Share

Kesalahpahaman

“Selamat malam, Mrs. Rayhan, ada yang bisa kami bantu?” sapa General Manager hotel dengan sopan.

“Saya ingin menemui anak saya yang sedang menginap di hotel ini.”

“Boleh saya tau nomor kamarnya?”

“1818.”

“Suite room di lantai 18. Baiklah saya akan antarkan anda kesana,” tawar sang General Manager, berusaha memberi pelayanan terbaik pada tamunya.

“Tidak perlu. Bantu akses lift saja!”

“Baik.”

Mrs. Rayhan yang tidak lain adalah mommy Carol melangkah tegas hendak memastikan informasi yang didapatnya hampir 30 menit yang lalu. Apakah benar putra sulungnya itu tidur di kamar hotel dengan wanita? Wanita mana pula? Dan seperti apa?

Dengan tidak sabar mommy Carol memencet bel dan saat pintu terbuka dirinya langsung merangsek masuk, tidak mempedulikan kekagetan putranya. Dugaannya semakin menguat saat melihat putranya tampil topless tanpa pakaian! Hanya celana panjangnya saja yang masih dikenakannya itu.

Semakin masuk ke dalam, mommy Carol menemukan seorang gadis berwajah polos dan sedang menatapnya bingung. Rafael melangkah mengekori mommynya.

“Mom! Mommy kenapa bisa datang kesini?”

“Tuan? Mana dress untuk saya?” tanya Kirei polos.

Karena bukannya pegawai hotel yang muncul untuk mengantar dress tapi malah seorang ibu yang tampak begitu cantik meski usianya sudah tidak muda lagi dan tampil begitu elegan, menunjukkan kelasnya yang sudah pasti dari kelas atas. Bukan orang sembarangan. Pasti kaum elite!

“Rafael! Sejak kapan kamu berkelakuan nakal seperti ini? Bagaimana bisa kamu membawa seorang gadis ke hotel? Bagaimana kalau para pencari berita memergoki kamu?!” omel mommy Carol membuat Rafael semakin pusing.

“Mom! Ini tidak seperti yang Mommy pikirkan. Kami tidak melakukan apa-apa!”

Kirei yang mulai memahami kalau yang ada di depannya adalah ibu dari sang pria menjengkelkan itu berusaha menjelaskan juga.

“Benar, Nyonya. Ini tidak seperti yang anda pikirkan. Kami tidak melakukan apapun. Saya murni hanya membantu teman dari tuan ini untuk memapahnya tadi. Karena saat di tempat karaoke tuan Rafael sudah tidak sadar karena terlalu mabuk.”

“Benar apa yang dikatakan gadis ini, Mom.”

“Lalu kenapa kamu tidak pakai baju? Dan kenapa gadis ini hanya mengenakan kimono?” cecar mommy Carol masih tidak menerima alasan mereka berdua begitu saja! Apalagi melihat kondisi mereka yang begitu mencurigakan!

“Itu karena….”

Rafael belum selesai menjelaskan saat pandangan mommy Carol tertumbuk pada seprei putih di ranjang yang terkena percikan wine tadi hingga menyebabkan warna merah pekat yang tampak begitu jelas membuat wanita paruh baya itu semakin salah paham dengan putranya sendiri!

“Astaga! Ya Tuhan! Jangan pernah kamu berani membohongi Mommy, Rafael! Bagaimana bisa kalian tidak melakukan apapun tapi ada noda darah disitu? Kamu telah merenggut kegadisannya?” tuduh mommy Carol membuat Rafael terkaget karena tuduhan mommynya itu.

“Apa? Aku tidak….”

“Kami tidak…”

Penjelasan Kirei dan Rafael terpotong begitu saja dengan ucapan mommy Carol yang seolah tidak terbantahkan.

“Tidak apa? Kamu masih berani menyangkalnya? Bukti sudah ada di depan mata dan kamu masih mengelak? Apa Mommy dan Daddy pernah mengajarkan kamu untuk menjadi seorang pengecut?!”

“Tapi kami sungguh tidak melakukannya, Mom!”

