Home / Rumah Tangga / Derita Istri Tak Diinginkan / S2: Simpan Dulu Kalimatku itu

Share

S2: Simpan Dulu Kalimatku itu

Author: Senja Berpena
last update Huling Na-update: 2025-07-29 11:01:38

Arion terus membantu Evelyn merapikan semua barang yang ternyata tidak banyak, hanya beberapa helai pakaian dan alat make up yang mungkin sudah berdebu sejak tiga hari yang lalu tidak disentuh sedikit pun oleh Evelyn.

Melihat keadaan wanita yang secara diam dicintai itu hati Arion terasa nyeri, pria itu pun sabar menunggu Evelyn membereskan peralatan pribadi yang tidak ingin disentuhnya. Setelah semua selesai, mereka berdua pun bersiap keluar dari kontrakan kumuh itu.

"Apakah aku tidak akan merepotkanmu, Arion?" Kembali suara Evelyn mengeluh, ia merasa tidak nyaman dengan keadaannya yang telah berbadan dua bersama pria mapan yang jomblo.

Arion menoleh sesaat melihat mimik wajah Evelyn, bibirnya melengkung menambahkan kadar ketampanan hingga membuat Evelyn termangu menatap keindahan itu.

'Mengapa baru sekarang dadaku berdebar? Tidak. Aku tidak boleh miliki rasa ini,' batin Evelyn.

"Ada apa? Kau tak perlu bimbang untuk hal ini. Semua pasti akan baik-baik saja." Arion menjawab tanpa meno
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
yesi rahmawati
Arion panik banget saat Evelyn lompat padahal itu bukan anaknya sendiri. Sesayang itu dia sama Evelyn
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Derita Istri Tak Diinginkan   S2: Pertanyaan dari Arion

    Udara dingin pagi hari tidak membuat Evelyn bergerak dari balkon, ia masih menerawang melihat jauh ke depan.Otaknya bergerak liar mengingat peristiwa kemarin saat Arion berkata untuk mengajaknya menikah. Beberapa saat kemudian ia merasakan adanya pergerakan dari belakang. Selembar selimut membungkus bahunya yang memang terbuka."Tidak baik membuka punggung di udara sedingin ini, Evelyn." Suara serak khas orang bangun tidur menyapa telinga Evelyn membuat wanita itu berbalik badan lalu memasang senyum manis begitu dilihatnya Arion yang berbuat itu."Aku tidak apa, hanya ingin merasakan udara segar dengan aroma bunga," jawab Evelyn."Bagaimana dengan ajakanku kemarin?"Tiba-tiba Arion mengungkap lagi niatnya kemarin membuat Evelyn merubah wajah menjadi gelap dan pria itu paham bahwa suasana hati wanita hamil sering berganti tanpa sebab. Bahkan sering tidak baik."Cari bahasan lain saja, Arion. Aku ingin masuk kerja," balas Evelyn.Arion menghela napas panjang, ia tidak kecewa dengan jaw

  • Derita Istri Tak Diinginkan   S2: Menikahlah denganku!

    "Semua sudah aku siapkan di meja makan, segeralah bersiap untuk makan lebih dulu, Evelyn!" kata Arion yang sudah berdiri lagi di ambang pintu kamar tamu.Evelyn tengadah menatap Arion, bibirnya tersenyum dan bergerak pelan, "Iya, sedikit lagi semua selesai.""Aku tunggu di sini."Arion berdiri di dinding sambil melihat semua aktifitas Evelyn dalam menata barang bawaannya yang di tata di atas meja rias. Kedua tangannya masuk ke saku celana, wajah datarnya terus tertuju pada wanita yang telah lama mengisi ruang dalam hati."Akhirnya selesai juga semua, ayo aku sudah siap!" ajak Evelyn sambil mengulurkan tangannya mengharap akan disambut hangat oleh Arion.Akan tetapi pria itu tetap diam lalu melangkah lebih dulu agar ada ruang untuk Evelyn keluar dari kamar itu, sementara Evelyn untuk sejenak menatap penuh tanya dengan sikap Arion yang berubah tiba-tiba.Dengan napas sedikit berat, akhirnya Evelyn pun mengikuti langkah Arion menuju ke meja makan."Duduklah, biar kuambilkan makanannya."

