambahkan, “Melvin langsung kembali ke kantor begit

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Feeling Seorang Ayah

    “Sudah kubilang padamu, jangan mengganggu rumah tangga Melvin dan Thania lagi, sialan!” teriak Evelyn dengan nada tinggi, membuyarkan keheningan sore itu.Ia tengah membersihkan luka di pelipis Arion yang masih mengucurkan sedikit darah.Jemarinya yang cekatan menggenggam kapas dan antiseptik, namun ekspresi wajahnya jauh dari lembut—ia muak.Arion hanya menghela napas, menahan perih di wajahnya. “Aku emosi,” ucapnya singkat, nyaris seperti pembelaan yang tak niat ia perjuangkan.“Aw! Sakit, Evelyn. Kau ingin menambah lukanya, hah?” Arion meringis, menghindar sedikit dari tangan Evelyn yang tanpa ampun menekan luka itu.Evelyn menyunggingkan senyum sinis, matanya menatap datar wajah atasannya yang biasanya dingin dan tenang.“Mau sampai kapan kau akan membuat keributan di rumah tangga mereka? Sampai Melvin tobat dan sungguh-sungguh mencintai Thania?” sindirnya tajam, menusuk ke inti masal

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status