“Jangan bohong! Darah itu sudah menjadi bukti nyata kalau kamu sudah mengambil keperawanannya, Rafael!”

“Nyonya! Bukan seperti itu. Sungguh!” sela Kirei dengan wajah pucat saat menyadari kalau dirinya sudah disalahpahami seperti ini.

“Kamu jangan menutupinya lagi, Sayang. Ngomong-ngomong nama kamu siapa?”

“Saya Kirei, Nyonya.”

“Kirei? Hmm… nama yang cantik seperti wajah kamu yang juga cantik.”

“Ahh! Terima kasih, Nyonya,” jawab Kirei gugup.

“Tapi Nyonya kami sungguh tidak melakukan apapun,” ucap Kirei lagi berusaha membersihkan nama baiknya. Kirei tidak mau dianggap wanita gampangan yang dengan mudahnya tidur dengan pria asing! Meski memerlukan uang tapi Kirei tidak serendah itu!

“Sudahlah, kamu tidak perlu menutupinya lagi. Pasti pria ini yang sudah mengancam kamu hingga kamu harus berkata seperti itu. Tapi Mommy lebih percaya dengan bukti yang ada di depan mata,” jawab mommy Carol membuat Kirei mendesah frustasi. Matanya melirik kearah Rafael dengan pandangan memelas, berharap pria itu dapat membantunya keluar dari kesalahpahaman yang begitu memalukan ini!

“Mom….”

“Sudah! Jangan katakan apapun lagi. Mommy sudah putuskan kalau kamu harus menikahi Kirei, Rafael!”

“A… apa? Menikah? Tidak mau!” tolak Kirei langsung dengan tegas tanpa berpikir, membuat Rafael memicingkan mata dengan kesal. Tersinggung karena langsung ditolak mentah-mentah oleh Kirei!

Bukan berarti Rafael menyetujui ide pernikahan dari mommynya tapi tetap saja saat mendengar penolakan Kirei harga diri Rafael langsung seperti diinjak-injak. Hello! Dirinya adalah Rafael, dokter tampan dengan wajah blasteran yang digandrungi oleh para wanita dan gadis di hadapannya ini menolak dirinya begitu saja? Sudah gilakah gadis itu?

“Nyonya, saya tidak ingin menikah apalagi dengan pria yang tidak saya kenal.”

“Tapi kalian harus tetap menikah! Bagaimana kalau ada anak dari hubungan kalian malam ini?”

‘Ya Tuhan! Hubungan apa? Kami bahkan tidak melakukan apapun!’ erang Kirei frustasi meski hanya dalam hati.

“Mom, aku tidak bisa menikahi Kirei. Mommy tau sendiri kalau aku sudah memiliki seorang kekasih. Bagaimana bisa aku menikah dengan gadis lain?”

“Mommy tidak peduli! Siapa suruh kamu meniduri dan merenggut kegadisan Kirei! Jadi kamu harus bertanggung jawab dan menikahinya!”

“Argh!”

Rafael mengerang frustasi saat mommynya lagi-lagi membahas mengenai hal itu. Harus dijelaskan seperti apa lagi agar mommynya percaya kalau dirinya dan Kirei tidak melakukan hal itu? Ya Tuhan! Rafael masih perjaka tulen dan belum pernah menyentuh gadis manapun meski usianya sudah lebih dari 30 tahun! Berani sumpah demi apapun juga!

Rafael sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau ia hanya akan melakukan hubungan itu dengan istrinya sendiri nanti! Tapi bagaimana cara meyakinkan mommynya kalau tidak ada hal yang terjadi dengan mereka?

Padahal Rafael dan Kirei sudah berusaha menjelaskan tapi mommynya menolak semua penjelasan mereka! Semua ini gara-gara wine sialan itu! Jika tidak ada noda wine itu pasti urusannya tidak akan menjadi serumit ini. Sekarang bagaimana? Apa yang harus dilakukannya?

Kirei menatap Rafael dengan pandangan memelas, sarat akan keputusasaan membuat Rafael menjadi tidak tega, merasa iba seketika.