  • Derita Istri Tak Diinginkan   S2: Simpan Dulu Kalimatku itu

    Arion terus membantu Evelyn merapikan semua barang yang ternyata tidak banyak, hanya beberapa helai pakaian dan alat make up yang mungkin sudah berdebu sejak tiga hari yang lalu tidak disentuh sedikit pun oleh Evelyn.Melihat keadaan wanita yang secara diam dicintai itu hati Arion terasa nyeri, pria itu pun sabar menunggu Evelyn membereskan peralatan pribadi yang tidak ingin disentuhnya. Setelah semua selesai, mereka berdua pun bersiap keluar dari kontrakan kumuh itu."Apakah aku tidak akan merepotkanmu, Arion?" Kembali suara Evelyn mengeluh, ia merasa tidak nyaman dengan keadaannya yang telah berbadan dua bersama pria mapan yang jomblo.Arion menoleh sesaat melihat mimik wajah Evelyn, bibirnya melengkung menambahkan kadar ketampanan hingga membuat Evelyn termangu menatap keindahan itu.'Mengapa baru sekarang dadaku berdebar? Tidak. Aku tidak boleh miliki rasa ini,' batin Evelyn."Ada apa? Kau tak perlu bimbang untuk hal ini. Semua pasti akan baik-baik saja." Arion menjawab tanpa meno

  • Derita Istri Tak Diinginkan   S2: Mengajak Evelyn Pindah Tempat Tinggal

    “Entahlah. Aku belum memikirkan tentang masa depan, Arion. Tapi, aku tidak akan membuang bayi ini meski Johan tidak akan mengakuinya,” ucap Evelyn dengan suara lirih, nyaris seperti bisikan yang tertelan oleh angin malam yang masuk lewat jendela rusak di sudut kamarnya.Arion menatap wanita di depannya itu dengan perasaan yang campur aduk. Perih, marah, dan iba bercampur menjadi satu.Evelyn, gadis yang dulu ceria, yang senyumnya mampu mencerahkan ruangan mana pun, kini berdiri di hadapannya seperti bayangan dari masa lalu yang retak.Matanya mengembara ke sekeliling kamar kontrakan itu—temboknya lembap, catnya mengelupas, dan satu-satunya lampu neon di langit-langit memancarkan cahaya redup berkelap-kelip.“Sudah berapa bulan usianya?” tanya Arion dengan pelan.Evelyn menunduk dan menatap perutnya yang masih rata seakan mencoba merasakan denyut kecil kehidupan di dalam sana.Ia menelan salivanya lalu mengangkat wajahnya dan menatap Arion dengan mata berkaca. “Delapan minggu, alias ba

  • Derita Istri Tak Diinginkan   S2: Datang ke Kontrakan Evelyn

    Arion berdiri di depan sebuah pintu kontrakan kecil di pinggiran kota New York, menatap bilik yang tampak kumuh dan jauh dari standar tempat tinggal seorang wanita seprofesional Evelyn.Telah tiga hari wanita itu menghilang tanpa kabar. Telepon tak diangkat, pesan tak dibalas. Bahkan, rekan-rekan di kantor pun tak tahu apa-apa.Arion merasa tidak tenang sejak pagi tadi, dan dorongan hatinya membawa langkahnya kemari—ke tempat yang dulu secara tak sengaja disebut Evelyn sebagai “tempat darurat.”Ia mengetuk pintu dengan pelan, menunggu dengan harap-harap cemas.“Evelyn?” panggil Arion dengan suara seraknya karena udara dingin di sana.Tidak ada jawaban. Hanya suara gemericik air hujan yang menemani.Ia mengetuk sekali lagi dan kali ini lebih keras. “Evelyn! Ini aku, Arion. Kumohon, buka pintunya. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja. Evelyn?” panggilnya lagi.Masih tidak ada sahutan.Arion menghela napas panjang, lalu menempelkan telapak tangannya pada pintu kayu yang lembap.

  • Derita Istri Tak Diinginkan   S2: Tidak Masuk dalam Tiga Hari

    “Evelyn belum masuk kantor?” tanya Arion dengan dahi berkerut, tatapannya mengarah pada Luna—salah satu staf administrasi yang menggantikan posisi Evelyn selama tiga hari terakhir.Luna menggeleng pelan, menundukkan kepala seperti merasa bersalah karena tak mampu memberi kabar lebih. “Belum, Tuan. Aku sudah mencoba menghubunginya, tapi tidak dia angkat sampai saat ini.”Arion mendengus pelan. Ia menyandarkan punggung ke sofa yang berada di lorong depan, lalu memijat pelipisnya sejenak.“Apa yang sebenarnya terjadi padanya?” gumamnya lirih, seakan berbicara pada dirinya sendiri.Hatinya diliputi rasa tak tenang, sesuatu tentang absennya Evelyn terasa ganjil. Wanita itu dikenal sangat profesional, bahkan saat sedang sakit pun biasanya ia tetap mengabari secara rutin. Tapi sekarang, seolah ditelan bumi.Arion bangkit, langkahnya panjang dan cepat menuju ruang kerja. Suara sepatu pantofelnya bergema pelan di sepanjang koridor marmer.Setibanya di dalam, ia duduk di kursi kulit berwarna hi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status