“Mom, kita tidak bisa memaksakan pernikahan ini pada Kirei. Mommy lihat sendiri kalau Kirei menolak pernikahan ini mentah-mentah,” bujuk Rafael mulai melunak.

“Tapi kamu tetap harus bertanggung jawab, Rafael.”

“Nyonya, tapi sungguh di antara kami tidak terjadi hal apapun,” jelas Kirei lirih, mulai merasa lelah.

“Tapi….”

Ucapan mommy Carol terputus saat bel kamar kembali berbunyi, terpaksa Rafael membuka pintu dan menemukan salah satu karyawan hotel menyodorkan dress baru yang tadi diminta oleh Rafael.

“Thank you.”

“You are welcome, Mr. Rafael. Apa ada lagi yang bisa kami bantu?”

“No, thanks.”

“Kalau begitu saya permisi dulu. Selamat malam!”

Rafael menutup pintu kamar dan melihat Kirei yang sudah menunduk lesu dan begitu putus asa, tanpa kata langsung menyodorkan dress baru yang diberikan karyawan hotel barusan pada Kirei.

“Pakailah dulu dress ini sekarang. Setelah itu kita baru akan membahasnya lagi,” perintah Rafael.

“Terima kasih,” jawab Kirei lesu dan beranjak menuju kamar mandi untuk mengganti kimono sialan ini dengan dress baru.

“Kamu juga lebih baik pakai baju kamu sekarang, Rafa!” perintah mommy Carol yang langsung dituruti oleh Rafael saat itu juga.

Kirei keluar dari kamar mandi dan meraih tasnya yang berisi dompet dan ponsel.

“Nyonya…”

“Jangan panggil saya Nyonya. Panggil saya Mommy,” sela mommy Carol membuat bola mata Kirei membulat kaget. Bagaimana bisa ia memanggil ibu dari orang lain dengan sebutan mommy? Dan bukan hanya Kirei yang kaget tapi juga Rafael!

Bertahun-tahun Rafael menjalin kasih dengan Alice tidak sekalipun mommynya meminta Alice memanggilnya dengan sebutan mommy. Tapi kenapa dengan Kirei mommynya bisa langsung berbicara seperti ini? Meminta Kirei memanggilnya mommy? Apa yang gadis itu miliki sehingga mommynya begitu menyukai Kirei?

“Maaf, tapi saya tidak bisa, Nyonya. Dan juga saya tegaskan tidak akan menikah dengan tuan Rafael karena tidak ada yang dirugikan disini,” lanjut Kirei.

Rafael mendengus kesal saat lagi-lagi Kirei menolak dirinya! Huh! Seharusnya Rafael yang menolak gadis biasa macam Kirei! Tapi ya sudahlah! Yang penting Kirei sudah mewakilinya untuk menolak pernikahan dadakan ini.

Mommy Carol baru hendak menjawab saat ponsel Kirei berdering nyaring membuat pembicaraan mereka tertunda sementara. Kirei mencari ponselnya dan menatapnya dengan cemas. Telepon dari rumah sakit. Dengan jantung berdetak kencang Kirei mengangkatnya dan menjawab gugup,

“Halo?”

“Dengan Nona Kirei?”

“Iya, saya sendiri. Apa ada masalah dengan ibu saya, Suster?”

“Keadaan ibu anda tiba-tiba menurun drastis. Tolong anda datang secepatnya ke rumah sakit,” beritahu suster di seberang sana membuat Kirei panik seketika.

“Baik, saya segera kesana!”

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Cyya Yaya
wow gak nyangka selama ini Rafael masih perjaka ,itu artinya Rafael sangat menjaga kekasihnya , belum menyentuhnya selagi belum halal
goodnovel comment avatar
Rin Hidayat
Kirei jelas2 kaget n menolak untuk dinikahkan segera. dia masih bingung harus nyari biaya rumah sakit ibunya. mana g kenal. juga dg Rafael. hemm .. kira apa yg terjadi dg ibunya Kirei ya??? yang sabar ya Kirei...
goodnovel comment avatar
Siti Khatijah
cerita yang menarik.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status